PENDAHULUAN
1
memiliki morbiditas yang tinggi dan menyebabkan penderitanya absen dari
sekolah atau pekerjaan untuk waktu yang lama. 60-90% dari kasus-kasus
hepatitis virus diperkirakan berlangsung tanpa dilaporkan. Keberadaan kasus-
kasus subklinis, ketidakberhasilan untuk mengenali kasus-kasus yang ringan
dan kesalahan diagnosis diperkirakan turut menjadi penyebab pelaporan yang
kurang dari keadaan sebenarnya. (Brunner & Sudarth, 2001 : 1169)
2
antara lain: penyebab, tanda dan gejala, pengobatan, perawatan, penularan dan
akibat yang didapat kalau pengobatan tidak dilakukan.
3
1.4 Manfaat Penulisan
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5
i. Kelainan hasil laboratorium seperti penurunan konsentrasi O2 arteri,
penurunan kadar hemoglobin, kadar elektrolit yang tidak normal
2.1.2.2 Faktor emosional
a. Suasasana hati (mood), depresi, cemas
b. Motivasi
c. Ketergantungan zat kimia (mis. Obat-obatan, alcohol, nikotin )
d. Gambaran diri
2.1.2.3 Faktor Perkembangan
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Kehamilan
d. Perubahan massa otot karena perubahan perkembangan
e. Perubahan system skeletal karena perubahan perkembangan.
2.1.3 Fisiologi Pergerakan
6
Tingkat Aktivitas / Mobilisasi Kategori
Tingkat 0 Mampumerawatdirisendirisecarapenuh
Tingkat 1 Memerlukanpenggunaaanalat
Tingkat 2 Memerlukanbantuanataupengawasan
orang lain
Tingkat 3 Memerlukanbantuan, pengawasan orang
lain danperalatan
Tingkat 4 Sangattergantungdantidakdapatmelakukan
atauberpartisipasidalamperawatan
Keterangan :
Fleksi ; Menekuk persendian
7
Ekstensi : Meluruskan persensian
Adduksi : Gerkana anggota tubuh menjauhi aksis
Rotasi : Memutar atau menggerakkan suatu bagian melingkar aksis
Pronasi : Memutar ke bawah
Supinasi : Memutar ke atas
Infers : Menggerakkan ke dalam
Efersi : Menggerakkan ke luar
Untuk mengetahui seberapa derajat kekuatan otot dapat digunakan dengan sekala
sebagai berikut :
Skala KakuatanOtot Keternagan
(%)
0 0 Paralisissempurna
1 10 Tidakadagerakkan,
kontraksiototdapatdipalpasiataudilihat
2 25 Gerakkanototpenuhmelawangravitasidengantopangan
3 50 Gerkkan yang normal melawangravitasi
4 75 Gerakkanpenuh yang normal
melawangravitasidanmelawantahanan minimal
5 100 Kekuatan normal, gerkkanpenh yang normal
melawangravitasidanmelawantahananpenuh
8
Potur tubuh yang baik dapat meningkatkan fungssi tangan dengan baik,
mengurangi jumlah energy yang digunakan, memperthaankan keseimbangan,
mengurangi kecelakaan, memperluas ekspansi paru dan menigkatkan sirkulasi
renal dan gastrointestinal. Untuk mendapatkan postur tubuh yang benar,
terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, diantaranya :
1. Keseimbangan dapar dipertahankan jika garis gravitasi (line og gravy –
garis imajiner vertical) melewati pusat gravitasi (center of gravity – titik
yang berada di pertengahan garis tubuh) dan dasar tumpuan (base of
support – posisi menyangga atau menopang tubuh)
2. Jikia dara tumpuan lebih luas dan pusat gravitasi lebih rendah, kestabilan
dan keseimbangan akan lebih besar.
3. Jika gravitasi berada di luar pusat dasar tumpuan, enegi akan lebih banya
digunakan untuk memperthanakan keseimabangan.
4. Dasar tumpuan yang luas dan bagian – bagian dari postur tubuh yang baik
akan menghemat energy dan mencegah kelelahan otot.
5. Perubahan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidak nyamanan
otot.
6. Mempertkuat otot yang lemah dapat membantu mencegah kekakuan otot
dan ligament.
7. Posisi dan aktivitas yang bervariasi dapat membantu mempertahankan
otot dan mencegah kelelahan.
8. Pergantian antara masa aktivitas dan istirahat dapat mencegah kelelahan.
9. Membagi keseimbangan antara aktivitas pada lengan dan kaki untuk
mencegah beban belakang.
10. Postur yang buru dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri,
kelelahan otot, dan kontraktur.
2.1.8 Body Mechanic
9
Ortopedik adalah pencegahan dan perbaikan dari kerusakan struktur
tubuh seperti pada orang yang mengalami gangguan otot. Orang yang bedrest
lama akan menurunkan tonus otot.
Perlu dipahami tentang body aligment, keseimbangan dan kooerdinasi.
a. Body aligment/postur
b. Postur yang baik karena menggunakan otot dan rangka tersebut secara
benar. Misalnya pada posisi duduk, berdiri, mengangkat benda, dll.
c. Keseimbangan
d. Keadaan postur yang seimbang sesuai dengan garis sumbu dengan
sentralnya adalah gravitasi.
e. Koordinasi pergerakan tubuh
f. Kemampuan tubuh dalam mempertahankan keseimbangan seperti
kemampuan mengangkat benda, maksimal 57 % dari berat badan.
10
2.1.9 Pathway (Nanda,2016)
Pengaruh alkohol,
Inflamasi pada hepar
Hepatitis virus, toksin
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
Glikogenolisis menurun
Peningkatan garam Larut dalam darah
empedu dalam darah
Glukosa dalam darah
berkurang Proritus
Resiko ketidakstabilan
Perubahan kenyamanan Ekresi kedalam kemih
kadar glukosa darah
11
2.2 Konsep Diagnosa Intoleransi Aktivitas
12
3.2.1.3 Merasa lelah
3.2.2 Objektif
3.2.2.1 Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat
3.2.2.2 Gambaran EKG menunjukkan aritmia saat/setelah aktivitas
3.2.2.3 Gambaran EKG menunjukkan iskemia
3.2.2.4 Sianosis
(Buku SDKI Edisi 1 2016)
5) Patofisiologi
6.1 Anemia
6.5 Aritmia
13
2.3 Konsep Dasar HVA (Hepatitis Virus Akut)
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat
disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta
bahan-bahan kimia. (Agus Syahrurahman, 1993).
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan
klinis, biokimia serta seluler yang khas (Melvyn G. Korman, 2001)
14
2. Hepatitis akut an ikterik.¹
Pada bentuk ini keluhan sangat ringan dan samar-samar, umumnya hanya
anorexia dan ganguan pencernaan, pada pemeriksaan laboratorium ditemukan
hiperbilirubinemia ringan, pemeriksan flopia lesi positife dan bilirubinuria,
urein secara makroskopis berwarna seperti the pekat.
1. Hepatitis A
2. Hepatitis B
Hepatitis B adalah salah satu peradangan hati yang disebabkan oleh suatu
virus hepatitis B. Hepatitis B muncul dalam darah dan menyebar melalui
kontak dalam darah, air mani dan cairan vagina yang terinfeksi atau
penggunaan bersama jarum obat. Hepatitis B merupakan penyakit yang dapat
berjalan akut maupun kronik. Sebagian penderita hepatitis B akan sembuh
15
secara sempurna dan mempunyai kekebalan seumur hidup, tapi sebagian lagi
gagal memperoleh kekebalan.
3. Hepatitis C
Hepatitis C adalah penyakit hati yang menular melalui darah yang disebabkan
oleh virus hepatitis C (VHC). Hepatitis C ditularkan melalui kontak seksual,
ASI dari ibu penderita hepatitis C, penggunaan obat-obatan dengan jarum,
pemakaian pisau cukur atau sikat gigi secara bersama.
4. Hepatitis D
Virus hepatitis D (HDV) adalah yang paling jarang tapi paling berbahaya
dari semua virus hepatitis.
Pada infeksi akut, akan terdapat peningkatan IgM anti-HDV dan akan hilang
dalam 30 – 40 hari. Pada penderita dengan infeksi kronis HDV, akan terdapat
peningkatan titer dari IgM dan IgG anti-HDV.
5. Hepatitis E
16
Hepatitis E adalah penyakit rperadangan pada hati yang ditularkan oleh virus
HEV.
Gejala hepatitis ini mirip dengan hepatitis A, demam, pegel linu, lelah,
hilang nafsu makan dan sakit perut. Penyakit ini akan sembuh dengan
sendirinya (self-limited), kecuali bila terjadi pada kehamilan dapat
menyebabkan gagal hati akut yang berbahaya. Penularannya melalui
kontaminasi feses.Tingkat tertinggi infeksi hepatitis E terjadi di daerah
bersanitasi buruk yang mendukung penularan virus.Hepatitis E menyebabkan
penyakit akut tetapi tidak menyebabkan infeksi kronis.
Penyebab hepatitis akut ini bermacam – macam, misalnya saja dari toksin,
obat-obatan, serta kelainan metabolik. Hepatitis akut ini keberlangsungannya
tiba – tiba dan dalam kurun waktu beberapa minggu, dan hal ini terjadi karena
peradangan pada hati yang disebabkan salah satu dari virus hepatitis A, B, C,
D, dan E.
1. Virus
17
kronis
2. Alkohol
3. Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan
hepatitis akut.
1.Masa tunas
18
3.Fase Ikterik
4.Fase penyembuhan
2.3.5 Patofisiologi
2.3.6 Penatalaksanaan
19
• Pemberian obat-obatan
a. Kortikosteroid.
Contoh:
Prednison 3 x 10 mg selama 7 hari.
Hidrocotison 100 mg intravena tiap 6 jam.
Interveron, hanya diberi pada kasus –kasus agak berat.
Starting dosis 40 mg / hr dan dikurangi secara bertahap sampai berhenti
sesudah 6 minggu.
b. Antibiotik, misalnya Neomycin 4 x 1000 mg / hr peroral.
c. Lactose 3 x (30-50) ml peroral.
d.Vitamin K 10 mg/ hr IV, dengan kasus kecenderungan
perdarahan. Bila pasien dalam keadaan prekoma atau koma.
e. Roboransia.
f. Glukonal kalsikus 10% 10 cc intavena (jika ada hipokalsemia)
g. Sulfas magnesikus 15 gr dalam 400 ml air.
h. Infus glukosa 10% 2 lt / hr.
• Istirahat sesuai kebutuhan
• Tersedia vaksin untuk HBV, Karena sifat virus yang sangat menular dan
berpotensi menyebabkan kematian, maka sangat dianjurkan bahwa semua
individu yang termasuk dikelompoknya beresiko tinggi, termasuk para tenaga
20
keshatan atau orang-orang yang terpajan ke produk darah, vaksinasi. Yang juga
dianjurkan untuk divaksinasi dalah orang-orang yang beresiko terhadap virus,
termasuk kaum homoseksual atau heteroseksual yangaktif secara seksual,
pecandu oabat bius, dan bayi.
1.Laboratorium
a. Pemeriksaan pigmen
- Bilirubin urine
b. Pemeriksaan protein
c. Waktu protombin
2. Radiologi
21
- Foto rontgen abdomen
- Pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal yang
berlabel radioaktif
3. Pemeriksaan tambahan
2.3.8 Komplikasi
22
terpapar virus sampai 2 minggu setelahnya. Pemberian vaksin ini dianjurkan
pada anak dengan resiko tinggi. Profilaksis ini tidak diperlukan pada
penderita dewasa yang sering kontak (kantor, pabrik, sekolah dan rumah
sakit) yang biasanya sudah memiliki imunitas. Pemberian ini dapat diberikan
pula pada tentara, petugas kesehatan, pemelihara primata, pekerja
laboratorium, dan mereka yang akan berpergian ke daerah yang sedang
mengalami endemi hepatitis ini.
2. Hepatitis B.
Pemberian dapat berupa immunoglobulin atau komponen virus. Profilaktik
untuk preexposure hepatitis B diberikan pada tenaga kesehatan, pasien
hemodialisis, petugas pengembangan orang-orang cacat, pengguna obat-
obatan terlarang, pelaku seks bebas, penderita yang membutuhkan tranfusi
berulang, ibu yang hamil. Pemberian vaksin dapat diberikan juga setelah
terpapar dari hepatitis B tetapi pemberian berupa rekombinasi vaksin.
3. Hepatitis C.
Tidak ada vaksin yang efektif untuk mencegah terjadinya infeksi hepatitis
C, sehingga pencegahannya adalah dengan menjaga keamanan darah pada
proses donor dan tranfusi darah, dan perubahan pola gaya hidup.
4. Pemberian vaksin hepatitis B dapat mencegah infeksi hepatitis D, selain itu
tidak ada sediaan vaksin untuk hepatitis D.
5. Pemberian imonoglubin dalam pencegahan hepatitis infeksiosa memberi
pengaruh yang baik. Diberikan dalam dosis 0,02ml / kg BB, intramuskular.
23
2.4 Asuhan Keperawatan Teori Dengan Intoleransi Aktivitas pada Klien
HVA (Hepatitis Virus Akut)
2.4.1 Pengkajian
1) Identitas klien
2) Riwayat Kesehatan
6. Genogram
24
Mengkaji keturunan klien (3generasi)
7. Pola Fungsi Kesehatan
a) Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Sehat
Perlu ditanya kebiasaan klien tentang kebersihan diri dan
b) Pola aktivitas-latihan
Klien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya
karena Klien lemah terkulai di atas tempat tidur, lelah ,malaise dan
membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya,
c) Pola nutrisi- metabolisme
Makan : Tidak nafsu makan, porsi makan tidak habis, habis 3
sendok disebabkan Mual muntah .
Minum : minum air putih tidak banyak sekitar 400-500cc
d) Pola eliminasi
BAK : urine warna gelap,encer seperti teh
BAB : Diare feses warna tanah liat
e) Pola tidur
Pasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada
nyeri pada abdomen, mialgia, atralgia, sakit kepala dan puritus.
f) Pola kognitif-perseptual
Meliputi daya penglihatan, pendengaran, penciuman, perubahan,
dan kognitif pasien, serta persepsi pasien tentang penyakitnya.
g) Pola persepsi dan konsep diri
Meliputi body image, kekacauan identitas.
h) Pola seksual reproduksi
Meliputi penyakit yang diderita pasien dapat mempengaruhi
pola seksual pasien, masalah seksual berhubungan dengan
penyakit.
i ) Pola hubungan dan peran
Meliputi hubungan dengan rekan kerja dan teman-teman/
masyarakat.
j) Pola nilai dan kepercayaan
25
Meliputi agama, kekayakinan dan ritualisasi.
2.4.2 Observasi dan Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
2) Tanda-tanda vital
Meliputi pemeriksaan:
(1) B1 (Pernafasan)
(2) B2 (Sirkulasi)
(3) B3 (Persarafan)
26
(4) B4 (Eliminasi)
4) Pemeriksaan penunjang
27
Menurn, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum
disintesis oleh hati dan karena itu kadarnya menurun pada berbagai
gangguan hati.
8. Gula Darah
Hiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan fungsi hati).
9. Anti HAVIgM
Positif pada tipe A
10. HbsAG
Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A)
11. Masa Protrombin
Kemungkinan memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel
hati atau berkurang. Meningkat absorbsi vitamin K yang penting
untuk sintesis protombin.
12. Bilirubin serum
Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk,
mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler)
13. Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein)
Kadar darah meningkat.
BPS dibersihkan dari darah, disimpan dan dikonyugasi dan
diekskresi. Adanya gangguan dalam satu proses ini menyebabkan
kenaikan retensi BSP.
14. Biopsi Hati
Menujukkan diagnosis dan luas nekrosis
15. Skan Hati
Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkin hati.
16. Urinalisa
Peningkatan kadar bilirubin.
Gangguan eksresi bilirubin mengakibatkan hiperbilirubinemia
terkonyugasi. Karena bilirubin terkonyugasi larut dalam air, ia
dsekresi dalam urin menimbulkan bilirubinuria.
28
1) Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, penurunan
kekuatan, malaise dan latergi
2) Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan berhubunagn dengan kurang terpaja/mengingat,
salah interpretasi interpretasi informasi, tidak mengenal sumber
informasi.
Kriteria Hasil :
29
Rasional : Memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa
gangguan
4) Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan
rentang gerak sendi pasif/aktif
Rasional : Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan dapat
terjadi karena keterbatasan aktivitas yang menganggu periode
istirahat.
5) Dorong penggunaan teknik manajemen stres, contoh relaksasi
progresif, visuaslisasi, bimbingan imajinasi. Berikan aktivitas hiburan
yang tepat contoh menonton TV, radio, membaca.
Rasional : Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi,
memusatkan kembali perhatian, dan dapat meningkatkan koping.
6) Awasi terulangnya anoreksia dan nyeri tekan pembesaran hati.
Rasional : Menunjukkan kurangnya resolusi/eksaserbasi penyakit
memerlukan istirahat lanjut, mengganti program tercapai.
2.Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang terpajan/mengingat,
salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi.
Tujuan :
Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan
Mengidentifikasi hubungan tanda/gejala penyakit dan hubungan gejala
dengan faktor penyebab
Melakukan perubahan perilaku dan berpartisipasi pada pengobatan
Rencana Tindakan :
1) Kaji tingkat pemahaman proses penyakit, harapan/ prognosis,
kemungkinan pilihan pengobatan
Rasional : Mengidentifikasi area kekurangan pengetahuan/ salah
informasi dan memberikan kesempatan untuk memberikan informasi
tambahan sesuai keperluan. Catatan : Transfusi..mungkin diperlukan
pada adanya penyakit berat gagal hati.
2) Berikan informasi khusus tentang pencegahan/penularan penyakit,
contoh kontak yang memerlukan gama globulin, masalah pribadi tak
30
perlu dibagi, tekankan cuci tangan dan sanitasi pakaian, cuci piring, dan
fasilitas kamar mandi bila enzim hati masih tinggi. Hindari kontak intim,
seperti ciuman, kontak seksual dan terpajan pada infeksi, khususnya
infeksi saluran kemih (ISK).
Rasional : Kebutuhan/rekomendasi akan bervariasi karena hepatitis
(agen penyebab) dan situasi individu
3) Rencanakan memulai aktivitas sesuai toleransi, dengan periode istirahat
adekuat. Diskusikan pembatasan mengangkat berat, latihan
keras/olahraga
Rasional : Ini tak perlu untuk menunggu sampai bilirubin serum
kembali norma untuk memulai aktivitas (memerlukan waktu berbulan-
bulan), tetapi aktivitas keras perlu dibatasi sampai kembali ke ukuran
normal. Bila pasien mulai merasa baik, ia perlu memahami tentang
pentingnya istilah adekuat lanjutan dalam mencegah kekambuhan.
(terjadi pada 5%-25% orankg dewasa).
Catatan : Energi memerlukan 3-6 bulan untuk kembali normal.
4) Bantu pasien mengidentifikasi aktivitas pengalih
Rasional : aktivitas yang dapat dinikmati akan membantu menghindari
pemusatan pada penyembuhan panjang.
5) Dorong kesinambungan diet seimbang
Rasional : Meningkatkan kesehatan umum dan meningkatkan
penyembuhan/regenerasi jaringan.
6) Identifikasi cara untuk mempertahankan fungsi usus biasanya, contoh
masukan cairan adekuat/diet serat, aktivitas/latihan sedang sesuai
toleransi
Rasional : Penurunan tingkat aktivitas, perubahan pada pemasukan
makanan/cairan dan motilitas usus dapat mengakibatkan konstipasi.
7) Diskusikan efek samping dan bahaya minum obat yang dijual
bebas/diresepkan (contoh asetaminofen, aspirin, sulfonamid, beberapa
anestetik) dan perlunya melaporkan ke pemberi perawatan tentang
diagnosa.
31
Rasional : Beberapa obat merupakan toksik untuk hati, banyak lain
dimetabolisme oleh hati dan harus dihindari penyakit hati berat karena
menyebabkan efek toksik/ hepatitis kronis
8) Diskusikan pembatasan donatur darah
Rasional : Mencegah penyebaran penyakit infeksi. Kebanyakan
undang-undang negara bagian menerima donor yang mempunyai
riwayat berbagai tipe hepatitis.
9) Tekankan pentingnya mengevaluasi pemeriksaan fisik dan evaluasi
laboratorium
Rasional : Proses penyakit dapat memakan waktu berbulan-bulan
untuk membaik. Bila gejala ada lebih lama dari 6 biopsi hati
diperlukan untuk memastikan adanya penyakit kronis.
10) Kaji ulang perlunya menghindari alkohol selama 6-12 bulan minimum
atau lebih lama sesuai toleransi individu
Rasional : Meningkatkan iritasi hepatik dan mempercepat pemulihan.
32
DAFTAR PUSTAKA
33