DISUSUN OLEH :
TANJUNGPINANG
2013
1|Page
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia usaha sekarang ini sangat pesat. Hal ini ditandai dengan tajamnya
persaingan dalam dunia usaha guna mempertahankan dan meningkatkan usahanya. Dengan
tajamnya persaingan tersebut perusahaan dituntut mampu menghadapi persaingan yang ada.
Demikian juga dalam dunia usaha khususnya industri kecil. Industri kecil diharapkan
mempunyai kebijakan dan strategi untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan usahanya.
Industri kecil dan menengah termasuk industri kerajinan dan industri rumah tangga perlu
dibina menjadi usaha yang makin efisien dan mampu untuk berkembang agar dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat, membuka lapangan pekerjaan dan mampu
meningkatkan perannya dalam penyediaan barang dan jasa, baik untuk keperluan pasar dalam
negeri maupun pasar luar negeri. Pengembangan industri kecil dan menengah perlu diberi
kemudahan baik dalam permodalan, perizinan maupun pemasaran.
Banyak usaha kecil pada saat sekarang ini saling bersaing, terutama pada industri yang
memproduksi produk sejenis. Hal tersebut bagi industri kecil merupakan ancaman yang harus
segera ditindak lanjuti karena secara langsung akan mempengaruhi kelangsungan hidup
usahanya, mengingat penjualan dari produk yang dihasilkan merupakan sumber pendapatan
utama bagi perusahaan atau industri kecil tersebut. Untuk mengatasi hal itu, perusahaan
dituntut untuk antisipatif terhadap segala kemungkinan yang terjadi dalam persaingan. Salah
satunya adalah penentuan harga jual. Penentuan harga jual yang tidak tepat sering berakibat
fatal pada masalah keuangan perusahaan dan akan mempengaruhi kelanjutan usaha suatu
perusahaan. Ketidaktepatan tersebut akan menimbulkan resiko pada perusahaan, misalnya
kerugian yang terus menerus atau menimbunnya produk di gudang karena macetnya
pemasaran. Untuk itu setiap perusahaan harus menetapkan harga jualnya secara tepat karena
harga merupakan unsur pokok pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Pada hakikatnya
perusahaan dalam menjual produknya harus dapat mencapai keuntungan yang diharapkan,
sehingga perusahaan dalam menjual produknya harus menetapkan harga jual.
2|Page
Umumnya harga jual produk dan jasa ditentukan oleh perimbangan permintaan dan
penawaran di pasar, sehingga biaya bukan satu-satunya penentu harga jual. Selera konsumen,
jumlah pesaing yang memasuki pasar, dan harga jual yang ditentukan pesaing, merupakan
contoh faktor-faktor yang sulit untuk diramalkan, yang mempengaruhi pembentukan harga
jual produk di pasar. Satu-satunya yang memiliki kepastian relatif tinggi yang berpengaruh
dalam penentuan harga jual adalah biaya. biaya memberikan informasi batas bawah suatu
harga jual harus ditentukan. Di bawah biaya penuh produk atau jasa, harga jual akan
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Kerugian yang timbul akibat harga jual di bawah
biaya produk atau jasa, dalam jangka waktu tertentu mengakibatkan perusahaan akan berhenti
sebagai going concern atau akan mengganggu pertumbuhan perusahaan. Penentuan harga jual
pada umumnya merupakan pengambilan keputusan yang menyangkut masa depan. Meskipun
harga jual produk sudah terbentuk di pasar, informasi biaya penuh terutama biaya produksi
sangat dibutuhkan sebagai titik awal untuk mengurangi ketidakpastian dalam menentukan
harga jual produk atau jasa yang akan dibebankan kepada customer di masa yang akan datang.
Biaya produksi juga merupakan dasar yang memberikan perlindungan bagi perusahaan
dari kemungkinan kerugian. Kerugian akan mengakibatkan suatu usaha tidak dapat tumbuh
dan bahkan akan dapat mengakibatkan perusahaan harus menghentikan kegiatan bisnisnya.
Untuk menghindari kerugian, salah satu cara adalah dengan berusaha memperoleh pendapatan
yang paling tidak dapat menutup biaya produksi. Dengan demikian, sangat penting
memperhitungkan biaya produksi dan menetapkan harga jual produk dengan tepat untuk
memberikan perlindungan bagi perusahaan dari kemungkinan kerugian
Pada dasarnya dalam keadaan normal, harga jual produk atau jasa harus dapat menutup
biaya penuh yang bersangkutan dengan produk atau jasa dan menghasilkan laba yang
dikehendaki. Biaya penuh merupakan total pengorbanan sumber daya untuk menghasilkan
produk atau jasa, sehingga semua pengorbanan ini harus dapat ditutup oleh pendapatan yang
diperoleh dari penjualan produk atau jasa. Disamping itu, harga jual harus pula dapat
menghasilkan laba yang memadai, sepadan dengan investasi yang ditanamkan untuk
menghasilkan produk atau jasa. Dengan demikian informasi biaya produk atau jasa sangat
diperlukan dalam pengambilan keputusan penentuan harga jual, meskipun biaya bukan satu-
satunya faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan harga jual.
3|Page
Industri kecil keripik tempe saat ini keberadaannya tengah berkembang . Baik dalam
bidang permodalan dan pemasarannya. Dikarenakan letak tanjungpinang yang strategis maka
pemasaran keripik tempe ini mengalami kemajuan dibidang pemasaran. Keripik tempe ini
telah dipasok hingga pasar Singapura. namun pada dasarnya agar lebih dapat dikenal lagi
produk anak daerah ini di ranah nasional maupun internasional maka diperlukan modal yang
cukup besar dan pengusaha harus bisa bersaing dengan pengusaha keripik tempe sejenis
lainnya . Salah satu sasaran utama industri kecil keripik tempe ini adalah memperoleh laba,
dalam usaha memperoleh laba tersebut mereka mengeluarkan pengorbanan-pengorbanan atau
biaya yang relative tinngi , sehingga pengusaha tersebut berusaha keras dalam melaksanakan
usahanya dengan tujuan untuk menutup biaya-biaya yang dikeluarkan dengan harapan dapat
memperoleh hasil yang mendatangkan keuntungan yang tinggi pula.
Pada dasarnya , dapat diketahui bahwa dalam menentukan harga jual keripik tempe ,
pengusaha kurang memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual produknya.
Hal ini nampak dalam penghitungan biaya produksi misalnya dalam penghitungan biaya
belum dilakukan secara betul. Ada biaya yang belum diperhitungkan dalam penghitungan
biaya produksi, seperti biaya tenaga kerja pemilik atau keterkaitan keluarga dalam usaha.
Padahal dalam perhitungan biaya produksi semua unsur yang membentuk biaya produksi
seharusnya dimasukkan misalnya, gaji pimpinan maupun biaya tenaga kerja langsung.
Pemakaian tenaga kerja langsung belum diperhitungkan karena dikerjakan oleh anggota
keluarganya sendiri dan warga sekitar , begitu juga menyangkut jam kerja mereka kurang
mengenal waktu. Pengusaha semestinya memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
dalam penentuan harga jual produk untuk kelangsungan usahanya.
Bertitik tolak dari hal tersebut peneliti berharap dengan menganalisis “Pengaruh Biaya
Produksi terhadap Penentuan Harga Jual pada Industri Kecil Keripik Tempe di
Tanjungpinang” , dapat dilihat seberapa besarkah sumbangan biaya produksi terhadap harga
jual.
4|Page
1.2 Perumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas adalah Sejauh mana biaya produksi
berpengaruh terhadap harga jual keripik tempe diTanjungpinang.
5|Page
BAB II
LANDASAN TEORI
Menurut Mulyadi (2000:14) Biaya produksi merupakan biaya - biaya yang terjadi
untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
Menurut Hansen Mowen (2004:19) Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan
dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa
Menurut Supriyono (1999:19) Biaya produksi yaitu semua biaya yang berhubungan
dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai.
Maka dapat disimpulkan dari beberapa pendapat ahli bahwa biaya produksi adalah
biaya yang berhubungan dengan produksi dan harus dikeluarkan untuk mengolah dan
membuat bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
Dalam akuntansi biaya ,penggolongan biaya ditentukan atas dasar tujuan yang hendak
dicapai, Dengan penggolongan tersebut biaya dapat digolongkan menurut:
6|Page
b) Biaya pemasaran, merupakan biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan
pemasaran produk
c) Biaya Administrasi dan Umum, yaitu merupakan biaya untuk mengkoordinir
kegiatan produksi dan pemasaran produk
7|Page
2.2.3 Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi
Dalam pembuatan produk terdapat dua kelompok biaya yaitu biaya produksi dan biaya
nonproduksi. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan
bahan baku menjadi produk, sedangkan biaya nonproduksi merupakan biaya-biaya yang
dikeluarkan unuk kegiatan nonproduksi, seperti kegiatan pemasaran dan kegiatan administrasi
dan umum. Biaya produksi membentuk harga pokok produksi, yang digunakan untuk
menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk yang pada akhir periode
akuntansi masih dalam proses. Biaya nonproduksi ditambahkan pada harga pokok produksi
untuk menghitung total harga pokok produk.
Pengumpulan Harga Pokok Produksi sangat ditentukan oleh cara produksi. Adapun
macam-macam jenis metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi adalah sebagai berikut :
8|Page
2. Metode Harga Pokok Proses
Metode harga pokok proses merupakan pengumpulan harga pokok produksi yang
digunakan perusahaan yang mengolah produknya secara massa. Di dalam metode ini
biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu dan harga
pokok produksi persatuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam
proses tertentu selama waktu yang berkaitan. Perusahaan yang beropersai secara massa
memiliki karakteristik sebagai berikut :
a) Produk yang dihasilkan adalah produk standar
b) Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama
c) Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah rencana produk standar
untuk jangka waktu tertentu
Karakteristik pengumpulan harga pokok produksi dalam metode harga pokok proses
adalah sebagai berikut :
Dalam suatu proses produksi tidak semua produk yang dioleh dapat menjadi produk yang
baik yang memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Kadang juga terdapat produk yang
hilang ditinjau dari terjadinya, produk dapat hilang pada awal proses maupun akhir proses.
Produk yang hilang pada awal proses berakibat:
1. Menaikkan harga pokok per satuan produk yang diterima dari departemen produksi
sebelumnya
2. Menaikkan harga pokok per satuan yang ditambahkan dalam departemen produksi
setelah departemen produksi yang pertama.
9|Page
Produk hilang yang terjadi diakhir proses berakibat menaikkan harga pokok persatuan
produk yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang.
1. FULL COSTING
Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan
semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik berperilaku variabel
maupun tetap. Harga pokok produksi yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri
dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya
overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya
nonproduksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum).
2. VARIABLE COSTING
Variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi yang beperilaku variabel ke dalam harga pokok
produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik variabel. Harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan
variable costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel (biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya
nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum
variabel) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya
administrasi dan umum tetap.
10 | P a g e
2.2.5 Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi
11 | P a g e
2.2. Harga Jual
2.2.1. Pengertian Harga Jual
Penetapan harga jual yang tepat adalah salah satu faktor penting bagi perusahaan. Kurang
berarti jika sebuah perusahaan dapat memproduksi barang sangat baik namun tidak dapat
menetapkan harga jual dengan tepat untuk barang produksinya .
Harga jual adalah nilai tukar suatu barang atau jasa, yaitu jumlah uang yang pembeli
sanggup membayar kepada penjual untuk suatu barang tertentu (Sriyadi, 2001:178 )
Harga jual adalah besarnya harga yang akan dibebankan kepada konsumen yang
diperoleh atau dihitung dari biaya produksi ditambah biaya non produksi dan laba yang
diharapkan (Mulyadi)
Harga jual (selling price) adalah harga jual meliputi biaya yang dikeluarkan untuk
produksi dan distribusi, ditambah dengan jumlah laba yang diinginkan (Aliminsyah dan Padji,
2003:301)
Maka disimpulkan bahwa harga jual adalah besarnya harga yang dibebankan atau
dikeluarkan untuk produksi tambah biaya non produksi dan jumlah laba yang di inginkan.
12 | P a g e
bertujuan lainnya, serta penyelenggaraan seminar. Bagi sebuah perusahaan penerbangan,
biaya penerbangan untuk satu pesawat yang terisi penuh maupun yang hanya terisi
separuh tidak banyak berbeda. Oleh karena itu, banyak perusahaan penerbangan yang
berupaya memberikan insentif berupa harga spesial agar dapat meminimalisasi jumlah
kursi yang tidak terisi.
5. Tujuan-Tujuan Lainnya
Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing,
mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau menghindari
campur tangan pemerintah. Organisasi non profit juga dapat menetapkan tujuan
penetapan harga yang berbeda, misalnya untuk mencapai partial cost recoveryfull cost
recovery atau untuk menetapkan social price.Tujuan-tujuan penetapan harga di atas
memiliki implikasi penting terhadap strategi bersaing perusahaan.
13 | P a g e
2.2.3. Faktor -Faktor Penentuan Harga Jual
Menurut Kotler dan Armstrong dalam buku Strategi Pemasaran (Fandi Tjiptono,
1997:154) secara umum ada dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan
harga jual, yaitu faktor internal perusahaan dan lingkungan eksternal.
14 | P a g e
(misalnya perusahaan minyak, penerbangan luar angkasa) biasanya setiap perusahaan
memiliki departemen pemasaran atau manajemen puncak.Pihak-pihak lain yang
memiliki pengaruh terhadap penetapan harga adalah manajer penjualan, manajer
produksi, manajer keuangan dan akuntan.
15 | P a g e
Kemudahan untuk memasuki industri tersebut
Bila suatu industri mudah untuk dimasuki maka perusahaan yang ada sulit
mempengaruhi atau mengendalikan harga. Sedangkan bila ada hambatan masuk
kepasar (gamer to market entry) maka perusahaan – perusahaan yang sudah ada
dalam industri tersebut dapat mengendalikan harga. Hambatan masuk ke pasar
dapat berupa:
a. Persyaratan teknologi
b. Investasi modal yang besar
c. Ketidak tersediaan bahan baku pokok / utama
d. Skala ekonomis yang sudah dicapai perusahaanperusahaan yang telah ada sulit
diarahkan oleh para pendatang baru
e. Kendali atas sumber daya alam oleh perusahaanperusahaan yang sudah ada
f. Keahlian dalam pemasaran
16 | P a g e
1. Penentuan Harga Jual Normal (Normal Pricing)
a) Cost-Plus Pricing Metode penentuan harga jual normal seringkali disebut dengan
istilah cost-plus pricing yaitu penentuan harga jual dengan cara menambahkan laba
yang diharapkan di atas biaya penuh masa yang akan datang untuk memproduksi dan
memasarkan produk, karena harga jual ditentukan dengan menambah biaya masa yang
akan datang dengan suatu persentase markup (tambahan diatas jumlah biaya) yang
dihitung dengan formula tertentu. Harga jual produk atau jasa dalam keadaan normal
ditentukan dengan formula sebagai berikut:
(Mulyadi, 2001:348)
Dengan demikian ada dua unsur yang diperhitungkan dalam penentuan harga jual ini
yaitu taksiran biaya penuh dan laba yang diharapkan. Taksiran biaya penuh dapat
dihitung dengan dua pendekatan yaitu full costing dan variable costing. Untuk
memperkirakan berapa laba wajar yang diharapkan, yang perlu dipertimbangkan
dalam penentuan harga jual adalah: Cost of capital, Risiko bisnis dan besarnya capital
employed.
17 | P a g e
kepentingan perhitungan persentase markup. Rumus perhitungan harga jual atas dasar
biaya secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut :
biaya yang
Harga Jual per Unit = berhubungan langsung + persentase mark up
dengan volume (per unit)
Konsep biaya yang berhubungan langsung dengan volume menurut metode full
costing adalah biaya produksi dan yang tidak berhubungan langsung adalah biaya
biaya non produksi. Sedangkan dalam pendekatan variabel costing, biaya penuh yang
dipengaruhi secara langsung oleh volume produk terdiri dari biaya variabel sedangkan
yang tidak dipengaruhi secara langsung adalah biaya biaya tetap.
c) Penentuan Harga Jual Waktu dan Bahan (Time and Material Pricing) Penentuan harga
jual ini ditentukan sebesar biaya penuh ditambah dengan laba yang diharapkan.
Metode penentuan harga jual ini biasanya digunakan pada perusahaan jasa atau
perusahaan yang menjual jasa reparasi suku cadang sebagai pelengkap penjualan jasa.
Volume jasa dihitung berdasarkan waktu yang diperlukan untuk melayani konsumen,
sehingga perlu dihitung harga jual per satuan waktu yang dinikmati oleh konsumen.
(Mulyadi, 2001: 355)
18 | P a g e
2. Penentuan Harga Jual dalam cost-type contract
Cost-type contract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa yang pihak pembeli setuju
untuk membeli produk atau jasa pada harga yang didasarkan pada total biaya yang
sesungguhnya dikeluarkan oleh produsen ditambah dengan laba yang dihitung sebesar
persentase tertentu dari total biaya sesungguhnya.
3. Gross Margin Pricing Metode penentuan harga jual dengan proses Margin Pricing pada
umumnya tepat digunakan oleh perusahaan perdagangan dimana jenis perusahaan ini
tidak membuat sendiri produk yang dijual sehingga tidak banyak aktiva tetap digunakan.
Caranya dengan menentukan persentase tertentu diatas harga (Cost) produk yang dibeli,
persentase ini disebut mark up. Persentase ini meliputi dua komponen yaitu bagian untuk
menutup biaya operasi dan bagian yang merupakan laba yang diinginkan. Berbagai
macam faktor yang mempengaruhi besarnya mark up, diantaranya adalah:
a. Musiman tidaknya produksi
b. Tinggi rendahnya biaya operasi
c. Besar kecilnya aktiva (modal) yang digunakan
d. Tajam tidaknya persaingan
19 | P a g e
memproduksi suatu produk, karena biaya akan memberikan informasi batas bawah terhadap
harga jual yang akan ditentukan.
Dengan memperhatikan biaya produksi tersebut diharapkan akan tepat dalam penentuan
harga jual. Hal ini menunjukkan suatu keterkaitan antara biaya produksi dan harga jual.
Secara umum untuk membentuk harga jual suatu produk merupakan penjumlahan antara laba
yang diinginkan dengan biaya produksi. Jadi jika biaya produksi yang dikeluarkan pada suatu
produk tinggi, maka laba yang diinginkan seharusnya disesuaikan dengan harga jual di
pasaran dan sebaliknya jika menginginkan laba yang diinginkan tinggi maka produsen harus
dapat menekan biaya produksi. Keterkaitan tersebut dapat digambarkan dengan skema
sebagai berikut :
20 | P a g e
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2000:108). Di dalam suatu
penelitian apabila peneliti ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian,
maka peneliti ini merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut dengan
studi populasi atau studi kasus. Populasi dalam penelitian ini adalah Industri kecil keripik
tempe di tanjungpinang.
3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti ( Arikunto, 2000:109). Adapun
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah industri kecil keripik tempe yang
berlokasi Dijalan Adi Sucipto Km 12 Tanjungpinang .
21 | P a g e
a. Biaya Produksi (X1)
Biaya produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik yang dikeluarkan dalam rangka proses
produksi yaitu mengolah bahan baku menjadi produk jadi keripik tempe .
b. Harga Jual (Y)
Harga jual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai tukar atau nilai akhir
barang yang merupakan penjumlahan dari biaya-biaya produksi dan biaya lain untuk
memproduksi suatu barang ditambah dengan sejumlah keuntungan yang
diinginkan.dari produk keripik tempe yang ditentukan dengan uang.
22 | P a g e
e = Error Term
untuk menghitung nilai a, b dan e ini menggunakan program komputer statistik yaitu
SPSS.
b. Uji hipotesis
1. Uji t-statistik
Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel
independennya. Nilai thitung masing-masing koefisien regresi dapat diketahui dari hasil
penghitungan komputer.
Untuk menentukan nilai t-statistik tabel ditentukan tingkat signifikasi 5% dengan df =(n-
k-1) dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel termasuk intersep
dengan kriteria uji adalah:
Jika t hit > t tabel, maka Ho ditolak
Jika t hit < t tabel, maka Ho diterima
Hipotesisnya yaitu :
Ho = β1 = 0
β 2= 0
Artinya , tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen (X) terhadap
variabel dependen(Y)
Ho = β1 # 0
β2 # 0
Artinya , terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen (X) terhadap
variabel dependen (Y)
2. Koefisien determinasi
Ukuran statistik yang dapat menggambarkan hubungan antara suatu variabel dengan
variabel lain adalah koefisien determinasi dan koefisien korelasi. Koefisien determinasi
diberi simbol (r²) dan koefisen korelasi diberi symbol r. Koefisien determinasi adalah
salah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan
pengaruh antara dua variabel.
23 | P a g e
Koefisien determinasi (r²) dari hasil regresi sederhana menunjukkan tingkat kejelasan
yang dapat diberikan oleh model tersebut terhadap perubahan variabel dependen. Secara
umum nilai r² terletak pada nilai 0 sampai dengan 1 (0< r²<1). Nilai koefisien determinasi
menunjukkan persentase variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh
persamaan regresi yang dihasilkan.
Semakin mendekat nol besarnya koefisien determinasi (r²) suatu persamaan regresi,
semakin kecil pula pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen
(dengan kata lain semakin kecil kemampuan model dalam menjelaskan perubahan nilai
variabel dependen). Sebaliknya, semakin mendekat satu besarnya koefisien determinasi
(r²) suatu persamaan regresi, semakin besar pula pengaruh semua variabel independen
terhadap nilai variabel dependen
24 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Aliminsyah dan Padji, 2003. Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan...... :Y.Rama Widya
Arikunto, Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta:
Jakarta
Sriyadi. 1991. Pengantar Ilmu Ekonomi Perusahaan Modern : IKIP Semarang Press
25 | P a g e