Anda di halaman 1dari 15

13/07/2017

IMPLEMENTASI BEST MANAGEMENT


PRACTICES (BMP) MELALUI PEMELIHARAAN
KESEHATAN TANAH SEBAGAI BAGIAN DARI
PENGELOLAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
BERKELANJUTAN

Oleh: Lambok Siahaan

PT PADASA ENAM UTAMA

PENDAHULUAN

Produktivitas Optimal

Lahan yang
sesuai • Kajian Objektif Lembaga
(jenis tanah, yang berkompeten
topografi, iklim,
dll)

Bahan • Lembaga Penelitian dan


Tanaman Produsen Benih

Kultur Teknis
(Pemeliharaan,
Panen, Hama
Penyakit, • Manajemen Kebun
Pemupukan,
Pengelolaan
tanah)

1
13/07/2017

PENDAHULUAN

 Tanah tidak hanya sebatas tempat


tumbuh tanaman (kelapa sawit).
 Lebih luas, tanah merupakan
suatu ekosistem yang memiliki
banyak fungsi:
 Penyedia Hara
 Penyedia Air
 Penyedia Udara
 Tempat aktivitas mikro
hingga mikrofauna tanah

KONSEP KESEHATAN TANAH

 Kesehatan tanah merupakan Integrasi dan


optimasi sifat tanah yang bertujuan untuk
peningkatan produktivitas dan kualitas
tanah, tanaman, dan lingkungan dimana hal
ini dapat diukur melalui kinerja tanah
apakah tanah dapat menjalankan fungsinya
dengan baik atau tidak.
 Kesehatan tanah berhubungan dengan
teknik pengelolaan tanah yang tepat
sehingga tanah menjadi lebih produktif yang
tentunya akan menguntungkan bagi
pertumbuhan tanaman.
 Salah satu indikator sederhana menurunnya
kesehatan tanah adalah menurunnya
kandungan bahan organik tanah

2
13/07/2017

PRAKTIK PEMELIHARAAN KESEHATAN TANAH DI KEBUN KELAPA SAWIT


PT PADASA ENAM UTAMA
1. Aplikasi Tandan Kosong dan kompos tandan kosong kelapa sawit
 Sumber bahan organik terbesar di
perkebunan kelapa sawit adalah
tandan kosong kelapa sawit. Dari satu
ton TBS yang diolah di pabrik kelapa
sawit sekitar 22% adalah tandan
kosong kelapa sawit, dengan kata lain
untuk setiap satu ton TBS yang diolah
di pabrik kelapa sawit maka akan
tersedia sekitar 220 kg tandan kosong
kelapa sawit.

 PT Padasa Enam Utama konsisten


melakukan aplikasi TKS dengan dosis
40 ton/ha/tahun pada tanaman
menghasilkan.

 Pada areal TBM dilakukan aplikasi


kompos TKS  15kg/lubang tanam; 50
kg/pohon/semester pada masa TBM

Aplikasi tandan kosong sawit pada areal TBM

3
13/07/2017

Aplikasi tandan kosong sawit pada areal TM

Kegiatan pengomposan TKS di kebun PT Padasa Enam Utama

4
13/07/2017

Kegiatan pengomposan TKS di kebun PT Padasa Enam Utama

PRAKTIK PEMELIHARAAN KESEHATAN TANAH DI KEBUN KELAPA SAWIT


PT PADASA ENAM UTAMA
2. Aplikasi Limbah cair pabrik kelapa sawit

 Selain pemanfataan tandan kosong kelapa sawit, PT Padasa Enam Utama


juga terus berinovasi dalam pemanfaatan bahan organik di perkebunan
kelapa sawit. Saat ini PT Padasa Enam Utama sedang melakukan
penelitian tentang pemanfaatan limbah cair pabrik kelapa sawit sebagai
bahan pembenah tanah sekaligus sebagai usaha pengendalian penyakit
busuk pangkal batang yang disebabkan jamur Ganoderma.
 Limbah cair hasil treatment diaplikasikan di dalam piringan pohon
dengan menggunakan mobil tanki dengan dosis 50 liter/pokok/semester
pada areal TBM.
 Untuk areal TM limbah cair diaplikasikan sebanyak 50-75
liter/pohon/semester di dalam dan luar piringan pohon.

5
13/07/2017

Kolam Perlakuan Limbah Cair

Aplikasi Limbah Cair pada tanaman belum menghasilkan

6
13/07/2017

Penyiraman Limbah Cair pada tanaman menghasilkan 10-12 kali


setahun, dosis 50-75 liter / pohon yang diaplikasikan di dalam
piringan dan di luar piringan

Fruiting body Ganoderma telah melapuk setelah aplikasi limbah cair

7
13/07/2017

Munculnya akar baru setelah aplikasi limbah cair

PRAKTIK PEMELIHARAAN KESEHATAN TANAH DI KEBUN KELAPA SAWIT


PT PADASA ENAM UTAMA
3. Pengendalian Hama dan Gulma Secara Lestari
 PT Padasa Enam Utama sudah sejak lama berkomitmen meminimalisir penggunaan
herbisida dan pestisida dalam upaya mewujudkan perkebunan kelapa sawit yang
lestari dan berkelanjutan.
 Dalam pelaksanaan pengendalian gulma dilakukan dengan tetap mengkombinasikan
antara cara khemis dan manual. Sebagai contoh, untuk pengendalian gulma di
piringan dilakukan dengan cara garuk piringan, sementara untuk gawangan dilakukan
dengan babat layang. Dengan demikian kelembaban tanah tetap terjaga, kehidupan
organisme tanah juga tetap baik sehingga kesehatan tanah terpelihara.
 Untuk pengendalian hama, PT Padasa Enam Utama konsisten menerapkan Early
Warning System dengan cara mengoptimalkan fungsi monitoring atau kontrol sebagai
komponen utamanya. Selain itu juga dilakukan pemeliharaan tanaman-tanaman
bermanfaat seperti Antigonon leptopus, Turnera subulata, Turnera ulmifolia, sebagai
tempat berkembangbiaknya musuh alami hama.

8
13/07/2017

Pengendalian gulma dengan


babat layang

Peforma Tanaman Belum Menghasilkan

9
13/07/2017

Konservasi Tanaman Bermanfaat Sebagai Tempat Musuh Alami Hama Kelapa Sawit

PRAKTIK PEMELIHARAAN KESEHATAN TANAH DI KEBUN KELAPA SAWIT


PT PADASA ENAM UTAMA
4. Pemupukan yang tepat dari segala aspek
 Pencapaian produksi yang optimal tentu tidak terlepas dari aspek
pemupukan yang tepat, untuk itu PT Padasa Enam Utama konsisten
memegang prinsip 5T (Tepat Jenis, Dosis, Cara, Waktu, dan Administrasi)
dalam melakukan pemupukan.
 Setidaknya ada tiga hal yang perlu dilakukan yaitu: a) pemahaman tentang
sifat dan jenis tanah; b) memperbaiki kesehatan tanah sebelum melakukan
pemupukan melalui aplikasi bahan organik; dan c) pemahaman tentang data
curah hujan atau iklim.
 Pemupukan di PT Padasa Enam Utama dilakukan dengan mengkombinasikan
pupuk majemuk dan pupuk tunggal dengan aplikasi 3 kali setahun.
 PT Padasa Enam Utama juga terus melakukan kerjasama dengan lembaga-
lembaga penelitian kaitannya dengan peningkatan efektivitas dan efesiensi
pemupukan dengan sasaran akhir perkebunan kelapa sawit yang
mensejahterakan, lestari, serta berkelanjutan.

10
13/07/2017

Pelaksanaan Pempukan yang Tepat dan Disiplin

Tepat waktu pemupukan

Aplikasi 1 Aplikasi 3

Aplikasi 2

11
13/07/2017

Kerjasama penelitian dengan beberapa lembaga penelitian

Kerjasama penelitian dengan beberapa lembaga penelitian

12
13/07/2017

RAGAM PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT SELAMA SATU SIKLUS DI PT


PADASA ENAM UTAMA

 Pemeliharaan kesehatan
tanah berdampak pada Produktivitas Tanaman TT 1986
pencapaian produksi
tanaman yang cukup
tinggi.
 Pada saat tanaman
berumur 25 tahun,
tanaman sudah tidak lagi
dipupuk.
 Tanaman tahun tanam 1986
pada umur 25-29 tahun
rata-rata memiliki
produktivitas sebesar 22,68
ton/ha/tahun.

RAGAM PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT SELAMA SATU SIKLUS DI PT


PADASA ENAM UTAMA
Perkembangan Produktivitas (ton/ha) tanaman Selama satu siklus

13
13/07/2017

RAGAM PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT SELAMA SATU SIKLUS DI


PT PADASA ENAM UTAMA
Perkembangan Jumlah tandan/pokok selama satu siklus

RAGAM PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT SELAMA SATU SIKLUS DI PT


PADASA ENAM UTAMA
Perkembangan berat tandan (kg) selama satu siklus

14
13/07/2017

PENUTUP
 Tanah memilik fungsi yang luas sebagai suatu ekosistem yang harus dijaga dan
dipelihara kelestariannya guna mendukung pertumbuhan tanaman, dalam hal
ini tentunya kelapa sawit.
 Segala kegiatan yang rutin dilaksanakan di perkebunan kelapa sawit mau tidak
mau pasti menurunkan kesehatan tanah, akibatnya kualitas dan produktivitas
tanah juga menurun dan tentunya berdampak terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman baik langsung maupun tidak langsung.
 Sudah selayaknya praktisi perkebunan mulai memikirkan pengelolaan
perkebunan kelapa sawit yang berwawasan lingkungan melalui penerapan
pemeliharaan kesehatan tanah sebagai bagian dari kegiatan pengelolaan
perkebunan kelapa sawit.
 Pemanfaatan bahan organik yang tersedia di perkebunan kelapa sawit secara
tepat dan bijaksana merupakan langkah nyata dalam upaya pemeliharaan
kesehatan tanah.
 Tanah yang sehat akan mampu menjalankan fungsinya dengan baik sehingga
akan memberikan manfaat yang tinggi di segala aspek.

15

Anda mungkin juga menyukai