Disusun oleh :
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS JEMBER
2019
IMPLEMENTASI TIME DRIVEN ACTIVITY BASED COSTING (TDABC) PADA
USAHA KECIL MENENGAH (UKM) PADA NANDA STRUDEL : STRUDEL ISI TAPE
COKLAT
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis menuntut setiap pelaku bisnis
dapat menata usahanya semaksimal mungkin agar dapat bertahan dan bersaing dengan
pelaku bisnis yang lain. Setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam
dunia idustri akan memperhatikan kualitas produknya yang akan memberikan dampak
positif pada bisnisnya.
Dengan berkembangnya zaman, produksi kualitas tinggi yang mampu bersaing
dengan perusahaan lain, konsumen akan lebih selektif dalam memilih produk dengan
mengutamakan kualitas produk yang akan dibelinya, baik dari segi biaya, manfaat, dan
yang lainnya. Untuk dapat mencapai hal tersebut, perlu alat untuk mengurangi bahkan
menghilangkan pemborosan di segala bidang, yaitu dengan menghilangkan berbagai
kegiatan yang tidak perlu dan dapat menyebabkan pemasukan perusahaan menjadi
berkurang.
Perlu disadari oleh banyak perusahaan, bahwa akurasi penetapan biaya atas suatu
produk akan memberikan peluang berkembang yang lebih besar bagi suatu perusahaan
yang juga akan memberikan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Pada
masa industri tradisional, biaya produksi didominasi oleh biaya bahan baku langsung
dan tenaga kerja langsung, sedangkan biaya overhead hanya memiliki porsi kecil pada
biaya produksi secara keseluruhan sehingga teknik perhitungan biaya tradisional masih
relevan sebagai dasar penentuan biaya produksi pada masa itu. Kondisi berubah pada
masa dimana teknologi berkembang pesat. Biaya overhead muncuk menjadi biaya yang
proporsinya signifikan dibandingkan biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung. Disini, teknik perhitungan biaya tradisional sudah tidak relevan dan reliabel
lagi untuk memutuskan berapa biaya yang harus dibebankan pada produk maupun jasa.
Activity Based Costing (ABC) merupakan sistem perhitungan biaya yang
berfokus pada aktivitas yang terbentuk untuk memproduksi suatu produk pada proses
pemanufakturan. Namun ABC tidak hanya diimplementasikan pada perusahaan
manufaktur saja, perusahaan jasa pun dapat menerapkan ABC dengan penduan tertentu
yang tidak jauh berbeda dengan yang diaplikasikan pada sektor manufaktur (Berts dan
Kock, 1995). Pembeda antara ABC dan sistem perhitungan biaya tradisional adalah
pemicu biaya (cost drivers) yang digunakan untuk melacak biaya (No dan Kleiner,
2997). Dengan kata lain, ABC merupakan teknik perhitungan biaya yang lebih presisi
dan mampu menghilangkan distorsi yang ada atas informasi perhitungan biaya
tradisional. ABC telah banyak diimplementasikan pada berbagai jenis perusahaan
manufaktur.
Dengan penjelasan singkat mengenai ABC, tampak bahwa teknik perhitungan ini
dapat mengalahkan teknik biaya tradisional pada banyak aspek. Melihat fakta diatas
sudah pasti banyak perusahaan beralih menggunakan ABC sebagai sistem perhitungan
biayanya. Namun kenyataannya tidak seperti itu, Gosselin (1997) dalam Lilis dan
Mundy (2005) mengajukan pertanyaan mengenai hal ini, “jika memang ABC dikatakan
dapat mengalahkan teknik perhitungan biaya tradisional, mengapa banyak perusahaan
yang akhirnya berhenti menggunakan ABC?”. Pertanyaan tersebut tentu memiliki
jawaban, yaitu adanya kelemahan yang dimiliki oleh ABC yang kadang kala
mengalahkan manfaatnya.
Time Driven Activity Based Costing (TBABC) muncul sebagai sebagai ide
penyempurnaan dari kelemahan Activity Based Costing (ABC). Activity Based Costing
(ABC) banyak dikritik karena memiliki beberapa kelemahan, diantaranya mengabaikan
potensi unusued capacity, mengasumsikan resource bekerja pada kondisi fullcapacity,
dan biaya tidak langsung (overhead) yang tidak dapat dibebankan secara langsung pada
produksi atau jasa.
Disini, Nanda Struddle adalah UKM yang menjadi objek penelitian. Dalam
perhitungan biaya produknya, Nanda Struddle memiliki kendala karena proses
perhitungannya belum menggunakan standard costing, namun menggunakan metode
perkiraan yang masih sangat kasar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana perhitungan biaya produksi dengan pendekatan Time Driven Activity
Based Costing (TDABC) pada UKM Nanda Struddle?
2. Bagaimana perbedaan perhitungan yang telah berjalan di UKM Nanda Struddle
dengan perhitungan menggunakan pendekatan Time Driven Activity Based Costing
(TDABC)?
3. Bagaimana tingkat efisiensi aktivitas produksi pada UKM Nanda Struddle?
4.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui cara perhitungan biaya produksi dengan menggunakan
pendekatan Time Driven Activity Based Costing (TDABC) pada UKM Nanda
Struddle
2. Untuk mengetahui perbedaan perhitungan yang berjalan di UKM Nanda Struddle
dengan perhitungan menggunakan pendekatan Time Driven Activity Based Costing
(TDABC)
3. Untuk mengetahui tingkat efisiensi aktivitas produksi pada UKM Nanda Struddle
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai bahan referensi bagi
penelitian selanjutnya agar dapat mengetahui bagaimana cara menerapkan pendekatan
Time Driven Activity Based Costing (TDABC) pada perusahaan.
2. TinjauanPustaka
2.1 Time Driven Activity Based Costing (TDABC)
Waktumerupakansalahsatudimensi yang membatasiseluruhrangkaianhidup (3
dimensi yang membatasi: waktu, ruangdangerak). Dalamsistem proses produksi,
seluruhaktivitasselaludipengaruhidandibatasiolehwaktu. Upahtenagakerja,
pemakaianutilitas, depresiasidan lain sebagainya,
merupakankompensasiataspenggunaanwaktuolehmanusiamaupunolehmesindanpera
latan yang digunakan. Sehinggawaktumerupakansalahsatukendali yang
dapatdigunakandalammelakukananalisadanimplementasI TDABC.
Time Driven Activity Based Costing (TDABC) adalahsuatupedekatan yang
dapatdigunakanuntukmenghindariberbagaikesulitandalammelakukanimplemntasi
ABC. Metode Time-Driven Activity-Based Costing memilikidua parameter, yaitu:
1. Pembebananbiayauntuksetiap unit waktu yang digunakansumberdaya yang
tersediadalammemenuhikapasitas yang tersediasesuaidenganaktivitas 14
perusahaan/bisnis. (Total pengeluaran Overhead dibagidengan total jam
kerjakaryawan yang digunakan/tersedia).
2. Penilaiandari unit waktu yang digunakandalamsetiapaktivitas:
berapabanyakwaktu yang digunakandalammenyelesaikansatu unit
produkpadasetiapaktivitas
(halinididasarkanpadahasilperkiraanataupengamatanlangsung).
KeuntungandariTime-Driven Activity-Based Costing (TDABC)
adalahmemperpendekwaktumengumpulkan data hanyamenggunakansuatucost driver
yaituberdasarkanwaktu. SedangkankelemahandariTime-Driven Activity-Based
Costing (TDABC) adalahkesalahanmengestimasiwaktu yang
dilakukandalammenghitungwaktupadasetiapsumberdaya.
Penerapanmetoda TDABC memilikilangkah-langkahmenurutBrugemann (2005):
a. Penilaianbiayamelaluiketerangansumber-sumberpembelanjaan pad kapasitas
yang tersedia.
1. Identifikasikelompoksumber yang telahmelakukankegiatan.
2. Estimasibiayapadasetiapkelompoksumber.
3. Estimasikapasitaswaktupraktiksetiapkelompoksumber
4. Perhitunganbiayakelompoksumberdenganmembagi total
kelompokbiayasumberdengankapasitasnya yang tersedia.
b. Penilaianwaktuuntukvariasi yang dibutuhkandalammenjalankanaktivitas.
1. Identifikasifaktor yang berpengaruhpadaperiodewaktuaktivitas yang
tepat(time driver),
ketikakitamenentukanfaktoruntuksetiapvariasinyatadarisuatuaktivitas.
2. Pembuatanpersamaanwaktu, yang
mengekspresikanketergantunganpadaberjalannyawaktuaktivitaspadasemu
afaktorberikutnyadenganmengakuinilai-
nilaifaktordankonsumsiperhitungan total
waktuuntuksetiapvariasiaktivitaskonkrit.
c. Kelipatanbiaya unit darisumberpenghasilantertentudenganwaktu
totalkonsumsivariasikonkritdalammenjalankan proses
danmeringkasbiayauntuksetiapsumberkonsumsi..
Metoda TDABC
memilikibanyakkeuntungandibandingkandenganteknikakuntansitradisionalat
aumetodaABC.Metodainimemberikanmahalnyabiayahanyakedalamsatupersa
maanwaktu, yang mencakupsemuaaspekkhususdalammemilihaktivitas di
database aktivitasperusahaan. TDABC mengalokasikannyadengancara yang
lebihbaikdancara yang fair untukaktivitas yang sesuai, pelanggan,
wilayahkerja, atauproduk.\
TDABC menemukankemungkinankapasitas yang tidakterpakai,
memungkinkanperbaikanoperasional, halinteraksiantara time driver,
mendeteksi proses tanpanilaidanperubahandalamproduksi, pemuatan,
pengiriman, penyimpanandll. TDABC adalahinstrumen yang
baikuntukmendesainstrategirantaipasokankompetitif yang baru,
tidakhanyadengananggota lain darirantai,
tetapijugaantaradivisiperusahaantertentudansebagaiinstrumenuntukmengident
ifikasiprofitabilitaspelangganperusahaandanpeluangpasarbaru.
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 LokasidanObjekPenelitian
Lokasipenelitianinidilakukanlangsungpadaindustri Nanda Strudel.
Objekpeneliltianiniadalahusahakecilmenengah yang bergerak di bidangmakanan,
terutamadenganpemilikusaha.
Pemilihanobjekpenelitiandikarenakanprodukmakananolahansingkong yang
digemariwargakhususnya di wilayahJemberdanjugatersebarluasnya tape
sehinggamemberikaninovasimakananterbaru yang
dapatbersaingdanmemilikipangsapasar yang tinggi,
namundalamsegimanajemendalamkeefisienanwaktu, pengelolahankeuangan,
aktifitas yang dijalankanbelumsesuaidenganpenerapan time driven activity based
costing.
Pemilihansampel Nanda Strudel dikarenakanusaha yang
berkembangdanadanyainovasiprodukmakanan yang
barusehinggabanyakdigemariolehmasyarakattidakhanya di wilayahJember.
Namunsistemmanajemen yang
belumdikeloladenganbaikmembuatusahainikalahbersaing di pangsapasar yang
seharusnyadapatdicapai.