Anda di halaman 1dari 13

IMPLEMENTASI TIME DRIVEN ACTIVITY BASED COSTING (TDABC) PADA

USAHA KECIL MENENGAH (UKM) PADA NANDA STRUDEL : STRUDEL ISI


TAPE COKLAT

Disusun oleh :

Chindy Wulandari 170810301006

Triyana Rachmawati 170810301013

Dinda Yuniar Maulidina 170810301142

Citra Karunia P 180810301225

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2019
IMPLEMENTASI TIME DRIVEN ACTIVITY BASED COSTING (TDABC) PADA
USAHA KECIL MENENGAH (UKM) PADA NANDA STRUDEL : STRUDEL ISI TAPE
COKLAT

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis menuntut setiap pelaku bisnis
dapat menata usahanya semaksimal mungkin agar dapat bertahan dan bersaing dengan
pelaku bisnis yang lain. Setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam
dunia idustri akan memperhatikan kualitas produknya yang akan memberikan dampak
positif pada bisnisnya.
Dengan berkembangnya zaman, produksi kualitas tinggi yang mampu bersaing
dengan perusahaan lain, konsumen akan lebih selektif dalam memilih produk dengan
mengutamakan kualitas produk yang akan dibelinya, baik dari segi biaya, manfaat, dan
yang lainnya. Untuk dapat mencapai hal tersebut, perlu alat untuk mengurangi bahkan
menghilangkan pemborosan di segala bidang, yaitu dengan menghilangkan berbagai
kegiatan yang tidak perlu dan dapat menyebabkan pemasukan perusahaan menjadi
berkurang.
Perlu disadari oleh banyak perusahaan, bahwa akurasi penetapan biaya atas suatu
produk akan memberikan peluang berkembang yang lebih besar bagi suatu perusahaan
yang juga akan memberikan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Pada
masa industri tradisional, biaya produksi didominasi oleh biaya bahan baku langsung
dan tenaga kerja langsung, sedangkan biaya overhead hanya memiliki porsi kecil pada
biaya produksi secara keseluruhan sehingga teknik perhitungan biaya tradisional masih
relevan sebagai dasar penentuan biaya produksi pada masa itu. Kondisi berubah pada
masa dimana teknologi berkembang pesat. Biaya overhead muncuk menjadi biaya yang
proporsinya signifikan dibandingkan biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung. Disini, teknik perhitungan biaya tradisional sudah tidak relevan dan reliabel
lagi untuk memutuskan berapa biaya yang harus dibebankan pada produk maupun jasa.
Activity Based Costing (ABC) merupakan sistem perhitungan biaya yang
berfokus pada aktivitas yang terbentuk untuk memproduksi suatu produk pada proses
pemanufakturan. Namun ABC tidak hanya diimplementasikan pada perusahaan
manufaktur saja, perusahaan jasa pun dapat menerapkan ABC dengan penduan tertentu
yang tidak jauh berbeda dengan yang diaplikasikan pada sektor manufaktur (Berts dan
Kock, 1995). Pembeda antara ABC dan sistem perhitungan biaya tradisional adalah
pemicu biaya (cost drivers) yang digunakan untuk melacak biaya (No dan Kleiner,
2997). Dengan kata lain, ABC merupakan teknik perhitungan biaya yang lebih presisi
dan mampu menghilangkan distorsi yang ada atas informasi perhitungan biaya
tradisional. ABC telah banyak diimplementasikan pada berbagai jenis perusahaan
manufaktur.
Dengan penjelasan singkat mengenai ABC, tampak bahwa teknik perhitungan ini
dapat mengalahkan teknik biaya tradisional pada banyak aspek. Melihat fakta diatas
sudah pasti banyak perusahaan beralih menggunakan ABC sebagai sistem perhitungan
biayanya. Namun kenyataannya tidak seperti itu, Gosselin (1997) dalam Lilis dan
Mundy (2005) mengajukan pertanyaan mengenai hal ini, “jika memang ABC dikatakan
dapat mengalahkan teknik perhitungan biaya tradisional, mengapa banyak perusahaan
yang akhirnya berhenti menggunakan ABC?”. Pertanyaan tersebut tentu memiliki
jawaban, yaitu adanya kelemahan yang dimiliki oleh ABC yang kadang kala
mengalahkan manfaatnya.
Time Driven Activity Based Costing (TBABC) muncul sebagai sebagai ide
penyempurnaan dari kelemahan Activity Based Costing (ABC). Activity Based Costing
(ABC) banyak dikritik karena memiliki beberapa kelemahan, diantaranya mengabaikan
potensi unusued capacity, mengasumsikan resource bekerja pada kondisi fullcapacity,
dan biaya tidak langsung (overhead) yang tidak dapat dibebankan secara langsung pada
produksi atau jasa.
Disini, Nanda Struddle adalah UKM yang menjadi objek penelitian. Dalam
perhitungan biaya produknya, Nanda Struddle memiliki kendala karena proses
perhitungannya belum menggunakan standard costing, namun menggunakan metode
perkiraan yang masih sangat kasar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana perhitungan biaya produksi dengan pendekatan Time Driven Activity
Based Costing (TDABC) pada UKM Nanda Struddle?
2. Bagaimana perbedaan perhitungan yang telah berjalan di UKM Nanda Struddle
dengan perhitungan menggunakan pendekatan Time Driven Activity Based Costing
(TDABC)?
3. Bagaimana tingkat efisiensi aktivitas produksi pada UKM Nanda Struddle?
4.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui cara perhitungan biaya produksi dengan menggunakan
pendekatan Time Driven Activity Based Costing (TDABC) pada UKM Nanda
Struddle
2. Untuk mengetahui perbedaan perhitungan yang berjalan di UKM Nanda Struddle
dengan perhitungan menggunakan pendekatan Time Driven Activity Based Costing
(TDABC)
3. Untuk mengetahui tingkat efisiensi aktivitas produksi pada UKM Nanda Struddle
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai bahan referensi bagi
penelitian selanjutnya agar dapat mengetahui bagaimana cara menerapkan pendekatan
Time Driven Activity Based Costing (TDABC) pada perusahaan.

2. TinjauanPustaka
2.1 Time Driven Activity Based Costing (TDABC)
Waktumerupakansalahsatudimensi yang membatasiseluruhrangkaianhidup (3
dimensi yang membatasi: waktu, ruangdangerak). Dalamsistem proses produksi,
seluruhaktivitasselaludipengaruhidandibatasiolehwaktu. Upahtenagakerja,
pemakaianutilitas, depresiasidan lain sebagainya,
merupakankompensasiataspenggunaanwaktuolehmanusiamaupunolehmesindanpera
latan yang digunakan. Sehinggawaktumerupakansalahsatukendali yang
dapatdigunakandalammelakukananalisadanimplementasI TDABC.
Time Driven Activity Based Costing (TDABC) adalahsuatupedekatan yang
dapatdigunakanuntukmenghindariberbagaikesulitandalammelakukanimplemntasi
ABC. Metode Time-Driven Activity-Based Costing memilikidua parameter, yaitu:
1. Pembebananbiayauntuksetiap unit waktu yang digunakansumberdaya yang
tersediadalammemenuhikapasitas yang tersediasesuaidenganaktivitas 14
perusahaan/bisnis. (Total pengeluaran Overhead dibagidengan total jam
kerjakaryawan yang digunakan/tersedia).
2. Penilaiandari unit waktu yang digunakandalamsetiapaktivitas:
berapabanyakwaktu yang digunakandalammenyelesaikansatu unit
produkpadasetiapaktivitas
(halinididasarkanpadahasilperkiraanataupengamatanlangsung).
KeuntungandariTime-Driven Activity-Based Costing (TDABC)
adalahmemperpendekwaktumengumpulkan data hanyamenggunakansuatucost driver
yaituberdasarkanwaktu. SedangkankelemahandariTime-Driven Activity-Based
Costing (TDABC) adalahkesalahanmengestimasiwaktu yang
dilakukandalammenghitungwaktupadasetiapsumberdaya.
Penerapanmetoda TDABC memilikilangkah-langkahmenurutBrugemann (2005):
a. Penilaianbiayamelaluiketerangansumber-sumberpembelanjaan pad kapasitas
yang tersedia.
1. Identifikasikelompoksumber yang telahmelakukankegiatan.
2. Estimasibiayapadasetiapkelompoksumber.
3. Estimasikapasitaswaktupraktiksetiapkelompoksumber
4. Perhitunganbiayakelompoksumberdenganmembagi total
kelompokbiayasumberdengankapasitasnya yang tersedia.
b. Penilaianwaktuuntukvariasi yang dibutuhkandalammenjalankanaktivitas.
1. Identifikasifaktor yang berpengaruhpadaperiodewaktuaktivitas yang
tepat(time driver),
ketikakitamenentukanfaktoruntuksetiapvariasinyatadarisuatuaktivitas.
2. Pembuatanpersamaanwaktu, yang
mengekspresikanketergantunganpadaberjalannyawaktuaktivitaspadasemu
afaktorberikutnyadenganmengakuinilai-
nilaifaktordankonsumsiperhitungan total
waktuuntuksetiapvariasiaktivitaskonkrit.
c. Kelipatanbiaya unit darisumberpenghasilantertentudenganwaktu
totalkonsumsivariasikonkritdalammenjalankan proses
danmeringkasbiayauntuksetiapsumberkonsumsi..
Metoda TDABC
memilikibanyakkeuntungandibandingkandenganteknikakuntansitradisionalat
aumetodaABC.Metodainimemberikanmahalnyabiayahanyakedalamsatupersa
maanwaktu, yang mencakupsemuaaspekkhususdalammemilihaktivitas di
database aktivitasperusahaan. TDABC mengalokasikannyadengancara yang
lebihbaikdancara yang fair untukaktivitas yang sesuai, pelanggan,
wilayahkerja, atauproduk.\
TDABC menemukankemungkinankapasitas yang tidakterpakai,
memungkinkanperbaikanoperasional, halinteraksiantara time driver,
mendeteksi proses tanpanilaidanperubahandalamproduksi, pemuatan,
pengiriman, penyimpanandll. TDABC adalahinstrumen yang
baikuntukmendesainstrategirantaipasokankompetitif yang baru,
tidakhanyadengananggota lain darirantai,
tetapijugaantaradivisiperusahaantertentudansebagaiinstrumenuntukmengident
ifikasiprofitabilitaspelangganperusahaandanpeluangpasarbaru.

3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 LokasidanObjekPenelitian
Lokasipenelitianinidilakukanlangsungpadaindustri Nanda Strudel.
Objekpeneliltianiniadalahusahakecilmenengah yang bergerak di bidangmakanan,
terutamadenganpemilikusaha.
Pemilihanobjekpenelitiandikarenakanprodukmakananolahansingkong yang
digemariwargakhususnya di wilayahJemberdanjugatersebarluasnya tape
sehinggamemberikaninovasimakananterbaru yang
dapatbersaingdanmemilikipangsapasar yang tinggi,
namundalamsegimanajemendalamkeefisienanwaktu, pengelolahankeuangan,
aktifitas yang dijalankanbelumsesuaidenganpenerapan time driven activity based
costing.
Pemilihansampel Nanda Strudel dikarenakanusaha yang
berkembangdanadanyainovasiprodukmakanan yang
barusehinggabanyakdigemariolehmasyarakattidakhanya di wilayahJember.
Namunsistemmanajemen yang
belumdikeloladenganbaikmembuatusahainikalahbersaing di pangsapasar yang
seharusnyadapatdicapai.

3.2 MetodePengumpulan Data


Metodepengumpulan data yang digunakandalampenelitianiniadalahkualitatif
yang dilakukanstudilapanganatauobservasilangsungpadaobjekpenelitian yang
diamati. Dalampengumpulan data inidilakukandenganmengamatilangsungobjek
yang ditelitidanmelakukanwawancaradenganpemilikusaha.
Selainmenggunakanteknikwawancara, data jugadiperolehdaridokumen yang
dimiliki UKM sertaliteratur yang berkaitan.
3.3 Analisis Data
Penelitianinidilakukandenganmenggunakananalisiskuantitatifdeskriptifyaitude
ngancaramengumpulkan data, mempersiapkan data, sertamenganalisis data
sehinggamendapatgambaran yang jelasmengenaimasalah yang diteliti. Dan
jugadengancaramenginterpretasikan data yang faktadaninformasi yang
telahdikumpulkanmelaluipemahamanintelektualdanempiris. Lalu data yang
telahterkumpuldenganberbagaicaratersebut di proses dan yang
telahsiapdigunakanuntukdianalisis.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran umum UMKM Nanda Strudel
UKM Nanda Strudel merupakan pengembangan produk dari usaha Nanda Bakery
yang didirikan pada tahun 2011 di kota Jember. Usaha yang dirintis dan didirikan oleh Ny.
Tutik Retnowati ini awalnya dibentuk untuk memenuhi banyaknya pesanan bakery yang
berasal dari rekan kerja sang suami. Kualitas bakery dari Nanda Bakery tidak diragukan lagi
jika dibandingkan dengan industri bakery lain yang ada di kota Jember. Pemberian nama
“Nanda” oleh pemilik memiliki arti “Ananda atau anak Putri” yang dapat dijelaskan bahwa
kelak usaha yang telah dirintis oleh Ny. Tutik ini dapat diteruskan oleh ketiga anak
perempuannya. Sekitar awal tahun 2018 Nanda Bakery berinovasi untuk mengembangkan
usahanya di bidang yang sama, yakni dibidang makanan. Dengan mencari beberapa referensi
mengenai variasi bakrey, Strudel menjadi pilihan untuk menjadi tambahan produk Nanda
bakery, sejak saat itu juga diberikan nama produk Nanda Strudel. Penjualan dilakukan
melalui media sosial seperti Instagram dan Whats app, dengan menggunakan sistem
penjualan pre-order yakni melakukan proses pemesanan dalam jangka waktu yang telah
ditentukan Nanda strudel dapat memenuhi pesanan konsumen.
Seiring berjalannya waktu, varian rasa strudel yang dimiliki Nanda strudel yakni ada
4 varian rasa dengan kemasan box yang dijual dengan harga Rp. 40.000 per box, adapun
varian rasa yang dimiliki adalah :
1. Rasa Coklat Pisang
2. Rasa Apel Kismis
3. Daging Keju
4. Tuna Keju
Dengan 4 varian rasa tersebut Nanda Strudel dapat menjualkan produknya secara online
maupun offline dengan cara bergabung denga kelompok UMKM “Aku Mandiri Jember”
yang beberapa kali mengadakan acara gelar produk UKM yang bekerjasama dengan Dinas
Koperasi dan UMKM Kabupaten Jember. Tahun 2019 pada bulan Agustus Nanda strudel
mengeluarkan varian rasa produk baru yakni rasa coklat tape.

4.2 Proses Pengerjaan Strudel isi Tape Coklat


Perhitungan Kos Dengan Metode Time Driven Activity Based Costing System memerlukan
pemahaman mengenai aktivitas yang dilakukan untuk memproduksi. Langkah pertama yang
dilakukan dalam menghitung kos produk dengan menggunakan metode TDABC adalah
mengidentifikasi biaya dan aktivitas yang terjadi. Setelah memahami aktivitas yang terjadi
maka dilakukan alokasi biaya langsung berdasarkan Mengidentifikasi biaya-biaya yang
termasuk dalam biaya langsung atau direct cost dan biaya tidak langsung atau indirect cost.
Biaya langsung merupakan biaya yang terjadi untuk proses produksi. Biaya tidak langsung
adalah biaya yang tidak langsung berkaitan dengan produk.
Struktur biaya produk Nanda Strudel isi tape menunjukkan bahwa hampir keseluruhan biaya
dapat dibebankan langsung ke produk. Proses produksi serial memudahkan untuk
membebankan ke produk. Beban overhead pabrik juga dapat dialokasikan dengan langsung
karena serialitas proses produksi tersebut. Penghitungan kos produk tidak akan berselisih
banyak antara time driven activity
based costing dengan konvensional.
Time driven ABC menggunakan persamaan waktu (time equation) yang diperoleh dari hasil
pemetaan proses bisnis. TDABC secara langsung dapatmembebankan resource costs kepada
aktivitas-aktivitas dan transaksitransaksi yang dilakukan. Untuk proses pembebanan
langsung, TDABC hanya
memerlukan 2 (dua) parameter, yaitu : (1) tarif biaya kapasitas di departemen tertentu
(capacity cost rate), dan (2) penggunaan kapasitas oleh setiap transaksi yang dilakukan di
departemen tertentu (capacity usage by each transaction).
Dengan menganalisis konsumsi waktu, aktivitas dapat dikelompokkan menjadi :
• Aktivitas Pembuatan Pastry ( kulit strudel ) :
pencampuran bahan-bahan dasar, pengulenan adonan, pemipihan adonan, penggabungan
lapisan pertama dan berikutnya. hingga diulangi lagi proses nya sampai terdapat 5 lapisan.
• AktivitasPembekuan Pastry :
Adonan pastry yang telah diproduksi, tidak dapat lansung digunakan melainkan harus melalui
proses pembekuan di dalam lemari es
• Aktivitas produksi Strudel
Memipihkan kembali adonan, mengisi adonan denga tape dan coklat filling atau pasta coklat,
memasak strudel menggunakan open gas, menambahkan keju di atas strudel.

4.3 Penghitungan Kos Produk


Perhitungan kos produk dilakukan dengan memperhitungkan kapsasitas sumber daya. Pada
fungsi produksi kapasitas sumber daya adalah kos yang disediakan untuk menentukan
konsumsi aktivitas terhitung. Penghitungan dilakukan dalam periode satu bulan.diperlukan
untuk setiap transaksi yang terjadi. Estimasi tersebut dilakukan sebab, narasumber atau
pemilik dari usaha tersebut tidak dapat mengestimasi waktu produksi atau transaksi yang
terjadi dalam uahanya. Adapun aktivitas yang dihitung dalam hal ini adalah Tenaga Kerja
Langsung.
Kapasitas sumber daya 21,666 = 650.000/30hari
Jam Per Hari Jam Per Bulan
Strudel tape isi coklat 6 180
Listrik/jam = KapasitasSumberDayaListrik/KapasitasPraktik
= 21,666/180
= 120
UKM tersebut memakai sumber daya listrik dikarenakan TKL dari usaha tersebut hanya
dibantu oleh keluarga pemilik tersebut.

4.4 Perbandingan Biaya Tradisional dengan TDABC


Perbandingan Kos Produk untuk satu proses produksi (run down) yang terdiri dari satu kali
proses produksi kripik singkong adalah sebagai berikut :
4.5 Analisis Aktivitas Bernilai Tambah
Analisis ini dilakukan dengan melakukan identifikasi, menyusun gambaran dan mengevaluasi
aktivitas – aktivitas pembuatan strudel . Analisis tersebut mengidentifikasi aktivitas apa yang
dikerjakan, berapa banyak tenaga kerja yang melaksanakan aktivitas tersebut, waktu dan
sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas, serta melakukan penilaian
terhadap aktivitas organisasi.
Berdasarkan data karyawan, Pada karyawan nan da bakery missal memperkerjakan 4 orang
karyawan, karena pada UKM tersebut tidak ada karyawan melainkan dari keluarga pemilik.
Dengan demikian dapat dihitung kapasitas sumber daya waktu yang tersedia :
Nilai Aktivitas = KapasitasSumberDayaWaktu/KapasitasPraktikWaktu
= 180/24
= 7,5
Persentase efisiensi kapasitas sumber daya waktu hanya mencapai 7,5%. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat kapasitas tidak terpakai sebesar 92,5 %. Dalam hal tersebut
UKM ini belum mampu menjalankan aktivitasnya dengan efisien
5. Simpulan dan Saran
5.1 Simpulan
Nanda Struddle belum menggunakan sistem akuntansi biaya yang baku dalam proses
perhitungan biaya produknya. Hasil penelitian pada Nanda Struddle menunjukkan bahwa
perhitungan harga pokok produksin TDABC menghasilkan informasi biaya produk yang
berbeda dari perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan itu sendiri, dan adanya perkiraan
waktu (time driver) yang digunakan untuk setiap kegiatan produksi tersebut.
Perusahaan menggunakan pendekatan sistem tradisional dengan unit yang diproduksi sebagai
dasar dalam perhitungan konsumsi kos. Perhitungan kos produksi dilakukan dengan cara
menjumlahkan semua biaya. Perhitungan dengan TDABC menghasilkan informasi yang lebih
akurat berkaitan dengan konsumsi kos. Hasilnya dapat digunakan untuk merevisi kos
produksi masing-masing produk.
Analisis aktivitas dilakukan dengan cara mengidentifikasi, menyusun gambaran, dan
mengevaluasi aktivitas-aktivitas Nanda Struddle. Analisis TDABC menunjukkan Nanda
Struddle masih belum efisien dalam menjalankan produksinya, hal ini dikarenakan tingkat
optimasi aktivitas produksi hanya menunjukkan 7,5% sedangkan yang tidak terpakai sebesar
92,5%. Hal ini perlu diupayakan lagi untuk menghasilkan nilai tambah pada produk.
5.2 Saran
Pemilik Nanda Struddle belum menerapkan pencatatan biaya produksi secara
terperinci, hal ini menyebabkan kesulitan pada pengumpulan data biaya. Peneliti telah
melakukan pengamatan yang lebih mendalam namun seluruh biaya tidak dapat terkumpul
karena beberapa kendala. Untuk penelitian yang selanjutnya, perlu dilakukan pada
perusahaan yang telah mengimplementasikan sistem akuntansi biaya yang baku sehingga
biaya dapat terukur dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai