Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Praktikum Teknologi Sediaan Farmasi Bahan Alam ini diperuntukkan bagi mahasiswa
farmasi semester 6 setelah menyelesaikan Praktikum Farmakognosi, Teknologi
sediaan Farmasi Solid dan Semi Solid. Kami sadari bahwa dalam penuntun praktikum
ini tidak semua materi perkuliahan dapat dijadikan bahan untuk praktikum. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan peralatan dan bahan praktikum.
Praktikum Teknologi Sediaan Farmasi Bahan Alam ini merupakan penerapan
pengetahuan teori tentang pembuatan sediaan farmasi berbasis ekstrak yang
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam mengembangkan
obat dari bahan alam. Kepada semua praktikan diharapkan mampu mentaati tata
tertib laboratorium yang sudah ditetapkan. Demikianlah harapan kami, semoga para
praktikan dapat melakukan praktikum dengan lancar.
Kami menyadari bahwa penuntun praktikum Teknologi Sediaan Farmasi Bahan Alam
ini masih perlu mendapat masukan dari berbagai pihak untuk kesempurnaannya.
Untuk itu disampaikan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu
penyelesaian penuntun ini.

Darussalam, April 2017


Penyusun,

Tim Teknologi Sediaan Farmasi Bahan Alam

DAFTAR ISI
i
Hal.
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………… i
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………….. ii
Petunjuk Umum ……………………………………………………………………………………. iii
Tata Tertib Laboratorium …………………………………………………………………….. v
Kemanan Pelaksanaan Laboratorium…………………………………………………… vi
Percobaan 1 Ekstraksi................................................................................... 1
Percobaan 2 Standardisasi Ekstrak ………………………............................... 7
21
Percobaan 3 Formulasi Sediaan Farmasi......…………………………………....

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 30

ii
PETUNJUK UMUM

1. Praktikan harus bekerja dengan disiplin, cermat dan teliti untuk mencapai
kesuksesan dan terhindar dari kecelakaan-kecelakaan dalam laboratorium.
2. Chemicals atau zat kimia yang diperiksa harus disimpan di tempat yang tertutup
dengan pelabelan yang jelas.
3. Reagensia yang tidak jernih harus disaring terlebih dahulu sebelum digunakan atau
bekonsultasi dengan dosen pembimbing praktikum.
4. Suatu reagen harus ditambah sedemikian banyaknya sehingga kejadian-kejadian
yang ditimbulkan (mengendap, melarut, menguap) terhenti dengan sendirinya.
5. Larutan-larutan dan endapan-endapan yang mengandung iodium, natrium dan
argentum tidak boleh dibuang, tetapi harus dimasukkan ke dalam botol-botol yang
telah disediakan untuk itu.
6. Alat-alat yang tidak dipergunakan hendaknya disimpan di dalam lemari dan harus
dalam keadaan bersih.
7. Semua alat-alat sebelum dipergunakan harus dicuci bersih (mula-mula dengan asam,
air, alkali, air, alkohol).
8. Setelah selesai praktikum alat-alat harus dicuci bersih dan disimpan baik-baik.
9. Pengambilan chemicals yang berbentuk kristal atau tepung dilakukan dengan
menggunakan sendok sunu atau sendok porselin yang bersih dan tidak boleh
digunakan untuk mengambil zat yang lain sebelum di cuci.
10. Jagalah kemurnian reagensia yang sedang dipakai dengan cara menggunakan pipet
yang tidak berganti-ganti dengan reagen lain sebelum dicuci.
11. Jangan biarkan meja tempat bekerja penuh dengan alat-alat dan reagensia.
12. Botol-botol reagen harus diletakkan di tempat semula dalam keadaan tersusun rapi
setiap slesai dipergunakan.
13. Setelah praktikum selesai, meja praktikum dibersihkan dan bangku-bangku disusun
rapi kembali dan tidak dibenarkan keluar ruangan tanpa seizing asisten atau dosen
pembimbing praktikum.
14. Chemicals yang sudah terpakai jangan dibuang ke dalam bak (wastafel), tetapi
masukkan ke dalam ember pembuangan yang telah disediakan.
15. Kertas-kertas dan puntung-puntung korek api dikumpulkan pada suatu tempat untuk
dibuang keluar.
iii
16. Kecelakaan bukan hanya bersumber pada faktor material (chemicals dan equipment),
tetapi juga pada faktor psikologis. Untuk menghindari itu diperlukan kedisiplinan,
ketenangan, ketertiban, ketelitian, kesabaran dan kebersihan dalam bekerja.

iv
TATA TERTIB LABORATORIUM

1. Lima menit sebelum praktikum dimulai, praktikan sudah harus berada di depan
ruangan laboratorium.
2. Memakai dan membuka jas laboratorium harus di luar ruangan laboratorium.
3. Sebelum melakukan percobaan, praktikan harus membuat persiapan sebagai berikut
:
a. Mempelajari penuntun praktikum untuk percobaan yang akan dilakukan.
b. Mempelajari teori yang berkenaan dengan percobaan tersebut.
c. Menyiapkan diri untuk tes yang akan diadakan setiap praktikum akan dimulai.
4. Pengamatan-pengamatan dan catatan-catatan lain mengenai jalannya praktikum
harus dicatat di dalam buku data pengamatan.
5. Berdasarkan data pengamatan praktikum, disusun laporan praktikum dan harus
diserahkan selambat-lambatnya pada hari praktikum berikutnya.
6. Praktikan hanya boleh masuk dan meninggalkan ruangan laboratorium dengan seizin
dosen / asisten pembimbing praktikum.
7. Ketenangan, ketertiban dan kebersihan dalam ruangan laboratorium harus selalu
dijaga.
8. Praktikum harus selalu dihadiri, jika tidak menghadiri praktikum selama 3 kali
berturut-turut tanpa ada alasan yang dapat diterima, tidak dibenarkan untuk
melanjutkan praktikum.
9. Praktikan yang tidak mengindahkan point 7 dan 8, tidak dibenarkan untuk mengikuti
ujian akhir praktikum.
10. Praktikan yang melanggar tata tertib praktikum tidak akan dibenarkan melanjutkan
praktikum.

v
KEAMANAN DI DALAM LABORATORIUM

Setiap orang yang bekerja di dalam laboratorium diwajibkan untuk mencegah


terjadinya kecelakaan, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap lingkungan
sekitarnya.

Sumber-sumber kecelakan antara lain adalah sebagai berikut :

1. Zat-zat kimia yang agresif. Zat-zat ini merusak pakaian, kulit dan dapat menimbulkan
luka bakar, bahkan dapat menimbulkan borok yang lama sembuhnya. Zat-zat kimia
yang agresif ini antara lain adalah : asam-asam kuat (H2SO4, HCl, HNO3, HF dan lain-
lain) dan basa-basa kuat (KOH, NaOH, dan lain-lain).
2. Gas-gas yang beracun, misalnya : gas lampu, H2S, HCN, CO dan NO2.
3. Hati-hatilah dengan zat-zat yang mudah terbakar, seperti : alkohol, benzen, eter dan
lain-lain.
4. Bila timbul suatu kebakaran, maka tindakan pertama yang harus diambil adalah :
a. Semua aliran gas / sumber gas atau listrik harus ditutup.
b. Api dipadamkan dengan kain tebal / goni yang basah atau dengan alat pemadam
api.
c. Dilarang keras memakai air untuk memadamkan api yang timbul karena
terbakarnya zat-zat organik.
d. Kadang-kadang pemadaman dapat dilakukan dengan pasir.
5. Bila ada orang yang terbakar, teman sekitarnya harus memadamkan api dengan kain
tebal yang basah. Orang yang terbakar jangan sekali-kali lari kemana-mana, untuk
menghindarkan menyebarnya nyala api.
6. Untuk kebakaran yang terjadi karena api tidak boleh dicuci dengan air, melainkan
diberi zat bakar, bubuk bismuth, mentega dan kemudian dibalut.
7. Bila terkena asam / basa kuat harus dicuci dengan air sebanyak-banyaknya atau
dengan zat-zat lain yang dapat menetralkannya. Bila lukanya besar dan berbahaya
harus segera dibawa ke dokter.

vi

Anda mungkin juga menyukai