Anda di halaman 1dari 23

pasien

diabetes
melitus tipe 2
Nama : Vianita Apriani
NIM : 1608109010010
Identitas pasien Kebiasaan
‐ Nama : Husaini  Minum kopi 2 gelas/hari,
‐ sekarang konsumsi 1
Jenis Kelamin : Laki-laki
gelas/hari dengan gula
‐ Alamat : Cot Ba’U, Sabang jagung
‐ Umur : 59 tahun  Merokok 2 bungkus
setengah/hari, sekarang 1
‐ Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
bungkus/hari
‐ Berat Badan : 54 kg
‐ Tinggi Badan : 160 cm
‐ BMI : 21,09 (normal)

2
Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 110/90 mmHg

Laju Pernafasan : 22 kali per menit

Suhu Tubuh : 36-37°C

Denyut nadi : 82 kali per menit

3
SIGN AND SYMPTOM

Sering Buang Air Mati Rasa


Kecil Infeksi pada Luka
Penurunan Berat Nyeri di Tangan dan Kaki
Badan Konstipasi
Kesemutan
Mudah lelah
Faktor Resiko

Pola Makan Kopi Usia


Hal ini disebabkan karena Merokok
Pola makan yang tidak Dapat merangsang
usia ≥40 tahun mengalami Hal ini dikarenakan zat
sehat seperti banyak produksi asam lambung,
penurunan fisiologis tubuh berbahaya pada rokok
mengkonsumsi kandungan kafein pada
dimana usia ini rawan terkena yang dapat menyebabkan
makanan tinggi gula, kopi beresiko
DM. Usia yang semakin penyempitan pembuluh
berlemak serta rendah meningkatkan kadar
bertambah, resiko terkena darah dan dapat
serat meningkatkan gula darah dan resistensi
DM akan semakin meningkatkan resistensi
resiko terkena DM. insulin. meningkat. insulin bahkan terjadinya
komplikasi.

5
PERJALANAN
PASIEN
• Tahun 2019 pasien
• Pasien didiagnosa kembali melakukan
DM tipe II pada pemeriksaan ke
• Selanjutnya, pasien
November 2016, Puskesmas dan
lalu di dirujuk ke melakukan
pemeriksaan rawat didiagnosa penyakit
RSUD Sabang Neuropati dan
jalan di Puskemas
Baypass dengan rutin kemudian dokter
memeriksa KGDS merujuk pasien kemali
(Kadar Gula Darah ke RSUD untuk
Sewaktu) setiap pemeriksaan lebih
kunjungan rawat lanjut.
jalannya.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Awal Pemeriksaan

Terakhir Pemeriksaan
KGDS : 424 mg/dl
HbA1C : 7,4 %

KGDS : 260 mg/dl


HbA1C :7%

7
Berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratorium pasien positif
menderita diabetes ditandai dengan
tingginya HbA1C dan KGDS pasien

(Perkeni. 2015)
8
OBAT YANG
DIGUNAKAN

Terapi Awal
 Metformin 500 mg (2xsehari)
 Glimepirid 4 mg (1xsehari) Terapi Terakhir
 Vitamin B complex (2x sehari)  Glimepirid 4 mg (1xsehari)
 Paracetamol (3xsehari)
 Vitamin B complex (3x sehari)
GUIDELINE
THERAPY

10
Drug Related Problem (DRP) ADR
Mual/muntah, perut kembung, mudah
 Metformin 500 mg 2xsehari lelah, sembelit, dispepsia (medscape.com)

Tepat Obat Tepat Indikasi


Penggunaan metformin untuk Obat yang diberikan tepat indikasi nya berdasarkan
pengobatan DM tipe 2 adalah Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Melitus
tepat karena metformin dimana obat yang diberikan adalah obat DM dari
merupakan pilihan pertama golongan biguanide.
pada sebagian besar kasus DM Tepat Dosis dan Aturan Pakai
tipe 2 yang mempunyai efek Obat yang diberikan tepat dosisnya berdasarkan
utama mengurangi produksi medscape.com dan Konsensus Pengelolaan dan
glukosa hari dan menambah Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indinesia.
sensitifitas terhadap insulin.

11
ADR
Drug Related Problem (DRP) Mual, sakit kepala, hipoglikemi, pusing,
asthenia (medscape.com)
 Glimepirid 4 mg 1xsehari
Tepat Indikasi
Tepat Obat Obat yang diberikan tepat indikasi nya berdasarkan
Penggunaan glimepirid tepat karena Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes
obat ini bekerja dengan merangsang Melitus dimana obat yang diberikan adalah obat DM
sekresi insulin di kelenjar pankreas, dari golongan sulfonilurea.
sehingga hanya efektif pada penderita
diabetes yang sel-sel β pankreasnya Tepat Dosis dan Aturan Pakai
masih berfungsi dengan baik. Selain itu Obat yang diberikan tepat dosisnya, namun untuk
dibandingkan dengan glibenklamid, terapi awal sebaiknya dosis glimepirid yang diberikan
glimepirid lebih jarang menimbulkan adalah 1-2 mg/hari, dosis lanjutan 4 mg/hari, max 6
efek hipoglikemik pada awal mg-8 mg/hari.
pengobatan (Soegondo, 1995). (medscape.com)

12
ADR
Drug Related Problem (DRP) Mual, muntah, sensitivitas cahaya, warna
urin berubah menjadi kuning cerah,
 Vitamin B complex (3xsehari) (medscape.com)

Tepat Obat Tepat Indikasi


Vitamin B complex adalah Suplemen B-kompleks dapat menghilangkan stres,
gabungan dari vitamin b1-b12 yang meningkatkan kinerja kognitif dan mengurangi gejala
sangat banyak manfaatnya, depresi dan kecemasan, bahkan pada orang tanpa
Penggunaan obat ini tepat jika kekurangan vitamin B. Selain itu vitamin b complex juga
pasien kekurangan vitamin B, dapat menambah stamina atau daya tahan tubuh
selain itu obat ini juga dapat penderita diabetes dimana pasien disini mengeluhkan
meningkatkan stamina pada sering merasa kelelahan.
penderita diabete serta meredakan
nyeri akibat neuropati diabetik. Tepat Dosis dan Aturan Pakai
Asupan yang dianjurkan untuk vitamin B bervariasi
tergantung pada usia, tuntutan nutrisi, jenis kelamin,
dan status kesehatan. Tepat

13
ADR
Drug Related Problem (DRP) Pusing, ruam, stevens-johnson syndrom,
mual muntah, kelelahan, berkeringat
 Paracetamol (3xsehari) (Medscape.com)

Tepat Obat Tepat Indikasi


Penggunaan paracetamol kurang tepat Obat yang diberikan tepat indikasi nya apabila
karena obat ini lebih bekerja untuk pasien mengeluhkan demam, karena untuk
meredakan gejala demam dari pada meredakan nyeri obat ini kurang efektif digunakan.
nyeri sehingga kurang tepat diberikan
paracetamol untuk pasien yang
menderita nyeri akibat neuropati Tepat Dosis dan Aturan Pakai
diabetik. Penggunaan pct sebagai pereda nyeri dapat
digunakan sebanyak 500 mg selama 4-6 jam sekali.
Pada kasus dosis yang diberikan tidak diketahui,
diduga dosis yang diberikan yaitu 500 mg. Jika
dengan dosis demikian dan penggunaan 3x1 maka
dosis masih dinyatakan tepat.

14
Drug Related Problem (DRP)

Interaksi Obat
Tidak ada interaksi dari obat obat yang
diberikan

Adherence
Berdasarkan KGDS dan HbA1c pasien terakhir
yang masih di atas normal dapat dikatakan
bahwa pasien kurang patuh minum obat

Note
KGDS terakhir : 260 mg/dl
HbA1C terakhir : 7 %
15
DEPKES RI. 2005
MONIT Setelah menggunakan obat-obat tersebut,

ORING pasien merasa bahwa gejala-gejala penyakit


masih sering dirasakan.

TERAP Dilihat dari hasil pemerikasaan terakhir, efek


terapi belum terlihat secara signifikan dimana
KGDS pasien masih di atas angka normal,

I
begitu juga dengan kadar HbA1C pasien,
serta tanda dan gejala yang dialami belum
menunjukkan perbaikan yang berarti.

16
SOA
S Pasien merasa nyeri di bagian tangan dan kaki,
kesemutan dan mati rasa
O TD : 110/90 mmHg, T: 37°C, HR: 82 kali/mnt, RR: 22
kali/mnt, KGDS: 260 mg/dL, HbA1C: 7%. Diagnosa
penyerta: neuropati

P A KGDS target <140 mg/dL , HbA1C: <5,7 % (belum


tercapai), Pasien tidak mengonsumsi obat secara teratur
sehingga KGDS pasien tidak mengalami perbaikan
secara signifikan
P .Disarankan untuk menggunakan terapi tambahan
berupa insulin dan penggunaan obat neuropati diabetic
.Edukasi pasien untuk teratur minum obat dan
menghindari makanan yang dapat memicu kenaikan
kadar gula darah pasien

17
PIC P Pak Husaini (59 tahun), pasien DM tipe 2
didiagnosa neuropati dengan keluhan nyeri,
kesemutan, hingga mati rasa pada bagian

O I
tangan dan kaki.
Pasien diterapi dengan glimepirid, vitamin b
complex, dan PCT
C Terapi PCT diganti dengan gabapentin 300 mg
2 kali sehari
O Meredakan nyeri kesemutan, dan mati rasa pada
bagian tangan dan kaki pasien.

18
EVIDENCE BASED
MEDICINE (EBM)

19
EVIDENCE BASED
MEDICINE (EBM)

20
KONSELING UNTUK
PASIEN
 Bapak sebaiknya harus mengontrol kebiasaan bapak dalam merokok dan minum kopi
 Sebaiknya bapak minum kopi jangan menggunakan gula pasir, tapi diganti dengan gula jagung
 Untuk sekarang bapak harus menjaga pola makan bapak yang tidak sehat, seperti jangan mengkonsumsi
makanan dengan tinggi gula, makanan berlemak dan makanan yang rendah serat serta perbanyak konsumsi buah
dan ikuti anjuran dari dokter
 Bapak juga harus tau bahwa penyakit yang bapak derita ini penyakit kronis yang belum dapat disembuhkan namun
dengan perubahan gaya hidup bapak dan pengobatan yang teratur, penyakit ini dapat dikontrol. Jadi bapak harus
rutin minum obat walaupun bapak tidak merasa sakit
 Sebaiknya bapak juga selalu memeriksa kondisi kesehatan bapak secara rutin dengan memeriksa kadar gula
setiap pemeriksaan dan apabila bapak merasakan sakit atau nyeri pada tubuh maka bapak segera beri tahu dokter
untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut, karena bisa jadi hal itu terjadi karena efek samping dari obat yang
bapak konsumsi.
 Bapak harus menjaga berat badan bapak dalam keadaan normal seperti sekarang
 Bapak sebaiknya hindari stres dan harus istirahat yang cukup
 Bila ada yang bapak tidak mengerti terkait obat yang bapak konsumsi bapak bisa berkonsultasi dengan apoteker
21
KONSELING UNTUK PASIEN

22
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai