Anda di halaman 1dari 4

ACARA III

PENGATURAN JARAK TANAM DAN PENDUGAAN HASIL PANEN


PER HEKTAR

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pemanfaatan luas lahan yang terbatas untuk memperbesar jumlah
populasi dan hasil yang diinginkan selalu menjadi persoalan dikalangan
petani. Jika pada lahan yang sempit dan terbatas jarak antar tanaman terlalu
jauh, maka petani tidak bisa memaksimalkan populasi tanaman yang
diinginkan. Sedangkan jika jarak tanam terlalu rapat kompetisi antar
tanaman dapat mengganggu pertumbuhan pada tanaman antara satu dengan
yang lainnya. Kompetisinya dapat berupa perebutan air, zat hara, dan
intensitas cahaya. Jika ketiga pasokan tersebut minim, pertumbuhan
tanaman akan terganggu dan tidak memberikan hasil yang maksimal.
Jarak tanam mempengaruhi populasi tanaman dan keefisienan
penggunaan cahaya, juga mempengaruhi kompetisi antar tanaman dalam
memperebutkan air dan zat hara, dengan demikian jarak tanam juga
berpengaruh terhadap hasil panen. Pada umumnya penggunaan jarak tanam
yang sama lebih efisien daripada jarak tanam yang berbeda-beda.
Sehingga nanti diharapkan dengan dilakukannya penelitian tentang
jarak tanam, dapat mengetahui jarak tanam yang efektif agar kompetisi antar
tanaman tidak terlalu ketat dan populasi pada lahan dapat ditingkatkan
secara maksimal. Sehingga dapat mewujudkan hasil panen yang diinginkan
petani.
2. Tujuan Praktikum
a) Mengetahui kebutuhan ruang untuk tumbuh dan berkembang tanaman.
b) Mengetahui luasan minimal yang dibutuhkan tanaman agar tanaman
mampu berproduksi.
c) Menduga hasil panen perhektar.
B. TINJAUAN PUSTAKA

Jarak tanam merupakan pengaturan pertumbuhan dalam satuan luas yang


patut diperhitungkan tapi jarang diperhatikan oleh petani. Jarak tanam sangat
erat kaitannya dengan jumlah anakan yang akan dihasilkan. Ini berarti jarak
tanam erat kaitannya dengan jumlah hasil yang akan diperoleh dalam sebidang
tanah. Karena itu pengaturan jarak tanam perlu diperhatikan untuk memenuhi
sasaran agronomi yaitu produksi yang maksimal (Rubatzky, 1998).
Jarak Tanam menentukan efisiensi pemanfaatan ruang tumbuh,
mempermudah tindakan budidaya lainnya, tingkat dan jenis teknologi yang
digunakan yang dapat ditentukan oleh : Jenis tanaman, Kesuburan tanah,
kelembaban tanah, dan tujuan pengusahaan, Teknologi yang digunakan
(manual atau mesin). Pengaturan jarak tanam terbagi menjadi beberapa yaitu :
baris tunggal (single row), baris rangkap (double row), bujur sangkar (on the
square), sama segala penjuru (equidistant), atau hexagonal, dan sebagainya
(Mahdi, 2011).
Semakin banyak tanaman per satuan luas maka semakin tinggi indeks luas
daun sehingga persen cahaya yang diterima oleh bagian tanaman yang lebih
rendah menjadi lebih sedikit akibat adanya penghalang cahaya oleh daun-daun
diatasnya (Hanafi, 2005).
Jarak tanaman yang tidak tepat akan menimbulkan pengaruh negatif dan
beberapa kerugian. Jarak tanam yang terlalu rapat menyebabkan pertumbuhan
dahan terhambat sehingga mahkota pohon yang tidak rimbun. Jarak tanam
yang terlalu rapat juga menyebabkan cahaya matahari tidak dapat diterima
dengan baik oleh tanaman sehingga proses fotosintesis terhambat dan produksi
buah tidak maksimal, meskipun tanaman diberikan pupuk yang cukup yang
banyak mengandung fosfor (Sarpian, 2003).
Di Indonesia terdapat dua tipe kangkung, yaitu kangkung darat dan
kangkung air. Kangkung darat tumbuh di lahan tegalan dan lahan sawah,
sedangkan kangkung air tumbuh di air, baik air balong maupun air sungai.
Kultivar lokal yang dikenal adalah kangkung Lombok dan kangkung
Sukabumi, keduanya memiliki kualitas yang tinggi dengan ciri khas daun
berwarna hijau muda cerah, menarik, dan lebar (biasanya jenis kangkung darat)
serta batangnya renyah (Abidin et al, 1990).
Kangkung termasuk suku Convolvulaceae (keluarga kangkung-
kangkungan). Kedudukan tanaman kangkung dalam sistematika tumbuhan
diklasifikasikan ke dalam :
Divisio : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Species : Ipomoea reptans (Ware, 1975).
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat
dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin. Jumlah
curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-
5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat
cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan
demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga
kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun atau ladang yang agak
rimbun. Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat
sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman
kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung
sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila
ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas
sehingga disukai konsumen. Apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu
panas, maka batang dan daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak disukai
konsumen (Djuariah, 2007).
Pupuk kandang merupakan produk yang berasal dari limbah usaha
peternakan dalam hal ini adalah kotoran ternak. Jenis ternak yang bias
menghasilkan pupuk organik ini sangat beragam diantaranya sapi, kambing,
domba, kuda, kerbau, ayam dan babi. (Setiawan, 2010)
Pendugaan hasil panen per hektar dilakukan dengan cara ubinan yaitu
kegiatan pengukuran hasil panen tanaman pertanian dalam suatu lokasi atau
luasan tertentu. Ubinan dilakukan untuk menghitung produktivitas tanaman
pertanian. Satuan ini terutama dipakai untuk mengestimasi hasil atau produksi
hasil tanaman. Pada suatu lahan diberi batas dinamakan “petak ubinan”
berukuran satu ubin yang kemudian dikalikan dengan satuan hektar (Soemarno,
2004).

Anda mungkin juga menyukai