Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 ; LatarBelakang
Ilmu pengetahuan dan teori dalam bidang keperawatan mengalami
perkembangan secara bekelanjutan dan konsisten. Perawat sebagai ujungtombak
bidang kesehatan harus dapat mengaplikasikan konsep-konsep keperawatan
yang telah dibangun oleh pakar-pakar keperawatan sebagai bentuk eksistensinya
di masyarakat. Filosofi keperawatan yang terus dikembangkan akan menjadi
acuan dalam setiap perkembangan teori keperawatan.
Pelayanan keperawatan yang berkualitas didapat dari
pengembangan filosofi. Filosofi keperawatan yang mendasari
pengembangan teori-teori keperawatan yang disusun meningkatkan
pemahaman terhadap fenomena keperawatan yang mengarahkan
perkembangan ilmiah dari ilmu dan praktek sehingga terjadi
perkembangan dalam profesi
keperawatan.
Philosophical Theory diartikan sebagai pernyataan yang mendukung
tuntutan ontologi tentang fenomena sebagai pusat perhatian suatu disiplin
ilmu,tuntutanepistemictentangbagaimanafenomenamunculdantuntutan etik
tentang nilai dari suatu disiplin ilmu (Fawcett, 2005). Philosophical Theory
merefleksikan kepercayaan atau pandangan. Philosofikeperawatan
merupakan suatu pernyataan dari fundamental dan asumsi umum,
kepercayaan dan prinsip tentang pengetahuan dan kebenaran dan
tentangsesuatu yang mencolok yang diperlihatkan dalam metaparadigma
(Smith, 2008). Salah satu teori filosofi keperawatan yang dapat diterapkan
oleh perawat dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien
adalah teori dari Kari Martinsen. Kari Martinsen mengemukakan teori
Philosophy of Caring. Periode tahun 1976-1986 merupakan tahun
berkembangnya teori Philosophy of Caring dari Martinsen (Kirkevold,
2000). Oleh karena itu kami tertarik membahas lebih detail tentang Teori
Phylosophy of Caring dari KariMartinsen.

1
1.2 Tujuan
1.2.1 TujuanUmum

Penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Falsafah


dan Teori Keperawatan.

1.2.1TujuanKhusus
1. Mampu memahami latar belakang philosophical theory olehKari

Martinsen;
2. Mampu memahami tujuan philosophical theory oleh Kari

Martinsen;

3. MampumemahamiKonsep Dasar Terkait Paradigma Dalam


Keperawatan danDefinisinya;
4. Mampu mengetahuiStruktur Ide philosophical theory.

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1.Latar Belakang Teoriphilosophical theory Karl Martinsen

Karl Marie Martinsen, seorang perawat dan seorang penyusun teori


filosofikeperawatan lahir di Oslo, Norwegia tahun 1943 ketika terjadi perang
dunia ke II saat Jerman mengekspansi Norwegia. Seusaiperiode perang, moral
dan sosiopolitik menjadi tema utama pembicaraan dalam keluarga Martinsen
yang terdiri dari tiga generasi, Martinsen dan adiknya, orang tua dan nenek.
Kedua orang tua Martinsen adalah ahli ekonomi, dan Ibu Martinsen pekerja
yang sibuk. Setelah lulus sekolah menengah, martinsen melanjutkan
pendidikan di Ulleval College of Nursing di Oslodan lulustahun 1964. Sambil
mempersiapkan diri masuk ke jenjang Universitas, Martinsen sempat bekerja
di rumah sakit Ulleval selama satu tahun. Martinsen lalu mangambil
spesialisasi keperawatan jiwa dan lulus tahun 1966.
Selama bekerja sebagai perawat, Martinsen menjadi lebih peduli
dengan kesenjangan sosial yang terjadi dimasyarakat umumnya dan di
pelayanan kesehatan khususnya. Sehat, sakit, perawatan dan pengobatan
dipandang Martinsen terpola secara unik. Martinsen merasa penasaran dengan
adanya perbedaan antara teori ideal dan tujuan pelayanan kesehatan disatu sisi,
dengan hasil pelayanan keperawatan, medis dan pelayanan sistem kesehatan
disisi lain. Martinsen mulai mempertanyakan kepedulian masyarakat dan
profesi merawat orang sakit dan pengangguran. Poin utama yang menjadi
kegusarannya adalah tentang kepedulian perawat terhadap pasien yang tingkat
ketergantungannya tinggi. Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana perawat
bisa merawat pasien dengan maksimal jika hanya pendekatan medis yang
diutamakan. Dengan kata lain bagaimana perawat bisa memberikan layanan
keperawatan yang maksimal, seiring dengan pendekatan medis yang diberikan.
Martinsen berharap pertanyaan- pertanyaannya menjadi pendekatan ilmiah
dalam ilmukeperawatan.
Pertanyaan-pertanyaan Martinsen menjadi studi tambahan baginya
saat mengambil kuliah magister psikologi jiwa tahun 1968. Sebagai
prasyaratnya, Martinsen harus mengambil mata kuliah fisiologi dan juga

3
mengambil filosofi. Materi kuliah filosofi dan fenomenologi ternyata
mengubah pola pikir Martinsen secara drastis. Martinsen merasa bahwa
filosofi lebih mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dimilikinya dari
pada bidang psikologi. Ketertarikan Martinsen tentang fenomenologi
membuatnya melanjutkan kuliah di The University of Bergen, kota terbesar
kedua di Norwegia.
Selama tahun 1972 sampai 1974, Martinsen kuliah di Fakultas
Filosofi University of Bergen. Dalam menyusun disertasinya, Martinsen masih
meneruskan studi tentang pertanyaan-pertanyaan yang muncul darinya tentang
kebingungannya sebagai warga kota, seorang professional, danpekerja bidang
kesehatan. Disertasinya yang berjudul Philosophy and Nursing: A Marxist and
Phenomenological Contribution (Martinsen, 1975) menjadi bahan perdebatan
dan mendapat banyak kritikan. Disertasinya adalah disertasi pertama yang
ditulis perawat yang mengkritisi bidang keperawatan yang ditinjau dari luar
disiplin keperawatan yaitu dari perspektif filosofi dan sosial.
Selama rentang tahun 70-an pendidikan keperawatan di Norwegia
mengalami pergeseran. Tiga sekolah keperawatan dimasukkan dalam satu
universitas. Karena dibutuhkan seorang perawat berkualifikasi pendidikan
tinggi, Martinsen diangkat sebagai dekan fakultas keperawatan di University
of Bergen selama periode 1976-1977. Martinsen juga mempelopori ide adanya
perubahan jenjang pendidikan keperawatan di Norwegia. Jenjang pendidikan
yang bermula hanya 4 tahun, Martinsen usulkan ditambah menjadi 4 tahun.
Usulan itu menjadi perdebatan yang panas di kalangan asosiasi
perawatNorwegia.
Tahun 1978, Martinsen mendapat kesempatan bekerja di departemen
sejarah Universitas Oslo. Martinsen melanjutkan studinya tentang sosiohistori
keperawatan. Periode 1981-1985 Martinsen yang menjadi pengajar di
departemen sejarah University of Bergen. Periode tahun 1976-1986 bisa
dikatakan tahun berkembangnya filosofi caring dari Martinsen (Kirkevold,
2000). Selama periode tersebut Martinsen bekerjasama dengan Anne Lise
Seip, profesor sejarah sosial; Ida Blom, profesor sejarah feminis; dan Kari
Warness, profesor sosiologi. Pada tahun 1979, Martinsen dan Warness
menerbitkan sebuah buku dengan judul yang provokatif, Caring Without
Care? (Martinsen &Warness, 1979). Dibuku ini, Martinsen mengangkat

4
pertanyaan penting, yaitu (1) apakah perawat "bergerak menjauh" dari si
sakit?, (2) apakah prinsip “caring” semakin menghilang ketika alat kesehatan
dan obat – obatan semakin maju berkembang?, (3) ketika perawat semakin
sibuk menjadi administrator dan peneliti apakah perawatan akan semakin
banyak diserahkan kepada kelompok okupasilain?.
Periode sejarah keperawatan terutama perawat yang terlatih di
Norwegia belum terlalu lama. Sekitar periode akhir 1800an menjadi periode

awal adanya perawat yang terlatih di Norwegia. Ketika para suster gereja
mendapat pelatihan di Jerman. Mereka adalah peletak dasar pertama sistem
pendidikan keperawatan Norwegia. Periode sejarah itu tertulis dalam buku
Martinsen, History of Nursing: Frank and Engaged Deaconesses: A Caring
Profession Emerges 1860-1905 (Martinsen, 1984). Dari tulisannya itu,
Martinsen meraih gelar doctor filosofi dari Universitas Bergen tahun 1984.
Dalam mempertahankan disertasinya, Martinsen menyiapkan dua
tulisannya Health Policy Problems and Health Policy Thinking behind the
Hospital Law of 1969 (Martinsen,1989a) dan The Doctors Interest in
Pregnancy-Part of Perinatal care: The Period ca. 1890-1940 (Martinsen,
1989b). Tulisan itu Martinsen buat selama sepuluh tahun perjalanannya dalam
mempelajari sosiohistori keperawatan, feminism dan dan sosiohistori
kedokteran.
Tahun 1986 Martinsen bekerja sebagai associate professor di department of
health and social medicine di Universitas Bergen. Martinsen melanjutkan
tulisannya tentang filosofi dan menerbitkan karya tulis berjudul Caring,
Nursing and Medicine: Historical-Philosophical Essays (Martinsen, 1989c).
Dengan hadirnya buku tersebut, menjadi penanda dimulainya periode
Martinsen yang lebih filosofis lagi dalam beberapa edisi. Dalam jurnal antologi
Denmark yang dipublikasikan 1990, Martinsen menulis jurnal dengan judul
Moral Practice and Documentation in PracticalNursing.
Tahun 1990 Martinsen pindah ke Denmark dan bekerja di Universitas
Arhus. Dalam periode tersebut Martinsen semakin mengembangkan teori
filosofinya. Dalam tulisannya yang berjudul Caring, Nursing and Medicine:
Historical-Philosophical Essays, Martinsen mengaitkan teorinya dengan teori
caring Martin Heldegger (19889-1976) seorang filsuf Jerman yang bersimpati

5
dengan nazi. Selain itu Martinsen juga mempelajari teori aspek caring Knud E
Logstrup (1905-1981) seorang ahli teologi dan filsuf Denmark. Ketika di
Denmark Martinsen bertemu dengan Patricia Benner dalam diskusi publik di
Norwegia, Denmark, dan California. Hasil diskusi mereka dirangkum dalam
tulisan yang berjudul Ethics and Vocation, Culture and the Body. Martinsen
juga melanjutkan diskusinya dengan Katie Eriksson, seorang professor

2.2. TujuanTeoriKarlMartinsen
Teori filosofikal, ilmiah dasar dan aplikasi praktis yang dikembangkan
oleh Kari Marie Martinsen berfokus pada telaah di sisi moral keperawatan, dan
etika keperawatan serta caring. Pandangan dunia fenomenologis berbasis
Martinsen adalah manusia tidak dapat dipahami atau dipertimbangkan dalam
isolasi dari lingkungannya. Manusia dan lingkungan merupakan suatu perangkat
yang menyebabkan setiap situasi tergantung konteks dan bersifat unik.
Caring yang berhubungan atau menekankan rasa empati, refleksi,
keterbukaan dan kemurahan hati dan kepercayaan. Pada pelaksanaan asuhan
keperawatan di masyarakat saling terkait satu sama lainnya, karena pelayanan
yang diberikan haruslah bersifat komprehensif dan berkesinambungan karena
kebutuhan tiap individu berbeda satu sama lainnya, maka perawat haruslah
bersikap sesuai dengan kebutuhan pasien saat itu (Alligood, M. R., & Tomey, A.
M, 2010).

2.3. Konsep Dasar Terkait Paradigma Dalam Keperawatan danDefinisinya


1. Keperawatan
Asumsi dasar philosophical caring termasuk dalam hal praktik
keperawatan dimana perawat memberikan asuhan keperawatan merawat dan
peduli pada orang lain. Hal yang harus diperhatikan ketika melakukan caring ke
pasien yaitu : caring berkaitan dengan hubungan, praktik, dan moral. Caring
dapat praktikkan dalam kasus nyata dimana caring melibatkan setidaknya dua
orang atau lebih yang saling berinteraksi. Caring yang berkaitan dengan moral
dapat diartikan sebagai situasi dalam mencapai tujuan yang diinginkan
didasarkan pada evaluasi tindakan keperawatan.
2. Manusia

6
Menurut Martinsen (1975), manusia tidak dapat dipisahkan dari
lingkungan sosial dan komunitasnya. Martinsen berpendapat bahwa terdapat
hubungan yang paralel antara manusia dengan tubuhnya. Sebagai tubuh,
manusia berhubungan dengan diri sendiri, orang lain, dan dunia, sedangkan
manusia adalah tubuh itu sendiri dimana sebagai tubuh, manusia mempunyai
persepsi dan pemahaman. Tubuh terdiri dari jasmani dan jiwa.
3. Kesehatan
Sehat adalah refleksi dari kondisi organisme, selain itu juga merupakan
ekspresi tingkat kompetensi dalam pengobatan. Dampak yang membahayakan
dari pengobatan dan pelayanan yang tidak adekuat bagi orang yang menderita
penyakit kronis menyebabkan Martinsen kembali berpikir ke konsep konservatif
yaitu sehat secara ideal.
4. Lingkungan
Manusia selalu berada dalam situasi yang berbeda dari satu tempat ke
tempat yang lain dan dalam ruang yang satu ke ruang yang lain (berada dalam
tempat dan ruang khusus). Dilihat dari dimensi ruang terdapat waktu, ambience,
dan kekuatan. Martinsen menyatakan bahwa waktu, arsitektur, dan pengetahuan
dapat bekerja terhadap ambience suatu dimensi ruang. Arsitektur, hubungan
dengan orang lain, penggunaan obyek, kata-kata, pengetahuan, keberadaan kita
di dalam ruangan, semuanya tersusun teratur dalam ruang dan situasi. Manusia
masuk dalam ruang universal, ruang alami, tetapi melalui penciptaan ruang
budaya. Kita membangun rumah dengan ruangan-ruangan dan aktivitas
pelayanan kesehatan menempati ruangan yang berbeda.

2.5. Struktur Ide Philosophy of Caring (Alligood, M. R., & Tomey, A. M, 2010).
1. Perawatan
Perawatan adalah suatu bentuk yang bukan hanya sekadar nilai dasar
keperawatan, tetapi juga merupakan nilai dasar hidup kita. Perawatan ialah
perkembangan positif individu ke arah yang lebih baik. Perawatan berbentuk
trinitas, terdiri dari hubungan, praktik, dan moral yang terjadi secara simultan.
Perawatan mempunyai arah untuk menuju situasi orang lain. Dalam konteks
profesional, perawatan memerlukan pendidikan dan latihan. Tanpa pengetahuan
profesional, hubungan dengan pasien akan berubah menjadi sentimentil. Tanpa

7
perwalian, tidak ada kelalaian, dan tidak sentimentil merupakan ekspresi dari
perawatan.
2. Penilaian Profesional
Penilaian profesional menunjukkan kualitas suatu hubungan yang
sebenarnya. Hal ini bisa dicapai melalui latihan menilai secara profesional baik
dalam praktik maupun kehidupan sehari-hari berdasarkan observasi klinis kita.
Penilaian profesional tidak hanya dilatih dengan melihat, mendengar dan
menyentuh secara klinis, tetapi juga perlu dilatih bagaimana melihat,
mendengar, dan menyentuh secara klinis dengan cara yang baik dan benar.
Pasien memberikan kesan yang berbeda-beda pada kita (perawat) karena
persepsi seseorang memiliki analog dengan variasi karakter yang
ditimbulkannya dan bergantung pada situasi tertentu. Satu hal yang perlu diingat
dan direnungkan adalah adanya hubungan antara kesan dengan situasi,
pengetahuan profesional yang dimiliki, dan pengalaman sebelumnya.
Kebijaksanaan menunjukkan pengetahuan profesional melalui kepekaan alami
dan bahasa sehari-hari.
3. Praktik Moral Ditemukan Dalam Perawatan
Praktik moral dapat terjadi bila empati dan refleksi ditampilkan secara
bersama-sama saat bekerja sehingga caring dapat diekspresikan dalam tindakan
keperawatan. Moral itu ada dalam situasi nyata yang harus diperhitungkan.
Tindakan kita perlu dipertanggungjawabkan, yang didasarkan pada empati dan
refleksi.
4. Person Oriented Professional
Person Oriented Professional mempunyai makna bahwa perawat sebagai
tenaga profesional memandang pasien sebagai orang yang menderita dan harus
dilindungi integritasnya. Hal ini memberikan tantangan bagi profesional untuk
meningkatkan kompetensi dirinya dalam menjalin hubungan yang saling
menguntungkan dan bersifat manusiawi dengan tujuan untuk melindungi dan
merawat pasien. Selain itu, profesionalisme berbasis individu juga berbicara
tentang pemahaman terhadap posisi masing-masing pihak dimana pihak satu
membutuhkan pihak lainnya, dan menempatkan pasien sebagai fokus dari
caring.

8
5. Ungkapan Hidup Tertinggi
Ungkapan hidup tertinggi adalah keterbukaan, kemurahan hati,
kepercayaan, harapan, dan cinta. Hal ini merupakan fenomena yang dapat kita
terima seperti kita menerima waktu, ruang, udara, air, dan makanan. Tanpanya
hidup menjadi kacau, dan caring tidak dapat dilaksanakan (Hem, M. H., &
Pettersen, T, 2011).
6. Area Yang Tak Dapat Disentuh
Ungkapan ini menunjukkan bahwa ada area-area yang tidak boleh kita
masuk ke dalamnya, menemui orang lain ataupun menemui alam lain. Terdapat
batasan yang harus kita hormati. Dalam caring, area yang tidak tersentuh adalah
kesatuan, yang merupakan lawan dari keterbukaan. Keterbukaan dan area yang
tak tersentuh merupakan suatu hal yang kontradiktif dalam caring.
7. Vokasi
Vokasi adalah suatu kebutuhan hidup yang membuat manusia merasa
sempurna dalam berhubungan dan merawat (peduli) terhadap orang lain.
8. Mata Hati
Hati bicara tentang eksistensi individu, derita orang lain dan situasi yang
ada didalamnya. Mata hati berhubungan dengan perhatian yang didasarkan pada
hubungan resiprokal yang saling memahami .
9. The Registering Eye
The Registering Eye adalah objektifitas dan perspektif dari pengamat.
Hal itu berkaitan dengan mencari koneksi, sistematisasi, peringkat, klasifikasi,
dan menempatkan dalam sistem. The registering eye merupakan aliansi antara
ilmu pengetahuan alam modern, teknologi, dan industrialisasi. Jika seorang
pasien dan seorang profesional menggunakan tatapan ini secara sepihak, kasih
sayang akan keluar dari situasi tersebut, dan kemauan untuk hidup
berkurang (Martinsen, E. H, 2011).

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Karie Marie Martinsen adalah seorang perawat dan filosofer, mengungkapkan teori
keperawatan philosophical caring dengan asumsi dasar bahwa caring termasuk dalam
praktik keperawatan dimana perawat memberikan asuhan keperawatan, merawat dan
peduli pada orang lain. Hal yang harus diperhatikan ketika melakukan caring kepada
pasien yaitu: caring berkaitan dengan hubungan, praktik, dan moral.
Menurut Martinsen (1975), manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungan sosial
dan komunitasnya keduanya mempengaruhi kesehatan dimana sehat adalah refleksi
dari kondisi organisme, selain itu juga merupakan ekspresi tingkat kompetensi dalam
pengobatan.
Manusia selalu berada dalam situasi yang berbeda dari satu tempat ke tempat yang
lain dan dalam ruang yang satu ke ruang yang lain (berada dalam tempat dan ruang
khusus).
Konsep dasar dari teori yang diungkapkan filosofer Kari Marie Martinsen yaitu:
perawatan, penilaian profesional, praktik moral ditemukan dalam
perawatan, person oriented professional, ungkapan hidup tertinggi, area yang tidak
dapat disentuh, vokasi, mata hati, the registering eye.

3.2 Saran
.
Seorang perawat sebagai tenaga professional di pelayanan kesehatan sebaiknya
mengetahui tentang konsep caring dan mengaplikasikannya dalam tugas sehari-hari
sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M.R. (2014). Nursing theorist and their work (8th ed).
St.Louis: MosbyElsevier,Inc.

Alligood, M. R., & Tomey, A. M. (2010). Nursing theorists and their work (7th
ed.).Maryland Heights, MO:Mosby Elsevier.

Fawcett, J. (2005). Contemporary nursing knowledge: Analysis and evaluation of


nursing models and theories (2th ed). Philadelpia: FA Davis Company.

11
iii

Anda mungkin juga menyukai