Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH MANAJEMEN BENCANA

“PROGRAM KEBIJAKAN KESEHATAN PENANGGULANGAN BENCANA”

DOSEN PEMBIMBING: Dr. Denas Symond, MCN


Disusun Oleh :
KELOMPOK 11

SHINTYA AGGRAINI 15112160


YENNY BR MANGUNSONG 15112160
HARYATI PUTRI HASIBUAN 1611216057
YULIWARNI 16112160
MUTIA TRI ARMALITA 16112160
NANDA MUSTIKA 16112160
WAHYU AGUNG PAMBUDI 16112160

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
2017
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kelompok berkat, rahmat, kesehatan, kesempatan, dan kemauan hingga kelompok dapat
menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam tidak lupa kelompok kirimkan ke junjungan
Nabi besar Muhammad SAW Nabi yang telah membawa kita kembali ke jalan Allah SWT
hingga kita dapat menikmati indahnya dunia sekarang ini.
Makalah ini dibuat sehubungan dengan tugas mata kuliah Manajemen Bencana tentang
“Program Kebijakan Kesehatan Penaggulangan Bencana” yang diberikan oleh ibu dosen
bersangkutan. Terlepas dari itu semua, kelompok menyadari bahwa kelompok adalah manusia
yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal.
Oleh karena itu, tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sempurna dalam makalah
ini. Kelompok melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki.
Maka dari itu, kelompok bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca sekalian. Akhirnya
kelompok mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah manajemen bencana ini bermanfaat bagi teman-
teman dan pembaca khususnya di bidang Kesehatan.

Padang, 23 April 2017

Kelompok

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
1.3. Tujuan Penulisan .............................................................................. 2
1.4. Metode Penulisan ............................................................................. 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3


2.1 Arah Kebijakan Dan Strategi Nasional........................................... 3
2.2 Badan Nasional Penanggulangan Bencana............................ 5
2.2.1 Arah Kebijakan dan Strategi . ................................................. 5
2.2.2 Arah Kebijakan Umum. .......................................................... 6
2.2.3 Strategi Umum ........................................................................ 6
2.2.4 Program dan Kegiatan BNPB 2015-2019. .............................. 9
2.2.5 Indikator Kinerja Utama dan Target Kinerja Sasaran Kegiatan. 11
2.3 Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan. ............................. 14
2.3.1 Tingkatan PPKK. .................................................................... 14
2.3.2 Rencana Kegiatan PPKK 2015-2019. ..................................... 15

BAB 3 PENUTUP .................................................................................................... 19


3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 19
3.2 Saran .................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan
dilaksanakan melalui peningkatan upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber
daya manusia kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan yang disertai oleh peningkatan
pengawasan, pemberdayaan masyarakat dan manajemen kesehatan. Penekanan
diberikan pada peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat serta upaya promotif
dan preventif.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kesehatan (RPJPK) 2005-2025
bertujuan meningkatkan kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud,
melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh
penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan
merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah
Republik Indonesia. Sasarannya adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat,
yang ditunjukkan oleh indikator meningkatnya umur harapan hidup, menurunnya angka
kematian bayi, menurunnya angka kematian ibu dan menurunnya prevalensi gizi kurang
pada balita.
Arah pembangunan kesehatan tahun 2015-2019 adalah akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas telah mulai mantap, ditandai dengan
kemandirian masyarakat dalam mengenal dan merespon permasalahan kesehatan akibat
bencana secara lebih dini semakin nyata. Salah satu strategi pembangunan kesehatan
yang akan ditempuh sampai tahun 2025 untuk mencapai tujuan dan sasaran
pembangunan kesehatan yaitu penanggulangan keadaan darurat kesehatan. Jadi
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat kita lihat bahwa permasalahan kesehatan akibat
bencana menjadi perhatian. Untuk itu kelompok membuat makalah tentang “Program
Kebijakan Kesehatan Penanggulangan Bencana”

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
bagaimana arah kebijakan dan strategi dalam penanggulangan bencana, program
serta kegiatan yang terkait dengan penanggulangan bencana dalam bidang
kesehatan.

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui arah kebijakan dan strategi penanggulangan bencana
2. Mengetahui program dan kegiatan penaggulangan bencana dalam bidang
kesehatan

1.4 Metode Penulisan


Adapun metode penulisan makalah ini adalah kami menggunakan metode study
pustaka yaitu dalam sumber pembuatan makalah ini menggunakan referensi buku-buku
teks dan informasi dari internet yang berkaitan dengan program kebijakan kesehatan
dalam penaggulangan bencana.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Arah Kebijakan Dan Strategi Nasional


Sesuai dengan tugas dan fungsi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, maka
tugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana adalah masuk dalam agenda
pembangunan mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik, dengan fokus prioritas pelestarian sumber daya alam,
lingkungan hidup dan pengelolaan bencana, yang merupakan bagian dari enam fokus
prioritas sebagai berikut:
1. Peningkatan Kedaulatan Pangan;
2. Kedaulatan Energi;
3. Pelestarian Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup dan Pengelolaan
Bencana;
4. Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan;
5. Penguatan Sektor Keuangan;
6. Penguatan Kapasitas Fiskal Negara.
Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi pembangunan jangka menengah
2015-2019 melalui pelaksanaan agenda pembangunan mewujudkan kemandirian
ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik, maka arah
kebijakan umum penanggulangan bencana dalam RPJMN 2015-2019 adalah
mengurangi risiko bencana dan meningkatkan ketangguhan pemerintah, pemerintah
daerah dan masyarakat dalam menghadapi bencana yang dilaksanakan melalui
strategi:
1. Internalisasi pengurangan risiko bencana dalam kerangka pembangunan
berkelanjutan di Pusat dan daerah, melalui:
a. Pengarusutamaan pengurangi risiko bencana dalam perencanaan pembangunan
nasional dan daerah;

3
b. Pengenalan, pengkajian dan pemantauan risiko bencana melalui penyusunan kajian
dan peta risiko skala 1:50.000 pada kabupaten dan skala 1:25.000 untuk kota, yang
difokuskan pada kabupaten/kota risiko tinggi terhadap bencana;
c. Pemanfaatan kajian dan peta risiko bagi penyusunan RPB dan RAD PRB, yang
menjadi referensi untuk penyusunan RPJMD;
d. Integrasi kajian dan peta risiko bencana dalam penyusunan dan review
RTRWP/K/K;
e. Harmonisasi kebijakan dan regulasi penanggulangan bencana di Pusat dan daerah;
f. Penyusunan rencana kontinjensi pada kabupaten/kota yang berisiko tinggi sebagai
panduan kesiapsiagaan dan operasi tanggap darurat dalam menghadapi bencana.

2. Penurunan tingkat kerentanan terhadap bencana, melalui:


a. Mendorong dan menumbuh kembangkan budaya sadar bencana serta meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang kebencanaan;
b. Peningkatan sosialisasi dan diseminasi pengurangan risiko bencana kepada
masyarakat baik melalui media cetak, radio, dan televisi;
c. Penyediaan dan penyebarluasan informasi kebencanaan kepada masyarakat;
d. Meningkatkan kerjasama internasional, mitra pembangunan, OMS dan dunia usaha
dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana;
e. Peningkatan kualitas hidup masyarakat di daerah pascabencana, melaluipercepatan
penyelesaian rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah pascabencana alam;
f. Pemeliharaan dan penataan lingkungan di daerah rawan bencana alam;
g. Membangun dan menumbuhkan kearifan lokal dalam membangun dan mitigasi
bencana.

3. Peningkatan kapasitas pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam


penanggulangan bencana, melalui:
a. Penguatan kapasitas kelembagaan dan aparatur penanggulangan bencana di Pusat
dan daerah
b. Penguatan tata kelola, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan
penanggulangan bencana;

4
c. Penyediaan sistem peringatan dini bencana kawasan risiko tinggi serta memastikan
berfungsinya sistem peringatan dini dengan baik;
d. Pengembangan dan pemanfaatan IPTEK dan pendidikan untuk pencegahan dan
kesiapsiagaan menghadapi bencana;
e. Melaksanakan simulasi dan gladi kesiapsiagaan menghadapi bencana secara berkala
dan berkesinambungan di kawasan rawan bencana;
f. Penyediaan infrastruktur mitigasi dan kesiapsiagaan (shelter, jalur evakuasi dan
rambu evakuasi) menghadapi bencana, yang difokuskan ada kawasan rawan
bencana dan risiko tinggi bencana;
g. Pembangunan dan pemberian perlindungan bagi prasarana vital yang diperlukan
untuk memastikan keberlangsungan pelayanan publik, kegiatan ekonomi
masyarakat, keamanan dan ketertiban pada saat situasi darurat dan pascabencana;
h. Pengembangan desa tangguh bencana di kawasan risiko bencana untuk mendukung
gerakan desa hebat;
i. Peningkatan kapasitas manajemen dan pendistribusian logistik kebencanaan,
melalui pembangunan pusat-pusat logistik kebencanaan di masing-masing wilayah
pulau, yang dapat menjangkau wilayah pascabencana yang terpencil.
Selanjutnya, arah kebijakan umum dan strategi nasional tersebut dijabarkan
kedalam arah kebijakan dan strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

2.2 Badan Nasional Penanggulangan Bencana


2.2.1 Arah Kebijakan Dan Strategi
Pemerintah Indonesia telah menetapkan salah satu agenda pembangunan
nasional yaitu mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sector-sector
strategis ekonomi domestik. Sejalan dengan agenda tersebut, peran penyelenggaraan
penanggulangan bencana dalam pembangunan nasional pada dasarnya sangat penting
dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan
menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Dukungan terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat dilaksanakan melalui upaya-upaya:
1. Peningkatan kesadaran dan pemahaman terhadap pengurangan risiko bencana;

5
2. Menumbuhkembangkan kemampuan antisipasi, adaptasi, daya proteksi,
menghindari/meminimalisir dampak bencana, dan memiliki daya serap informasi;
3. Peningkatan kapasitas kelembagaan penanggulangan bencana daerah;
4. Mendorong partisipasi dan peran aktif dunia usaha dan masyarakat dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana;
5. Pengintegrasian sistem peringatan dini dan penyebarluasan peringatan dini
bencana;
6. Peningkatan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.

2.2.2 Arah Kebijakan Umum


1. Penanggulangan bencana diarahkan pada pengurangan risiko bencana yang
terintegrasi dala setiap dimensi pembangunan
2. Penanggulangan bencana harus mengutamakan penyelamatan sebanyak mungkin
nyawa
3. Penanggulangan bencana harus diikuti dengan pemulihan kembali masyarakat
menjadi lebih baik dan lebih aman dibanding sebelum bencana
4. Penyiapan sumberdaya yang memadai dalam rangka kesiapsiagaan untuk
menghadapi bencana
5. Pembinaan dalam rangka membangun kemndirian penanggulangan bencana daerah
sesuai dengan semangat otonomi daerah dan penerapan prinsip-prinsip perbaikan
tata kelola pemerintah, sera mendukung reformasi birokrasi dan mewujudkan good
govermence

2.2.3 Strategi Umum


Selanjutnya strategi yang akan dilaksanaan dalam rangka melaksanakan arah
kebijakan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan adalah :
1. Strategi pemantapan koordinasi, komando, dan penyelenggaraan
penanggulangan bencana.
Sesuai dengan Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana, dinyatakan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana
merupakan serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang

6
berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan
rehabilitasi. Selain itu, penyelenggaraan penanggulangan bencana merupakan tanggung
jawab seluruh elemen bangsa, yang artinya bersifat lintas sektor dan lintas wilayah.
Strategi pemantapan koordinasi bidang pencegahan dan kesiapsiagaan diarahkan untuk
membangun sistem pengurangan risiko bencana dan kesiapsiagaan terpadu mulai
dengan mengidentifikasi, membangun database dan kerangka pemanfaatan seluruh
sumberdaya yang ada meliputi perencanaan pengurangan risiko bencana, perencanaan
kontinjensi, penyediaan sarana dan prasarana peringatan dini yang terintegrasi satu
sama lain, pembangunan infrastruktur mitigasi bencana, pengalokasian sumberdaya
kesiapsiagaan, serta peningkatan dan pengembangan kapasitas penanggulangan
bencana.

2. Strategi Peningkatan Pengaturan, Pembinaan, dan Pengawasan.


Terkait dengan tugas pengaturan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana
diharuskan menyusun pedoman dan norma sebagai standar bagi seluruh pemangku
kepentingan dalam menyelenggarakan penanggulangan bencana, selain itu perlu
dilakukan identifikasi berbagai peraturan perundangan yang memiliki keterkaitan
dengan pelaksanaan fungsi kebencanaan yang selanjutnya disinkronisasi dan
diharmonisasikan baik terhadap peraturan dan perundangan penanggulangan bencana
yang ada maupun disesuaikan dengan kebutuhan penanggulangan bencana agar
terbangun keandalan penanggulangan bencana nasional.
Terkait dengan tugas pembinaan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana
berkewajiban meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam rangka mewujudkan
kemandirian pemerintah daerah dalam penanggulangan bencana daerah yang
bertanggung jawab.
Terkait dengan tugas pengawasan dan pengendalian, bahwa penyelenggaraan
penanggulangan bencana dituntut untuk dilaksanakan secara terencana, terkoordinasi,
terpadu sekaligus berkualitas, maka pengawasan dan pengendalian harus dilaksanakan
untuk memastikan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana harus dapat
diwujudkan sesuai dengan apa yang diharapkan, termasuk mendokumentasikan seluruh

7
pencapaian kinerja yang dilaksanakan sebagai bentuk pelaporan pertanggungjawaban
dan akuntabilitas penggunaan anggaran.

3. Strategi Pengarusutamaan Gender


Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2000 telah memerintahkan kepada seluruh
kementerian/lembaga serta pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk
melaksanakan pengarusutamaan gender ke dalam siklus manajemen, yakni perencanaan,
pelaksanaan, serta pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan program yang
berperspektif gender di seluruh aspek pembangunan.

4. Strategi Pembiayaan
Sesuai dengan Undang–Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab
bersama Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat, selanjutnya pada Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan
Bencana disebutkan bahwa pendanaan penyelenggaraan penanggulangan bencana
bersumber dari dana APBN, APBD dan/atau masyarakat, serta pada Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan
Lembaga Asing Non Pemerintah dalam Penanggulangan Bencana memberikan
kesempatan kepada dunia Internasional untuk mendukung penyelenggaraan
penanggulangan bencana.

5. Strategi Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis


Lainnya
Untuk mencapai visi, misi dan tujuan penanggulangan bencana yang diemban
oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana, perlu adanya dukungan manajemen dan
pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam rangka mendukung pelaksanaan kinerja Badan
Nasional Penanggulangan Bencana secara menyeluruh diantaranya melalui perencanaan
program dan kegiatan, serta pelaporan yang berkualitas, peningkatan kualitas regulasi,
peningkatan kapasitas sumberdaya manusia, pemenuhan dan peningkatan sarana dan
prasarana yang memadai.

8
2.2.4 Program Dan Kegiatan BNPB 2015-2019
Adapun perwujudan dari beberapa strategi dalam rangka mencapai setiap tujuan,
dibuat langkah operasional dalam bentuk program-program BNPB yang akan
dilaksanakan dalam 5 tahun ke depan. Program pokok tersebut ditetapkan dengan
memperhatikan skala prioritas yang didasarkan atas perumusan visi, misi, tujuan,
sasaran yang telah ditetapkan yang mempunyai hubungan dengan segala aspek fungsi
unit kerja di lingkungan BNPB. Hal tersebut mencakup sebagai berikut:
1. Program generik, yang meliputi antara lain:
a. Dukungan manajemen pelaksanaan teknis lainnya Badan Nasional Penanggulangan
Bencana.
b. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Badan Nasional Penanggulangan
Bencana.
c. Pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur Negara Badan Nasional
Penanggulangan Bencana.
2. Program Teknis Penanggulangan Bencana Nasional.
Selanjutnya kegiatan pokok sebagai penjabaran program dalam rangka
penanggulangan bencana, berdasarkan unit kerja di Badan Nasional Penanggulangan
Bencana, adalah:
1. Program dukungan manajemen pelaksanaan teknis lainnya Badan Nasional
Penanggulangan Bencana, mencakup unit kerja Sekretariat Utama :
a. Biro Perencanaan;
b. Biro Hukum Dan Kerjasama;
c. Biro Keuangan;
d. Biro Umum;
e. UPT Regional.

2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Badan Nasional


Penanggulangan Bencana, mencakup unit kerja:
a. Biro Umum;
b. Pusdiklat.

9
3. Program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur Negara Badan
Nasional Penanggulangan Bencana, mencakup unit kerja Inspektorat Utama :
a. Inspektur I;
b. Inspektur II.

4. Program penanggulangan bencana nasional, mencakup unit kerja:


a. Deputi Bidang Pencegahan Dan Kesiapsiagaan, dengan kegiatan pokok yang
meliputi:
1) Kegiatan pencegahan dan pengurangan risiko bencana
2) Kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam menghadapi bencana
3) Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana
b. Deputi Bidang Penanganan Darurat, dengan kegiatan pokok yang meliputi:
1) Kegiatan tanggap darurat di daerah terkena bencana
2) Kegiatan pengelolaan bantuan darurat kemanusiaan di daerah terkena bencana
3) Kegiatan perbaikan darurat bencana dalam rangka pemulihan dini sarana dan
prasarana vital di daerah terkena bencana
c. Deputi Bidang Rehabilitasi Dan Rekonstruksi, dengan kegiatan pokok yang
meliputi:
1) Kegiatan penilaian kerusakan dan kerugian akibat bencana
2) Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi bidang prasarana fisik di wilayah pasca
bencana
3) Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi bidang sosial ekonomi di wilayah pasca
bencana
4) Kegiatan penanganan pengungsi akibat bencana
d. Deputi Bidang Logistik dan Peralatan, dengan kegiatan pokok yang meliputi:
1) Kegiatan Pengelolaan Logistik dalam penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
2) Kegiatan Pengelolaan Peralatan dalam penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
e. Pusdatinmas, dengan kegiatan pokok yang meliputi:
1) Kegiatan Pengelolaan data
2) Kegiatan Pengembangan sistem informasi
3) kegiatan pelaksanaan hubungan masyarakat

10
Dalam rangka mendukung program pokok tersebut dan untuk menampung
kegiatan BNPB yang bersifat rutin, tetap diperlukan beberapa program yang terkait
Program Penerapan Pemerintahan yang Baik yaitu:
1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNPB,
dengan kegiatan meliputi:
a. Kegiatan penyusunan program, rencana kerja dan anggaran, pemantauan, dan
evaluasi program
b. Kegiatan pembinaan administrasi dan pengelolaan keuangan
c. Pengelolaan penyusunan peraturan perundang-undangan dan telaahan hukum,
kerjasama dalam negeri dan luar negeri di bidang penanggulangan bencana
d. Kegiatan pembinaan administrasi kepegawaian dan administrasi umum
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur BNPB, dengan kegiatan
meliputi:
a. Kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana aparatur
b. Kegiatan pendidikan dan pelatihan bidang penanggulangan bencana
3. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Negara BNPB,
dengan kegiatan meliputi:
a. Kegiatan pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur negara BNPB dalam
lingkup wewenang inspektorat I
b. Kegiatan pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur negara BNPB dalam
lingkup wewenang inspektorat II

2.2.5 Indikator Kinerja Utama Dan Target Kinerja Sasaran Kegiatan


1. Program
a. Dukungan manajemen dan pelaksanaan teknis lainnya
b. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur BNPB
c. Pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur BNPB
d. Penanggulangan bencana

11
2. Kegiatan
a. Pengelolaan penyusunan peraturan perundang-undangan dan telaah hukum,
kerjasama dalam negeri dan luar negeri di bidang penanggulangan bencana
b. Pembinaan administrasi dan pengelolaa keuangan BNPB
c. Penyusunan program, rencana kerja dan anggaran, pemantauan, dan evaluasi
program
d. Pembinaan administrasi kepegawaian dan administrasi umum
e. Pendidikan dan pelatihan penanggulangan bencana
f. Kegiataan pengelolaan sarana dan prasarana aparatur
g. Pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur BNPB dalam lingkup
wewenang inspektorat I
h. Pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur BNPB dalam lingkup
wewenang inspektorat II
i. Kesiap-siangan dalam menghadapi bencana
j. Pengurangan risiko bencana
k. Pemberdayaa masyarakat dalam kesiapan menghadapi bencana
l. Tanggap darurat di daerah terkena bencana
m. Perbaikan darurat bencana sarana dan prasarana vital di daerah terkena bencana
n. Pengelolaan pemberian bantuan darurat kemanusiaan di daerah terkena bencana
o. Penanganan pengungsi akibat bencana
p. Penilaian kerusakan dan kerugian akibat bencana
q. Rehabilitasi dan rekonstruksi bidang prasarana fisik di wilayah pasca bencana
r. Rehabilitasi dan rekronstruksi bidang sosial ekonomi di wilayah pasca bencana
s. Penyiapan logistik di kawasan rawan bencana
t. Penyiapan peralatan dikawasan rawan bencana
u. Pengembangan aplikasi teknologi informasi, komunikasi dan kehumasan

12
Tabel Program dan Kegiatan BNPB 2015-2019
No Program Kegiatan
1 Dukungan manajemen
a. Pengelolaan penyusunan peraturan perundang-
dan pelaksanaan teknis undangan dan telaah hukum, kerjasama dalam
lainnya negeri dan luar negeri di bidang penanggulangan
bencana
b. Pembinaan administrasi dan pengelolaa keuangan
BNPB
c. Penyusunan program, rencana kerja dan anggaran,
pemantauan, dan evaluasi program
d. Pembinaan administrasi kepegawaian dan
administrasi umum
e. Pendidikan dan pelatihan penanggulangan bencana
2 Peningkatan sarana dan Kegiataan pengelolaan sarana dan prasarana
prasarana aparatur BNPB aparatur

3 Pengawasan dan
a. Pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur
peningkatan akuntabilitas BNPB dalam lingkup wewenang inspektorat I
aparatur BNPB b. Pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur
BNPB dalam lingkup wewenang inspektorat II
4 Penanggulangan bencanaa. Kesiap-siangan dalam menghadapi bencana
b. Pengurangan risiko bencana
c. Pemberdayaan masyarakat dalam kesiapan
menghadapi bencana
d. Tanggap darurat di daerah terkena bencana
e. Perbaikan darurat bencana sarana dan prasarana
vital di daerah terkena bencana
f. Pengelolaan pemberian bantuan darurat
kemanusiaan di daerah terkena bencana
g. Penanganan pengungsi akibat bencana

13
h. Penilaian kerusakan dan kerugian akibat bencana
i. Rehabilitasi dan rekonstruksi bidang prasarana
fisik di wilayah pasca bencana
j. Rehabilitasi dan rekronstruksi bidang sosial
ekonomi di wilayah pasca bencana
k. Penyiapan logistik di kawasan rawan bencana
l. Penyiapan peralatan dikawasan rawan bencana
m. Pengembangan aplikasi teknologi informasi,
komunikasi dan kehumasan

2.3 Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan


Penyelenggaraan penanggulangan Krisis Kesehatan bertujuan untuk
menanggulangi Krisis Kesehatan secara cepat, tepat, menyeluruh, dan terkoordinasi
melalui kesiapsiagaan sumber daya kesehatan. Pemerintah, pemerintah daerah provinsi,
dan pemerintah daerah kabupaten/kota bertanggung jawab dalam penanggulangan krisis
kesehatan. Penyelenggaraan penanggulangan Krisis Kesehatan mengikuti siklus
penanggulangan Bencana dengan penyesuaian yang meliputi tahap prakrisis kesehatan,
tanggap darurat krisis kesehatan, dan pascakrisis kesehatan dengan penekanan pada
upaya mencegah kejadian Krisis Kesehatan yang lebih parah atau buruk dengan
memperhatikan aspek pengurangan risiko bencana.
2.3.1 Tingakatan Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
a. Penanggulangan Krisis Kesehatan Tingkat Nasional
Menteri bertanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan Krisis
Kesehatan tingkat nasional berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana. Dalam melaksanakan tanggung jawab, Menteri mengkoordinasikan seluruh
sumber daya kesehatan, dan seluruh instansi/ lembaga yang berperan serta dalam
penanggulangan Krisis Kesehatan.
b. Penanggulangan Krisis Kesehatan Tingkat Provinsi
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi bertanggung jawab dalam penyelenggaraan
penanggulangan Krisis Kesehatan tingkat provinsi. Dalam pelaksanaan tanggung jawab,
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi harus berkoordinasi dengan Gubemur/ Kepala Daerah

14
Provinsi setempat dan Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian
Kesehatan. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi wajib membentuk satuan tugas kesehatan.
Satuan tugas kesehatan diketuai oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. Dalam
melaksanakan tugasnya, satuan tugas kesehatan harus berkoordinasi dengan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah di tingkat provinsi, seluruh sumber daya kesehatan,
dan seluruh instansi/ lembaga yang berperan serta dalam penanggulangan Krisis
Kesehatan di wilayahnya.
c. Penanggulangan Krisis Kesehatan Tingkat Kabupaten/ Kota
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan penanggulangan Krisis Kesehatan tingkat kabupaten/ kota. Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus berkoordinasi dengan Bupati/Walikota dan
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat, serta Kepala Pusat Penanggulangan Krisis
Kesehatan Kementerian Kesehatan. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib
membentuk satuan tugas kesehatan. Satuan tugas kesehatan diketuai oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota. Dalam melaksanakan tugasnya, satuan tugas harus
berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah di tingkat kabupaten/
kota dan mengoordinasikan seluruh sumber daya kesehatan, dan seluruh
instansi/lembaga yang berperan serta dalam penanggulangan Krisis Kesehatan di
wilayahnya.

2.3.2 Rencana Kegiatan PPKK 2015-2019


A. Tugas Pokok Dan Fungsi Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK)
Tugas pokok dan fungsi PPKK (Kepmenkes 1144 tahun 2010)
1. Tugas
Melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan penanggulangan krisis
kesehatan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Fungsi
a. Pra bencana
1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang penanggulangan krisis
kesehatan;

15
2. Koordinasi dan pelaksanaan pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan krisis kesehatan;
3. Pelaksanaan administrasi pusat;
b. Saat bencana
1. Pelaksanaan tugas di bidang penanggulangan krisis kesehatan
2. Pemantauan, evaluasi, pelaporan dan penyajian informasi pelaksanaan tugas di
bidang penanggulangan krisis kesehatan
3. Koordinasi dan pelaksanaan tanggap darurat dalam penanggulangan krisis kesehatan
c. Pasca bencana
1. Koordinasi dan pelaksanaan pemulihan dalam penanggulangan krisis kesehatan

B. Kegiatan PPKK
1. Tahap Pra Krisis
Serangkaian Kegiatan yang dilakukan pada situasi tidak terjadi bencana atau
situasi terdapat potensi terjadinya bencana yang meliputi : perencanaan, pengurangan
risiko, pendidikan dan pelatihan, penetapan persyaratan standar teknis dan analisis,
kesiapsiagaan dan mitigasi kesehatan. Seperti kegiatan yang dilakukan dibawah ini:
1. Perencanaan penanggulangan bencana: mengkoordinasikan dan memfasilitasi
kegiatan pra krisis kesehatan dengan seluruh sumber daya kesehatan dan seluruh
instansi/lembaga yang berperan serta dalam penanggulangan krisis kesehatan,
2. Pengurangan risiko bencana: menyusun dan mensosialisasikan kebijakan
penanggulangan krisis kesehatan,
3. Pencegahan: melaksanakan dan mengembangkan sistem informasi penanggulangan
krisis kesehatan
4. Pemaduan dalam perencanaan pembangunan: menyelenggarakan kegiatan
peningkatan kapasitas sumber daya manusia kesehatan dalam penanggulangan krisis
kesehatan serta pembinaan tim reaksi cepat
5. Persyaratan analisis risiko bencana: meningkatkan kesiapsiagaan unit kesehatan
dalam penanggulangan krisis kesehatan dengan melengkapi sarana/fasilitas yang
diperlukan

16
6. Pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang: memfasilitasi pemberdayaan
masyarakat dalam kegiatan kesiapsiagaan
7. Pendidikan dan pelatihan: membina dan memfasilitasi ppkk regional dan sub
regional,
8. Persyaratan standar teknis penanggulangan bencana: memetakan kesiapsiagaan unit-
unit kesehatan di daerah
9. Penelitian dan pengembangan: mengkoordinasikan ketersediaan kebutuhan obat dan
perbekalan kesehatan
10. Kesiapsiagaan melaksanakan kegiatan siaga darurat bidang kesehatan
11. Peringatan dini
12. Mitigasi bencana

2. Tanggap darurat
Serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian akibat
bencana untuk menangani dampak kesehatan yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan
penyelamatan dan evakuasi korban, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan dan
pemulihan korban, prasarana serta fasilitas pelayanan kesehatan.
1. Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, kerugian, dan sumber
daya: Mobilisasi bantuan kesehatan dari unit utama Kementerian Kesehatan
2. Penentuan status keadaan darurat bencana: Mobilisasi bantuan kesehatan termasuk
tenaga kesehatan warga negara asing dari berbagai pihak baik nasional maupun
internasional
3. Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana: Fasilitasi seluruh sumber
daya kesehatan dan seluruh instansi/lembaga yang berperan serta dalam
penanggulangan krisis kesehatan dalam melakukan tugas teknis penanggulangan
krisis kesehatan
4. Pemenuhan kebutuhan dasar Pemenuhan kebutuhan kesehatan sesuai yang diusukan
oleh daerah yang terkena krisis secara langsung
5. Perlindungan terhadap kelompok rentan: Pemenuhan kebutuhan kesehatan lain
berupa sumber daya manusia kesehatan, pendanaan, fasilitas untuk
mengoperasionalkan sistem pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan medik,

17
obat dan perbekalan kesehatan, gizi, pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan, kesehatan jiwa, kesehatan reproduksi, dan identifikasi korban sesuai
kebutuhan
6. Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital: Memfasilitasi pemulihan
darurat untuk mengembalikan fungsi pelayanan kesehatan
7. Pembayaran klaim rumah sakit untuk biaya perawatan pasien korban krisis
kesehatan yang mulai dirawat pada masa tanggap darurat krisis kesehatan dengan
ketentuan sepanjang pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kab/kota
tidak mampu mengatasinya dan dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
8. Pemantauan perkembangan kejadian krisis kesehatan melalui sistem
penanggulangan krisis kesehatan

3. Pasca Krisis
Serangkaian Kegiatan yang dilakukan dengan segera untuk memperbaiki,
memulihkan, dan/atau membangun kembali prasarana dan fasilitas pelayanan kesehatan.
Kegiatan yang dilakukan antaralain:
1. Rehabilitasi: Melakukan koordinasi dengan seluruh sumber daya kesehatan, dan
seluruh instansi/lembaga yang berperan serta dalam penanggulangan krisis
kesehatan untuk melaksanakan kegiatan pemulihan darurat
2. Rekonstruksi: Mengkoordinasikan pelaksanaan penilaian kerusakan dan kerugian di
bidang kesehatan yang dilaksanakan bersama unit terkait.
3. Membantu unit teknis terkait dalam penyediaan sumber daya kesehatan sesuai
dengan tugas dan fungsi masing-masing dalam upaya :
a. pencegahan penyakit dan penyehatan lingkungan yang terkait dengan pencegahan
kejadian luar biasa penyakit menular potensial wabah yang meliputi pengendalian
penyakit, surveilans epidemiologi, imunisasi, perbaikan kualitas air dan sanitasi, dan
promosi kesehatan
b. pelayanan kesehatan yang terkait dengan perbaikan gizi, kesehatan reproduksi,
pelayanan medis, pemulihan kesehatan jiwa

18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemerintah Indonesia telah menetapkan salah satu agenda pembangunan
nasional yaitu penyelenggaraan penanggulangan bencana yang pada dasarnya sangat
penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, dan menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dukungan terhadap
peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dilaksanakan melalui
upaya-upaya:
1. Peningkatan kesadaran dan pemahaman terhadap pengurangan risiko bencana;
2. Menumbuhkembangkan kemampuan antisipasi, adaptasi, daya proteksi,
menghindari/meminimalisir dampak bencana, dan memiliki daya serap
informasi;
3. Peningkatan kapasitas kelembagaan penanggulangan bencana daerah;
4. Mendorong partisipasi dan peran aktif dunia usaha dan masyarakat dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana;
5. Pengintegrasian sistem peringatan dini dan penyebarluasan peringatan dini
bencana;
6. Peningkatan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
Pemerintah juga telah membentuk suatu Badan Nasional Penanggulangan
Bencana yang terkoordinasi pada setiap daerah provinsi dan kabupaten/kota. BNPB
tersebut telah membuat berbagai kebijakan dan strategi yang diperlukan agar Negara
Indonesia tangguh dalam menghadapi bencana. Kemudian pemerintah juga membentuk
suatu badan yaitu Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan yang terkoordinasi pada
setiap provinsi dan kab/kota. PPKK ini selalu berkoordinasi dan terintegrasi dengan
BNPB baik dipusat maupun didaerah. Hal ini dikarenakan setiap program dan kegiatan
yang dilakukan oleh PPKK mengacu pada kebijakan dan strategi BNPB.

19
3.2 Saran
Dengan terbentuknya makalah ini, kelompok mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun bagi pembaca umumnya dan dosen pembimbing khususnya
sehingga kelompok dapat memahami dan mempelajarinya lebih dalam lagi tentang
program kebijakan kesehatan tentang penaggulangan bencana.

20
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan RI. Rencana Aksi Kegiatan Penanggulangan Krisis Kesehatan
Tahun 2015-2019. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI . 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No. 64 Tahun 2013 Tentang Penaggulangan Krisis Kesehatan. Jakarta.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2015. Rencana Strategis Badan Nasional


Penanggulangan Bencana Tahun 2015-2019. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai