Kelompok
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
1.3. Tujuan Penulisan .............................................................................. 2
1.4. Metode Penulisan ............................................................................. 2
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan
dilaksanakan melalui peningkatan upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber
daya manusia kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan yang disertai oleh peningkatan
pengawasan, pemberdayaan masyarakat dan manajemen kesehatan. Penekanan
diberikan pada peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat serta upaya promotif
dan preventif.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kesehatan (RPJPK) 2005-2025
bertujuan meningkatkan kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud,
melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh
penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan
merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah
Republik Indonesia. Sasarannya adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat,
yang ditunjukkan oleh indikator meningkatnya umur harapan hidup, menurunnya angka
kematian bayi, menurunnya angka kematian ibu dan menurunnya prevalensi gizi kurang
pada balita.
Arah pembangunan kesehatan tahun 2015-2019 adalah akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas telah mulai mantap, ditandai dengan
kemandirian masyarakat dalam mengenal dan merespon permasalahan kesehatan akibat
bencana secara lebih dini semakin nyata. Salah satu strategi pembangunan kesehatan
yang akan ditempuh sampai tahun 2025 untuk mencapai tujuan dan sasaran
pembangunan kesehatan yaitu penanggulangan keadaan darurat kesehatan. Jadi
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat kita lihat bahwa permasalahan kesehatan akibat
bencana menjadi perhatian. Untuk itu kelompok membuat makalah tentang “Program
Kebijakan Kesehatan Penanggulangan Bencana”
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
bagaimana arah kebijakan dan strategi dalam penanggulangan bencana, program
serta kegiatan yang terkait dengan penanggulangan bencana dalam bidang
kesehatan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
b. Pengenalan, pengkajian dan pemantauan risiko bencana melalui penyusunan kajian
dan peta risiko skala 1:50.000 pada kabupaten dan skala 1:25.000 untuk kota, yang
difokuskan pada kabupaten/kota risiko tinggi terhadap bencana;
c. Pemanfaatan kajian dan peta risiko bagi penyusunan RPB dan RAD PRB, yang
menjadi referensi untuk penyusunan RPJMD;
d. Integrasi kajian dan peta risiko bencana dalam penyusunan dan review
RTRWP/K/K;
e. Harmonisasi kebijakan dan regulasi penanggulangan bencana di Pusat dan daerah;
f. Penyusunan rencana kontinjensi pada kabupaten/kota yang berisiko tinggi sebagai
panduan kesiapsiagaan dan operasi tanggap darurat dalam menghadapi bencana.
4
c. Penyediaan sistem peringatan dini bencana kawasan risiko tinggi serta memastikan
berfungsinya sistem peringatan dini dengan baik;
d. Pengembangan dan pemanfaatan IPTEK dan pendidikan untuk pencegahan dan
kesiapsiagaan menghadapi bencana;
e. Melaksanakan simulasi dan gladi kesiapsiagaan menghadapi bencana secara berkala
dan berkesinambungan di kawasan rawan bencana;
f. Penyediaan infrastruktur mitigasi dan kesiapsiagaan (shelter, jalur evakuasi dan
rambu evakuasi) menghadapi bencana, yang difokuskan ada kawasan rawan
bencana dan risiko tinggi bencana;
g. Pembangunan dan pemberian perlindungan bagi prasarana vital yang diperlukan
untuk memastikan keberlangsungan pelayanan publik, kegiatan ekonomi
masyarakat, keamanan dan ketertiban pada saat situasi darurat dan pascabencana;
h. Pengembangan desa tangguh bencana di kawasan risiko bencana untuk mendukung
gerakan desa hebat;
i. Peningkatan kapasitas manajemen dan pendistribusian logistik kebencanaan,
melalui pembangunan pusat-pusat logistik kebencanaan di masing-masing wilayah
pulau, yang dapat menjangkau wilayah pascabencana yang terpencil.
Selanjutnya, arah kebijakan umum dan strategi nasional tersebut dijabarkan
kedalam arah kebijakan dan strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
5
2. Menumbuhkembangkan kemampuan antisipasi, adaptasi, daya proteksi,
menghindari/meminimalisir dampak bencana, dan memiliki daya serap informasi;
3. Peningkatan kapasitas kelembagaan penanggulangan bencana daerah;
4. Mendorong partisipasi dan peran aktif dunia usaha dan masyarakat dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana;
5. Pengintegrasian sistem peringatan dini dan penyebarluasan peringatan dini
bencana;
6. Peningkatan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
6
berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan
rehabilitasi. Selain itu, penyelenggaraan penanggulangan bencana merupakan tanggung
jawab seluruh elemen bangsa, yang artinya bersifat lintas sektor dan lintas wilayah.
Strategi pemantapan koordinasi bidang pencegahan dan kesiapsiagaan diarahkan untuk
membangun sistem pengurangan risiko bencana dan kesiapsiagaan terpadu mulai
dengan mengidentifikasi, membangun database dan kerangka pemanfaatan seluruh
sumberdaya yang ada meliputi perencanaan pengurangan risiko bencana, perencanaan
kontinjensi, penyediaan sarana dan prasarana peringatan dini yang terintegrasi satu
sama lain, pembangunan infrastruktur mitigasi bencana, pengalokasian sumberdaya
kesiapsiagaan, serta peningkatan dan pengembangan kapasitas penanggulangan
bencana.
7
pencapaian kinerja yang dilaksanakan sebagai bentuk pelaporan pertanggungjawaban
dan akuntabilitas penggunaan anggaran.
4. Strategi Pembiayaan
Sesuai dengan Undang–Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab
bersama Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat, selanjutnya pada Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan
Bencana disebutkan bahwa pendanaan penyelenggaraan penanggulangan bencana
bersumber dari dana APBN, APBD dan/atau masyarakat, serta pada Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan
Lembaga Asing Non Pemerintah dalam Penanggulangan Bencana memberikan
kesempatan kepada dunia Internasional untuk mendukung penyelenggaraan
penanggulangan bencana.
8
2.2.4 Program Dan Kegiatan BNPB 2015-2019
Adapun perwujudan dari beberapa strategi dalam rangka mencapai setiap tujuan,
dibuat langkah operasional dalam bentuk program-program BNPB yang akan
dilaksanakan dalam 5 tahun ke depan. Program pokok tersebut ditetapkan dengan
memperhatikan skala prioritas yang didasarkan atas perumusan visi, misi, tujuan,
sasaran yang telah ditetapkan yang mempunyai hubungan dengan segala aspek fungsi
unit kerja di lingkungan BNPB. Hal tersebut mencakup sebagai berikut:
1. Program generik, yang meliputi antara lain:
a. Dukungan manajemen pelaksanaan teknis lainnya Badan Nasional Penanggulangan
Bencana.
b. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Badan Nasional Penanggulangan
Bencana.
c. Pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur Negara Badan Nasional
Penanggulangan Bencana.
2. Program Teknis Penanggulangan Bencana Nasional.
Selanjutnya kegiatan pokok sebagai penjabaran program dalam rangka
penanggulangan bencana, berdasarkan unit kerja di Badan Nasional Penanggulangan
Bencana, adalah:
1. Program dukungan manajemen pelaksanaan teknis lainnya Badan Nasional
Penanggulangan Bencana, mencakup unit kerja Sekretariat Utama :
a. Biro Perencanaan;
b. Biro Hukum Dan Kerjasama;
c. Biro Keuangan;
d. Biro Umum;
e. UPT Regional.
9
3. Program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur Negara Badan
Nasional Penanggulangan Bencana, mencakup unit kerja Inspektorat Utama :
a. Inspektur I;
b. Inspektur II.
10
Dalam rangka mendukung program pokok tersebut dan untuk menampung
kegiatan BNPB yang bersifat rutin, tetap diperlukan beberapa program yang terkait
Program Penerapan Pemerintahan yang Baik yaitu:
1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNPB,
dengan kegiatan meliputi:
a. Kegiatan penyusunan program, rencana kerja dan anggaran, pemantauan, dan
evaluasi program
b. Kegiatan pembinaan administrasi dan pengelolaan keuangan
c. Pengelolaan penyusunan peraturan perundang-undangan dan telaahan hukum,
kerjasama dalam negeri dan luar negeri di bidang penanggulangan bencana
d. Kegiatan pembinaan administrasi kepegawaian dan administrasi umum
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur BNPB, dengan kegiatan
meliputi:
a. Kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana aparatur
b. Kegiatan pendidikan dan pelatihan bidang penanggulangan bencana
3. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Negara BNPB,
dengan kegiatan meliputi:
a. Kegiatan pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur negara BNPB dalam
lingkup wewenang inspektorat I
b. Kegiatan pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur negara BNPB dalam
lingkup wewenang inspektorat II
11
2. Kegiatan
a. Pengelolaan penyusunan peraturan perundang-undangan dan telaah hukum,
kerjasama dalam negeri dan luar negeri di bidang penanggulangan bencana
b. Pembinaan administrasi dan pengelolaa keuangan BNPB
c. Penyusunan program, rencana kerja dan anggaran, pemantauan, dan evaluasi
program
d. Pembinaan administrasi kepegawaian dan administrasi umum
e. Pendidikan dan pelatihan penanggulangan bencana
f. Kegiataan pengelolaan sarana dan prasarana aparatur
g. Pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur BNPB dalam lingkup
wewenang inspektorat I
h. Pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur BNPB dalam lingkup
wewenang inspektorat II
i. Kesiap-siangan dalam menghadapi bencana
j. Pengurangan risiko bencana
k. Pemberdayaa masyarakat dalam kesiapan menghadapi bencana
l. Tanggap darurat di daerah terkena bencana
m. Perbaikan darurat bencana sarana dan prasarana vital di daerah terkena bencana
n. Pengelolaan pemberian bantuan darurat kemanusiaan di daerah terkena bencana
o. Penanganan pengungsi akibat bencana
p. Penilaian kerusakan dan kerugian akibat bencana
q. Rehabilitasi dan rekonstruksi bidang prasarana fisik di wilayah pasca bencana
r. Rehabilitasi dan rekronstruksi bidang sosial ekonomi di wilayah pasca bencana
s. Penyiapan logistik di kawasan rawan bencana
t. Penyiapan peralatan dikawasan rawan bencana
u. Pengembangan aplikasi teknologi informasi, komunikasi dan kehumasan
12
Tabel Program dan Kegiatan BNPB 2015-2019
No Program Kegiatan
1 Dukungan manajemen
a. Pengelolaan penyusunan peraturan perundang-
dan pelaksanaan teknis undangan dan telaah hukum, kerjasama dalam
lainnya negeri dan luar negeri di bidang penanggulangan
bencana
b. Pembinaan administrasi dan pengelolaa keuangan
BNPB
c. Penyusunan program, rencana kerja dan anggaran,
pemantauan, dan evaluasi program
d. Pembinaan administrasi kepegawaian dan
administrasi umum
e. Pendidikan dan pelatihan penanggulangan bencana
2 Peningkatan sarana dan Kegiataan pengelolaan sarana dan prasarana
prasarana aparatur BNPB aparatur
3 Pengawasan dan
a. Pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur
peningkatan akuntabilitas BNPB dalam lingkup wewenang inspektorat I
aparatur BNPB b. Pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur
BNPB dalam lingkup wewenang inspektorat II
4 Penanggulangan bencanaa. Kesiap-siangan dalam menghadapi bencana
b. Pengurangan risiko bencana
c. Pemberdayaan masyarakat dalam kesiapan
menghadapi bencana
d. Tanggap darurat di daerah terkena bencana
e. Perbaikan darurat bencana sarana dan prasarana
vital di daerah terkena bencana
f. Pengelolaan pemberian bantuan darurat
kemanusiaan di daerah terkena bencana
g. Penanganan pengungsi akibat bencana
13
h. Penilaian kerusakan dan kerugian akibat bencana
i. Rehabilitasi dan rekonstruksi bidang prasarana
fisik di wilayah pasca bencana
j. Rehabilitasi dan rekronstruksi bidang sosial
ekonomi di wilayah pasca bencana
k. Penyiapan logistik di kawasan rawan bencana
l. Penyiapan peralatan dikawasan rawan bencana
m. Pengembangan aplikasi teknologi informasi,
komunikasi dan kehumasan
14
Provinsi setempat dan Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian
Kesehatan. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi wajib membentuk satuan tugas kesehatan.
Satuan tugas kesehatan diketuai oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. Dalam
melaksanakan tugasnya, satuan tugas kesehatan harus berkoordinasi dengan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah di tingkat provinsi, seluruh sumber daya kesehatan,
dan seluruh instansi/ lembaga yang berperan serta dalam penanggulangan Krisis
Kesehatan di wilayahnya.
c. Penanggulangan Krisis Kesehatan Tingkat Kabupaten/ Kota
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan penanggulangan Krisis Kesehatan tingkat kabupaten/ kota. Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus berkoordinasi dengan Bupati/Walikota dan
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat, serta Kepala Pusat Penanggulangan Krisis
Kesehatan Kementerian Kesehatan. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib
membentuk satuan tugas kesehatan. Satuan tugas kesehatan diketuai oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota. Dalam melaksanakan tugasnya, satuan tugas harus
berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah di tingkat kabupaten/
kota dan mengoordinasikan seluruh sumber daya kesehatan, dan seluruh
instansi/lembaga yang berperan serta dalam penanggulangan Krisis Kesehatan di
wilayahnya.
15
2. Koordinasi dan pelaksanaan pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan krisis kesehatan;
3. Pelaksanaan administrasi pusat;
b. Saat bencana
1. Pelaksanaan tugas di bidang penanggulangan krisis kesehatan
2. Pemantauan, evaluasi, pelaporan dan penyajian informasi pelaksanaan tugas di
bidang penanggulangan krisis kesehatan
3. Koordinasi dan pelaksanaan tanggap darurat dalam penanggulangan krisis kesehatan
c. Pasca bencana
1. Koordinasi dan pelaksanaan pemulihan dalam penanggulangan krisis kesehatan
B. Kegiatan PPKK
1. Tahap Pra Krisis
Serangkaian Kegiatan yang dilakukan pada situasi tidak terjadi bencana atau
situasi terdapat potensi terjadinya bencana yang meliputi : perencanaan, pengurangan
risiko, pendidikan dan pelatihan, penetapan persyaratan standar teknis dan analisis,
kesiapsiagaan dan mitigasi kesehatan. Seperti kegiatan yang dilakukan dibawah ini:
1. Perencanaan penanggulangan bencana: mengkoordinasikan dan memfasilitasi
kegiatan pra krisis kesehatan dengan seluruh sumber daya kesehatan dan seluruh
instansi/lembaga yang berperan serta dalam penanggulangan krisis kesehatan,
2. Pengurangan risiko bencana: menyusun dan mensosialisasikan kebijakan
penanggulangan krisis kesehatan,
3. Pencegahan: melaksanakan dan mengembangkan sistem informasi penanggulangan
krisis kesehatan
4. Pemaduan dalam perencanaan pembangunan: menyelenggarakan kegiatan
peningkatan kapasitas sumber daya manusia kesehatan dalam penanggulangan krisis
kesehatan serta pembinaan tim reaksi cepat
5. Persyaratan analisis risiko bencana: meningkatkan kesiapsiagaan unit kesehatan
dalam penanggulangan krisis kesehatan dengan melengkapi sarana/fasilitas yang
diperlukan
16
6. Pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang: memfasilitasi pemberdayaan
masyarakat dalam kegiatan kesiapsiagaan
7. Pendidikan dan pelatihan: membina dan memfasilitasi ppkk regional dan sub
regional,
8. Persyaratan standar teknis penanggulangan bencana: memetakan kesiapsiagaan unit-
unit kesehatan di daerah
9. Penelitian dan pengembangan: mengkoordinasikan ketersediaan kebutuhan obat dan
perbekalan kesehatan
10. Kesiapsiagaan melaksanakan kegiatan siaga darurat bidang kesehatan
11. Peringatan dini
12. Mitigasi bencana
2. Tanggap darurat
Serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian akibat
bencana untuk menangani dampak kesehatan yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan
penyelamatan dan evakuasi korban, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan dan
pemulihan korban, prasarana serta fasilitas pelayanan kesehatan.
1. Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, kerugian, dan sumber
daya: Mobilisasi bantuan kesehatan dari unit utama Kementerian Kesehatan
2. Penentuan status keadaan darurat bencana: Mobilisasi bantuan kesehatan termasuk
tenaga kesehatan warga negara asing dari berbagai pihak baik nasional maupun
internasional
3. Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana: Fasilitasi seluruh sumber
daya kesehatan dan seluruh instansi/lembaga yang berperan serta dalam
penanggulangan krisis kesehatan dalam melakukan tugas teknis penanggulangan
krisis kesehatan
4. Pemenuhan kebutuhan dasar Pemenuhan kebutuhan kesehatan sesuai yang diusukan
oleh daerah yang terkena krisis secara langsung
5. Perlindungan terhadap kelompok rentan: Pemenuhan kebutuhan kesehatan lain
berupa sumber daya manusia kesehatan, pendanaan, fasilitas untuk
mengoperasionalkan sistem pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan medik,
17
obat dan perbekalan kesehatan, gizi, pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan, kesehatan jiwa, kesehatan reproduksi, dan identifikasi korban sesuai
kebutuhan
6. Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital: Memfasilitasi pemulihan
darurat untuk mengembalikan fungsi pelayanan kesehatan
7. Pembayaran klaim rumah sakit untuk biaya perawatan pasien korban krisis
kesehatan yang mulai dirawat pada masa tanggap darurat krisis kesehatan dengan
ketentuan sepanjang pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kab/kota
tidak mampu mengatasinya dan dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
8. Pemantauan perkembangan kejadian krisis kesehatan melalui sistem
penanggulangan krisis kesehatan
3. Pasca Krisis
Serangkaian Kegiatan yang dilakukan dengan segera untuk memperbaiki,
memulihkan, dan/atau membangun kembali prasarana dan fasilitas pelayanan kesehatan.
Kegiatan yang dilakukan antaralain:
1. Rehabilitasi: Melakukan koordinasi dengan seluruh sumber daya kesehatan, dan
seluruh instansi/lembaga yang berperan serta dalam penanggulangan krisis
kesehatan untuk melaksanakan kegiatan pemulihan darurat
2. Rekonstruksi: Mengkoordinasikan pelaksanaan penilaian kerusakan dan kerugian di
bidang kesehatan yang dilaksanakan bersama unit terkait.
3. Membantu unit teknis terkait dalam penyediaan sumber daya kesehatan sesuai
dengan tugas dan fungsi masing-masing dalam upaya :
a. pencegahan penyakit dan penyehatan lingkungan yang terkait dengan pencegahan
kejadian luar biasa penyakit menular potensial wabah yang meliputi pengendalian
penyakit, surveilans epidemiologi, imunisasi, perbaikan kualitas air dan sanitasi, dan
promosi kesehatan
b. pelayanan kesehatan yang terkait dengan perbaikan gizi, kesehatan reproduksi,
pelayanan medis, pemulihan kesehatan jiwa
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemerintah Indonesia telah menetapkan salah satu agenda pembangunan
nasional yaitu penyelenggaraan penanggulangan bencana yang pada dasarnya sangat
penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, dan menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dukungan terhadap
peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dilaksanakan melalui
upaya-upaya:
1. Peningkatan kesadaran dan pemahaman terhadap pengurangan risiko bencana;
2. Menumbuhkembangkan kemampuan antisipasi, adaptasi, daya proteksi,
menghindari/meminimalisir dampak bencana, dan memiliki daya serap
informasi;
3. Peningkatan kapasitas kelembagaan penanggulangan bencana daerah;
4. Mendorong partisipasi dan peran aktif dunia usaha dan masyarakat dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana;
5. Pengintegrasian sistem peringatan dini dan penyebarluasan peringatan dini
bencana;
6. Peningkatan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
Pemerintah juga telah membentuk suatu Badan Nasional Penanggulangan
Bencana yang terkoordinasi pada setiap daerah provinsi dan kabupaten/kota. BNPB
tersebut telah membuat berbagai kebijakan dan strategi yang diperlukan agar Negara
Indonesia tangguh dalam menghadapi bencana. Kemudian pemerintah juga membentuk
suatu badan yaitu Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan yang terkoordinasi pada
setiap provinsi dan kab/kota. PPKK ini selalu berkoordinasi dan terintegrasi dengan
BNPB baik dipusat maupun didaerah. Hal ini dikarenakan setiap program dan kegiatan
yang dilakukan oleh PPKK mengacu pada kebijakan dan strategi BNPB.
19
3.2 Saran
Dengan terbentuknya makalah ini, kelompok mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun bagi pembaca umumnya dan dosen pembimbing khususnya
sehingga kelompok dapat memahami dan mempelajarinya lebih dalam lagi tentang
program kebijakan kesehatan tentang penaggulangan bencana.
20
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan RI. Rencana Aksi Kegiatan Penanggulangan Krisis Kesehatan
Tahun 2015-2019. Jakarta.