PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia komunikasi terus berkembang. Para praktisi komunikasi kini makin
dituntut untuk bisa mengikuti kebutuhan lembaga dalam hal berkomunikasi dengan
publik. Terkait dengan hal tersebut, ada salah satu ketrampilan penting yang harus
dikuasai praktisi komunikasi di bidang kehumasan. Yakni, menulis advetorial.
Sebagai sarana untuk menyampaikan pesan kepada publik, advetorial sejauh ini
dinilai masih efektif untuk mempublikasikan aktivitas atau kiprah lembaga.
Advetorial, awalnya banyak ditampilkan di halaman koran atau majalah. Namun
seiring perubahan selera dan tuntutan berkomunikasi, advetorial kini juga kerap hadir
di media on line, televisi, serta radio. Pesan yang disampaikan bervariasi. Dominasi
pesannya masih seputar aktivitas, kiprah, serta program yang dijalankan oleh
lembaga. Tentu saja ini sejalan dengan tujuan ditayangkannya advetorial itu sendiri.
Dengan gayanya yang khas, advetorial merupakan salah satu bentuk periklanan
yang ada di media massa dengan menggunakan gaya bahasa jurnalistik. Tujuan utama
dari advertorial adalah untuk memperkenalkan serta mempromosikan kegiatan,
produk, atau jasa dari suatu perusahaan kepada khalayaknya. Fungsi utama dari
advertorial adalah untuk pendamping, penerjemah, sekaligus penafsir iklan yang
terdapat di media massa.
Guna menarik pembaca, pemirsa, serta pendengar, maka advetorial harus dibuat
semenarik mungkin. Tujuannya tentu agar advetorial itu diperhatikan publik. Untuk
itulah perlu pemahaman yang baik tentang apa dan bagaimana menulis advetorial.
Sebelum memahami teknis menulis advetorial, ada baiknya dipahami
definisinya. Secara definitif, advertorial adalah bentuk periklanan yang disajikan
dengan gaya bahasa jurnalistik. Advertorial berasal dari dua kata dalam bahasa
Inggris yakni: Advertising dan Editorial. Periklanan (advertising) adalah penyajian
materi secara persuasif kepada publik melalui media massa dengan tujuan untuk
mempromosikan barang atau jasa. Adapun editorial adalah pernyataan tentang opini
yang merupakan sikap resmi dari redaksi.
Ada cara lain untuk menanggapi publisitas media sehingga citra korporat dapat
terwujud. Melalui karya tulisannya, public relations dapat mengisi rubric artikel dan
editorial dari surat kabar atau majalah. Artikel yang ditulis public relations berisi ide
1
gagasan atau pandangan public ralations yang mengenai fenomena yang ada di
masyarakat. Public relations juga mempunyai daya analisis dan kemampuan menulis
yang baik.
Artikel adalah fakta yang dianalisis sehingga memunculkan pendapat/ pandangan
penulis atas fakta tersebut. Opini yang disampaikan penulis pada artikel tentang
masalah aktual yang menyita perhatian masyarakat. Artikel berisi gagasan atau
pandangan public relation mengenai fenomena sosial yang saat itu sedang terjadi di
masyarakat.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui cara menulis advetorial dan artikel dalam kehumasan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian advetorial dan artikel.
2. Untuk mengetahui jenis dan sifat advetorial dan artikel.
3. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan advetorial dan artikel.
4. Untuk mengetahui anatomi advetorial dan artikel.
5. Untuk mengetahui teknik menulis advetorial dan artikel.
6. Untuk mengetahui studi kasus kehumasan di bidang kesehatan.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi kelompok
Dapat menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan kelompok tentang
cara menulis advetorial dan artikel di bidang kehumasan.
1.4.2 Bagi audiens
Diharapkan audiens dapat meningkatkan pengetahuan tentang menulis advetorial
dan artikel serta mampu menjelaskan dan mengidentifikasikan cara pembuatan
advetorial dan artikel di bidang kehumasan .
2
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Pengertian Advetorial dan Artikel
2.1.1 Pengertian Advetorial
Menurut Hutabarat, pada dasarnya advertorial atau pariwara tidak banyak
berbeda dengan feature. Bedanya, advetorial lebih banyak bobot promosinya
ketimbang informasi umumnya. Selain itu volumenya jauh lebih besar. Untuk itu
3
perlakuannya lain sekali. Koran takkan memberikan tempatnya gratis begitu saja.
Tempat itu harus dibayar sebagaimana layaknya tempat untuk iklan.
Definisi lain dari advertorial menurut Kleppner yaitu, iklan yang digunakan
untuk mempromosikan pandangan tertentu, istilah ini berasal dari advertising dan
editorial.
Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa advertorial adalah iklan
perusahaan yang dibuat seperti berita, sehingga bobot promosinya tidak begitu
nampak jelas di mata konsumen.
Advertorial merupakan istilah yang merujuk pada jenis tulisan yang
menggunakan gaya tulisan editorial dan advertising (iklan), dan dibuat untuk
memberikan gaya dukung dalam membentuk citra yang baik di benak publik sasaran
(membentuk opini positif khalayak sasaran). Kata advertorial merupakan gabungan
dari advertising dan editorial, yang artinya adalah gabungan antara iklan dan tajuk.
Iklan jelas bertujuan untuk mempromosikan sesuatu, sedangkan tajuk ditujukan untuk
membentuk opini.
Advetorial adalah bentuk periklanan yang disajikan dengan menggunakan gaya
penulisan jurnalistik, yang merupakan salah satu jenis ‘penggelembungan’ bahasa.
Tujuan advertorial adalah sebagai pendamping sekaligus penafsir iklan. Biasanya
advertorial diterbitkan sebagai sisipan dari majalah atau koran berbentuk suplemen.
Demikian pula dalam penampilannya dibuat sedemikian rupa dengan cetakan yang
prima.
Advertorial bisa digunakan untuk membangun citra. Penjelasannya amat detail,
sehingga memerlukan tempat yang luas (dalam media cetak) dan waktu yang lebih
lama untuk televisi maupun radio.
Diperlukan perencanaan yang matang dalam membuat suatu advertorial. Pesan-
pesan yang disampaikan kepada publik diramu sedemikian rupa sehingga merupakan
suatu cerita yang menarik, lengkap dengan data pendukungnya baik berupa grafik,
statistik, bagan, foto, dan ilustrasinya.
4
pandangan public relation mengenai fenomena sosial yang saat itu sedang terjadi di
masyarakat.
Artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu
masalah tertentu yang sifatnya aktual dan kadang-kadang kontroversial dengan tujuan
untuk memberi tahu (informatif), memengaruhi, meyakinkan (persuasif
argumentatif), dan menghibur khalayak pembaca (Sumadiria, 2004: 1). Artikel adalah
karangan faktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk
dipublikasikan (melalui koran, majalah, buletin, dsb) dan bertujuan menyampaikan
gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur.
4. Advertorial pemerintahan
5
Berisi tulisan atau paparan yang membahas aktivitas di bidang pemerintahan atau
potensi suatu daerah. Seperti potensi investasi pariwisata, bisnis atau keberhasilan
yang telah dicapai di bidang tertentu.
Sementara itu, jika dilihat dari sifat pesan yang disajikan melalui advetorial, ada
8 (delapan) sifat atau karakteristik dari tulisan atau paparan advetorial seperti tersaji
pada tabel berikut ini:
a. Informatif
Bersifat memberitahukan, menginformasikan,atau memperkenalkan produk, jasa,
dan kegiatan yang ditawarkan. Advertorial informatif ini menggunakan gaya
penulisan langsung (straight news)
b. Eksplanatif
Dalam penyajian lebih banyak menguraikan dan menjelaskan daripada
mengungkapkan produk atua jasa secara langsung. Interpretatif menyajikan gabungan
antara informasi produk, jasa atau kegiatan dengan interpretasi.
c. Interpretif
Bersifat menginterpretasikan informasi atas produk, jasa, dan kegiatan yang
dilakukan dengan memberikan sejumlah komentar atau keterangan.
d. Persuasif
Bersifat membujuk khalayak untuk mengikuti apa yang dikehendaki penulis
e. Influentatif
Bersifat mendorong adanya aksi dari khalayak dan mengarahkan timbulnya
tindakan. Influentatif kebalikan dari persuasif berusaha membujuk tanpa ada nada
paksaan.
f. Memuji
Memuji merupakan kelanjutan dari jenis advertorial persuasif influentatif, artinya
pesan-pesan yang disampaikan lebih banyak yang memberikan pujian pada khalayak
yang telah terbujuk dan terdorong untuk melakukan tindakan.
g. Argumentatif bersifat membuktikan sesuatu.
Bersifat membuktikan sesuatu dengan pemberian argumen dan uraian-uraian
analitis.
h. Eksploratif
6
Bersifat mengungkap dan menjelaskan secara mendalam informasi yang
diberikan pada khalayak. Advetoria yang bersifat eksploratif lebih menjawab
pertanyaan mengapa dan bagaimana suatu produk atau program terjadi.
b. Artikel analisis
7
Artikel yang dilakukan dengan pendekatan akademis, mengupas masalah secara
serius dengan analisis yang tajam dan mendalam, serta menggiring pembaca untuk
mengikuti pemikirannya.
c. Artikel umum
Artikel umum merupakan artikel analistis, yang memaparkan permasalahan dari
sudut pandang beragam sesuai bidang keahlian.
Sifat artikel :
a. Lugas: Tulisan langsung menuju persoalan
b. Logis: segala keterangan yang dipaparkan harus memiliki dasar dan alasan yang
masuk akal dan dapat diuji kebenarannya
c. Tuntas: masalah atau tema yang dipilih dipaparkan secara mendalam
d. Objektif: keterangan yang disajikan sesuai dengan data dan fakta yang ada
e. Cermat: berusaha menghindari berbagai kekeliruan walau sekecil apapun
f. Jelas dan padat: keterangan mudah dipahami
g. Tidak melibatkan emosi yang berlebihan
h. Menggunakan bahasa baku dan memperhatikan tanda baca
8
3. Membuktikan keberhasilan peneliti
4. Mengungkapkan masalah yang telah ditetapkan
5. Sarana komunikasi dari peneliti dengan pembaca, khususnya peminat
bidang ilmu yang sama. Untuk terwujudnya komunikasi yang baik antara
peneliti dengan pembacanya, maka penulisan laporan ilmiah harus
memperhatikan aturan-aturan, azas-azas ilmiah, rasionalisasi, sistematika,
dan bahasa formal untuk menghindari salah interpretasi, serta konsistensi
dalam penulisan.
6. Dapat diketahui orang banyak dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan.
7. Dapat dijadikan pangkal berpijak oleh peneliti lain, apakah untuk
melanjutkan atau untuk membuktikan kembali guna menguji temuan yang
telah ada.
Tujuan artikel:
a. Bagi surat kabar
Disamping kualitas berita-berita yang disajikan, kehadiran artikel merupakan
sarana untuk membangun reputasi mereka.
b. Bagi penulis, untuk mencapai 3 hal:
1. Sebagai wahana diskusi dan sosialisasi gagasan
2. Sebagai kontribusi pemikiran dalam kerangka solusi
3. Sebagai sarana proses aktualisasi dan eksistensi diri.
9
1. Pembuka (intro)
Pada bagian pembuka (lead), advertorial fokus pada ide/gagasan utama yang
bertujuan untuk menarik perhatian pembaca terhadap artikel yang dimaksud.
Penulisan intro yang digunakan dalam penulisan advetorial dengan gaya feature:
a. Naratif
Menceritakan suatu keadaan dengan sedemikian rupa yang membuat
pembacanya seolah-olah berada dalam situasi dan suasana yang digambarkan.
b. Deskriptif
Menggambarkan suatu keadaan dengan sedemikian rupa yang membuat
pembacanya dapat membayangkan sesuatu yang digambarkan.
c. Pertanyaan
Mengajukan pertanyaan untuk membuka wawasan pada pembacanya dan
sekaligus memberikan jawaban untuk memberi pengetahuan serta memenuhi
rasa ingin tahu pembaca.
d. Kutipan
Mengutip pernyataan atau pendapat seseorang yang dinilai mempunyai dya
tarik, kredibilitas atau integritas.
e. Epigram
Menggunakan ungkapan atau istilah-istilah khas dan terkenal di kehidupan
masyarakat.
f. Sapaan
Menggunakan kata sapaan yang biasa digunakan salam percakapan sehari-
hari. Lead ini biasanya membuat pembacanya seolah-olah terlibat dalam
rangkaian cerita.
2. Tubuh karangan
Merupakan bagian isi dari advertorial. Bagian ini menceritakan secara mendetail
informasi yang ingin disampaikan dalam advertorial tersebut. Pola yang digunakan
untuk menyusun dan memperinci informasi pendukung, yaitu:
a. Tematik, setiap paragraf memberikan penegasan kembali pada apa yang
telah diuraikan dalam karangan.
10
b. Spiral, setiap paragraf memperinci apa yang ditulis dalam paragraf
sebelumnya.
c. Blok, setiap paragraf berisi informasi yang pada dasarnya berdiri sendiri,
namun paragraf-paragraf mandiri tersebut pada akhirnya menjadi satu
kesatuan cerita yang utuh.
3. Penutup karangan
Berbeda dengan straight news atau depth news, gaya penulisan feature pada
bagian akhir mempunyai bagian penutup sebagai klimaks, yang bisa berupa
ringkasan, kejutan, pertanyaan, maupun pernyataan.
4. Struktur penulisan
Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam struktur penulisan advertorial
adalah dalam bentuk piramida terbalik, piramida, serta dalam bentuk penjabaran
kronologis.
5. Jembatan penulisan
Berfungsi untuk menjaga kesinambungan informasi yang diberikan mulai dari
bagian pembuka sampai bagian penutup.
a. Membantu pembaca yang sibuk beraktivitas. Pembaca dihadapkan dengan
berbagai pilihan membaca, tetapi tidak cukup waktu membaca keseluruhan
berita. Pembaca tentu berkeinginan agar dalam satu paragraf bisa dipahami
intisari berita.
b. Memudahkan penulis untuk melanjutkan tulisan ke bagian tubuh berita
hingga penutup.
Karena itu pengetahuan membuat teras berita (lead) ini sangat perlu bagi praktisi
PR. Pedoman membuat teras berita dan dibuat oleh Persatuan Wartawan Indonesia
(PWI) dalam 11 Pedoman Penulisan Teras Berita. Yaitu:
1. Teras berita yang menempati alinea atau paragraf pertama, harus mencerminkan
pokok terpenting berita.
2. Alinea atau paragraf pertama, dapat dapat terdiri dari satu kalimat, akan tetapi
sebaiknya jangan lebih dari tiga kalimat.
11
3. Teras berita jangan mengandung lebih dari antara 30 dan 45 perkataan. Apabila
teras berita singkat, misalnya terdiri dari 25 perkataan atau kurang dari jumlah
itu, maka hal itu lebih baik.
4. Teras berita, harus ditulis sebegitunya, sehingga akan:
a) Mudah ditangkap dan cepat dimengerti, mudah diucapkan ketika
menggunakan media radio, TV, serta mudah diingat.
b) Kalimat-kalimat singkat, sederhana, susunannya dengan mengindahkan
bahasa baku serta ekonomi bahasa.
c) Jelas melaksanakan ketentuan “satu gagasan dalam satu kalimat”.
d) Diperbolehkan memuat lebih dari satu unsur 5W dan 1H.
5. Hal yang begitu mendesak, namun berfungsi sebagai penambah atau pelengkap
keterangan, hendaknya dimuat dalam badan berita.
6. Teras berita, sebaiknya mengutarakan unsur apa yang diberikan dalam ungkapan
kalimat sesingkat mungkin, yang menyimpulkan atau mengintisarikan kejadian
yang diberitakan.
7. Teras berita, juga bisa dimulai dengan unsur who karena selalu menarik
perhatian, terlebih unsur tersebut adalah tokoh masyarakat.
8. Teras berita, jarang menggunakan unsur when pada permulaan berita, kecuali
unsur tersebut bermakna khusus.
9. Urutan unsur dalam teras berita, sebaiknya unsur tempat terlebih dahulu,
kemudian disusul unsur waktu.
12
permasalahannya kemudian rangkaikan menjadi kalimat-kalimat dengan
menggunakan tata bahasa yang baku.
Penyajiannya bagian pendahuluan harus runut secara kronologis. Kaitan logika
antara alinea pertama dengan berikutnya harus jelas. Oleh karena artikel ditulis
berdasarkan hasil penelitian tentu saja tidak semua substansi laporan penelitian layak
untuk diangkat dan dikemukakan dalam pendahuluan sebagai pengantar penulisan
artikel.
Laporan penelitian pada umumnya ditulis dengan bahasa sangat formal sehingga
terkesan kaku. Di dalam pendahuluan hal itu perlu diedit kembali agar lebih enak
dibaca, lebih mudah dipahami dan dimengerti maknanya. Pilih bagian-bagian materi
laporan penelitian yang penting untuk dipertahankan dan yang harus dibuang,
disesuaikan dengan materi artikel. Laporan penelitian yang perlu dimasukkan dalam
pendahuluan harus terkait dengan materi artikel, terutama temuan-temuan terbaru
agar materi artikel benar-benar menyajikan informasi mutakhir.
Pada pendahuluan ini sangat penting mengemukakan metodologi yang
digunakan (baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif) agar pembaca dapat
mengikuti dan memahami dengan jelas tentang:
a. Proses pengumpulan informasi dan data dari lapangan.
b. Pendekatan yang digunakan dalam mengonstruksi pemikiran ketika membahas,
menganalisis dan menafsirkan data serta informasi tersebut.
13
Semua uraian dalam pendahuluan harus menjadi acuan utama untuk bab-bab
selanjutnya, agar konsistensi dan keutuhan tulisan artikel ilmiah dapat terjaga dengan
baik.
2. Isi
Isi artikel merupakan pokok utama dalam tulisan. Materinya terdiri dari:
a. Masalah
Masalah merupakan penjelasan mengenai persoalan yang dijadikan tema
artikel.
b. Pembahasan
Pembahasan adalah membahas dan menjelaskan permasalahan yang
berkaitan dengan tema artikel.
3. Penutup
Pada penutup dalam artikel, berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan
disampaikan untuk membantu memudahkan pembaca memahami isi artikel. Saran
memberikan solusi untuk mengetahui yang semestinya dilakukan.
2. Pelaksanaan penulisan
Pelaksanaan penulisan dilakukan setelah ide ditetapkan dan bahan sudah
terkumpul.
14
3. Perbaikan editing
Perbaikan dalam penulisan advetorial, menggunakan formula ANSVA yang
dikembangkan Allan H, Monroe, pakar komunikasi. ANSVA merupakan
singkatan dari:
a) Attention
Pesan yang terkandung dalam advetorial harus membangkitkan
perhatian.
b) Need
Pesan yang dibuat harus memenuhi kebutuhan masyarakat
c) Satisfactions
Pesan harus menunjukkan bagaimana cara memuaskan kebutuhan.
d) Visualization
Pesan yang ada harus memberikan gambaran bagaimana cara memenuhi
kebutuhan.
e) Action
Pesan memberikan anjuran dalam memenuhi kebutuhan.
4. Menetapkan judul
a) Penulisan advetorial dibuat dengan gaya provoaktif
b) Mampu menarik perhatian
c) Mampu membangkitkan minat
d) Mampu menggugah perasaan
15
a) Menguji ide
b) Memilih topik
c) Mengumpulkan data
d) Membuat kerangka karangan
b. Membuat Judul, dengan syarat:
1. Disesuaikan dengan style book, yakni aturan baku surat kabar.
2. Disesuaikan dengan ruangan yang tersedia, berarti singkat dan padat
biasanya tidak lebih dari 7 kata.
3. Mengikuti aktualisasi tema yang disorot.
c. Pelaksanaan penulisan
1. Memberikan gambaran
2. Menyertakan kutipan
3. Memberikan perbandingan
d. Penulisan
1. Melukiskan latar belakang masalah
2. Langsung menyebutkan pokok permasalahan
3. Menghubungkan dengan peristiwa yang sedang diperingati atau peristiwa
sejarah
4. Membuat pertanyaan
5. Membuat pernyataan
6. Menyajikan kutipan atau anekdot
7. Mengisahkan
8. Membuat perumpamaan
16
3. Penutup.
f. Perbaikan (editing)
1. Dengan membaca ulang isi tulisan untuk mencari kesalahan dalam
penulisan.
2. Umumnya, kesalahan terjadi dalam pengetikan, dan salah mengutip.
3. Sekecil apapun kesalahan dapat mengurangi bobot tulisan.
4. Data yang ditulis relevan dengan pokok pembahasan. Bukan banyaknya data
tapi data tersebut tepat untuk disertakan.
i. Tulis eksklusif
1. Tulislah bahwa artikel hanya dikirm untuk satu media saja
2. Ditulis diawal artikel atau sebelum atau dibawah judul, contohnya “Hanya
Dikirim ke Rubrik Opini Jawa Pos.
17
k. Tulis identitas yang lengkap dan jelas
Dalam artikel perlu menulis identitas diri dengan lengkap dan jelas, meliputi
nama lengkap dan gelar, pekerjaan, alamat kantor, pas foto diri, fotocopy KTP.
Identitas gelar dan pekerjaan bisa disesuaikan dengan tema tulisan. Serta
mencantumkan nomor rekening untuk memudahkan media mentransfer reward atas
dimuatnya tulisan.
2. Deskriptif
Kejadian atau keadaan yang dilukiskan sehidup-hidupnya sehingga pembaca
seperti menyaksikan sendiri, merasakan realitas. Penulis merangsang bukan
hanya indera mata tetapi juga perasaan, selera, bau, emosi, pendengaran. Tulisan
ini untuk menjelaskan bagaimana sesuatu berfungsi, membantu khalayak
visualisasi objek dengan menciptakan impresi-impresi indra.
18
3. Argumentasi
Karangan ini bermaksud mempersuasi atau meyakinkan pembaca akan
opini, pendapat, dan pandangan penulis terhadap masalah yang akan terjadi.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Advetorial adalah bentuk periklanan yang disajikan dengan menggunakan gaya
penulisan jurnalistik, yang merupakan salah satu jenis ‘penggelembungan’ bahasa.
Tujuan advertorial adalah sebagai pendamping sekaligus penafsir iklan. Biasanya
advertorial diterbitkan sebagai sisipan dari majalah atau koran berbentuk suplemen.
Demikian pula dalam penampilannya dibuat sedemikian rupa dengan cetakan yang
prima. Sedangkan Artikel adalah fakta yang dianalisis sehingga memunculkan
pendapat/ pandangan penulis atas fakta tersebut. Opini yang disampaikan penulis
pada artikel tentang masalah aktual yang menyita perhatian masyarakat. Artikel berisi
gagasan atau pandangan public relation mengenai fenomena sosial yang saat itu
sedang terjadi di masyarakat.
Tujuan advetorial adalah membantu meningkatkan kredibilitas organisasi di mata
khalayak. Sedangkan artikel bertujuan sebagai sarana untuk membangun reputasi
bagi suatu media. Artikel juga bertujuan sebagai wahana diskusi dan sosialisasi
gagasan, sebagai kontribusi pemikiran dalam kerangka solusi, dan sebagai sarana
proses aktualisasi dan eksistensi diri bagi penulis.
3.2 Saran
3.2.1 Bagi kelompok
Diharapkan dengan pembuatan makalah ini kelompok mampu menjelaskan
tentang cara menulis advetorial dan artikel di bidang kehumasan.
3.2.2 Bagi audiens
Diharapkan dengan membaca makalah ini, audiens mampu memahami cara
menulis advetorial dan artikel di bidang kehumasan, serta mampu menjelaskan dan
menerapkan penulisan advetorial dan artikel di bidang kehumasan..
20