MANAGEMENT IN DISASTER
Mata kuliah
KEPERAWATAN BENCANA
DI SUSUN
OLEH :
SUPRIYANTO U. ABDULLAH
NIM 1711L0053
SUPRIYANTO U. ABDULLAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia menjadi negara yang paling rawan terhadap bencana di
dunia berdasar data yang dikeluarkan oleh badan perserikatan bangsa-bangsa
untuk strategi internasional pengurangan risiko bencana (un-isdr).
Tingginya posisi indonesia ini dihitung dari jumlah manusia yang terancam
risiko kehilangan nyawa bila bencana alam terjadi. Indonesia menduduki
peringkat tertinggi untuk ancaman bahaya tsunami, tanah longsor, gunung
berapi. Dan menduduki peringkat tiga untuk ancaman gempa serta enam untuk
banjir.
Badan nasional penanggulangan bencana (bnpb) selama januari 2013
mencatat ada 119 kejadian bencana yang terjadi di indonesia. Bnpb juga
mencatat akibatnya ada sekitar 126 orang meninggal akibat kejadian tersebut.
Kejadian bencana belum semua dilaporkan ke bnpb. Dari 119
kejadian bencana menyebabkan 126 orang meninggal, 113.747 orang
menderita dan mengungsi, 940 rumah rusak berat, 2.717 rumah rusak sedang,
10.945 rumah rusak ringan. Untuk mengatasi bencana tersebut, bnpb telah
melakukan penanggulangan bencana baik kesiapsiagaan maupun penanganan
tanggap darurat. Untuk siaga darurat dan tanggap darurat banjir dan longsor
sejak akhir desember 2012 hingga sekarang, bnpb telah mendistribusikan dana
siap pakai sekitar rp 180 milyar ke berbagai daerah di indonesia yang
terkena bencana.
Namun, penerapan manajemen bencana di indonesia masih
terkendala berbagai masalah, antara lain kurangnya data dan informasi
kebencanaan, baik di tingkat masyarakat umum maupun di tingkat pengambil
kebijakan. Keterbatasan data dan informasi spasial kebencanaan merupakan
salah satu permasalahan yang menyebabkan manajemen bencana di indonesia
berjalan kurang optimal. Pengambilan keputusan ketika terjadi bencana
sulit dilakukankarena data yang beredar memiliki banyak versi dan sulit
divalidasi kebenarannya.
Dari uraian diatas, terlihat bahwa masih terdapat kelemahan dalam sistem
manajemen bencana di indonesia sehingga perlu diperbaiki dan ditingkatkan
untuk menghindari atau meminimalisasi dampak bencana yang terjadi.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat di peroleh berbagai macam
pembahasan atau masalah yang akan di bahas dalam penulisan makalah ini.
Adapun berbagai macam pembahasan dalam makalah ini dapat di temukan
berbagai titik permasalahan yang membentuk suatu pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa yang di maksud dengan bencana dan apa saja jenis bencana?
2. Apa saja tahapan terjadinya bencana?
3. Apa yang di maksud dengan manajemen bencana?
4. Apa saja kegiatan dan tahapan manajemen bencana?
5. Apa saja prinsip-prinsip penanggulangan bencana?
6. Apa saja asas-asas dalam penanggulangan bencana?
7. Tindakan apa saja yang dapat di lakukan pada pertolongan pertama pada korban
bencana?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan bencana dan apa saja jenis
bencana?
2. Untuk mengetahui apa saja tahapan terjadinya bencana
3. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan manajemen bencana
4. Untuk mengetahui apa saja kegiatan dan tahapan manajemen bencana
5. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip penanggulangan bencana
6. Untuk mengetahui apa saja asas-asas dalam penanggulangan bencana
7. Untuk mengetahui tindakan apa saja yang dapat di lakukan pada pertolongan pertama
pada korban bencana
D. MANFAAT
1. Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca dan penulis dalam hal
menajemen bencana.
2. Pembaca dapat menerapkan upaya penanggulangan bencana, terutama untuk
para petugas kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
B. TAHAPAN BENCANA
Disaster atau bencana dibagi beberapa tahap yaitu : tahap pra-disaster,
tahap serangan atau saat terjadi bencana (impact), tahap emergensi dan tahap
rekonstruksi. Dari ke-empat tahap ini, tahap pra disaster memegang peran
yang sangat strategis.
a. Tahap pra-disaster
Tahap ini dikenal juga sebagai tahap pra bencana, durasi waktunya mulai
saat sebelum terjadi bencana sampai tahap serangan atau impact. Tahap ini
dipandang oleh para ahli sebagai tahap yang sangat strategis karena pada
tahap pra bencana ini masyarakat perlu dilatih tanggap terhadap bencana yang
akan dijumpainya kelak. Latihan yang diberikan kepada petugas
dan masyarakat akan sangat berdampak kepada jumlah besarnya korban saat
bencana menyerang (impact), peringatan dini dikenalkan kepada masyarakat
pada tahap pra bencana.
b. Tahap serangan atau terjadinya bencana (impact phase)
Pada tahap serangan atau terjadinya bencana (impact phase) merupakan
fase terjadinya klimaks bencana. Inilah saat-saat dimana, manusia sekuat
tenaga mencoba ntuk bertahan hidup. Waktunya bisa terjadi beberapa detik
sampai beberapa minggu atau bahkan bulan. Tahap serangan dimulai saat
bencana menyerang sampai serang berhenti.
c. Tahap emergensi
Tahap emergensi dimulai sejak berakhirnya serangan bencana
yang pertama.tahap emergensi bisa terjadi beberapa minggu sampai
beberapa bulan. Pada tahap emergensi, hari-hari minggu pertama yang
menolong korban bencana adalah masyarakat awam atau awam khusus yaitu
masyarakat dari lokasi dan sekitar tempat bencana. Karakteristik korban pada
tahap emergensi minggu pertama adalah : korban dengan masalah airway dan
breathing (jalan nafas dan pernafasan), yang sudah ditolong dan berlanjut ke
masalah lain, korban dengan luka sayat, tusuk, terhantam benda tumpul, patah
tulang ekstremitas dan tulang belakang, trauma kepala, luka bakar bila
ledakan bom atau gunung api atau ledakan pabrik kimia atau nuklir atau gas.
Pada minggu ke dua dan selanjutnya, karakteristik korban mulai berbeda
karena terkait dengan kekurangan makan, sanitasi lingkungan dan air bersih,
atau personal higiene. Masalah kesehatan dapat berupa sakit lambung
(maag), diare, kulit, malaria atau penyakit akibat gigitan serangga.
d. Tahap rekonstruksi
Pada tahap ini mulai dibangun tempat tinggal, sarana umum seperti
sekolah, sarana ibadah, jalan, pasar atau tempat pertemuan warga. Pada tahap
rekonstruksi ini yang dibangun tidak saja kebutuhan fisik tetapi yang lebih
utama yang perlu kita bangun kembali adalah budaya. Kita perlu melakukan
rekonstruksi budaya, melakukan re-orientasi nilai-nilai dan norma-norma
hidup yang lebih baik yang lebih beradab. Dengan melakukan rekonstruksi
budaya kepada masyarakat korban bencana, kita berharap kehidupan mereka
lebih baik bila dibanding sebelum terjadi bencana. Situasi ini seharusnya bisa
dijadikan momentum oleh pemerintah untuk membangun kembali indonesia
yang lebih baik, lebih beradab, lebih santun, lebih cerdas hidupnya lebih
memiliki daya saing di dunia internasional.
A. KESIMPULAN
Indonesia merupakan salah satu yang rawan bencana sehingga diperlukan
manajemen atau penanggulangan bencana yang tepat dan terencana.
Manajemen bencana merupakan serangkaian upaya yang meliputi penetapan
kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana,
kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Manajemen
bencana di mulai dari tahap pra-bencana, tahap tanggap darurat, dan tahap
pasca-bencana. Pertolongan pertama dalam bencana sangat diperlukan untuk
meminimalkan kerugian dan korban jiwa. Pertolongan pertama pada
keadaan bencana menggunakan prinsip triage.
B. SARAN
Masalah penanggulangan bencana tidak hanya menjadi
beban pemerintah atau lembaga-lembaga yang terkait. Tetapi juga diperlukan
dukungan dari masyarakat umum. Diharapkan masyarakat dari tiap lapisan
dapat ikut berpartisipasi dalam upaya penanggulangan bencana.
DAFTAR PUSTAKA
https://xixirinsybeauty.blogspot.com/2017/10/makalah-manajemen-bencana
kesmas-area.html