Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

MIKOLOGI
“ZYGOMYCOTA”

Oleh:
Kelompok -
Icananda Fransiska (150210103064)
KELAS MIKOLOGI B
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Pendidikan
Dosen : -
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN MIPA-PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS JEMBER
2015
Latar Belakang
Seperti yang diketahui pada umumnya, jamur banyak ditemukan di lingkungan
sekitar. Tempat tumbuhnya biasanya di tempat-tempat yang lembab, meski juga terkadang
terdapat jamur yang tumbuh di tempat yang terdapat materi organik. Sehingga tidak jarang
juga jamur banyak ditemukan ketika pada saat musim hujan. Cabang ilmu biologi yang
membahas tentang jamur disebut mikologi.
Menurut buku yang ditulis oleh Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, dijelaskan bahwa
Mikologi (Mykes dan logos) merupakan ilmu yang mempelajari tentang jamur. Jamur
merupakan organisme protista eukariotik, kemoheterotrof, reproduksi secara aseksual dan
seksual, struktur vegetatif berupa sel tunggal atau berfilamen.
Pada saat ini, cukup banyak yang beranggapan bahwa jamur adalah fungsi. Padahal
jika ditelaah lebih dalam, sebenarnya jamur dan fungi adalah dua istilah yang agak berbeda.
Di dalam sebuah buku mengenai jamur yang ditulis oleh Dr.Ir. Achmad, M.S menjelaskan
bahwa, jamur merupakan salah satu kelompok fungi. Artinya, fungi tidak hanya jamur saja.
Fungi adalah sebutan bagi reknum atau kerajaan dari sekelompok besar makhluk hidup
eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya diluar tubuh, kemudian menyerap nutrisi
ke dalam sel-selnya.
Secara umum fungi dapat dibagi menjadi beberapa macam diantaranya, yaitu:
Ascomycetes, Zygomycetes, Basidiomycetes, Deuteromycetes, dan Chytridiomycota.
Menurut yang dijelaskan di dalam buku yang ditulis oleh Dra. Agnes Sri Harti, Zygomycetes
disebut conjugation fungi atau jamur saprofit. Habitatnya berada di tanah, udara, hewan, dan
makanan.
Zygomycota merupakan fungi yang dicirikan dengan memiliki hifa yang tidak
bersekat-sekat (aseptae) pada kondisi normal/vegetatif. Jenis fungi ini bersifat coenocytic
(selnya berinti banyak) dan dapat membentuk struktur dorman bersifat sementara yang
disebut zigospora. Dalam klasifikasi lama, Zygomycota dimasukkan bersama-sama
Mastigomycota ke dalam kelas Phycomycetes ("jamur ganggang") berdasarkan ciri khasnya
itu, tetapi ternyata keduanya kemudian diketahui menunjukkan banyak ciri yang berlainan,
seperti tempat hidup dan banyaknya flagel pada tahap zoospora sehingga ditempatkan secara
terpisah (Wikipedia Indonesia).
PEMBAHASAN
Reproduksi fungi Zygomycota:
Pada umumnya fungi yang sudah dewasa akan membentuk struktruk-struktur untuk
melakukan reproduksi agar spesiesnya menyebar dan tidak punah. Faktor lingkungan sangat
menentukan struktur reproduksi apa yang akan dibentuk fungi dan untuk tujuan apakah
struktur reproduksi seksual dan struktur reproduksi aseksual (Indrawati: 47).
Setiap jenis fungi memiliki cara reproduksi aseksual dan seksual yang berbeda-beda.
Meskipun di dalam buku yang ditulis oleh Indrawati Gandjar dijelaskan bahwa banyak juga
fungi yang hanya berbereproduksi secara aseksual (fase anamorf). Akan tetapi perkembangan
ilmu pengetahuan berhasil menemukan fase seksual (fase teleomorf) pada sejumlah fungi
yang sebelumnya diketahui hanya bereproduksi secara aseksual, yaitu menghasilkan spora.
Pada Zygomycota khususnya mengalami reproduksi secara aseksual dan seksual.
Pembiakan aseksual pada jamur zygomycota adalah dengan spora. Daur hidupnya dimulai
dari pertumbuhan spora menjadi benang hifa yang bercabang-cabang membentuk miselium.
Beberapa hifa akan tumbuh ke atas dan ujungnya menggembung membentuk sporangium.
Sporangium yang masak akan berwarna hitam. Sporangium kemudian pecah, akibatnya spora
menjadi tersebar. Spora yang jatuh di tempat sesuai akan tumbuh membentuk miselium baru
(Dwi Wahyuni: 81).
Di Zygomycota itu terdapat dua kelas, yaitu kelas Zygomycetes dan Trichomycetes.
Zygomycetes, reproduksi aseksualnya dimulai dengan hifa areal. Ujung dari hifa areal
disebut juga sporangiophore. Sporangioprhore ini dipisahkan dari hifa vegetatif oleh septum
lengkap yang disebut kolumela. Konten Sitoplasma dari ujung berdiferensiasi menjadi
sporangium yang mengandung banyak spora aseksual. Spora mengandung inti haploid yang
berasal dari divisi mitosis berulang inti dari miselium vegetatif. penyebaran spora yakni
dengan menggunakan angin dan air (Simon Baker: 206).
Contohnya saja pada siklus hidup Rhizopus stolonifer (kapang roti hitam) yang
merupakan salah satu contoh dari kelas Zygomysetes. Hifanya menyebar keseluruh
permukaan makanan, menembus makanan itu dan menyerap nutrien. Hifanya menembus
koenositik dengan septa yang hanya ditemukan di tempat terbentuknya sel-sel reproduktif.
Pada proses reproduksi aseksualnya, sporangium hitam yang menggelembung berkembang di
ujung hifa yang mengarah ke atas. Di dalam setiap sporangium, ratusan spora haploid
berkembang dan disebarkan melalui udara. Spora yang kebetulan mendarat pada makanan
yang lembab akan bergeminasi lalu tumbuh menjadi miselium baru. Ada juga dari beberapa
zygomysetes seperti pilobolus dapat benar-benar membidik lalu menembakan sporangiumnya
ke arah cahaya yang terang (Campbell: 210-jilid 2).
Sedikit berbeda pula dengan kelas Trichomycetes yang merupakan klasifikasi kelas
dari Zygomycota. Menghasilkan spora adalah propagasi utama di Trichomycetes dalam
melakukan reproduksi aseksual. Sedangkan reproduksi seksualnya tampaknya lebih sedikit
prosesnya dari pada reproduksi aseksualnya. (Robert: 68).
Struktur reproduksi dasar trichomycota adalah sporangiospore, sama seperti di
Zygomycota lainnya, tetapi spora ini merupakan spora yang telah berevolusi dalam setiap
perintah yang jelas berbeda, dan tidak diragukan lagi dalam menanggapi jenis tempat dan
habitat yang berbeda. Harpellales memproduksi serangkaian sporangia monosporik basipetal
yang dikenal sebagai trichosprores, proyek yang lateral dari sel generatif. Trichospore
biasanya memiliki satu dari banyak pelengkap basal pada rilis dengan jumlah pelengkap
menjadi karakter generik. Dalam assellariales, sporangia memisahkan dari cabang thallial
dengan cara menyerupai arthospores. Sporangia monosporik di sebagian general dari
Eccrinales dan diproduksi apicalli dalam serangkaian basipetal pada thalli yang tidak
bercabang, dan masing-masing spora muncul dari pori atau air mata di dinding sporangial.
Amoebidiales memiliki thalli yang berfungsi sebagai sporangium tunggal untuk rilis
sporangiospores dengan dinding yang kaku, atau sel-sel amoeboid sesaat sebelum molting
dari tempatnya (Axel A. Brakhage: 5).

DAPUS:
Baker, Simon Griffiths, Caroline. Nicklin, Jane. 1996. Microbiology Fourth Edition. BIOS
instans notes.
Brakhage, Axel A. 1965. The Mycota. Spinger Verlag Berlin Heidelberg: German.

Anda mungkin juga menyukai