Anda di halaman 1dari 17

NAPZA DAN PENATALAKSANAANNYA

NAPZA : adalah Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif

Terjadi peningkatan jumlah ketergantungan NAPZA dari tahun ke tahun,


sehingga hal ini menjadikan pemerintah mencari cara untuk menanggulanginya,
maka ter-realisasinya UU No 35 2009 membuka wacana baru untuk bisa
mewujutkan Indonesia bebas Narkoba 2015.

Terakhir BNN melaporkan jumlah orang yang mengalami ketergantungan


NAPZA. Pada tahun 2002 korban ketergantungan NAPZA 7211 orang, tahun
2003 korban sebanyak 11.973 orang, tahun 2004 korban sebanyak 17.000
orang, tahun 2006 korban mencapai 1.3 juta sd 2 juta orang dan tahun 2013
sebanyak 3 juta orang.

Efek negatif dari Napza juga ditemukan mencakup pada gangguan otak dan
sistem syaraf dan juga terdapat dampak Psikis, Sosial dan Lingkungan.

TERMINOLOGI NAPZA

Menurut UU Narkotika no 35 2009 tentang narkotika, yang termasuk


NAPZA yaitu :

Narkotika : zat yang tergolong opioid, ganja dan kokain


Alkohol : minuman yang mengandung alkohol, wiski, vodka, arak, ciu dll.
Psikotropik : obat penenang : diazepam, bromazepam, obat tidur (nitrazepam,
estazolam,antipsikotik,antidepresan)
Zat adiktif (kecanduan) : tembakau, kopi dan teh

ZAT TERMASUK NAPZA

1. Opioid:

 Alamiah : opium, morfin, kodein

 Semisintetik : heroin / putau, hidromorfin

 Sintetik : meperidin, propoksifen, levorfanol, levalorfan


Khasiatnya sebagai : analgetik, hipnotik dan euforia

Cara pemakaiannya : iv / injeksi, inhalasi, oral atau dicampur dengan rokok

Yang paling banyak digunakan : Heroin / Diasetilmorfin (berupa bubuk putih


berasa pahit)

GEJALA PENYALAHGUNAAN OPIOID

 Pupil mengecil

 Euforia (gembira berlebihan tanpa sebab sampai terjadi fly)

 Apatis ( putus asa )

 Retardasi psikomotor (Perkambangan mental yang


lambat/keterbelakangan)

 Mengantuk/tidur

 Pembicaraan cadel (slurred speech)

 Gangguan pemusatan perhatian

 Daya ingat menurun

 Tingkah laku yang mal adaptif ( tidak bisa beradaptasi dengan orang lain

GEJALA PUTUS OPIOID/SAKAW

 Air mata sering keluar

 Hidung meler

 Midriasis ( pelebaran pupil mata )

 Keringat berlebih, menggigil

 Mual, muntah, diare

 Bulu kuduk berdiri/berkedik (piloereksi)

 Menguap (Yawning)

 Tekanan darah naik


2. KOKAIN

 Sering disebut CRACK

 Terdapat dua jenis : free based cocain dan crystal (kokain HCL)

 Berasal dari Amerika Selatan

 Sifat: stimulansia yang sangat adiktif

 Cara konsumsi: sneefing (disedot melalui lubang hidung), Injeksi IV,


Inhalasi seperti merokok

GEJALA PENYALAHGUNAAN KOKAIN

 Agitasi psikomotor

 Rasa gembira/elasi

 Harga diri meningkat/grandiositas

 Banyak bicara

 Kewaspadaan meningkat

 Jantung berdebar

 Medriasis

 Tensi jadi naik

 Keringat berlebuh

 Mual, muntah

 Perilaku maladaptif ( susah beradaptasi )

GEJALA PUTUS KOKAIN

 Depresi : murung, sedih, rasa bersalah, keinginan bunuh diri

 Rasa letih, lesu, tidak bersemangat

 Gangguan tidur, insomnia


 Gangguan mimpi, sulit tidur, ketika bisa tidur mengalami banyak mimpi
sehingga tidak nyaman

3. KANABIS ( ganja, marhuana )

 Suatu tanaman perdu mengandung zat psikoaktif THC (tetra-hidro-


kannabinol)

 Kadar tertinggi pada ranting dan daunnya

 Cara konsumsi : diseduh seperti teh, dirokok

 Nama pasaran: gelek, cimenk, hashish, sayal, ganja, mariyuana dan nisan.

 Nabilon sebagai anti muntah, euforia, mengantuk , mirip dengan THC.

GEJALA PENYALAHGUNAAN KANABIS :

 Euforia

 Halusinasi ( menghayal ) dan delusi ( susah dibujuk )

 Distorsi waktu ( terjadi perubahan watak )

 Apatis ( putus asa )

 Mata merah

 Flashback (munculnya efek ganja karena sisa THC

 Mulut kering

 Perilaku maladaptif ( susah beradaptasi dengan orang lain ).

GEJALA PUTUS KANABIS

 Gangguan tidur

 Iritabel ( mudah teransang )

 Lemah dan letih

 Ansietas ( gelisah ) dan depresi


 Menguap terus-menerus

 Mual dan diare

 Gangguan konsentrasi dan tremor

 Nafsu makan berkurang

 Nyeri otot

 Gangguan konsentrasi

4. AMFETAMIN

 Yang sering disalahgunakan : MDMA (3,4 metilen-di-oksi-met-


amfetamine / ekstasi, dan Met-amfetamin / shabu-shabu

 Kemasan : injeksi, tablet

 Suntikan bisa menimbulkan radang hati, infeksi vaskuler, HIV/AIDS

GEJALA PENYALAH GUNAAN AMFETAMIN :

 Agitasi psikomotor ( gelisah , marah )

 Harga diri meningkat

 Banyak bicara

 Kewaspadaan meningkat

 Halusinasi penglihatan dan rasa gembira/elasi, sering lepas kendali dan


melakukan tindakan asusila, karena amphetamin menghilangkan
hambatan impuls seksual, terlibat pesta seksual

 Jantung berdebar-debar

 Midriasis ( pupil mata melebar )

 Tekanan darah naik

 Keringat banyak dan kedinginan

 Mual, muntah
 Tingkah laku maladaptif (perkelahian, ggn daya nilai realitas, ggn fungsi
sosial, dan pekerjaan)

 Gerakan otot tidak terkendali

GEJALA PUTUS AMFETAMIN :

 Perubahan efek/mood (murung, sedih, tidak dapat merasakan senang dan


keinginan bunuh diri)

 Lelah, letih, lesu, tidak berdaya, kehilangan semangat

 Gangguan tidur (insomnia)

 Mimpi berlebihan sehingga mengganggu tidur

5. JENIS OBAT YANG MENYEBABKAN HALUSINASI


(KHAYALAN) ADALAH :

 LSD-25 (Lysergic Acid Diethylamide)

 Atropin, scopolamin, hiosiamin

 Derivat opioida : nalorfin, siklazosin

 Meskalin : kaktus liphophora williamsil yang diiris dan dikeringkan

 Psilosibin dalam jamur psylosibe mexicana

 Harmin terdapat dalam peganum harmala di timur tengah

GEJALA PENYALAHGUNAAN LSD :

 Gangguan psikologik / jiwa, yaitu perubahan efektif ke Euforia.

 Ggn persepsi: halusinasi, ggn penglihatan dan ilusi (khayalan).

 Derailisasi / keluar dari jalur, logikanya hilang.

 Depersonality / keluar dari kepribadiannya.

 Distorsi waktu : beberapa menit serasa beberapa jam.


 Distorsi ruang : merasa kendaraan yang di depannya sangat jauh padahal
sudah dekat, keadaan ini membayakan dirinya dan orang lain bisa terjadi
kecelakaan

 Waham (tak mau disalahkan), kecurigaan, panik dan timbul pikiran


bunuh diri.

 Terdapat flashback : kembalinya bayangan dan perasaan yang berkaitan


dengan penggunaan LSD di masa lalu yang berupa pengalaman yang
menyenangkan (good trip) dan pengalaman yang tidak menyenangkan
(bad trip)

6. OBAT YANG MENYEBABKAN SEDATIF DAN HIPNOTIK


ADALAH :

 Nitrazepam, Flunitrazepam, Bromazepam, Klonazepam

 Penekan SSP, dalam dosis kecil mengatasi ansietas, dosis besar


menginduksi tidur

 Yang sering disalahgunakan golongan Benzodiazepam, tetapi ini lebih


aman daripada barbiturat

 Cara penggunaan: Oral, IV/IM/Injeksi

PENYALAHGUNAAN SEDATIF-HIPNOTIK :

 Emosi labil

 Hilangnya impuls seksual dan agresif

 Mudah tersinggung, Marah

 Banyak bicara

 Pembicaraan cadel

 Ggn koordinasi

 Cara jalan yang tidak mantap

 Ggn perhatian atau daya ingat ( pelupa )


SIDROME / GEJALA PUTUS SEDATIF-HIPNOTIK :

 Mual, muntah

 Kelelahan umum

 Hiperaktivitas saraf otonom ( diluar kehendak )

 Kecemasan

 Ggn efektif dan iritabilitas (mudah terangsang)

 Hipotensi ortostatik ( hipotensi lebih keras bila badan tegak dari pada
berbaring )

 Tremor halux (empu jari) pada tangan dan lidah

7. ALKOHOL :

Yaitu cairan tidak berwarna dan rasanya pahit terdapat dalam minuman
berakohol, berasal dari fermentasi.

PENYALAHGUNAAN ALKOHOL

 Perkelahian dan tindak kekerasan, ketidak mampuan menilai realitas, ggn


dalam fungsi pekerjaan dan sosial.

 Bicara cadel, ggn koordinasi, cara jalan tidak mantap (sempoyongan),


nistagmus ( gerak bola mata yang bolak balik yang cepat diluar kehendak
, muka merah

 Perubahan alam perasaan: euphoria, disforia, iritabilitas(mudah


terangsang), marah, mudah tersinggung.

 Banyak bicara, ggn perhatian dan ggn konsentrasi.


TINGKAT PEMAKAIAN NAPZA adalah :

 Pertama. Pemakaian coba-coba : tujuannya ingin mencoba untuk


memenuhi rasa ingin tahu.

 Kedua. Pemakaian rekreasional : untuk bersenang-senang saat


rekreasi/sensasi

 Ketiga. Pemakaian situasional : pemakaian saat mengalami keadaan


tertentu seperti sedih, kecewa dll untuk menghilangkan perasaan tersebut

 Keempat. Penyalahgunaan (abuse) : pemakaian yang patologis, ditandai


intoksikasi sepanjang hari, tidak mampu mengurangi atau menghentikan,
terus menggunakan walaupun menderita sakit fisik yang cukup berat

 Kelima. Ketergantungan (dependent use) : dan terjadi toleransi tubuh dan


gejala putus obat, bila pemakaian dihentikan atau dikurangi dosisnya.

MITOS-MITOS TENTANG NAPZA

 NAPZA (Mariyuana) dianggap dapat meningkatkan suasana hati, yaitu :


gairah sex dan rangsangan seksual.Tapi kenyataannya THC pada pria
berakibat hipertrofi (pembesaran) prostat dan testis, menurunnya kadar
hormon testosteron, dorongan sexsual menurun, disfungsi ereksi, ggn
sperma. Dan bagi wanita : berpengaruh pada ggn sel telur dan dorongan
seksual yang menurun

 Mengkonsumsi NAPZA (heroin) akan mengurangi kekuatan dan aktivitas


laki-laki. Ternyata Heroin pada pria menjadikan penurunan kadar
testoteron, turunya gairah seksual, disfungsi ereksi, hambatan ejakulasi.
Sedang heroin pada wanita menyebabkan penurunan dorongan seksual,
kegagalan orgasme, terhambatnya menstruasi dan infertilitas

 Ganja yang dihisap tidak memiliki manfaat medis. Menghisap ganja sama
dengan memasukkan THC ke dalam sistem tubuh, akibatnya menurunya
imunitas, kanker kepala dan leher.
Tujuan terapi pada penderita NAPZA yaitu :

 Abstinensia (pantangan) atau menjauhi NAPZA , dan ini yang paling


ideal, tapi dalam kenyataannya sebagian besar pasien tidak mampu untuk
manjahuinya atau tidak termotivasi untuk menjauhinya.
 Pengurangan keseringan pemakaiannya (frekuensinya dikurangi) dan
pengurangan keparahan kekambuhan. Banyak hal yang dapat dilakukan
untuk mencapai keadaan tersebut,dimana yang paling banyak adalah
pemberian suatu ketrampilan untuk mencegah pengulangan pemakaian
NAPZA.
 Memperbaiki fungsi psikologis/jiwa, dan fungsi adaptasi sosial. Untuk
tujuan ini pemerintah memberikan fasilitas , yaitu dengan diberikannya
pelayanan di Rumah Sakit yang di tunjuk, seperti yang tercantum dalam
UU Narkotika no 35 Thn. 2009 pasal 56, yaitu Rumah sakit akan
melakukan terapi rumatan (pengobatan) dengan Metadon.

KONSEP DASAR TERAPI :

 Tidak ada satu-satunya bentuk terapi yang sesuai untuk semua individu.
 Fasilitas terapi harus selalu tersedia sepanjang waktu, karena kapan
kebutuhan diperlukan tidak dapat ditentukan.
 Terapi yang efektif adalah, harus mampu memenuhi kebutuhan-
kebutuhan individu, untuk menghentikan penggunaan NAPZA.
 Rencana terapi harus sering dievaluasi, kontinu dan disesuaikan dengan
kebutuhan korban.
 Korban ketergantungan harus bertahan dalam satu periode waktu yang
cukup lama.
 Konseling dan psikoterapi merupakan suatu komponen yang sangat
penting.
 Medikasi juga penting, namun diperlukan kombinasi dengan konseling
dan terapi perilaku.
 Kesehatan baik fisik maupun mentalnya harus diobati bersama-sama dan
saling berhubungan.
 Detoksifikasi (menetralkan racun) hanya awal terapi, dan banyak
dilaporkan kegagalannya jika menggunakan terapi tunggal.
 Pengobatan tidak hanya selalu secara sukarela, tapi juga kadang-kadang
harus dipaksa.
 Dalam proses terapi, korban ketergantungan sering menggunakan zat lain
tanpa sepengetahuan dokter, sehingga perlu selalu dimonitor.
 Akibat dari kelainan fisik, juga harus mendapatkan pengobatan, dan
penyembuhan membutuhkan waktu pengobatan yang panjang.

Jenis pengobatan : digunakan terapi kombinasi yaitu farmako terapi dan


non-farmakoterapi

Terapi umum pada keadaan EMERGENSI :

1. Airway : yaitu membebaskan jalan nafas.


2. Breathing : melancarkan pernafasan.
3. Circulation : meancarkan peredaran darah.
4. Pemeriksaan lebih lanjut kemungkinan adanya perdarahan atau trauma.
5. Observasi kemungkinan terjadinya kejang.
6. Bila terjadi hipoglikemia, berikan 50ml Glukosa 50% i.v.

Terapi Simtomatik / Gejalanya :


 Analgetik
 Hipnotik-sedatif
 Anti agresif
 Anti anxietas
 Anti halusinasi

Terapi Withdrawal (menghentikan pengobatan) :


 Abrupt withdrawal (penghentian mendadak) : hanya diobati dengan obat
simtomatik yaitu dengan menghilangkan gejalanya saja.
 Pengobatan secara klasik dapat dilakukan dengan clonidin (obat
hypertensi), kodein dan obat-obat simtomatik (pengobatan gejalanya)
 Pengobatan dengan Metadon
 Pengobatan dengan Buprenorfin
Terapi Subtitusi :
Sering dinamakan Program Terapi Rumatan
Zat subtitusi yang digunakan:
 Full agonist metadon, heroin, morfin
 Antagonist (naltrokson, nalokson)
 Partial agonist (buprenorfin)
Nama program terapi tergantung pada jenis zat subtitusi yang digunakan.
Opioid yang digunakan digantikan dengan subtitusi metadon ataupun
buprenorfin maupun naltrekson.

Terbukti cukup efektif dalam :


 Meningkatkan rasa kesejahteraan korban/klien.
 Memudahkan kembali ke aktivitas pekerjaan / fungsi dalam masyarakat.
 Mampu menurunkan angka kriminalitas dan meningkatkan kepatuhan
terapi

Kontroversi terapi subtitusi :


 Menggunakan opiate sintetis yang sangat adiktif
 Dapat berakibat mengganti ketergantungan
 Tidak semua berhasil

Terapi Komplikasi :
Komplikasi dari ketergantungan NAPZA dapat berupa : Overdosis, Infeksi,
Psikosis, Gangguan Perilaku. Terapi yang diberikan disesuaikan dengan gejala
yang muncul.

HAL-hal yang perlu diperhatikan pada pengobatan Napza :


 Penjangkauan dan Pendampingan : artinya pengobatannya terjangkau dan
harus ada yang mendampingi.
 Harus ada Komonikasi Informasi dan Edukasi (KIE).
 Pendidikan yang setaraf : diberikan pendidikan yang terjangkau.
 Konseling Perubahan Perilaku
 Konseling dan Testing HIV Sukarela (Volluntary Counselling and
Testing / VCT)
 Program Pensucihamaan
 Layanan Jarum dan Alat Suntik Steril
 Pemusnahan Peralatan Suntik Bekas
 Layanan Terapi Pemulihan Ketergantungan Narkoba
 Program Terapi Rumatan Metadon
 Layanan Perawatan, Dukungan dan Pengobatan (Care, Support,
Treatment)
 Pelayanan Kesehatan Dasar

PSIKOTERAPI : Pengobatan pada kejiwaan :


Penggunaan obat oleh korban NAPZA dapat dilakukan secara individual
maupun kelompok, masing-masing mempunyai keuntungan.
Individual:
 Lebih privasi.
 Dokter lebih fleksibel untuk menanggapi permasalahan.
 Prosentase waktu terapi lebih tinggi dan fokus pada individu.
 Logistiknya : lebih praktis
 Lebih sesuai untuk individu yang tidak mampu yang terlibat dalam
kelompok
 Biaya tentu lebih murah
 Tidak ada tekanan teman sekelompok pada perubahan ke arah positif

Kelompok:
 Identifikasi timbal balik, mengurangi perasaan diasingkan
 Penerimaan teman sekelompok
 Konfrontasi terapeutik, umpan balik relistis
 Tekanan teman sekelompok, tanggung jawab untuk perubahan positif
 Pertukaran informasi, membangkitkan optimisme dan harapan
 Lebih hemat biaya
 Akan menyingkap identitas dan permasalahan pribadi ke orang lain
 Isi dan langkah perawatan ditentukan oleh kelompok secara keseluruhan
 Hanya suatu bagian kecil waktu terapi difokuskan bagi kebutuhan
seseorang
 Kurang praktis (logistik)
 Tidak seluruhnya sesuai untuk semua ketergantungan zat.
Cognitive Behavior Therapy (CBT) : Pengobatan Pada Perilaku
Berdasarkan pada konsep ini bahwa emosi dan perilaku yang dihasilkan
tidak semata-mata dari proses pikiran. Tapi proses ini dapat berubah untuk
dapat merasakan perilaku yang berbeda.

Psikopatologi CBT : Ilmu Kelainan Jiwa pada CBT


Activating Event (A) : adalah suatu kejadian yang mengakibatkan stress
yang sangat mempengaruhi individu, baik langsung maupun tidak langsung.
Hal tersebut sangat diyakini oleh individu (Belief, B).
Karena sangat mempengaruhi pikiran individu dan keyakinan tersebut sehingga
menimbulkan konsekuensi (Consequences, C).
Jika yang mempengaruhi emosionalnya maka akan timbul keluhan pada
tubuhnya yang selanjutnya akan mempengaruhi perilakunya.
Keadaan tersebut akan bersifat timbal balik terhadap kepercayaan, dan
menjadikan kekuatan terhadap kepercayaan . Individu semakin yakin bahwa
keluhan tersebut akibat dari stress.
Konsekuensinya juga bisa mempengaruhi perilaku yang juga akan berakibat
terjadi penguatan terhadap keyakinannya (belief).
Keadaan tersebut di atas terus menerus dirasakan oleh individu yang akhirnya
mempengaruhi kinerjanya, peran sosialnya, maupun peran kesehariannya.
Pengobatan pada perilaku adalah melakukan pemutusan pada kepercayaan
yang menimbulkan konsekuensi pada badan dan perilaku, agar tidak
menimbulkan penguatan terhadap keyakinannya.
Juga bisa pada konsekuensi yang mempengaruhi emosionalnya, sehingga tidak
menimbulkan keluhan pada tubuhnya lagi.

Penggunaan Pengobatan Pada Perilaku terhadap korban NAPZA


 Penyalahgunaan zat diperantarai oleh proses kesadaran dan tingkah laku
yang komplek
 Penyalahgunaan zat dan hubungannya dengan proses kesadaran dan
perilaku adalah proses yang dipelajari
 Penyalahgunaan zat dan hubungannya dengan proses kesadaran ber
perilaku dapat dimodifikasi, terutama dengan CBT
CBT untuk penata laksanaan ketergantungan zat dapat juga dikombinasikan
dengan terapi yang lain, seperti: Motivational Enhancement Therapy,
(Pengobatan penigkatan motifasi)

HYPNOTHERAPY : Obat tidur


Hipnosis (Tidur) : adalah suatu rangkaian perubahan pengalaman subyektif
yang dapat diamati, seperti perubahan sensasi, persepsi, emosi, pikiran, atau
perilaku, yang terjadi setelah induksi hipnotik.
Konsep Dasar Hipnosis

Normal State Normal State


Perilaku Awal Perilaku Baru

HIPNOTERAPI HIPNOSIS STATE


TERMINASI

LIGHT DEEP

MEMASUKKAN SUGESTI
ATAU SARAN-SARAN YANG AKAN MENJADI NILAI
BARU
 Proses hipnosis dilakukan dengan cara merubah konsentrasi, dari fokus
eksternal ke fokus internal
 Setiap proses hipnosis adalah proses self-Hipnosis sehingga subject dapat
menghentikan proses dan kembali kenormal state ketika ia menghendaki
TEORI NEURO HIPNOSIS

HIPNOSIS

SINYAL SEMANTIK

SISTEM LIMBIK KORTEKS CEREBRI HIPOKAMPUS


POSTERIOR HIPOTALAMUS
TALAMUS

KORTEKS PREFRONTAL
ASOSIASI DAN AREA BROKA

SUB-CONSCIOUS PROGRAMMING

CONSCIOUS 12%
ANALITIS
PIKIRAN TINDAKA
SUB-CONSCIOUS 88% N
NETRAL, SUGESTIS

MEMORY BANK
PENGALAMAN EMPIRIS
PENGALAMAN BELIEF SYSTEM
INDUKTIF SELF IMAGE

HIPNOTERAPI UNTUK PECANDU : suatu induksi yang mem-bypass


crical conscious keseganan / hambatan pecandu pada proses perawatan
PSIKOTERAPI PSIKODINAMIK SINGKAT

 Berdasarkan psikodinamik dan konseptualisasi mengenal psikopatologi


pasien

 Salah satu psikoterapi berdasarkan psikoanalisis

 Beda tujuan dan tekniknya:

 Kurang begitu intensif

 Tidak begitu berhubungan dengan alam tidak sadar pasien

 Tujuan sederhana

 Ketergantungan zat merupakan tanda-tanda terjadinya konflik yang


berakar pada pengalaman masa kecil

 Program yang hanya diarahkan pada perilaku penyalahgunaan saja akan


menghasilkan sedikit manfaat karena gagal untuk menyelasaikan
penyebab psikologis yang mendasari penyalahgunaan.

 Banyak laporan penelitian yang menunjukkan psikoterapi psikodinamik


sangat berhasil

 Namun perlu di pahami bahwa penelitian yang terkontrol dan diulang


amat sedikit

Anda mungkin juga menyukai