Anda di halaman 1dari 43

MODUL 2

LINGKUNGAN ORGANISASI

KEGIATAN BELAJAR 1
LINGKUNGAN ORGANISASI

Lingkungan dalam Organisasi dalam Organisasi Terbagi menjadi 2, yaitu:


A. Lingkungan Langsung
Lingkungan Langsung juga terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Lingkungan Langsung Internal
 Pekerja
 Dewan Komisaris
 Pemegang Saham
 Jaringan Stakeholder

2. Lingkungan Langsung Eksternal


 Konsumen
 Pemasok
 Pesaing
 Pemerintah
 Lembaga Keuangan
 Kelompok-kelompok lain

B. Lingkungan Tidak Langsung


1. Sosial
 Demografi
 Gaya Hidup
 Nilai Sosial
2. Variabel Ekonomi
3. Variabel Politik
4. Variabel Teknologi
5. Dimensi Internasional

C. MODEL HUBUNGAN ORGANISASI-LINGKUNGAN


1. Pengaruh Lingkungan Terhadap Organisasi
Lingkungan yang cepat berubah berarti mempunyai tingkat perubahan yang tinggi. Lingkungan
yang kompleks mempunyai elemen yang banyak atau dikatakan mempunyai tingkat
homogenitas yang rendah.
2. Lima Kekuatan Kompetisi, yaitu:
 Ancaman pendatang baru atau halangan untuk masuk
 Produk Substitusi
 Pemasok
 Pembeli
 Pesaing
Contoh halangan untuk masuk yaitu pemerintah menetapkan keputusan bahwa hanya
perusahaan X yang bisa memasok kebutuhan terigu dalam negeri
3. Strategi Menghadapi Lingkungan
 Mempengaruhi lingkungan langsung dengan cara melakukan lobi, iklan, negosiasi atau
perundingan
 Memonitor lingkungan tidak langsung dengan membuat system informasi lingkungan
 Menyesuaikan diri terhadap lingkungan baik secara formal dalam manajemen maupun
dengan mengubah organisasi, struktur atau desainnya
MODUL 2
LINGKUNGAN ORGANISASI

KEGIATAN BELAJAR 2
ETIKA BISNIS DAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL

A. ETIKA DALAM ORGANISASI


Perbuatan dikatakan etis apabila sesuai dengan norma yang diterima masyarakat dan tidak etis
apabila tidak sesuai dengan norma social yang berlaku di masyarakat.
Tingkatan Etika:
1. Tingkat 1 Masyarakat
2. Tingkat 2 Stakeholders
3. Tingkat 3 Kebijaksanaan Internal
4. Tingkat 4 Individu

B. PEMBENTUKAN NILAI ETIKA


Etika individu dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:
1. Pengaruh Keluarga
2. Pengaruh Faktor Situasional
3. Nilai, Moral dan Agama
4. Pengalaman
5. Pengaruh Teman

C. ETIKA DALAM ORGANISASI


Tiga macam wilayah etika dalam organisasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Wilayah Perhatian Contoh isu yang relevan
Hubungan Organisasi dengan Karyawan  Penarikan tenaga kerja, penggajian dan
pemberhentian kerja
 Kondisi kerja
 Kebebasan pribadi
Hubungan Karyawan dengan Organisasi  Konflik kepentingan
 Kerahasiaan organisasi
 Kejujuran
Hubungan Organisasi dengan Pihak Luar  Pelanggan/konsumen
 Pesaing
 Pemegang saham
 Pemasok
 Pemerintah
 Masyarakat sekitarnya

Contoh beberapa stakeholders yang dapat menentukan kelangsungan hidup organisasi


Stakeholders
Pemerintah Pusat Sistem peradilan
Konsumen Kelompok kepentingan
Pemerintah daerah Otoritas pasar modal
Komunitas/masyarakat lokal Pemegang saham
Kreditor/bank Asosiasi perdagangan
Pemasok Universitas
Pemerintah asing Pemasok
Karyawan Pemerintah asing
D. ARGUMEN PRO DAN KONTRA TERHADAP TANGGUNGJAWAB SOSIAL
Tanggungjawab sosial merupakan pelaksanaan tuntutan etika oleh organisasi dalam
kaitannya dengan tuntutan lingkungan atau pihak-pihak yang berkaitan dengan organisasi.
Argument pro pada dasarnya menganggap bahwa perusahaan merupakan bagian dari
masyarakat. Sedangkan argument kontra berpendapat bahwa jika perusahaan diharuskan
menjalankan langsung tanggungjawab social, aka nada konflik antara tujuan ekonomi dan tujuan
social
Efek positif tanggungjawab social perusahaan memiliki tingkat pengharapan yang lebih
tinggi dibandingkan efek negatifnya.

E. PENDEKATAN TERHADAP TANGGUNGJAWAB SOSIAL


Ada beberapa pendekatan dalam tanggungjawab social, yaitu:
1. Penghindaran social
2. Kewajiban social
3. Respons social
4. Kontribusi social

F. MANAJEMEN TANGGUNGJAWAB SOSIAL


Gambaran perencanaan dan pelaksanaan tanggungjawab social yang dimulai dari penentuan tujuan
sampai pelaksanaan

Peramalan Perencanaan Perencanaan


lingkungan Strategis Taktis

Sosial Tujuan Program


Ekonomi Kebijaksanaan Prosedur
Politik Strategi Anggaran
Teknologi

Ada empat wilayah pengukuran tujuan social yang setiap wilayah diperlukan pengukuran yang
lebih spesifik:
1. Wilayah ekonomi
2. Wilayah kualitas hidup
3. Wilayah investasi social
4. Wilayah pemecahan masalah

Pengukuran tujuan social yang lebih luas adalah audit social, yaitu analisis formal dan
menyeluruh terhadap prestasi social organisasi
MODUL 2
LINGKUNGAN ORGANISASI

KEGIATAN BELAJAR 2
GLOBALISASI

A. GLOBALISASI
Tiga dimensi dalam Globalisasi:
1. Jarak : Semakin pendeknya jarak antar dunia
2. Lokasi : Operasi perusahaan tidak lagi dibatasi oleh batas-batas Negara, tetapi melebar sampai
luar batas wilayah Negara.
3. Sikap : Sikap yang terbuka terhadap globalisasi dan sikap yang selalu siap untuk berpartisipasi
dalam gelombang globalisasi

B. STRUKTUR EKONOMI DUNIA


Indikator kesejahteraan suatu Negara diukur dengan GDP nya (Gross Domestic Product) atau
pendapatan per kapita nya.
Beberapa implikasi dari kondisi ekonomi pada tahun 2020 bisa diperkirakan sebagai berikut:
1. Pasar Negara berkembang mempunyai potensi yang sangat besar
2. Penduduk yang besar akan dibarengi dengan pertumbuhan kelas menengah atas di Negara
berkembang
3. Jumlah penduduk di Negara berkembang cenderung lebih muda dibandingkan di Negara maju
4. Dengan ekonomi yang semakin besar, Negara berkembang mempunyai potensi untuk menjadi
investor asing
5. Dengan semakin meningkatnya kekuatan ekonomi Negara berkembang, kekuatan politik mereka
juga akan semakin meningkat.
6. Perkembangan ekonomi Negara berkembang bisa memunculkan potensi negative
7. Potensi krisis ekonomi di Negara berkembang semakin besar

C. PERUSAHAAN MULTI NASIONAL (MULTINATIONAL CORPORATION)


1. Karakteristik MNC : beroperasi di dua Negara atau lebih, dikelola oleh manajer global yang
berusaha mengoptimalkan sumberdaya global lintas Negara
Berikut daftar input yang digunakan dan asalnya
a. Model/fashion : paris
b. Kapas : Cina
c. Pasar : Amerika Serikat
d. Tenaga Kerja : Cina
e. Incorporated : Negara dengan infrastruktur yang baik dan pajak rendah
f. Manajer : Negara sekitar
g. Mesin : Jerman
h. Dana : Jepang
i. Pemilik : Indonesia
2. Motif Perusahaan Multinasional
Beberapa situasi yang mendorong organisasi melakukan ekspansi ke luar negeri (go international):
a. Mencari bahan mentah
b. Mencari pasar
c. Meminimalkan biaya
d. Motif lain
3. Evolusi perusahaan multinasional
Dengan mendirikan fasilitas produksi di luar negeri, perusahaan bisa memanfaatkan secara
penuh potensi pasar luar negeri
MODUL 3
PERENCANAAN

KEGIATAN BELAJAR 1
PERENCANAAN

A. PERENCANAAN
Perencanaan dapat meminimalkan risiko atau ketidakpastian suatu tindakan. Oleh karenanya
perencanaan harus mendukung keempat fungsi manajemen yaitu : organizing, staffing, leading dan
controlling.
1. Positif dan Negatif Perencanaan
Sisi positif perencanaan adalah membantu manajer melihat masa mendatang, koordinasi antar
bagian semakin baik dan lebih fokus pada tujuan organisasi. Namun jika perencanaan tidak
dilaksanakan dengan baik maka perencanaan akan sia-sia atau menimbulkan sisi negative

2. Beberapa Jenis Perencanaan


 Misi atau maksud (mission atau purposes) misalnya : misi suatu bisnis yaitu memproduksi dan
mendistribusikan barang dan jasa
 Tujuan : Setiap bagian dari organisasi harus mempunyai tujuan yang konsisten satu sama lain
dan menyumbang tujuan organisasi secara keseluruhan
 Strategi : rencana umum/pokok untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemilihan alternative
tindakan yang diperlukan.
 Kebijakan : Pernyataan/ pemahaman umum yang membantu mengarahkan pengambilan
keputusan, khususnya cara berpikirnya bukan aksinya
 Prosedur : menjelaskan secara detail bagaimana suatu aktivitas harus dilakukan secara
kronologis
 Aturan : mengharuskan tindakan tertentu yang spesifik dikerjakan atau tidak dikerjakan,
tergantung situasi yang dihadapi
 Program: jaringan yang kompleks dan terdiri atas tujuan, kebijakan, prosedur, aturan,
penugasan, langkah yang harus dilakukan alokasi sumber daya, dan elemen lain yang harus
dilakukan berdasarkan alternative tindakan yang dipilih.
 Anggaran : rencana yang dinyatakan dalam angka-angka

B. PROSES PERENCANAAN
Dari misi organisasi, tujuan organisasi yang merupakan kunci efektivitas organisasi kemudian
diturunkan. Perencanaan organisasi berdasarkan tujuan organisasi ada 3 jenis, yaitu:
1. Perencanaan Strategis : rencana jangka panjang yang dibuat top manajemen untuk mencapai
tujuan strategis yang berfokus pada organisasi secara keseluruhan.
2. Perencanaan Taktis : jangka waktunya lebih pendek dibandingkan dengan rencana strategis dan
mempunyai fokus yang lebih sempit dan lebih konkret.
3. Perencanaan Operasional : Diturunkan dari perencanaan taktis, fokus lebih sempit, jangka
waktu lebih pendek dan melibatkan manajemen tingkat bawah. Rencana Operasional ada 2
yaitu rencana tunggal (sekali pakai ) dan rencana standing (dapat dipakai berulangkali)
C. PERENCANAAN SITUASIONAL

Mengembangkan Melaksanakan Menetapkan Menyelesaikan


rencana, rencana dan indicator rencana/rencana
mempertimbang secara formal situasional dan situasional
kan kejadian mengidentifikasi mengembangkan
situasional kejadian rencana
situasional situasional untuk
setiap kejadian
situasional

D. PERENCANAAN DAN TINGKATAN MANAJEMEN


Manajemen puncak lebih banyak terlibat dalam perencanaan strategis yang mempunyai fokus
jangka panjang sedangkan manajemen tingkat bawah lebih banyak berurusan dengan perencanaan
operasional jangka pendek

E. HAMBATAN DAN PEMECAHAN MASALAH HAMBATAN DALAM PERENCANAAN


Hambatan Utama Cara mengatasi Hambatan
1. Tujuan yang tidak tepat 1. Memahami tujuan dan perencanaan
2. Sistem balasan yang tidak tepat 2. Komunikasi dan partisipasi
3. Lingkungan yang kompleks dan dinamis 3. Konsistensi revisi dan perbaikan
4. Keengganan untuk menetapkan 4. System balasan yang efektif
tujuan/melepaskan tujuan yang lain 5. Membantu individu menetapkan tujuan
5. Keengganan untuk berubah 6. Mengatasi keengganan untuk berubah
6. Pembatasan (constraints)
7. Tidak memahami lingkungan
8. Tidak memahami Organisasi
9. Tidak percaya diri

F. MBO (MANAGEMENT BY OBJECTIVES)


Tujuan MBO adalah mendorong partisipasi bawahan, memperjelas, serta mengkomunikasikan
tujuan dan hasil yang diharapkan untuk mencapai tujuan tersebut. Kunci dalam metode MBO adalah
partisipasi dan komunikasi dalam penetapan tujuan/perencanaan
1. Efektifitas MBO
Manfaat MBO : mendorong motivasi karyawan
Elemen yang mendukung MBO:
 Komitmen manajemen puncak
 Penetapan tujuan puncak
 Tujuan individu (yang bertanggungjawab)
 PartisipMaanajer
 Komunikasi
 Otonomi dalam pelaksanaan
 Review prestasi
2. Kelemahan MBO
 Manajemen puncak kurang berkomitmen
 Beberapa MBO terlalu menekankan segi kuantitatif
 Style manajemen yang otoriter
 Perubahan dalam organisasi
 Manajer atau bawahan tidak memiliki ketrampilan hubungan manusiawi
 Sulitnya koordinasi dan penetapan tujuan
 Ketergantungan pada pihak lain
 Sistem balas jasa yang tidak mendukung
Cara mengatasi kelemahan MBO:
 Komitmen manajemen puncak harus selalu ada
 Melatih dan mendidik manajer dalam penggunaan MBO
 Menetapkan tujuan dengan jelas
 Pengembangan umpan balik yang efektif
 Mendorong partisipasi semua elemen dalam perusahaan
MODUL 3
PERENCANAAN

KEGIATAN BELAJAR 2
PERENCANAAN STRATEGIS

A. PENGERTIAN DAN KOMPONEN STRATEGI


Strategi adalah penetapan tujuan jangka panjang yang dasar dari suatu organisasi dan
pemilihan alternatif tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan
tersebut.
Komponen strategi yaitu aksi dan ide

B. PROSES PERENCANAAN STRATEGIS


Formulasi Tujuan

Analisis Tujuan dan Strategi Saat ini

Analisis Lingkungan: Analisis Sumber Daya:


Kesempatan dan Ancaman Kekuatan dan Kelemahan

Identifikasi Kesempatan Strategis

Pengambilan Keputusan Strategis

Pelaksanaan Strategi

Evaluasi dan Pengendalian Strategis

C. TINGKATAN STRATEGI
Ada tiga tingkatan strategi:
1. Tingkat Korporasi
a. Pendekatan berdasarkan nilai (value based approach) : keyakinan dan kepercayaan manajer
b. Pendekatan berdasarkan portofolio (corporate based approach): manajemen puncak mengevaluasi
beberapa unit bisnis
c. Strategi Umum ada 3 yaitu :
 Strategi pertumbuhan : pengembangan internal dan eksternal
 Strategi penarikan : penyusutan operasi dengan memotong/menghilangkan kegiatan yang tidak
menguntungkan
 Strategi stabilitas : Mempertahankan situasi saat ini
d. Strategi Portofolio Bisnis
e. Matriks Boston Consulting Group : mengelompokkan unit bisnis berdasarkan tingkat
pertumbuhan pasar dan pangsa pasar relatif
2. Tingkat Unit Bisnis
a. Strategi Porter : tingkat keuntungan usaha ditentukan oleh daya tarik industry dan strategi usaha
b. Daya tarik industri ditentukan oleh lima kekuatan:
 Ancaman produk baru/halangan untuk masuk:
 Skala ekonomi yang tinggi
 Diferensiasi produk yang tinggi
 Modal yang tinggi
 Akses ke distribusi
 Peraturan Pemerintah
 Kekuatan pemasok
Jika pemasok cukup banyak, industry mempunyai posisi tawar menawar yang kuat karena
banyak pilihan
 Kekuatan pelanggan
Pelanggan mempunyai kekuatan tawar menawar yang kuat terhadap organisasi
 Ancaman produk substitusi
Jika ancaman produk substitusi cukup besar, industry atau perusahaan mempunyai kekuatan
yang lemah karena pembeli mempunyai alternative pilihan
 Persaingan dalam industr
Semakin ketat persaingan dalam industry, semakin tidak menarik industry tersebut
c. Strategi Generik
 Diferensiasi : Kualitas, desain dan pelayanan
 Kepemimpinan biaya rendah
 Fokus : melayani segmen kecil konsumen (spesifik)
3. Tingkat Fungsional
a. Strategi Pemasaran : Komposisi produk, Posisi pasar, saluran distribusi, promosi penjualan,
penentuan harga
b. Strategi Produksi : Kualitas, Perbaikan produktivitas, Peraturan Pemerintah, Lokasi pabrik,
Teknologi
c. Strategi Keuangan : Struktur modal, Kebijakan utang, Manajemen asset, kebijakan deviden
d. Riset dan pengembangan : mengembangkan produk agar tidak ketinggalan jaman
e. Strategi Sumberdaya manusia: Kebijakan sumber daya manusia, kebijakan serikat kerja,
pengembangan karyawan

D. IMPLEMENTASI STRATEGI
1. Strategi dan struktur : strategi mengakibatkan perubahan struktur/struktur mengikuti strategi
2. Model 7S : Strategi (Strategy), Struktur (Structure), Sistem (System), Tujuan/misi organisasi
(Superordinate goals), Kemampuan/Ketrampilan (Skills), Staf (Staff), Pola Perilaku/Pengambilan
Keputusan (Style)

Organisasi yang baik mempunyai 8 atribut, yaitu : (1) bias untuk tindakan, (2) Dekat dengan
pelanggan, (3) Otonomi dan kewiraswastaan, (4) Produktivitas melalui orang, (5) Terjun langsung /
praktikal, (6) Tetap pada kemampuan yang dipunyai, (7) Struktur yang sederhana, staf yang ramping,
(8) Kombinasi desentralisasi-sentralisasi

3. Peran Manajer Puncak


Manajer puncak berperan dalam merumuskan strategi dan mengimplementasi rencana
tersebut. Organisasi dapat menggunakan manajer puncak dari dalam maupun dari luar. Ada 4
situasi yang berkaitan dengan penggunaan manajer puncak dari luar/dalam:
a. Kombinasi selektif : manajer dari luar membawa ide baru, manajer dari dalam membantu
mengintegrasikan ide tersebut dengan organisasi yang ada
b. Perputaran (keguncangan): Manajer luar bebas melakukan perubahan strategi baru
c. Stabilitas: Manajer dalam memahami situasi organisasi dan jaringan kerja yang mapan
d. Reorientasi : Kombinasi manajer dari luar dan dari dalam
E. MEMAHAMI HAMBATAN PELAKSANAAN STRATEGI
Beberapa faktor yang menghambat perencanaan secara formal:
1. Konflik antara proses perencanaan formal dengan gaya manajemen
2. Ketidaktepatan perencanaan formal untuk organisasi kecil
3. Biaya perencanaan yang cukup besar
4. Penekanan yang berlebihan pada aspek kuantitas
5. Kerentanan perencanaan formal terhadap peristiwa yang tidak diharapkan
Disamping itu, ada beberapa factor yang menghambat pelaksanaan perencanaan strategis:
1. Perencanaan formal tidak diterima oleh manajer
2. Beberapa aspek perencanan formal tidak dipahami oleh manajer
3. Manajer dalam beberapa tingkat tidak diikutsertakan dalam proses perencanaan
4. Tanggungjawab utama dari perencanaan formal diserahkan pada staf
5. Rencana jangka panjang dianggap tidak akan berubah
6. System perencanaan yang kompleks dan mahal dipilih
7. Perencanaan yang baik dihindarkan begitu saja
8. Informasi tidak tersedia memadai
9. Peramalan dan anggaran campur aduk dengan perencanaan
10. Manajer terperangkap pada detail perencanaan dan melupakan aspek lain yang lebih penting
MODUL 4
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN ALAT PERENCANAAN
SERTA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KEGIATAN BELAJAR 1
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

A. MASALAH DAN KESEMPATAN


Keputusan dimulai dari suatu masalah atau kesempatan. Masalah adalah kondisi yang
menyimpang atau tidak sesuai yang diinginkan. Kesempatan adalh kondisi yang memberikan
kemungkinan bagi organisasi untuk memanfaatkan kesempatan agar hasil yang diperoleh melebihi
tujuan atau sasaran yang ditetapkan.
Proses pencarian masalah dimulai dari penyimpangan masa lalu, penyimpangan dari rencana,
Orang lain (konsumen) dan lingkungan.

B. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Definisi
Pengambilan keputusan : memilih satu alternative dari beberapa alternative keputusan

2. Tipe keputusan
a. Keputusan Terprogram : Keputusan terstruktur/muncul berulang-ulang
b. Keputusan yang tidak terprogram : Keputusan yang berasal dari masalah yang luar
biasa/tidak biasa muncul

C. KEPASTIAN, RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN


Jika informasi yang diperoleh manajer cukup akurat dan dapat dipercaya serta konsekuensi
keputusan dapat diperkirakan dengan jelas, manajer menghadapi kondisi kepastian. Hal yang tidak
pasti dalam keputusan adalah pengeluaran yang mempunyai kemungkinan membengkak dari
rencana, dalam tender biasanya nilai kontrak sudah ditetapkan, kenaikan biaya merupakan risiko
pemenang tender

D. PENDEKATAN RASIONAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Urutan pendekatan rasional dalam pengambilan keputusan:
1. Meneliti situasi : meneliti dan mendefinisikan problem
2. Mengembangkan alternative pemecahan : alternative yang praktis dan kreatif
3. Mengevaluasi alternative dan memilih alternative terbaik ; alternative dikatakan memuaskan
apabila dapat memecahkan problematika yang ada
4. Implementasi : Melaksanakan alternative yang telah dipilih
5. Follow up dan evaluasi : memastikan bahwa pelaksanaan keputusan yang diambil menegnai
sasaran atau tujuan yang ingin dicapai

E. ALTERNATIF PENDEKATAN RASIONAL


1. Model Administratif : menggambarkan perilaku yang lebih realistis dalam pengambilan
keputusan
2. Heuristic
a. Ketersediaan
Pengambilan keputusan berdasarkan kejadian-kejadian yang pernah dialami
b. Perwakilan
Jika produk yang dipakai sebagai wakil merupakan produk yang sukses, manajer
menyimpulkan bahwa produk baru yang akan diluncurkan juga akan sukses
c. Penyesuaian dan anchoring : menilai sesuatu dengan membandingkan apa yang ada dalam
otaknya
3. Intuisi dan Eskalasi Komitmen
Penggunaan intuisi dalam pengambilan keputusan mempunyai risiko besar, sedangkan dengan
menggunakan eskalasi komitmen, keputusan yang telah dibuat akan sangat sulit ditarik kembali
4. Pengaruh Politik dan Etika
Politik dan Etika mempengaruhi pengambilan keputusan manajer.

F. MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGAMBILAN KEPUTUSAN


1. Tingkat Individual
Faktor yang menghalangi pengambilan keputusan yang efektif
a. Relaxed avoidance : manajer tidak bersedia bertindak setelah tahu konsekuensi tidak
bertindak tidak terlalu besar
b. Relaxed Change : Manajer baru bertindak setelah memahami bahwa konsekuensi tidak
bertindak cukup serius
c. Defensive avoidance : Manajer membiarkan orang lain untuk mengerjakan keputusan dan
menanggung konsekuensi dari keputusan tersebut
d. Panik : Karena panik, keputusan manajer jadi tidak rasional

Cara untuk menghindari halangan tersebut yaitu : menetapkan prioritas, mencari


informasi yang relevan, hati-hati terhadap pendekatan heuristic dan bias-bias yang ada

2. Tingkat Kelompok
Keuntungan dan Kerugian Keputusan kelompok
Keuntungan Kerugian
1. Informasi dan pengetahuan lebih banyak 1. Waktu lebih lama dan biaya lebih besar
2. Lebih banyak alternative yang dihasilkan karena waktu yang hilang lebih banyak
3. Penerimaan akan hasil akhir lebih besar 2. Cenderung muncul kompromi
4. Akan muncul komunikasi yang lebih baik 3. Satu/beberapa orang akan mendominasi
kelompok
4. Akan muncul tekanan kelompok dan
membatasi kreativitas individual

Beberapa contoh Kelompok :


a. Kelompok interaksi : interaksi intensif yang terjadi antar anggota kelompok
b. Delphi grup : menggunakan consensus dari para ahli yang memberikan kontribusi secara
individual
c. Nominal group : Membatasi interaksi antar anggota kelompok
KEGIATAN BELAJAR 2
ALAT PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

A. PENDEKATAN MANAJEMEN ILMIAH


Langkah-langkah dalam pendekatan manajemen ilmiah yaitu : Penentuan Masalah, Pembuatan
Model, penyusunan Algoritma dan Implementasi

B. ALAT PERAMALAN
Peramalan merupakan proses sistematis memperkirakan kondisi masa mendatang dengan
menggunakan infomasi masa lalu dan informasi lain yang relevan untuk perencanaan dan pengambilan
keputusan
Metode-metode peramalan :
Jenis
Kuantitatif Time Series : mengurutkan data Model rata-rata bergerak
berdasarkan urutan waktu Model Penghalusan eksponensial
Model Box-Jenkins
Sebab Akibat Model regresi tunggal/berganda
Model ekonometri
Kualitatif Jury of Selection Method
Sales Force Composition
Metode Deplhi
Metode Ktiteria ganda
Metode Evaluasi Pelanggan

C. ALAT PENJADWALAN
1. Bagan Gantt
Rencana dibuatkan symbol khusus, kemudian pelaksanaan ditandai dengan
pemblokan/pengisian kotak-kotak kegiatan.
2. PERT (Program Evaluation ang Review Technique)
Langkah-langkahnya :
 Mengidentifikasi aktivitas yang akan dilakukan
 Mengembangkan jaringan yang memperlihatkan kaitan antar aktivitas
 Menghitung waktu yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan
 Menggambarkan jaringan kerja
 Menganalisis jaringan kerja
 Menggunakan jaringan tersebut untuk pengendalian proyek

D. ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN


1. Bagan Positif dan Negatif : membandingkan dua pilihan dan menyajikan sisi positif atau
negative dari masing-masing alternative tersebut
2. Matriks Multikriteria : menyajikan sejumlah kriteria yang berkaitan dengan alternative
keputusan tertentu, memberi skor, dan menjumlah skor-skor tersebut
3. Matriks Pay-Off (Pay-Off Matrix) : terdiri atas beberapa alternative keputusan dengan
kemungkinan hasilnya kemudian menganalisisnya
4. Programasi Linear (Linear Programming) : Mencari kombinasi optimal bahan atau sumberdaya
yang dipakai untuk memproduksi produk-produk tertentu
5. Analisis Titik Impas (Analisis Break-Even): melihat sejauh mana atau seberapa banyak produk
yang harus terjual agar tercapai titik impas (total penjualan sama dengan total biaya atau
keuntungan sama dengan nol)
6. Pohon keputusan : pengambilan keputusan yang mempunyai urutan (rangkaian)
MODUL 5
PENGORGANISASIAN, DESAIN ORGANISASI DAN WEWENANG

KEGIATAN BELAJAR 1
DESAIN ORGANISASI

A. PANDANGAN KLASIK
Organisasi birokrasi mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Pembagian kerja yang jelas dan setiap posisi diisi oleh orang yang memang ahli di bidangnya
2. Seperangkat aturan yang konsisten dan jelas untuk menjamin keseragaman tugas
3. Ada hierarki posisi yang menciptakan rantai komado dari manajemen puncak sampai bawah
4. Manajer menjalankan bisnis secara impersonal dan menjaga jarak secara social antara dirinya
dan bawahannya
5. Karier dalam organisasi didasarkan pada prestasi dan keahlian

B. PANDANGAN NEOKLASIK
1. Rensis Likert
Manajer dengan gaya tradisional cenderung kurang efektif dibanding dengan manajer yang
mendorong karyawannya dengan pendekatan manusiawi
2. Douglas McGregor
Organisasi akan lebih baik apabila menerapkana asumsi yang positif, yaitu manusia ingin
berprestasi, tidak malas, dan ingin bertanggungjawab
3. Chris Argyris
Desain organisasi yang memberi kebebasan lebih besar dalam pengambilan keputusan dan
pelaksanaan kerja serta situasi kerja yang lebih informal
4. Kritik terhadap Neoklasik
Pengalaman menunjukkan bahwa tidak semua pendekatan dapat efektif untuk semua situasi

C. PENDEKATAN SITUASIONAL
Pendekatan situasional percaya bahwa desain organisasi yang optimal tergantung pada factor-
faktor situasional yang relevan, antara lain:
1. Pengaruh Lingkungan
Lawrence dan Lorsch mempunyai prediksi bahwa organisasi dengan lingkungan yang stabil akan
mempunyai tingkat diferensiasi yang lebih rendah dibandingkan dengan organisasi dan lingkungan
yang cepat berubah
2. Pendekatan Tugas Teknologi
Woodward membagi organisasi dalam tiga jenis kelompok berdasarkan hubungan antara pekerjaan
dan teknologinya:
a. Produksi unit dan batch kecil : produk dibuat berdasarkan pesanan atau diproduksi dengan
kuantitas kecil
b. Teknologi produksi massal dan batch besar : produk dibuat dalam skala yang besar kemudian
dirakit menjadi produk akhir
c. Produksi proses : Produk dibuat dengan aliran kontinu melalui deretan mesin atau proses
transformasi yang kompleks
3. Pengaruh Ukuran
Organisasi besar cenderung lebih mempunyai spesialisasi yang lebih jauh, prosedur operasi standar
yang lebih banyak, lebih banyak aturan dan mempunyai tingkat desentralisasi yang lebih besar.
4. Siklus kehidupan Organisasi dan Kebutuhan Reorganisasi
Beberapa gejala yang menunjukkan sudah saatnya reorganisasi dilakukan adalah informasi tidak
sampai pada orang yang tepat pada waktu yang tepat, organisasi tidak dapat melakukan respons
yang tepat terhadap perubahan lingkungan, dan tidak dapat memperkirakan perubahan lingkungan.

D. TIPE ORGANISASI
1. Berdasarkan Fungsi
Organisasi disusun dalam bagian yang mempunyai aktivitas-aktivitas yang sama atau yang
berkaitan. Misal Organisasi dikelompokkan dalam bagian pemasaran, keuangan, produksi, dan
personalia
2. Organisasi Pasar atau Produk
Jika organisasi semakin besar, maka organisasi disusun berdasarkan produk, pasar atau
konsumennya
3. Struktur Matriks
Struktur organisasi matriks berusaha menggabungkan sisi positif struktur fungsional dan struktur
divisi. Dalam struktur organisasi matriks, karyawan mempunyai dua atasan :
fungsional&divisional

E. KOORDINASI
Apabila suatu pekerjaan tergantung pada pekerjaan lain, kebutuhan koordinasi akan semakin
tinggi. Ketergantungan dibedakan menjadi 3 macam:
1. Pooled Interdependence : Tidak banyak membutuhkan interaksi
2. Sequential Interdependence : Tingkat ketergantungan antar bagian lebih kompleks
3. Reciprocal Interdependence : Arah ketergantungan tidak hanya satu arah, dapat lebih dari satu arah
Ada 4 macam jenis diferensiasi:
1. Bagian organisasi yang berbeda cenderung mengembangkan tujuan bagian tersebut, metode, serta
kebiasaan yang berlaku untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Orientasi waktu antar bagian dapat berbeda
3. Gaya interaksi
4. Tingkat formalitas

Pendekatan untuk efektivitas Koordinasi:


a. Teknik Manajemen Dasar : Hierarki Manajerial, Prosedur dan Aturan, Rencana dan Tujuan
b. Meningkatkan Potensi Koordinasi : Sistem Informasi Vertikal, Hubungan atau Komunikasi
horizontal
c. Mengurangi kebutuhan untuk koordinasi : Memberi tambahan sumber daya, unit yang independen

F. DESENTRALISASI DAN SENTRALISASI


Desentralisasi merupakan proses pendelegasian wewenang dan tanggungjawab secara
sistematis ke tingkatan organisasi yang lebih rendah. Sentralisasi merupakan proses menahan
wewenang dan tanggungjawab ke manajemen puncak.
Factor-faktor yang mempengaruhi tingkat desentralisasi:
1. Lingkungan
Organisasi yang bergerak dalam lingkungan stabil, mudah diprediksi dan teknologi yang tidak
mudah berubah akan memilih struktur yang tersentralisasi
2. Ukuran
Jika organisasi tumbuh pesat, desentralisasi akan semakin diperlukan
3. Faktor Lain
Jika risiko dan biaya yang berkaitan dengan suatu keputusan cukup tinggi, manajer akan berhati-
hati dalam mendelegasikan wewenangnya
KEGIATAN BELAJAR 2
WEWENANG, DEPARTEMENTALISASI, HUBUNGAN PELAPORAN,
DAN DESAIN KERJA

A. WEWENANG
1. Pandangan Klasik
Wewenang datang dari tingkat paling atas, kemudian secara bertahap diturunkan ke tingkat yang
lebih bawah
2. Pandangan penerimaan
Penerima perintah dapat menentukan apakah akan menerima perintah atau tidak
3. Wewenang Lini dan Staf
a. Wewenang Lini: manajer lini yang mengambil keputusan untuk mencapai tujuan organisasi
secara langsung.
b. Wewenang staf : Staf ahli memberikan nasihat berdasarkan keahlian, pengalaman, atau analisis
dan riset yang diperlukan
c. Wewenang fungsional : Fungsi keuangan dan akuntansi sering diberikan wewenang fungsional
4. Delegasi Wewenang
a. Keuntungan dan halangan delegasi wewenang
Keuntungannya, manajer dapat menyelesaikan lebih banyak pekerjaan daripada
menyelesaikannya sendiri. Halangannya yaitu : tidak yakin akan kemampuan bawahan, merasa
mampu mengerjakan sendiri, tidak efisien untuk mengajari bawahan, takut wewenang akan
berkurang, takut bawahan pekerjaannya lebih baik
b. Delegasi wewenang yang efektif
1. Memutuskan pekerjaan mana yang akan didelegasikan
2. Memutuskan siapa yang akan memperoleh penugasan
3. Mendelegasikan tugas
4. Menetapkan feedback
Delegasi wewenang menurut manajemen klasik:
1. Menetapkan garis wewenang yang jelas, dari atas sampai bawah
2. Menghindari ketidak jelasan
3. Pekerjaan yang spesifik ditugaskan kepada karyawan tingkat bawah
4. Bawahan diberi cukup wewenang untuk melaksanakan pekerjaan yang didelegasikan

B. HUBUNGAN PELAPORAN
1. Rentang Kendali (Span Of Controll) : Jumlah bawahan yang melapor ke atasan tertentu
Beberapa factor yang menentukan rentang kendali ideal:
a. Pengalaman dan kemampuan manajer serta bawahannya
b. Despersi fisik
c. Tingkat interaksi yang diperlukan
d. Tingkat standardisasi prosedur
e. Kesamaan pekerjaan yang diatasi
2. Keterbatasan organisasi formal
Organisasi formal tidak menangkap dinamika hubungan informal antarkaryawan atau manajer

C. PENGELOMPOKAN KERJA (DEPARTEMENTALISASI)


1. Pengelompokan berdasarkan fungsi
Kegiatan yang sama dikelompokkan dalam satu bagian tertentu.
2. Pengelompokan berdasarkan produk : bagian dikelompokkan berdasarkan produk yang dihasilkan
3. Pengelompokan berdasarkan Pelanggan : Kegiatan dikelompokkan berdasarkan pelanggan atau
pembeli produk
4. Pengelompokan berdasarkan lokasi : Kegiatan dikelompokkan berdasarkan wilayah/lokasi
5. Pengelompokan berdasarkan kriteria lainnya : misalnya waktu, rute, abjad dan lain-lain

D. DESAIN KERJA
1. Pendekatan desain kerja
a. Pendekatan mekanis/spesialisasi: pekerjaan yang kompleks dipecah lebih sederhana, lebih
mudah dipelajari dan dilakukan
b. Pendekatan Motivasional : memahami cara memotivasi karyawan
Cara-cara meningkatkan kepuasan kerja:
i. Pemekaran kerja : menambah pekerjaan atau melakukan job rotation
ii. Pemerkayaan kerja : tugas karyawan ditambah kedalamannya
iii. Pengaturan jadwal kerja : memberi fleksibilitas jadwal kerja
c. Pendekatan biologi : menggabungkan pertimbangan tubuh manusia melalui tujuan
menciptakan kerja yang seaman mungkin
d. Pendekatan (motor perceptual) : kerja didesain tidak melebihi kemampuan mental pekerja

2. Desain Kerja dan Kepuasan Kerja


Kepuasan kerja akan sangat ditentukan oleh sikap karyawan itu snediri
MODUL 6
MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA DAN
PERUBAHAN ORGANISASI

KEGIATAN BELAJAR 1
MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA

A. PROSES SUMBERDAYA MANUSIA


Proses manajemen sumberdaya manusia bermula dari perencanaan, penarikan, seleksi,
pelatihan dan pengembangan, evaluasi prestasi, serta promosi atau demosi

B. PERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA


Perencanaan dimulai dari situasi organisasi saat ini dan rencana masa mendatang. Perencanaan
yang baik akan menurunkan biaya organisasi.
1. Analisis Situasi Tenaga Kerja : deksripsi (menjelaskan tugas kerja ayng akan dilaksanakan),
spesifikasi kerja ( kemampuan/ketrampilan yang diperlukan untuk menjalankan tugas tersebut)
2. Peramalan kebuthan tenaga kerja : meliputi jumlah, tipe dan kualitas

C. PENARIKAN TENAGA KERJA


Penarikan tenaga kerja dapat dilakukan melalui 2 cara:
1. Internal : calon pengisi posisi tertentu dicari dan diseleksi dari tenaga kerja yang ada dalam
organisasi saat ini
2. Eksternal : calon tenaga kerja berasal dari luar organisasi dengan melalui iklan di surat kabar,
majalah atau melalui biro pencarian eksekutif

D. SELEKSI
Seleksi ditujukan untuk memilih tenaga kerja yang diinginkan. Idealnya seleksi merupakan
proses dua arah: organisasi menawarkan posisi kerja dengan imbalannya sedangakan calon tenaga kerja
mengevaluasi organisasi dan daya tarik posisi serta imbalan yang ditawarkan.
Langkah dalam proses seleksi yaitu :
1. Lamaran Kerja : informasi pelamar kerja seperti pendidikan, pengalaam, minat, dsb.
2. Wawancara awal : melihat pengalaman kerja, tingkat gaji yang diinginka, kemauan pindah lokasi
3. Tes : melihat kemampuan/ketrampilan calon untuk belajar atau mengerajakan tugas yang
ditawarkan
4. Evaluasi latar belakang: melihat kebenaran informasi yang diberikan oleh pelamar kerja
5. Wawancara mendalam: memperoleh informasi lebih lanjut mengenai pelamar
6. Tes kesehatan dan fisik
7. Penawaran Kerja

E. SOSIALISASI
Karyawan baru diperkenalkan mengenai organisasi, kebijakan, prosedur atau peraturan yang
berlaku, sejarah, misi organisasi, teman kerja dan informasi lain yang relevan.
Pengalaman hari-hari pertama dalam organisasi dapat menentukan karier tenaga kerja
selanjutnya.

F. PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN


Pelatihan ditujukan untuk menjaga dan meningkatkan prestasi kerja saat ini sedangakn
pengembangan ditujukan untuk meningkatkan prestasi kerja saat ini dan masa mendatang.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam pelatihan dan pengembangan :, menentukan tujuan
pelatihan, merencanakan dan mengembangkan program pelatihan, menjalankan pelatihan atau
pengembangan (on the job dan off the job), evaluasi pelatihan, modifikasi pelatihan.
1. Menganalisis kebutuha pelatihan:
a. Evaluasi prestasi : prestasi yang dibawah target mengindikasikan perlunya pelatihan
b. Analisis persyaratan kerja: Spesifikasi kerja mensyaratkan kemampuan yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu.
c. Analisis organisasi: apabila organisasi tidak begitu efektif dan prestasi lebih rendah dari
target/tujuan, anggota organisasi memerlukan pelatihan dan pengembangan
d. Survei sumberdaya manusia : manajer menjelaskan masalah apa yang dihadapi dalam
pekerjaan karyawannya dan tindakan apa yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah
tersebut.
2. Menentukan tujuan pelatihan: untuk mengukur keberhasilan suatu pelatihan
3. Program Pelatihan
Pelatihan dan pengembangan digolongkan menjadi 2 :
a. On the job training: Coaching, perputaran kerja, asistensi
b. Off the job training: membebaskan karyawan dari tugas sehari-harinya dan fokus pada proses
belajar atau proses pengembangan dan pelatihan
4. Evaluasi dan Modifikasi Pelatihan : bekal yang diperoleh selama pelatihan diharapkan dapat
diterapkan dalam suasana kerja

G. EVALUASI PRESTASI
1. Pelaksanaan Evaluasi
Fungsi evaluasi : menilai efektifitas pelatihan atau efektivitas seleksi karyawan, sebagai dasar
penggajian, promosi atau pelatihan yang diperlukan, memberikan umpan balik pada karyawan.
Cara melakukan evaluasi yaitu rating : membandingkan prestasi karyawan dengan standar
yang telah ditentukan. Macam-macam rating : rating oleh atasan kepada bawahan, rating oleh
sekelompok atasan terhadap bawahan, rating oleh teman kerja, rating oleh bawahan terhadap
atasan.
Selain itu bisa menggunakan ukuran objektif dan ukuran kualitatif dan rangking
2. Masalah dalam Evaluasi Prestasi
a. Standar yang tidak konsisten
b. Bias karena stereotype tertentu
c. Bias karena perbedaan sifat manajer
d. Efek halo

H. PROMOSI, DEMOSI, TRANSFER, DAN PEMBERHENTIAN KERJA


a. Promosi : pengembangan karier karyawan yang mempunyai prestasi yang baik
b. Demosi : tindakan pendisiplinan apabila karyawan melanggar aturan atau berprestasi jelek
c. Transfer : pemindahan kerja, baik lokasi maupun jenis pekerjaan
d. Pemberhentian kerja : alternative terakhir apabila demosi atau transfer bukan alternative yang
layak
KEGIATAN BELAJAR 2
PERUBAHAN ORGANISASI

A. KARAKTERISTIK PERUBAHAN
Faktor –faktor yang mengharuskan organisasi melakukan perubahan :
1. Eksternal : Perubahan lingkungan yang mengancam kelangsungan hidup organisasi dan
menyediakan kesempatan bagi organisasi.
2. Internal : Perubahan strategi, perubahan manajemen, perubahan tingkat pendidikan karyawan

B. MANAJEMEN PERUBAHAN DALAM ORGANISASI


Perubahan yang direncanakan merupakan perubahan organisasi secara sistematis agar desain
organisasi menjadi lebih sesuai dengan lingkungannya dan tujuan organisasi tercapai secara efektif
1. Model Force-Field : perilaku manusia merupakan hasil keseimbangan dari kekuatan yang
mendorong dan kekuatan yang melawan
2. Sumber-sumber penolakan : ketidakpastian, kepentingan diri sendiri, persepsi yang berbeda,
perubahan suasana kerja.
3. Mengatasi Penolakan perubahan : partisipasi dan keterlibatan, peneranagn dan komunikasi,
fasilitasi dan dukungan, negosiasi dan perjanjian, manipulasi dan kooptasi, paksaan implisit dan
eksplisit

C. PROSES PERUBAHAN
Kurt Lewin mengajukan proses perubahan mencakup 3 tahap:
1. Unfreezing : karyawan yang akan terkena perubahan dijelaskan mengenai pentingnya perubahan
2. Change : melibatkan agen perubahan yang membantu proses perubahan melalui identifikasi dan
internalisasi
3. Refreezing : memberi dukungan atau memaksa perialku yang baru tersebut

D. TIPE PERUBAHAN YANG DIRENCANAKAN


Perubahan dalam organisasi mencakup 4 hal:
1. Perubahan Strategi: mempengaruhi struktur, teknologi dan orangnya agar organisasi lebih sesuai
dengan lingkungan yang dihadapi
2. Perubahan Struktur: Perubahan desain organisasi, desentralisasi, dan modifikasi aliran kerja
3. Perubahan teknologi: perubahan mesin dan peralatan, metode kerja, metode produksi, dan lainnya
4. Perubahan orang: mengubah, sikap, harapan dan persepsi dan perilaku sumberdaya manusia dalam
organisasi

E. PENGEMBANGAN KEORGANISASIAN (ORGANIZATIONAL


DEVELOPMENT)
Pengembangan keorganisasian : perubahan organisasi yang lebih luas, lebih komprehensif ,
mempunyai fokus jangka panjang, lebih rumit dan lebih mahal.
Definisi pengembangan keorganisasian yaitu : upaya yang didukung manajemen puncak untuk
meningkatkan kemampuan organisasi dalam pemecahan masalah dan proses pembaruan.
Kunci pengembangan keorganisasian: Proses pemecahan masalah, proses pembaruan,
diagnosis bersama, budaya organisasi, riset aksi.
Definisi lainnya yaitu : usaha yang direncanakan dengan fokus pada organisasi secara
keseluruhan.
Pengembangan keorganisasian dapat berangkat dari asumsi berikut:
1. Tingkat Individu : karyawan ingin tumbuh dan berkembang
2. Tingkat kelompok : karyawan mempuanyai kebutuhan untuk dapat diterima oleh lainnya dalam
organisasi
3. Tingkat organisasi : desain organisasi akan mempengaruhi perilaku kelompok dan individu
dalam organisasi.
Beberapa tipe aktivitas Organizational Development :
a. Tingkat individu
Training sensitivitas : individu dilatih untuk meningkatkan sensitivitas dan kemampuan mereka
dalam menangani hubunagn interpersonal
b. Tingkat kelompok (2 tau 3 orang)
Analisis transaksi : individu dilatih memperjelas gaya da nisi transakai yang berarti pesan dalam
berkomunikasi dengan orang lain
c. Tingkat kelompok : meningkatkan efektivitas dan kepuasan individu yang bekerja dalam
kelompok serta meningkatkan efektivitas kelompok secara keseluruhan
d. Tingkat hubungan antar kelompok
Pertemuan konfrontatif: individu dikumpulkan bersama dan kemudian mereka membicarakan
secara terbuka menganalisis dan mengusulkan perbaikan yang perlu dilakukan terhadap
permasalahan yang dihadapi
e. Tingkat Organisasi: Survei umpan balik: karyawan diminta menjawab questioner yang
bertujuan mengukur persepsi dan sikap terhadap masalah tertentu

Teknik OD lebih detail :


a. Survei umpan balik : menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data, kemudian data tersebut
dikembalikan ke atasan dan bawahan sebagai dasar perubahan
b. Pengembangan tim : untuk mendiagnosis hambatan agar dapat meningkatkan prestasi, kemampuan
penyelesaian tugas, meningkatkan hubungan ataranggota kelompok, meningkatkan proses
operasional tim.
c. Kisi-kisi manajerial

Beberapa kondisi yang menentukan sukses tidaknya program pengembangan keorganisasian:


1. Pengakuan manajemen puncak bahwa organisasi mempunyai masalah
2. Penggunaan konsultan atau ahli perilaku dari luar
3. Dukungan awal dan keterlibatan dari manajemen puncak
4. Keterlibatan pemimpin kelompok kerja
5. Kesuksesan program pengembangan keorganisasian yang pertama akan semakin mendorong
kepercayaan terhadap program
6. Pendidikan mengenai pengembangan keorganisasian kepada anggota organisasi
7. Mengakui kekuatan manajer yang berhasil
8. Melibatkan departemen sumber daya manusia
9. Manajemen kegiatan pengembangan keorganisasian
10. Pengukuran hasil kegiatan pengembangan keorganisasian
MODUL 7
KOMUNIKASI DAN MOTIVASI

KEGIATAN BELAJAR 1
KOMUNIKASI

A. PENGERTIAN DAN MODEL KOMUNIKASI


1. Pengertian Komunikasi
Definisi komunikasi melibatkan tiga hal, yaitu : komunikasi melibatkan orang, komunikasi
melibatkan arti informasi yang sama antara pengirim dan penerima, komunikasi melibatkan symbol-
simbol yang dipakai untuk menyampaikan suatu maksud
2. Model Komunikasi
a. Pengirim : sumber pesan/pihak yang memulai komunikasi
b. Encoding: proses penerjemahan informasi ke dalam symbol-simbol tertentu yang akan disampaikan
ke penerima informasi
c. Pesan : bentuk fisik dari proses encoding (berupa lisan maupun tertulis)
d. Penerima : pihak yang menerima dan diharapkan mengerti pesan yang disampaikan oleh pengirim
e. Decoding : proses saat penerima menerjemahkan atau mengartikan pesan yang diterima
f. Gangguan : factor-faktor yang menghambat komunikasi secara efektif
g. Umpan balik: reaksi pihak penerima terhadap komunikasi yang dikirimkan oleh pengirim

B. HAMBATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF


1. Persepsi : satu set proses saat manusia menggunakannya untuk menerima dan menginterpretasikan
informasi dari lingkungannya
a. Selective perceptual: menginterpretasikan informasi yang datang sesuai dengan keinginan kita
b. Organisasi persepsi : mengorganisasi informasi dengan cara tertentu
c. Perbedaan persepsi :
2. Perbedaan Bahasa
3. Komunikasi Nonverbal : bahasa tubuh
4. Reaksi Emosional: marah, senang, cinta, cemburu, takut, dan malu
5. Ketidakpercayaan : situasi dan posisi pengirim akan menentukan apakah suatu informasi dipercaya
atau tidak

C. MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI


1. Karakteristik pengirim : Pengirim harus menjaga konsistensi antara gerakan tubuh dan kata yang ia
ucapkan agar penerima dapat menangkap pesan yang sebenarnya
2. Karakteristik penerima : penerima harus berusaha seobjektif mungkin dalam menangkap pesan
yang disampaikan kepadanya
3. Hubungan antara pengirim dan penerima: perbedaan bahasa/istilah yang digunakan dalam
komunikasi perlu dihilangkan atau dikurangi
4. Factor lingkungan

D. KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI


1. Komunikasi ke atas, ke bawah dan gabungan
Komunikasi ke atas terjadi apabila bawahan memberi informasi ke atasan, komunikasi ke bawah
terjadi apabila atasan memberi informasi kepada bawahan. Biasanya yang terjadi adalah gabungan
keduanya
2. Komunikasi horizontal dan komunikasi lateral
Komunikasi horizontal terjadi jika komunikasi terjadi antara anggota organisasi dan tingkatan yang
sama. Komunikasi lateral terjadi apabila pola komunikasi mengikuti aliran kerja dalam organisasi
E. FAKTOR LAIN YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM
ORGANISASI
1. Saluran Formal : diturunkan dari struktur organisasi formal
2. Struktur wewenang: perbedaan status dan kekuasaan dalam organisasi akan menentukan siapa
yang dapat berbicara dengan siapa
3. Spesialisasi kerja : efektif untuk organisasi yang bagian kerjanya sama namun sebaliknya
4. Kepemilikan informasi : orang –orang tertentu kadang tidak ingin menyebarkan informasi penting
ke pihak lain

F. JARINGAN INFORMASI DALAM ORGANISASI


1. Pola jaringan komunikasi
Suatu riset dengan menggunakan lima orang menguji beberapa pola jaringan komunikasi :
a. Lingkaran/roda
b. Rantai
c. Pola Y
d. Bintang
e. Semua saluran
Urutan pola komunikasi yang paling tersentralisasi ke yang paling desentralisasi adalah
bintang, pola Y, rantai, lingkaran dan semua saluran
2. Pola Komunikasi Anggur (Grapevine)
Dua pola grapevine yang paling sering muncul yaitu pola gossip dan pola pengumpul (cluster).
Pola gossip muncul apabila satu orang menyebarkan informasi dengan mengatakannya kepada
beberapa orang. Pola cluster terjadi apabila seseorang memberi informasi tertentu ke beberapa
orang, kemudian sebagian orang tersebut menyebarkan kepada beberapa orang lainnya, sementara
beberapa orang yang lainnya menyimpan informasi tersebut untuk dirinya sendiri
KEGIATAN BELAJAR 2
MOTIVASI

A. BEBERAPA PENDEKATAN MENGENAI MOTIVASI


1. Pendekatan Tradisional : motivasi seseorang didorong oleh keinginannya untuk memperoleh gaji
2. Pendekatan Hubungan Manusiawi: motivasi seseorang didorong oleh keinginannya untuk
berinteraksi dengan orang lain
3. Pendekatan Human Resource management: karyawan dipenuhi kebutuhan sosialnya agar mau
bekerja untuk kepentingan manajer

B. TEORI ISI MOTIVASI


1. Teori Motivasi Maslow
Kebutuhan manusia meliputi:
a. Aktualisasi : kebutuhan untuk berkembang, mewujudkan potensi diri
b. Pengakuan : kebutuhan dihormati orang lain, kebutuhan mampu menyelesaikan pekerjaan,
kebutuhan self esteem
c. Social : kebutuhan akan cinta, perhatian, perasaan bersatu, dan kontak dengan manusia lainnya
d. Kemanan fisiologis: kebutuhan akan udara, makan, minum, tempat tinggal, dan seks
2. Teori Motivasi Alderfer (ERG)
Dorongan motivasi timbul dari tiga macam kebutuhan yang disebut ERG yaitu Existence,
Relatedness, Growth.
Existence, kebutuhan fisiologis (makan, minum, gaji, kondisi kerja)
Relatedness, kebutuhan berhubungan dengan orang lain, keluarga, atasan, bawahan, teman, musuh
Growth, Kebutuhan pertumbuhan
3. Teori Motivasi david McCelland
Tiga kebutuhan dasar manusia yaitu: kebutuhan akan kekuasaan, kebutuhan akan afiliasi
(berhubungan dengan pihak lain), kebutuhan akan prestasi
4. Teori Motivasi Herzberg
Ada 2 faktor yang menentukan motivasi seseorang : Faktor pendorong motivasi (satisfiers,
misalnya : tanggungjawab, factor hygiene (dissaisfiers) : suasana kerja yang kurang nyaman

C. TEORI PROSES (PROCESS THEORY)


1. Teori Pengaharapan Vroom : motivasi seseorang akan tergantung dari antisipasi hasil dan
probabilitas tujuan orang tersebut akan tercapai.
Ada dua jenis pengharapan:
a. Pengharapan bagaimana hubungan antara usaha dan prestasi
b. Pengharapan bagaimana hubungan antara prestasi dan hasil tertentu
2. Model Porter-lawler : prestasi kerja akan mendorong kepuasan kerja.
Prestasi menghasilkan dua macam balasan: pengakuan dan gaji/promosi
3. Teori motivasi keadilan (Equity Approach) : motivasi, prestasi dan kepuasan kerja merupakan
fungsi dari persepsi keadilan yang dirasakan oleh karyawan terhadap balasan yang diterimanya.
4. Teori Penentuan Tujuan : manusia sebagai individu yang berpikir yang berusaha mencapai tujuan
tertentu
5. Kritik terhadap teori proses: kepuasan karyawan dalam menyelesaikan tugas dengan baik
merupakan kepuasan tersendiri bagi karyawan

D. TEORI REINFORCEMENT (REINFORCEMENT THEORY)


Jika suatu perilaku akan diberi balasan yang menyenangkan, perilaku tersebut akan diulangi lagi di
masa mendatang
1. Perubahan Perilaku
Reinforcement positif ditujukan untuk memperkuat perilaku tertentu dengan jalan memberikan
balasan yang positif
2. Kritik terhadap Teori Perlakuan
Manajer tidak dapat mempelajari semua karakteristik karyawan yang sangat sulit dilakukan

E. PENDEKATAN SISTEM DALAM MOTIVASI


Pendekatan system mencoba menggabungkan teori-teori yang relevan dan kemudian melihat
elemen-elemen yang mempengaruhi motivasi dan perilaku manusia
Motivasi seseorang dalam organisasi dipengaruhi oleh factor karakteristik individu,
karakteristik pekerjaan, dan karakteristik situasi kerja
MODUL 8
KELOMPOK DAN MENGELOLA KONFLIK

KEGIATAN BELAJAR 1
KELOMPOK

Kelompok didefinisikan sebagai dua atau lebih orang yang berinteraksi dan mempengaruhi
satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu.

A. MODEL KELOMPOK
Model kelompok dimulai dari alasan pembentukan kelompok, perkembangan kelompok, tipe
kelompok, pemecahan masalah dalam kelompok dan hasil yang diharapkan

B. ALASAN TERBENTUKNYA KELOMPOK


Beberapa factor yang menyebabkan seseorang bergabung denagn suatu kelompok:
a. Fisik
b. Ekonomi
c. Aktivitas Kelompok yang menarik
d. Memenuhi kebutuhan
e. Tujuan kelompok
f. Manfaat instrumental

C. PERKEMBANGAN KELOMPOK
Tahapan dalam perkembangan kelompok:
1. Tahap pertama, saling menerima, menyesuaikan diri
2. Tahap kedua, komunikasi antaranggota menjadi lebih terbuka bersamaan dengan membaiknya
pemahaman anggota terhadap anggota lainnya.
3. Tahap ketiga, kerjasama antaranggota semakin meningkat dan pemahaman anggota yang lain
membuat kelompok menjadi semakin kohesif
4. Tahap terakhir, kelompok mulai memfokuskan secara intensif pada problem yang ada

D. TIPE KELOMPOK
1. Kelompok Formal : diciptakan sengaja oleh manajer untuk melaksanakan tugas tertentu denagn
tujuan mencapai tujuan organisasi
Kelompok formal permanen disebut komite, dan kelompok formal sementara disebut kelompok
tugas (task group)
2. Membuat kelompok formal lebih efektif:
a. Tujuan komite harus ditetapkan dengan jelas
b. Wewenang komite harus diperjelas
c. Besar/jumlah orang dalam komite yang optimal harus ditentukan
d. Ketua komite harus dipilih dengan dasar kemampuan memimpin rapat yang efisien
e. Mengangkat sekretaris yang permanen untuk menangani komunikasi sering kali bermanfaat
f. Agenda dan materi pendukung untuk rapat harus dibagikan sebelum rapat dimulai
g. Pertemuan harus dimulai dan berakhir tepat waktu
3. Kelompok informal
Kelompok informal muncul dalam struktur yang ada dan dapat sesuai atau tidak sesuai dengan
tujuan organisasi.
Kelompok informal mencakup:
a. Kelompok kepentingan, orang yang bergabung mempunyai tujuan tertentu yang sama
b. Kelompok persahabatan, memiliki karakteristik yang sama, misal umur, minat, etnis, dll
E. KARAKTERISTIK KELOMPOK
1. Struktur Peranan: setiap individu dalam kelompok akan memainkan peranan tertentu untuk
membantu kelompok lain mencapai tujuannya. Peranannya antara lain : peranan tugas dan peranan
social-emosional
Gangguan dalam struktur peranan: ketidakjelasan peranan, konflik peranan, konflik dari pengirim,
peranan yang berlebihan
2. Norma Kelompok: perilaku standar yang diterima kelompok untuk anggotanya
a. Generalisasi norma
b. Variasi norma
c. Kepatuhan norma
3. Kohesivitas
a. Factor yang mempengaruhi tingkat kohesivitas:
 Kelompok tertentu dinilai lebih tinggi karena prestasi lebih baik
 Untuk memasuki kelompok tertentu, anggota harus mempunyai ketrampilan yang tinggi
 Kelompok mengerjakan pekerjaan yang berbahaya dan secara finasial memperoleh lebih
tinggi dibandingkan yang lainnya
 Kelompok berdasarkan pengalaman masa lalu mempunyai kemungkinan tinggi untul
memperoleh promosi
b. Factor yang mengurangi kohesivitas
 Kelompok semakin besar
 Kompetisi antar anggota kelompok
 Dominasi seseorang atau sebagian terhadap kelompok

F. PEMECAHAN MASALAH DALAM KELOMPOK


1. Keuntungan dan kelemahan pengambilan keputusan kelompok
Keuntungan Kelemahan
- Kelompok dapat menghasilkan alternative - Kelompok cenderung membatasi alternative
pengambilan keputusan yang lebih banyak keputusan yang mereka pertimbangkan
- Kelompok mempunyai pengetahuan yang - Kelompok barangkali akan didominasi oleh
lebih banyak dibandingkan dengan individu seorang pemimpin yang barangkali tidak
- Pengambilan keputusan bersama akan mempunyai keahlian dalam pengambilan
meningkatkan komitmen setiap anggotanya keputusan
- Jika pengambil keputusan dan pelaksana - Kecenderungan pemikiran kelompok
berada dalam satu kelompok, pihak menguasai individu
pelaksana akan memahami persoalan
tersebut lebih baik

2. Beberapa pertimbangan kunci


Jika manajer berhasil melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah sisi negative
kelompok untuk setiap situasinya, kelompok akan menjadi asset. Jika tidak berhasil, kelompok
cenderung membebani organisasi
KEGIATAN BELAJAR 2
MENGELOLA KONFLIK

Konflik adalah ketidaksepakatan antara dua atau lebih anggota organisasi atau kelompok.
A. TIPE – TIPE KONFLIK
1. Konflik Interpersonal: konflik antar orang-orang yang berada dalam suatu organisasi
2. Konflik Intragroup: konflik yang terjadi dalam kelompok, tim atau departemen tertentu
3. Konflik Intergroup: konflik yang terjadi antardepartemen, kelompok atau tim
4. Konflik interorganisasional: konflik yang terjadi antarorganisasi

B. PENYEBAB KONFLIK
1. Ketergantungan
2. Perbedaan tujuan
3. Persaingan sumber daya
4. Dinamika interpersonal
5. Wewenang dan overlap
6. Lainnya, misalnya perbedaan status

C. MANAJEMEN KONFLIK
1. Mendorong konflik: mengadakan kompetisi, mendatangkan orang luar, merubah prosedur yang
sudah mapan, restrukturisasi organisasi, mengubah jaringan informasi, memilih manajer yang tepat
2. Mengurangi konflik: menambah sumberdaya yang diperebutkan, mengganti tujuan yang menjadi
sumber konflik, memasukkan musuh yang dapat menyatukan pihak-pihak yang bertentangan,
koordinasi, manajemen dinamika interpersonal
3. Mengatasi konflik :
a. Dominasi : Penekanan, penenangan, penghindaran, aturan mayoritas, akomodasi, kompetisi
b. Kompromi: menemukan jalan tengah yang dapat diterima oleh pihak yang bertentangan
Bentuk-bentuk kompromi: pemisahan, arbitrasi, pemecahan secara random, kembali ke
peraturan yang berlaku, kompensasi
c. Pendekatan integrative:
 Konsensus: pihak yang terlibat dipertemukan untuk mendiskusikan pemecahan terbaik
 Konfrontasi: pihak-pihak yang bertentangan dihadapkan dan saling menyatakan pendapatnya
secara langsung satu sama lain
 Penetapan tujuan yang lebih tinggi

D. STRATEGI MENGELOLA KONFLIK : FOKUS PADA INDIVIDU DAN ORGANISASI


1. Strategi berfokus pada individu
a. Meningkatkan kesadaran mengenai sumber konflik
b. Meningkatkan kesadaran adanya keberagman dan meningkatkan ketrampilan mengelola
keberagaman
c. Memberikan rotasi pekerjaan dan penugasan sementara
2. Strategi berfokus pada organisasi
a. Mengubah struktur organisasi
b. Mengubah budaya
c. Mengubah sumber konflik

E. NEGOSIASI UNTUK MENGELOLA KONFLIK


1. Negosiasi dan karakteristiknya
Negosiasi: suatu proses saat dua pihak bertemu dan berkomunikasi dengan berbagai media
komunikasi untuk memecahkan konflik
Karakteristik negosiasi:
a. Ada konflik kepentingan antara dua pihak atau lebih
b. Tidaka ada aturan/prosedur yang baku untuk memecahkan konflik
c. Pihak-pihak yang berkepentingan memilih untuk mencari kesepakatan dibandingkan dengan
perang
2. Tipe-tipe negosiasi
a. Negosiasi distributive: masing-masing pihak berusaha memaksimumkan kepentingannya dan
meminimumkan kepentingan pihak lainnya (win-lose situation)
b. Negosiasi integrative: win-win situation
3. Strategi untuk mendorong negosiasi integrative
a. Menekankan tujuan yang lebih besar
b. Memfokuskan pada masalah
c. Memfokuskan pada tujuan bersama
MODUL 9
KEPEMIMPINAN DAN KEPEMIMPINAN STRATEGIS

KEGIATAN BELAJAR 1
KEPEMIMPINAN

A. MENDEFINISIKAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan berarti melibatkan orang lain, yaitu bawahan atau karyawan yang akan
dipimpin.
Ada 5 macam sumber kekuasaan, Dorwin Cartwright dan Ann Arbor: 1959, yaitu:
1. Kekuasaan Balasan (Reward Power): kekuasaan yang datang dari kemampuan seseorang
memberikan balasan kepada orang lain yang melakukan pekerjaan tertentu
2. Kekuasaan paksaan ( Coercive Power): kekuasaan yang datang dari kemampuan seseorang
menghukum orang lain jika orang tersebut tidak dapat mengerjakan sesuatu
3. Kekuasaan legitimasi (Legitimate Power); seseorang mempunyai hak atau secara hokum boleh
mempengaruhi orang lain di wilayah tertentu
4. Kekuasaan referensi (Referent Power): seseorang atau satu kelompok ingin meniru atau
mengidentifikasikan dirinya sebagai orang tertentu
5. Kekuasaan Kepakaran (Expert Power): kekuasaan yang datang dari kepakaran atau keahlian
seseorang

B. TEORI BAKAT
Teori bakat mengidentifikasi karakteristik pribadi dari seorang pemimpin. Studi dalam teori
bakat memfokuskan pada sifat-sifat apa yang ada pada pemimpin dan yang tidak ada pada pemimpin
Sifat-sifat yang sering disebut dipunyai oleh seorang pemimpin adalah: lebih cerdas, lebih
extrovert, lebih percaya diri, lebih bertanggungjawab dan lebih jangkung

C. TEORI PERILAKU
Teori perilaku kepemimpinan memfokuskan pada perilaku apa yang dipunyai oleh pemimpin,
yang membedakan dirinya dari non pemimpin.
Fungsi pemimpin ada 2 yaitu; fungsi yang berkaitan dengan tugas, dan fungsi yang berkaitan
dengan kehidupa social
1. Teori Tannenbaum dan Warren H. Schmidt
Gaya kepemimpiann dipengaruhi oleh beberapa factor: factor dari manajer, factor dari karyawan,
dan factor situasi
2. Studi Ohio State University
Efektifitas kepemimpinan dapat dilihat dari dua variable yaitu: Struktur inisiatif dan perhatian
Kepemimpinan yang mempunyai perhatian yang tinggi menghasilkan tingkat kepuasan karyawan
yang paling tinggi dan tingkat absensi serta perpindahan kerja yang rendah
3. Study The University of Michigan
Gaya kepemimpinan yang diajukan Likert ada 4 sistem, yaitu:
a. Sistem 1 : otoriter-eksploitatif (exploitative-authoritative)
Kepercayaan terhadap bawahan rendah dan memotivasi bawahan dengan ancaman/hukuman
b. Sitem 2 (benevolent-authoritative)
Mempercayai bawahan sampai tingkat tertentu, memotivasi kadang dengan ancaman dan
hukuman, membolehkan komunikasi ke atas, memperhatikan ide bawahan, mendelegasikan
wewenang pengambilan keputusan dengan pengawasan ketat
c. Sistem 3 : konsultatif (consultative)
Kepercayaan pada bawahaan cukup besar serta mau berkonsultasi pada beberapa situasi
d. Sistem 4: Partisipatif ( paticipative group)
Percaya sepenuhnya pada karyawan, selalu memanfaatkan ide dari karyawan, memotivasi
karyawan dengan insentif ekonomi, serta mendorong partisipasi dalam penentuan tujuan dan
penilaian kemajuan dalam pencapaian tujuan tersebut
4. Kisi-kisi manajerial (grid)
Pada kisi-kisi manajerial terdapat 5 kombinasi gaya kepemimpinan:
a. Gaya kepemimpinan Impoverished management : perhatian yang rendah terhadap karyawan
dan kerja
b. Gaya kepemimpinan Country Club Management: perhatian tinggi terhadap karyawan namun
rendah terhadap produksi
c. Gaya kepemimpinan Tas or Authoritarian management: perhatian tinggi terhadap produksi
namun rendah terhadap karyawan
d. Gaya kepemimpinan middle of the road management: perhatian terhadap karyawan dan
produksi, sedang
e. Gaya kepemimpinan team atau democratic management: perhatian tinggi terhadap karyawan
maupun kerja

D. TEORI SITUASI (CONTINGENCY)


1. Model kepemimpinan Hersey dan Blanchard
Efektivitas kepemimpinan tergantung dari kesiapan bawahan yang berupa kemauan untuk
mencapai prestasi, menerima tanggungjawab, kemampuan mengerjakan tugas dan pengalaman
bawahan
2. Model Fiedler
a. Kekuasaan posisi : keahlian/kepribadian yang mampu membuat bawahan mengikuti kemauan
pemimpin
b. Struktur pekerjaan: jika struktur pekerjaan jelas, maka pekerjaan akan mudah dilaksanakan
c. Hubungan antara pemimpin-bawahan: gaya kepemimpinan diukur melalui skala teman kerja
yang paling tidak disukai dan kesamaan asumsi antara pihak yang berlawanan
3. Teori jalur-tujuan (Path-Goal Theory)
Motivasi seseorang tergantung dari harapan mengenai balasan dan kekuatan daya tarik balasan
tersebut.
Perilaku kepemimpinan dikategorikan dalam 4 kelompok, yaitu: kepemimpinan yang suportif,
partisipatif, instrumental dan berorientasi pada pencapaian prestasi
4. Model Vroom-Yetton dan Vroom Jago
Keputusan dengan kualitas tinggi biasanya merupakan keputusan yang paling baik atau ideal,
bukan keputusan kompromi meskipun bawahan barangkali tidak menyukai keputusan tersebut

E. TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN KONTEMPORER


1. Kepemimpinan Transformasional atau Karismatik: memotivasi bawahan untuk mengerjakan lebih
dari yang diharapkan semula dengan meningkatkan rasa pentingnya bawahan dan nilai pentingnya
pekerjaan
2. Teori Kepemimpinan Psikoanalitis: seorang pemimpin berperilaku tertentu barangkali buakn
karena untuk memenuhi kepentingan bawahannya, tetapi barangkali untuk mengompensasi
kepribadiannya yang frustasi
3. Teori Kepemimpinan Romantis: Pemimpin dibutuhkan untuk membantu mereka menyederhanakan
permasalahan dunia yang sangat kompleks
KEGIATAN BELAJAR 2
KEPEMIMPINAN STRATEGIS

A. PENGERTIAN DAN DIMENSI KEPEMIMPINAN STRATEGIS


1. Pengertian kepemimpinan Strategis : kemampuan sesorang untuk mengantisipasi, melihat masa
depan, menjaga fleksibilitas, berpikir strategis, bekerja dengan orang lain dan untuk memulai
perubahan yang mendorong organisasi mempunyai daya saing
2. Tingkat Kepemimpinan
a. Pemimpin strategis
b. Pemimpin Operasional
c. Pemimpin kelompok
3. Mengapa kepemimpinan strategis diperlukan
Beberapa alasan mengapa kepemimpinan strategis diperlukan:
a. Tingkat perubahan semakin cepat
b. Ketidakpastian semakin tinggi
c. Tingkat ambigu yang semakin tinggi
d. Permasalahan yang semakin kompleks
4. Karakteristik dari kepemimpinan strategis
a. Cakupan yang luas
b. Dampak yang lebih lama
c. Seringkali melibatkan perubahan organisasional yang signifikan

B. FUNGSI DARI KEPEMIMPINAN STRATEGIS


1. Perencanaan
a. Mengevaluasi kondisi saat ini yang meliputi kondisi organisasi dan lingkungan
b. Merumuskan kemana organisasi akan dibawa di masa depan atau merumuskan visi dan misi
organisasi
c. Merumuskan strategi untuk mencapai visi dan misi tersebut
d. Implementasi strategi yang telah dirumuskan
e. Evaluasi pencapaian
2. Pelaksanaan
a. Mencapai tugas bersama
b. Memotivasi dan mengembangkan individu
c. Membangun dan menjaga kelompok
3. Evaluasi kepemimpinan strategis
Alasan mengapa kepemimpinan strategis gagal:
a. Kurang fokus
b. Strategi dan taktik yang kurang efektif
c. Pandanagn yang sempit
MODUL 10
PENDALIAN DAN PENGENDALIAN KEUANGAN

KEGIATAN BELAJAR 1
PENGENDALIAN

A. ARTI PENGENDALIAN
Pengendalian manajemen adalah usaha sistematis untuk menetapkan standar prestasi tertentu
dengan merencanakan mendesain system umpan balik informasi, membandingkan prestasi yang
sesungguhnya dengan standar prestasi, menentukan apakah terjadi penyimpangan dan melakukan
perbaikan.

B. PENTINGNYA PENGENDALIAN
Situasi yang membuat pengendalian terasa menjadi semakin penting yaitu perubahan,
kompleksitas dan kesalahan

C. DERAJAT PENGENDALIAN
Derajat pengendalian yang optimal harus disusun sedemikian rupa sehingga kreativitas dan
motivasi organisasi muncul, tetapi di pihak lain koordinasi dalam organisasi dapat dilakukan

D. TIPE-TIPE PENGENDALIAN
1. Pengawasan Pendahuluan : mendeteksi penyimapngan dari standar tertentu dan memungkinkan
perbaikan dilakukan sebelum seluruh tahap kegiatan tertentu diselesaikan
2. Pengendalian Concurrent: pengendalian saat suatu kegiatan akan terus dilanjutkan atau tidak
apabila ada persetujuan atau ada kondisi tertentu yang harus dipenuhi
3. Pengendalian umpan balik: mengevaluasi hasil-hasil yang telah terjadi setelah suatu kegiatan
selesai

E. MENDESAIN SISTEM PENGENDALIAN


1. Prestasi Kunci
Prestasi kunci merupakan bagian dari organisasi atau unit organisasi yang harus berfungsi
efektif apabila organisasi atau unit secara keseluruhan akan berjalan sukses
2. Titik pengendalian strategis
Pengamatan kualitas tidak perlu dilakukan dengan mengawasi seluruh lini produksi, cukup
dengan memperhatikan titik-titik perubahan

F. METODE-METODE PENGAWASAN
1. Pengawasan Nonkuantitatif : Pengamatan, inspeksi teratur dan langsung, laporan lisan dan tertulis,
evaluasi pelaksanaan, diskusi antara manajer dan bawahan, management by exception
2. Pengawasan kuantitatif: pengawasan anggaran, audit, analisis break-even, analisis rasio, bagan Gant,
PERT, CPM

G. PENGAWASAN YANG EFEKTIF


1. Disesuaikan dengan rencana dan struktur organisasi
2. Disesuaikan dengan manajer
3. Ekonomis
4. Akurat
5. Tepat waktu
6. Fleksibel
7. Objektif dan bisa dipahami
8. Mengarah pada perbaikan
9. Memfokuskan pada titik strategis

H. PERLAWANAN TERHADAP PENGENDALIAN


1. Alasan Perlawanan
a. Pengendalian yang berlebihan
b. Fokus yang tidak tepat
c. Balasan positif untuk ketidakefisienan
d. pertanggungjawaban
2. Mengatasai perlawanan terhadap pengendalian
a. Menciptakan system pengendalian yang efektif
b. Mendorong partisipasi
c. Menggunakan MBO
d. Menggunakan system cek silang
KEGIATAN BELAJAR 2
PENGENDALIAN KEUANGAN

A. LAPORAN KEUANGAN
1. Neraca : menggambarkan kondisi keuangan suatu organisasi pada suatu waktu tertentu yang
meliputi aktiva/asset organisasi dan klaim atas asset tersebut
2. Laporan rugi laba : memberikan informasi yang berkaitan dengan tingkat keuntungan, risiko,
fleksibilitas keuangan dan kemampuan operasional perusahaan.
3. Laporan aliran kas: memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan
selama periode tertentu serta memberikan informasi mengenai efek kas dari kegiatan investasi,
pendanaan dan operasi perusahaan selama periode tertentu

B. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


1. Analisis Rasio
Ada 5 kelompok analisis keuangan : rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio
profitabilitas, rasio pasar
2. Perbandingan dalam analisis keuangan

C. PENGANGGARAN
Penganggaran merupakan proses perencananaa aktivitas selama jangka waktu tertentu yang
dinyatakan dengan angka-angka
1. Pengendalian anggaran dan pusat pertanggungjawaban
Pusat investasi dievaluasi berdasarkan kemampuannya menghasilkan pendapatan setelah dikurangi
investasi yang dilakukan. Pada pusat pendapatan, kegiatan investasi tidak begitu berarti
2. Tipe Anggaran
a. Anggaran operasional : rencana biaya yang akan dikeluarkan
b. Anggaran keuangan: mengintegrasikan rencana keuangan dan rencana operasional
3. Anggaran fleksibel dan anggaran tetap
Ada 3 jenis biaya yang harus diperhitungkan :
a. Biaya tetap: tidak terpengaruh oleh kegiatan atau volume produksi perusahaan
b. Biaya Variabel: biaya yang berubah secara proporsional sesuai dengan kegiatan perusahaan
c. Biaya semivariabel: berubah sesuai dengan kegiatan perusahaan, tetapi perubahan tersebut
tidak proporsional
4. Anggaran berbasis nol (Zero-Base Budgeting)
Setiap tahun anggaran dimulai dari nol, seolah-olah baru pertama kali membuat anggaran
3 langkah dalam metode anggaran ini yaitu:
a. Memecah kegiatan dalam paket keputusan
b. Mengevaluasi aktivitas-aktivitas kemudian merangking aktivitas tersebut
c. Mengalokasikan sumberdaya berdasarkan rangking manfaat
5. Proses Penganggaran
a. Manajer bawah mengajukan anggaran
b. Manajer bawah mengajukan anggarannya ke manajer divisi/yang lebih tinggi
c. Manajer divisi melakukan konsolidasi anggaran pada divisinya
d. Anggaran divisi diajukan ke komite anggaran
e. Anggaran dievaluasi oleh manajer keuangan
6. Beberapa perilaku fungsional dan disfungsional dari anggaran
Efek fungsional:
a. Meningkatkan motivasi dan semangat kerja
b. Meningkatkan koordinasi organisasi
c. Dapat digunakan sebagi sinyal perbaikan
d. Membantu belajar dari pengalaman
e. Alokasi sumberdaya dapat ditingkatkan
f. Meningkatkan komunikasi
g. Menolong manajer tingkat bawah mengetahui posisinya dalam organisasi
h. Membantu orang baru melihat kemana organisasi bergerak
i. Sebagai alat evaluasi
Efek disfungsional:
a. Persepsi yang berbeda dari anggota organisasi terhadap anggaran
b. Komunikasi dan umpan balik mengakibatkan ketidakpuasan manajer terhadap anggaran
c. Anggaran dapat mendorong motivasi yang salah
d. Jika tujuan yang ingin dicapai terlalu tinggi,anggota organisasi akan merasa fristasi

D. PEMERIKSAAN KEUANGAN
1. Pemeriksaan keuangan eksternal
Proses verifikasi pencatatan keuangan untuk menentukan apakah laporan keuangan sudah disusun
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
2. Pemeriksaan keuangan internal
Pemeriksaan yang dilakuakn oleh akuntan internal dengan tujuan menjamin sumberdaya organisasi
digunakan dengan efektif
3. Perbedaan antara akuntansi internal dan eksternal
Letak perbedaan Akuntansi keuangan Akuntansi Manajemen
Sumber wewenang Standar Akuntansi Keuangan Kebutuhan internal
Orientasi Waktu Sebagian besar masa lalu Sekarang dan masa mendatang
Cakupan Terutama total perusahaan Departemen, individu, divisi,
dan total perusahaan
Tipe informasi Terutama kuantitatif Kualitatif dan kuantitatif
Bentuk pelaporan Ditentukan oleh SAK Tergantung keputusan yang
akan diambil
Fokus pengambilan keputusan Eksternal internal
MODUL 11
MANAJEMEN RANTAI NILAI DAN
OPERASI SERTA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

KEGIATAN BELAJAR 1
MANAJEMEN RANTAI NILAI DAN MANAJEMEN OPERASI

A. MANAJEMEN RANTAI
Manajemen rantai bisa didefinisikan sebagai suatu proses untuk mengelola aktivitas-aktivitas
di sepanjang rantai nilai yang akan ditawarkan kepada konsumen.
Rantai nilai perusahaan terdiri atas:
1. Kegiatan pendukung
a) Infrastruktur : bangunan, surat izin usaha
b) Manajemen sumber daya manusia: rekrutmen, pengembangan, pemberian kompensasi
c) Pengembangan teknologi: untuk mendukung kegiatan operasi inbound, outbound logistic, dll
d) Procurement (pengadaan): kegiatan pengadaan barang dan jasa perusahaan
2. Kegiatan Utama
a. Inbound logistic: mendatangkan barang/jasa dari pihak luar ke perusahaan
b. Operasi: mengubah input menjadi output
c. Outbound logistic: memindahkan barang/jasa dari perusahaan ke pihak luar perusahaan
d. Pemasaran dan penjualan: kegiatan yang bertujuan agar konsumen membeli produk/jasa
perusahaan
e. Pelayanan : kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan dan menjaga nilai produk

Strategi meningkatkan efektivitas manajemen rantai nilai


1. Perspektif individu: untuk mendorong budaya koordinasi dan kolaborasi, diperlukan individu yang
bersedia melakukan koordinasi kolaborasi serta berbagi informasi dan sumber daya
2. Perspektif organisasi: organisasi harus membentuk perilaku koordinasi, kolaborasi, dan berbagi
juga selalu mendorong budaya produktivitas yaitu meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja
dalam organisasi
3. Hambatan: keengganan untuk melakukan koordinasi dan berbagi karena beberapa alas an, missal
perbedaan budaya dan bahasa

B. SISTEM MANEJEMEN OPERASI


1. Model manajemen operasi
Kegiatan manajemen operasi dimulai dengan input yang kemudian diubah menjadi output setelah
melalui proses transformasi
2. Operasi pada produksi barang dan jasa
Organisasi produk menghasilkan barang-barang yang mempunyai bentuk fisik. Organisasi jasa
menghasilkan produk yang tidak mempunyai produk fisik yang lebih dikenal sebagai jasa

C. MANAJEMEN KUALITAS
1. Konsep kualitas
Suatu produk mempunyai nilai yang tinggi dibandingkan produk lainnya mempunyai kualitas yang
lebih tinggi dibandingkan produk yang terakhir
2. Pengendalian Kualitas Tradisional
a. Prosedur pengendalian proses: menentukan apakah suatu proses ada dalam kendali dengan
mengukur output dan membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan
b. Prosedur sampling penerimaan: pengetesan sampel terhadap produk akhir untuk menentukan
apakahproduk secara keseluruhan dapat diterima atau tidak
3. Manajemen kualitas total (Total Quality Manajemen)
a. Komitmen strategis: buaday organisasi harus diubah agar menerima kualitas sebagai tujuan
yang harus dicapai
b. Keterlibatan karyawan
c. Teknologi : Otomatisasi, pemakaian robot, pemakaian computer
d. Bahan: bahan yang berkualitas akan meningkatkan kualitas produk akhir
e. Metode: perbaikan metode

D. MANAJEMEN PRODUKTIVITAS
1. Definisi dan arti penting
Produktivitas merupakan ukuran efisiensi ekonomis aktivitas organisasi dalam menggunakan
sumber daya untuk memproduksi barang dan jasa
Jika organisasi lebih produktif dibandingkan lainnya, organisasi tersebut dapat menjual barang dan
jasa dengan harga yang lebih murah dan mempunyai keuntungan yang lebih tinggi, yang bisa
diinvestasikan lagi ke usaha lebih lanjut
2. Meningkatkan produktivitas: meningkatkan operasi, meningkatkan keterlibatan karyawan

E. MENGGUNAKAN SISTEM OPERASI


1. Pengendalian
System pengendalian yang baik harus memfokuskan pada titik-titik strategis yang merupakan titik
kritis dalam pencapaian tujuan organisasi
2. Manajemen pembelian
Membeli terlalu banyak akan meningkatkan biaya investasi, semengtara resiko kehilangan
penjualan akan semakin kecil
3. Persediaan
Persediaan terdiri dari: persediaan bahan mentah, persediaan produk dalam proses, dan persediaan
akhir.
Jika persediaan besar, kemungkinan kehilangan penjualan menjadi berkurang tetapi biaya
persediaan meningkat. Dengan demikian organisasi harus mencari keseimbangan antara resiko
kekurangan persediaan dan biaya persediaan.
KEGIATAN BELAJAR 2
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

A. INFORMASI DAN MANAJER


1. Informasi dan data
a. Akurat: informasi yang akurat akan meningkatkan kualitas keputusan
b. Tepat waktu: informasi yang bermanfaat adalah informasi yang datang pada saat yang
diperlukan untuk pengambilan keputusan dan datang pada orang yang tepat
c. Lengkap: jika informasi tidak lengkap, gambaran yang menyeluruh tidak akan diperoleh dan
keputusan yang dihasilkan akan kurang berkualitas
d. Relevan: dikatakan relevan jika informasi datang ke orang yang memerlukan informasi
2. Peranan computer: membantu system informasi manajemen karena dapat mengumpulkan,
menyimpan, mengorganisasi, serta mendistribusikan informasi dan data yang besar
3. Tingkatan manajer dan jenis informasi: manajer operasional, menengah dan puncak
4. CIO (chief Information Officer): melakukan pengamatan terhadap perkembangan teknologi baru di
bidang informasi-komputer, telekomunikasi yang berkembang sangat pesat

B. DESAIN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


1. Langkah desain SIM
a. Mendefinisikan problem
b. Desain secara konseptual
c. Menyusun desain operasional yang lebih terperinci
d. Merinci spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras
e. Implementasi
f. Memonitor pelaksanaan sistem
2. Mendorong efektivitas Desain SIM
a. Melibatkan pemakai dalam tim desain system
b. Menjaga anggaran desain system
c. Mempertimbangkan alternative software
d. Memfokuskan pada relevansi bukan pada kuantitas
e. Tes dan pelatihan

C. MENINGKATKAN SIM
1. Gejala SIM yang tidak memadai: operasional dan psikologis (operasi dan berfungsinya anggota
organisasi), isi lapotan (penciptaan informasi oleh SIM)
2. Beberapa perbaikan SIM
a. Membangun kerjasama antara personalia SIM dan manajer lini
b. Selalu menekankan bahwa personalia SIM harus mencapai tujuan SIM
c. Selalu mmenggunakan analisis manfaat-biaya (cost benefit) dalam proyek SIM
d. Menjalankan SIM dengan pertimbangan manusia

D. IMPLEMENTASI SIM
1. Beberapa hambatan
5 faktor yang menyebabkan organisasi tidak mendukung system informasi manajemen:
a. SIM mengganggu batas-batas departemen yang ada
b. SIM mengganggu jaringan komunikasi informal
c. SIM menentang karakteristik individu yang spesifik
d. SIM didukung oleh budaya organisasi
e. Karyawan terlibat dalam perubahan SIM
2. Mengatasi hambatan SIM
a. SIM harus berorientasi terhadap pemakai
b. Pemakai harus dilibatkan dalam desain SIM
c. Tujuan dan karakteristik system harus dikomunikasikan ke pendesain dan pemakai system
d. Pendefinisian ulang pengukuran prestasi
e. Tantangan baru

E. JENIS-JENIS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


1. EDP/TPS (Electronic Data Processing/Transaction Processing System): system yang memproses
informasi dalam organisasi
2. MIS (Management Information System): mengelola data yang komprehensif dan meringkas dalam
bentuk yang bermanfaat untuk manajer sehingga dapat memberikan informasi yang relevan
3. DSS (Decision Support System): mengakses data secara langsung, melakukan manipulasi data dan
memperoleh hasil yang diinginkan dengan cepat
4. EIS (executive Information System): manajer puncak cukup mengklik symbol tertentu untuk
memperoleh informasi yang diinginkan
5. Expert System dan Artificial intelligence: melakukan simulasi otak manusia yang dapat memberi
saran atau mengevaluasi sutau kejadian
6. Cakupan Sistem Informasi: Pemrosesan Data, MIS, DSS, Expert System

F. BEBERAPA KETERBATASAN SISTEM INFORMASI


System informasi memiliki keterbatas jiak ada gangguan seperti virus, listrik mati dan sabotase
MODUL 12
KEWIRAUSAHAAN SERTA KREATIVITAS
DAN INOVASI DALAM ORGANISASI

KEGIATAN BELAJAR 1
KEWIRAUSAHAAN

A. KEWIRAUSAHAAN
1. Pengertian
Wirausahawan mempunyai inisiatif memulai suatu proses produksi, sementara manajer
menjalankan proses produksi
2. Arti penting kewirausahaan
a. Meningkatkan kproduktivitas
b. Meningkatkan pertumbuhan ekonokmi dan meningkatkan pekerjaan
c. Menciptakan teknologi baru dan menciptakan produk dan jasa baru
d. Mendorong inovasi
e. Membantu organisasi bisnis yang besar
3. Variable lingkungan yang mempengaruhi kewirausahaan
a. Variable ekonomi: insentif pasar dan besarnya modal suatu masyarakat
b. Variabel social: system hokum yang baik atau perundangan yang baik dan system yang dapat
melindungi hak-hak individu
c. Masyarakat yang mempunyai mobilitas tinggi mampu meningkatkan usaha kewirausahaan
4. Factor psikologis dan sosiologis kewirausahaan
a. Factor psikologis dan sosiologis: motivasi untuk berprestasi, motivasi untuk berafiliasi,
motivasi untuk memperoleh kekuasaan

B. PROSES KEWIRAUSAHAAN
1. Kesempatan ide
Kesempatan datang dari perubahan-perubahan lingkungan atau dari kejelian wiraswasta dalam
melihat suatu peluang
2. Rencana bisnis formal: dokumen yang disiapkan untuk mendirikan bisnis
3. Halangan untuk masuk : ide tidak cukup praktis, pengetahuan pasar kurang, jaringan kerja dan
informasi kurang mendukung, tenaga kerja tidak terampil, kurang modal, peraturan pemerintah,
kartel yang membatasi jumlah anggota yang dapat terjun ke pasar
4. Strategi memasuki pasar
a. Membangun perusahaan baru
b. Membeli perusahaan yang sudah ada
c. Waralaba
5. Bentuk organisasi: usaha perseorangan, firma atau partnership, perseroan
6. Factor penentu keberhasilan
Kurangnya pengalaman, baik dibidang manajerial, operasional, ketidakseimbangan antarfungsi,
maupun manajemen yang tidak kompeten merupakan penyebab kegagalan bisnis
7. Memelihara semangat kewirausahaan
Intrapeneurship: wiraswasta yang bekerja dalam suatu organisasi untuk mengembangkan produk
atau jasa tertentu
KEGIATAN BELAJAR 2
KREATIVITAS DAN INOVASI DALAM ORGANISASI

A. KREATIVITAS DAN INOVASI


Kreatifitas bisa didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk menghasilkan ide-ide baru
atau menggabungkan ide-ide yang sudah ada menjadi sesuatu yang unik
1. Karakteristik individu yang kreatif
a. Latarbelakang kehidupan
b. Kepribadian
c. Kemampuan kognitif

2. Proses kreativitas
a. Persiapan : formal dan informal
b. Inkubasi dan pencerahan: pengetahuan yang sudah diperoleh mengendap, pencerahan biasanya
keluar secara spontan dengan cepat
c. Verifikasi: ide diuji lebih lanjut untuk menguji apakah pencerahan tersebut benar-benar kuat
dan bisa dikembangkan lebih lanjut menjadi inovasi yang bermanfaat

B. INOVASI DAN ORGANISASI


1. Tipe-tipe inovasi
a. Inovasi radical dan kecil (incremental): inovasi yang merubah total produk, proses atau
teknologi saat ini
b. Inovasi manajerial dan teknis: perubahan bentuk fisik dan kinerja yang dihasilkan dari proses
produksi tertentu
c. Inovasi produk dan proses
Inovasi produk terkait dengan perubahan bentukm fisik. Inovasi proses terkait dengan
perubahan cara dan metode produk atau jasa diproduksi
2. Tahapan-tahapan inovasi:
a. Pencarian ide: muncul dari lingkungan, konsumen, internal, pesaing, distributor, pemasok dan
lainnya
b. Pengembangan ide: mengembangkan ide baru ke dalam produk yang nyata dan bisa bekerja
c. Impelementasi: produkm yang sudah jadi diluncurkan ke pasar
3. Strategi mendorong kreativitas
a. System imbalan (reward system): individu yang kreatif menghasilkan inovasi baru dan bisa
diberi penghargaan
b. Mendorong budaya inovasi: organisasi perlu mendorong interaksi dalam organisasi karena
interaksi yang intensif bisa mendorong inovasi
c. Menggunakan struktur organisasi yang tepat: inovasi diharapkan bisa muncul dalam tim yang
anggotanya bisa berkomunikasi secara intensif dan mempunyai focus untuk memecahkan
masalah tertentu

Anda mungkin juga menyukai