SP Fix
SP Fix
PENDAHULUAN
Gingiva adalah bagian dari jaringan periodonsium yang menutupi gigi dan
berfungsi sebagai jaringan pendukung gigi. Penyakit periodontal yang paling
umum terjadi adalah penyakit pada gingiva, salah satunya yang mengganggu
estetik dan fungsional gigi yaitu pembesaran gingiva. Pembesaran gingiva dapat
terjadi karena inflamasi, tanpa inflamasi, kombinasi keduanya, pengaruh sistemik,
pengaruh obat-obatan dan neoplastik (Tjiptoningsih, 2016).
Masalah estetika dari gingiva yang biasanya dikeluhkan pasien yaitu
pembesaran gingiva, kontur gingiva yang tidak normal, papila yang hilang dan
terbukanya permukaan akar. Pembesaran gingiva adalah tanda klinis umum dari
penyakit pada gingiva. Ada banyak jenis pembesaran gingiva, berdasarkan faktor
etiologi dan proses patologis. Pembesaran gingiva adalah suatu kondisi adanya
penambahan ukuran dari gingiva. Dalam keadaan ini, jaringan gingiva terlihat
lebih menonjol diantara gigi dan atau di daerah servikal. Peningkatan ukuran ini
dapat terjadi oleh karena hipertrofi, hiperplasia, atau kombinasi keduanya
(Tjiptoningsih, 2016).
Pembesaran gingiva dibagi menjadi dua jenis, yaitu pembesaran gingiva
yang disebabkan oleh inflamasi dan non-inflamasi. Pembesaran gingiva karena
inflamasi dapat dirawat dengan scaling dan root planning. Permasalahan yang
sering dikeluhkan oleh pasien dengan pembesaran gingiva adalah faktor estetika.
Pembesaran gingiva di papila interdental, penebalan, kontur gingiva yang
membulat dan rasa tidak nyaman menjadi masalah besar yang harus dirawat agar
terlihat dan berfungsi secara optimal. Pembesaran gingiva yang mengalami
fibrosis tidak akan hilang hanya dengan kontrol plak, tetapi diperlukan operasi
seperti gingivektomi (Tjiptoningsih, 2016).
Pembesaran gingiva merupakan indikasi dilakukan tindakan gingivektomi.
Gingivektomi merupakan suatu eksisi atau menghilangkan jaringan gingiva,
dengan tujuan menghilangkan dinding poket. Gingivektomi dapat meningkatkan
visibilitas dan aksesibilitas untuk mengangkat kalkulus secara keseluruhan,
memudahkan untuk menghaluskan permukaan akar gigi, dan membuat
1
lingkungan yang baik untuk penyembuhan gingiva dan restorasi kontur fisiologis
gingiva (Tjiptoningsih, 2016). Pada student project ini akan dibahas mengenai
pembesaran gingiva serta tindakan gingivektomi.
2
BAB II
LAPORAN KASUS
Keluhan utama
3
Berdasarkan pemeriksaan pada kedalaman poket menunjukkan diagnosis
periodontitis kronis lokal pada gigi 25, 26, 27, 34, 35, 36, 45, 46 disertai dengan
inflamasi pada pembesaran gingiva gigi 11-2 (Tabel 1). Hal ini mungkin
disebabkan oleh plak bakteri, kontak prematur gigi 26 dan 36 dan juga pada gigi
27 dan 37 serta resorpsi horizontal tulang alveolar pada gigi 25, 26, 27, 34, 35, 36,
37, 45, 46.
Tabel 1. Hasil pemeriksaan kedalaman poket
Prosedur Operasi
Tahap pertama yaitu persiapan pasien, operator, asisten operator, alat dan
bahan serta informed consent. Kedua, hitung skor plak dan beri profilaksis.
Ketiga, tindakan aseptik ekstraoral dan intraoral menggunakan larutan betadine
10%. Keempat, tutup wajah pasien menggunakan handuk steril berlubang kecuali
area yang akan dilakukan operasi. Terakhir dilakukan anestesi lokal dengan
teknik infiltrasi lokal pada gigi 11, 21 dan anestesi blok pada N. Nasopalatinus
(Gambar 3).
4
Injeksi pada N. Nasopalatinus melalui canalis insisivum pada rugae kedua
untuk anestesi mucosapoda regio anterior palatum durum (premaxila), dengan
cairan anestesi sebanyak 0,1 - 0,2 cc (Gambar 4).
5
Gambar 6. Insisi dengan pisau Kirkland
Prosedur ketiga yaitu insisi dimulai dari tanda titik apikal, diarahkan
secara koronal ke titik antara dasar poket dan puncak tulang. Insisi dilakukan
sedekat mungkin dengan tulang tanpa menyebabkan tulang terbuka dan sudut
sekitar 45° terhadap permukaan gigi. Keempat, angkat permukaan poket yang
dieksisi, bersihkan daerah tersebut dan perhatikan permukaan akar gigi. Di
koronal, kami menemukan kalkulus residu, karies akar atau resorpsi tulang.
Jaringan bergranula dapat ditemukan di jaringan lunak. Kelima, penghalusan
jaringan menggunakan diamond bur dengan diameter 2 cm (Gambar 8).
6
Prosedur yang dilakukan selanjutnya yaitu ambil jaringan bergranula,
sementum yang nekrotik dan kalkulus yang tersisa dengan kuret Gracey sampai
permukaan tulang bersih dan halus, kemudian diirigasi dengan larutan salin NaCl
0,9% dan H2O2 3% (Gambar 9). Terakhir, jika terjadi perdarahan, tekan tampon
yang penuh dengan larutan adrenalin (ditambahkan dengan aquades) di daerah
operasi.
Daerah operasi diirigasi dengan NaCl fisiologis 0,9% dan H2O2 3%.
Bersihkan dan keringkan daerah operasi dengan tampon steril (Gambar 10).
Pembersihan daerah operasi. Tutupi daerah operasi dengan periodontal pack
(Gambar 11). Berikan instruksi pasca operasi dan resep. Kemudian bersihkan
ruang operasi.
7
Gambar 11. Tutupi daerah operasi dengan periodontal pack
8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
1. Faktor lokal (ekstrinsik) yaitu faktor iritasi (kalkulus dan plak) dan faktor
fungsional (maloklusi, malposisi, mouth breathing).
2. Faktor sistemik (intrinsik) yaitu endokrin, obat-obatan, psikologis,
penyakit metabolit, dan hormonal.
9
3.1.3 Klasifikasi pembesaran gingiva
10
3.1.3.2 Pembesaran gingiva dikarenakan obat
Pembesaran gingiva merupakan masalah yang disebabkan
antikonvulsan, imunosupresan, dan penghambat kalsium yang dapat
menyebabkan masalah fonetik, mastikasi, erupsi gigi dan estetika.
Pertumbuhan dimulai tanpa rasa sakit, seperti manik-manik atau beadlike
pembesaran papila interdental dan meluas ke fasial dan margin gingiva.
Lesi dapat bertambah besar, pembesaran pada margin gingiva dan
interdental akan menyatu dan berkembang hingga menutupi setengah
bahkan seluruh mahkota gigi hal ini dapat menyebabkan masalah estetik
dan juga dalam mastikasi (Newman dkk, 2012).
11
Gambar 16. Pembesaran gingiva idiopathik
12
b. Pembesaran gingiva karena pubertas
Pembesaran gingiva kadang terjadi selama pubertas baik pada
perempuan maupun laki-laki dan terjadi pada daerah akumulasi plak.
Pembesarannya terjadi di margin gingiva dan interdental, disertai
tonjolan membulat pada papila interdental yang terlihat jelas.
13
kemungkinan terkait dengan komponen permen karet, pasta gigi, atau
berbagai komponen diet. Lesi akan membaik dengan penghentian
pemaparan terhadap alergen.
14
Gambar 22. Pembesaran gingiva akibat leukemia
(leukemia myelositik akut)
b. Penyakit granuloma
15
berbentuk seperti bunga kol, berukuran kecil, dan permukaannya sangat
tidak teratur (Newman dkk, 2012).
16
Penyebab leukoplakia masih belum jelas namun sering dikaitkan dengan
penggunaan tembakau dan penyebab lainnya seperti C. albicams, HPV-
16 dan HPV-18, dan trauma. Gambaran leukoplakia pada gingiva
bervariasi dari lesi putih keabu-abuan, datar dan bersisik, hingga plak
keratin tebal berbentuk tidak teratur (Newman dkk, 2012).
g. Kista gingiva
Kista gingiva biasanya berukuran mikroskopik dan jarang mencapai
ukuran yang signifikan secara klinis. Apabila dapat terlihat secara klinis,
lesi terlokalisasi pada margin gingiva dan gingiva cekat. Kista ini
umumnya tidak sakit dan bisa menyebabkan erosi permukaan tulang
alveolar, apabila disertai perluasan kista ini sering terjadi di permukaan
lingual daerah kaninus dan premolar rahang bawah (Newman dkk,
2012).
17
Gambar 26. Karsinoma sel squamosal
b. Melanoma maligna
Melanoma maligna adalah tumor oral langka yang cenderung terjadi
pada palatum durum dan gingiva rahang atas orang tua. Biasanya
berpigmen gelap dan sering didahului oleh pigmentasi terlokalisasi,
berbentuk datar atau nodular dan ditandai dengan pertumbuhan dan
metastasis yang cepat (Newman dkk, 2012).
3.2 Gingivektomi
18
3.2.2 Indikasi dan kontraindikasi gingivektomi
19
lengkap, titik-titik perdarahan tersebut akan membentuk outline dari
insisi yang harus dilakukan.
5. Insisi dapat dibuat dengan bantuan beberapa instrumen seperti pisau
gingivektomi khusus yaitu pisau Kirkland (untuk permukaan fasial dan
lingual) dan pisau Orban (untuk insisi pada interdental), serta Scapel
No. 11, 12, 15. Pemilihan jenis pisau yang akan digunakan tergantung
pada operator masing-masing. Bila gingivektomi dilakukan pada
beberapa gigi, maka insisi dapat dilakukan secara kontinu atau
diskontinu. Insisi harus dibuat sedikit ke arah apikal dari bleeding
point atau kurang lebih 2 mm dibawah bleeding point. Insisi dilakukan
sedemikian rupa sehingga membentuk eksternal bevel dengan sudut
45o terhadap sumbu gigi dan sampai mencapai bagian apikal dari dasar
poket sehingga membentuk “zero pocket”. Ujung blade mengarah ke
koronal, sedekat mungkin dengan tulang alveolar tetapi tulang tidak
boleh sampai terekspos.
20
Gambar 29. Insisi : (A) Diskontinu ; (B) Kontinu
21
9. Ganti dresing dan buang debris pada daerah luka setiap minggu sampai
jaringan sembuh sempurna dan dengan mudah dibersihkan oleh pasien.
10. Setelah penyembuhan luka kemudian dressing terakhir dilepas, poles
gigi, dan instruksikan pasien untuk melakukan pengendalian plak
dengan baik.
22
1. Kedalaman tindakan tidak dapat dikendalikan, dan jaringan sehat
pada dasar poket dapat terluka.
2. Gingival remodelling tidak dapat dicapai secara efektif.
3. Epitelisasi dan reformasi epitel junctional dan pembentukan kembali
serat alveolar crest yang lebih lambat daripada teknik konvensional.
3.2.5 Prognosis
23
3. Buruk (poor prognosis) : Kehilangan perlekatan 50%, keterlibatan furkasi
Kelas II, kepatuhan pasien dalam maintenance kemungkinan dapat
dilakukan tetapi sulit, kooperatif pasien diragunakan, dan ada penyakit
sistemik.
4. Dipertanyakan (questionable prognosis) : > 50% kehilangan perlekatan,
bentuk akar yang buruk, keterlibatan furkasi Kelas II dan Kelas III,
terdapat mobilitas gigi, dan ada penyakit sistemik.
5. Tidak ada harapan (hopeless prognosis) : Tidak memadainya perlekatan
untuk menjaga kesehatan, kenyamanan, dan fungsi sehingga diindikasikan
untuk ekstraksi, dan faktor sistemik tidak terkontrol.
24
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Pada pembesaran gingiva karena inflamasi, evaluasi klinis pasca operasi
gingivektomi dilakukan untuk penyembuhan yang optimal tanpa tanda-tanda
inflamasi. Gingivektomi memiliki beberapa aplikasi untuk mengurangi jaringan
gingiva minimal, tetapi adanya faktor penghambat harus dipertimbangkan.
Pembedahan periodontal harus dipertimbangkan agar dapat memelihara jaringan
keratin dalam gingiva, kehilangan jaringan gingiva yang minimal untuk menjaga
elastisitasnya, cara yang cukup untuk melakukan perbaikan kerusakan tulang, dan
meminimalkan beberapa ketidaknyamanan dan kehilangan darah setelah operasi.
Perawatan ini mendorong pasien untuk mengurangi ketidaknyamanan dari
pembesaran gingiva dan penampilan yang lebih baik dapat dicapai.
4.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dari student project kali ini, saran yang dapat
diberikan adalah mahasiswa diharapkan mampu memahami mengenai apa yang
dimaksud dengan pembesaran gingiva dan dapat mengklasifikasikan pembesaran
gingiva tersebut untuk menentukan rencana perawatan yang tepat, serta
diharapkan mampu memahami indikasi dan prosedur perawatan dari gingivektomi
yang dilakukan untuk mengurangi terjadinya kesalahan saat melakukan tindakan
pada pasien.
25
DAFTAR PUSTAKA
26