Oleh:
KELOMPOK 6:
NAMA NIM
NURSYIDAH 607001170
SITI NURJANNAH 607001170
RISKAYANTI 607001170
FAIKATUSHALIHAT 60700117004
Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha ternak sapi potong dewasa ini mempunyai kecenderungan semakin
berkembang, ditandai dengan semakin banyaknya masyarakat, wiraswasta dan
Pemerintah Daerah yang mengusahakan peternakan sapi potong. Perkembangan
usaha yang pesat ini disebabkan prospek usaha ternak sapi potong cukup
menguntungkan terbukti dari kebutuhan akan konsumsi daging sapi setiap tahun
selalu meningkat. Sementara itu pemenuhan akan kebutuhan daging selalu
kurang, dengan kata lain permintaan daging sebagai konsumsi terus bertambah.
Penggemukan sapi potong merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat
peternakan yang mempunyai prospek yang cerah untuk dikembangkan di masa
depan. Hal ini terbukti dengan semakin banyak diminati masyarakat baik dari
kalangan peternak kecil, menengah maupun swasta atau komersial.
Penggemukan sapi pada dasarnya adalah mendayagunakan potensi genetik
ternak untuk mendapatkan pertumbuhan bobot badan yang efisien dengan
memanfaatkan input pakan serta saran produksi lainnya, sehingga menghasilkan
nilai tambah usaha yang ekonomis.
Tujuan dari penggemukan ternak sapi adalah untuk menigkatkan produksi
daging persatuan ekor, meningkatkan jumlah penawaran daging secara efisien
tanpa memotong sapi lebih banyak, menanggulangi populasi ternak sapi yang
menurun akibat pemotongan dan dapat menghindari pemotongan sapi betina umur
produktif. Perlu diperhatikan beberapa hal pokok di dalam pelaksanaan usaha
ternak agar dapat menjadi peternak sukses sehingga kelangsungan usaha ternak
tersebut dapat berjalan dengan baik yaitu antara breeding (bibit/bakalan), sistem
penggemukan, feeding (pakan), penyediaan kandang dan pengenedalian penyakit.
Hal-hal di atas tersebut perlu diperhatikan karena ketiganya saling terkait satu
sama lain dan saling melengkapi.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara penggemukan ternak potong berdasarkan umur Baby beef,
yearling dan Twoyears?
C. Tujuan
Untuk mengetahui cara penggemukan ternak potong berdasarkan umur
Baby beef, yearling dan Twoyears.
BAB II
PEMBAHASAN
Tabel. 1. Estimasi Kebutuhan Energi dan Protein/Ekor/Hari untuk Anak Sapi yang
Mempunyai Bobot Badan: 50 kg1
Tabel. 3. Kebutuhan Mineral Anak Sapi Disapih pada Umur 3 -5 Minggu dengan
Kisaran BB: 50 kg1
Kalsium, % 1.00
Phospor, % 0.54
Magnesium, % 0.55
Pottasium, % 0.65
Sodium, % 0.12
Chlor, mg/kg BK 0.13
Besi, mg/kg BK 3
Tembaga, mg/kg BK 10
Zinkum, mg/kg BK 50
Mangan, mg/kg BK 40
Kobalt, mg/kg BK 0.10
Iodium, mg/kg BK 0.10
1) ARC, 1965.
Tabel. 4. Kebutuhan Mineral Anak Sapi Disapih pada Umur 3-5 Minggu dengan
Kisaran BB: 50 kg1
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa Proses penggemukan sapi potong dilakukan untuk mempercepat
peningkatan berat badan sapi. Pemilihan calon bakal sapi yang digunakan dalam
proses penggemukan atau yang biasa disebut sebagai bibit sapi harus dilakukan
dengan benar karena tidak semua sapi dapat tumbuh optimal untuk digemukkan
badannya.
Adapun cara memilih sapi untuk penggemukan yang benar agar hasil yang
diperoleh dapat maksimal yaitu dengan memperhatikan umur sapi. Sebaiknya
dipilih bibit sapi yang berumur kisaran 2-3 tahun. Umur 2 tahun ditandai dengan
gigi powel maksimal 4. Umur tersebut merupakan waktu ynag paling optimal sapi
untuk tumbuh bobot badannya. Sapi dengan usia tersebut tidak terlalu muda dan
terlalu tua. Sehingga bagus untuk diternakkan dan untuk penggemukan sapi.
Umur sapi yang kurang dari 2 tahun memiliki pertumbuhan bobot hariannya
masih agak lambat sehingga tidak akan optimal. Lama penggemukan tergantung
umur sapi. Bila umur 1-2 tahun dibutuhkan waktu 6 bulan dan bila umur sapi
dewasa 2-3 tahun dibutuhkan waktu 4 bulan.
B. Saran
Dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan baik dari segi materi
maupun dari penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penuls
harapkan dari pembaca agar makalah yang akan dibuat kedepannya lebih baik dari
sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bahar, S. dan Rakhmat. 2003. Kajian pertumbuhan sapi Bali yang digembalakan
dengan pakan hijauan lokal. Prosiding Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner. Bogor, 28-29 September 2003.
Jacobson, S.O., dan P. Linberg. 1969. Nurt. Abstr. & Rev. 39 : 503.
Noller, C.H., I.A Dickson, dan D.L. Hill. 1962. J. Dairy Sci. 45 : 197.
Reid, R.L., J.P. Hogan dan P.K. Bringgs. 1957. Aust. J. Agr. Res. 8 : 691.