Anda di halaman 1dari 61

STIKes Bethesda Yakkum

1856  Caldani  kelistrikan pada otot katak


yang telah mati
1786  Luigi Galvani  kelistrikan pada tubuh
hewan  kedua kaki katak terangkat ketika
diberikan arus listrik lewat konduktor
1928  Schliephake  pengobatan dengan
“short wave”
Hukum Ohm  perbedaan potensial antara
ujung konduktor berbanding langsung dengan
arus yang melewati, tetapi berbanding terbalik
dengan tahanan dari konduktor
Rumus
R = V/I
Ket : R  beda potensial (Ohm)
I  Arus (Ampere)
V  tegangan (Volt)
Hukum Joule  arus listrik yang melewati
konduktor dengan perbedaan tegangan (V)
dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas

Rumus
W = V. t
Ket : t = waktu dalam detik
J = Joule =,0239
Sel hidup  melibatkan enzim-enzim
Enzim tersebut hanya dapat bekerja pada
komposisi & keadaan intraseluler tertentu
Dipelihara oleh  pH, kadar ion-ion, zat mikro
dan makromolekul
Stimulus tertentu dapat mengakibatkan
perubahan potensial membrane
Perubahan potensial membrane  menjadi
stimulus bagi protein channel tertentu 
meningkat
Tebal kira-kira 8 nm
Penyusun  lipid dan protein (lipoprotein)
Model utk penyusunan molekul  model
mosaic fluida
Fosfolipid  hidrofobik & hidrofilik
Terdiri dari intrasel & ekstrasel
Bilayer lipid  fosfolipid & sebagian kecil
glikolipid & kolesterol
Kolesterol  menstabilkan ikatan antar
fosfolipid
Potensial membrane  beda potensial elektrik
antara dinding luar dan dalam yg berkisar -50
hingga -200 millivolt
Potensial membrane  hasil dari perbedaan
konsentrasi potassium dan sodium antar
membrane sel yang dipelihara dg asupan ion
Istirahat  mempertahankan potensial
membrane  transmisi impuls saraf, kontraksi
otot, fungsi jantung, dan transportasi nutrisi &
metabolit ke dalam dan keluar sel.
Impuls saraf melakukan perjalanan menuruni
membrane akson sebagai potensial aksi listrik
ke terminal akson
Sinyal sistem saraf  bergerak dari satu sel ke
sel berikutnya  pancaran kimia
Jika 2 sel tidak terhubung  dipisahkan oleh
celah kecil
Sinapsis  ruang antara neuron dengan sel
berikutnya
Impuls saraf  impuls listrik.
Mrp hasil dari perbedaan muatan listrik yg
melintasi membrane plasma neuron
Perbedaan bisa terjadi  melibatkan ion yang
bermuatan listrik atom atau molekulnya
Saat istirahat antara sisi dalam dan luar
membrane sel terdapat suatu beda potensial 
potensial istirahat sel (cell resting potential)
Ion K+ (potassium) di dalam 35x lebih tinggi
daripada di luar sel.
Ion Na+ di luar 10x lebih tinggi dibanding
bagian dalamnya.
Perbedaan konsentrasi  difusi ion-ion
menembus membrane sel  siap utk
mengirimkan impuls saraf
Saat kondisi istirahat  pompa natrium-kalium
mempertahankan perbedaan muatan melintasi
membrane sel
Dg cara  menggunakan energi ATP utk
memompa ion Na+ dari sel & K+ ke dalam sel
Akibatnya  bagian dalam neuron akan
bermuatan negatif dibanding dlm sel  sel
positif >>>
Perbedaan muatan listrik tersebut  potensial
istirahat
Polarisasi  dalam keadaan istirahat terdapat
beda potensial di antara kedua sisi membrane
Bila sel dlm keadaan polarisasi  diberi
rangsang sesuai dengan level yg cukup  aktif
Aktif  potensial membran akan mengalami
perubahan dari negatif sisi dalam berubah
menjadi positif di sisi dalam  depolarisasi
Dimulai dari satu titik permukaan membrane
dan merambat ke seluruh membrane
Bila positif semua  depolarisasi sempurna
Repolarisasi  potensial membrane berubah
dari positif di sisi dalam menuju kembali ke
negatif di sisi dalam
Bila di dalam membran sel sudah bermuatan
negatif  sel istirahat/polarisasi
Polarisasi  depolarisasi  repolarisasi 
memunculkan impuls tegangan  POTENSIAL
AKSI (action potential)
Sebuah impuls saraf  sudden reversal
(pembalikan arah) dari muatan listrik melintasi
membran dari neuron yg beristirahat
Pembalikan muatan potensial aksi
Dimulai ketika neuron menerima sinyal kimia
dari sel lain
Sinyal  gerbang sal ion Na utk membuka 
memungkinkan ion natirum positif mengalir
kembali ke dalam sel  dalam sel >>> ++++
Kecepatan potensial aksi sepanjang akson dalam milidetik

Neuron dg
selubung myelin
 aliran ion
melintasi
membrane hanya
pada node bagian
myelin

Akibatnya potensial aksi melompat sepanjang


membrane akson dari node ke node  buka
menyebar lancar sepanjang seluruh membran
Ketika sel reseptor tidak dirangsang
Membran sel dalam kondisi istirahat
Muatan ion di luar lebih positif (terutama
oleh ion Na+)
Muatan ion di dalam lebih negatif (yaitu K+
lebih sedikit)
Jika terjadi perangsangan vater puccini
Saluran ion terbuka  ion Na+ masuk ke
dalam sel dan ion K+ keluar sel
Muatan ion di dalam lebih positif
Muatan ion di luar lebih negatif
Akan terjadi bila mencapai suatu tingkat
potensial ttt  POTENSIAL AMBANG
(threshold potential)
Berkisar antara -50 mV sampai -55 mV
Saat mengalami deplarisasi  potensial
membran akan naik tajam sampai mencapai
potensial puncak terukur +30mV
Pompa Na+ K+ ATPase bekerja dengan
memompa 3 ion Na+ keluar dan 2 ion K+ ke
dalam per 1 mol ATP
Hasil akhir dalam keadaan istirahat di luar
sel menjadi lebih positif dan di dalam sel
lebih negatif
Peningkatan besar potensial membran
negatif  membran menjadi lebih
terpolarisasi dibandingkan pada potensial
istirahat
Selama hiperpolarisasi potensial membran
semakin menjauhi 0 mV  menjadi lebih
negatif (missal  -70mV menjadi -80mV) 
lebih banyak muatan yang dipisahkan
dibandingkan dengan potensial istirahat
Tempat dimana terminal akson bertemu sel lain
Terminal akson dan sel lainnya dipisahkan oleh
ruang sempit  celah sinaptik
Saat potensial aksi mencapai terminal akson 
melepaskan molekul kimia  neurotransmitter
Molekul neurotransmitter melakukan
perjalanan melintasi celah sinapsis & mengikat
ke reseptor pada membrane sel lain
Jika sel ini adalah neuron potensial aksi pada
sel lain
Sistem saraf dan neuro
Kelistrikan saraf
Kelistrikan otot jantung
Sistem saraf pusat  otak, medulla spinalis,
saraf perifer
Perifer :
 Saraf afferent  mengirim informasi ke otak
atau medulla spinalis
 Saraf efferent  menghantarkan informasi
dari otak atau medulla spinalis ke otot atau
kelenjar
Sistem saraf otonom  mengatur organ dalam
tubuh
Misal  jantung, usus, dan kelenjar-kelenjar

Pengontrolan dilakukan secara tidak sadar


Akson tanpa myelin (diameter 1mm)  mpy
kecepatan 20-50 m/dtk
Serat myelin pada diameter 10 mikro meter 
kecepatan 100 m/dtk
Konsentrasi ion Na+ lebih besar daripada di
dalam sel  kondisi biasa
Polarisasi  perbedaan potensial diukur akan
mencapai –90 mV
Depolarisasi  bila ada rangsangan (listrik,
mekanik, kimia)  ion Na masuk dlm sel
Potensial aksi menganut fenomena all or none
(keseluruhan atau tidak sama sekali)
Besarnya rangsangan harus mencapai +40mV

Rangsang  nilai ambang  potensial aksi 


repolarisasi berakhir dengan potensial
membrane istirahat  proses ini memakan
waktu < 3m sekon
Sangat berbeda dengan sistem saraf dan otot
bergaris  ion Na mudah bocor  depolarisasi
 potensial aksi sekalipun tanpa rangsangan
dari luar
Irama jantung diatur oleh isyarat listrik yang
dihasilkan oleh rangsangan secara spontan (SA
Node)  sebagai “pace maker” yang bergetar
72x/menit  depolarisasi otot jantung atrium
dan memompa darah ke ventrikel 
repolarisasi otot atrium
Setelah dari SA node impuls dilanjutkan oleh AV
node  bundle of his  cabang bundle of his
kiri dan kanan  serat purkinye  depolarisasi
otot ventrikel kanan dan kiri  kontraksi
ventrikel
Lead dasar (Lead Bipolar/Lead Standar)
 Lead I : mengukur potensial RA & LA
 Lead II : mengukur potensial RA & LL
 Lead III : mengukur potensial LA & LL
Merupakan lead yang mengukur
perbedaan potensial bidang transversal.
Tahanan pada masing-masing lead adalah
5.000 Ohm.
Merupakan sadapan diatas dada (precordial)
Terdiri dari :
 V1 = Ruang iga IV pada garis sternal kanan
 V2 = Ruang iga IV pada garis sternal kiri
 V3 = Terletak diantara V2 dan V4
 V4 = Ruang iga V garis tengah clavikula kiri
 V5 = Ruang iga V garis axilla depan kiri
 V6 = Ruang iga V garis axilla tengah kiri
 V7 = Ruang iga V garis axilla belakang kiri
 V8 = Ruang iga V garis scapula belakang
 V9 = Batas kiri dari colum vertebralis
Gelombang P  atrial depolarisasi.
PR segment  berhentinya impuls pada AV node.
QRS complex  depolarisasi ventrikel.
ST segment  tidak adanya transmisi impuls
disebabkan adanya periode refrakter disel
miokardium.
Gelombang T  ventrikel repolarisasi.
Gelombang U  gelombang diastolik yang belum
diketahui asal – usulnya.
Listrik berfrekuensi rendah
Frekuensi antara 20 Hz sampai 500.000 Hz 
merangsang saraf dan otot  kontraksi otot
Untuk pemakaian dalam waktu singkat & bersifat
merangsang persarafan otot  dipakai arus
faradik.
Untuk pemakaian dalam jangka waktu lama dan
bertujuan merangsang otot yang telah
kehilangan persarafan maka dipakai arus listrik
yang interuptur / terputus-putus atau arus DC
yang telah dimodifikasi.
Listrik berfrekuensi tinggi ( > 500.000 Hz)
Tidak berfungsi untuk merangsang saraf
sensorik maupun motoric tetapi 
menghasilkan panas.
Ada 2 macam:
a. Short wave diathermy
b. Mikro wave diathermy
Meningkatkan metabolism  Suplay darah
meningkat
Efek pada saraf  mengurangi eksitasi saraf
apabila kurang panas.
Dengan meningkatnya temperatur mengurangi
relaksasi otot  meningkatkan efisiensi usaha
otot.
Pemanasan maka terjadi koagulasi  destruksi
jaringan.
Penurunan tekanan darah  pelebaran vasa
Meningkatkan aktivitas kelenjar keringat.
Terhadap daerah peradangan  pelebaran
pembuluh darah  meningkatkan O2 &
makanan ke sel-sel
Efek terhadap infeksi bakteri  migrasi leukosit
dan antibody ke dalam sel yang terinfeksi
Menghilangkan rasa sakit karena panas  saraf
sensoris mengalami sedatif
Terhadap daerah yang patah  peningkatan
aliran darah
Gelombang mikro  gel elektromagnetis
dengan panjang gelombang sinar infra merah
dan gelombang yang dihasilkan oleh diatermi
gelombang pendek

Gel mikro dipakai untuk mengobati penderita


yang mengalami ruda paksa (trauma) dan
peradangan.
Juga dipakai untuk mengurangi nyeri,
pengobatan spasme otot, bisul dan rematik.
Gelombang mikro tidak dapat dipakai pada
penderita dengan gangguan sirkulasi 
mengakibatkan perdarahan, trombosis, dan
flebitis.

Pada penderita TBC dan kanker tidak


diperkenankan pengobatan dengan gelombang
mikro.
Kauterisasi  listrik bertegangan tinggi 
mengontrol perdarahan pada waktu operasi
Frekuensi  2 MHz dan tegangan ≤ 15 kV
Electrosurgery  jaringan yg terpotong dg
electrosurgery mudah mengalami gelembung
 pemotongan dilakukan dengan cepat (5-10
cm/detik)
Biasanya pada operasi otak, limfa, prostat, dan
servis
Klien yang mengalami fibrilasi dapat dilakukan
defibrilasi, yaitu suatu alat yang dipergunakan
untuk mengsinkronisasi rithme jantung.
Ada 4 macam defibrillator :
 AC Defibrilator
 Capasitive Discharge DC Defibrilator
 Delay Line Capasitive Discharge DC
Defibrilator
 Square Wave Defibrilator
Bahaya syok listrik sangat besar, tubuh
penderita dapat mengalami fibrilasi ventrikel,
kemudian diikuti kematian.

Permulaan tahun 1969  beberapa penderita


yang sedang menjalai kateterisasi atau
pemasangan pace maker lead dapat terbunuh
dengan aliran listrik dibawah normal
Dilakukan atas indikasi medis.
Contoh ECT.
Penderita dialiri listrik pada temporalis kanan
dan kiri dengan orde 0,5 – 1,5 A, dengan
tegangan 80 – 110 V dalam waktu 1/10 sampai
1/5 detik.
Timbulnya syok ini akibat dari suatu kecelakaan.
Faktor yang bisa menyebabkan adalah:
Peralatan :
 Petunjuk penggunaan alat yang kurang jelas
 Prosedur testing secara teratur tidak atau
kurang dilakukan
 Peralatan EKG yang tidak menggunakan
transformer
Perorangan:
 Petugas yang kurang latihan.
 Kurang pengertian akan kelistrikan maupun
bahaya yang dapat ditimbulkan.
 Kurang pengertian tentang cara-cara proteksi
bagi petugas maupun penderita
Syok yang timbul dari suatu kecelakaan ini
disebut Earth Shock, terjadi karena salah satu
bagian tubuh menyentuh kawat fasa, sedangkan
bagian tubuh lain menyentuh kawat netral
Berdasarkan besar kecilnya tegangan earth
shock dibagi menjadi :
 Low tension shock
 High tension shock
Terjadinya mikro syok oleh karena adanya aliran
listrik langsung mengikuti arteri ke jantung.
Contoh: penggunaan EKG, liquid filled catteter
untuk penyuntikan pewarnaan pada radiografi,
internal blood pressure, dan pemasangan
electrode-elektrode pada alat pacu jantung.
Diduga aliran listrik sebesar 20 mA dapat
menyebabkan fibrilasi ventrikel.
Kebanyakan mengenai petugas dari pada
penderita.
Salah satu elektroda menyentuh tangan dan
elektroda lain menyentuh kulit bagian lain 
aliran listrik melalui permukaan tubuh (kulit) 
makro syok
Tahanan kulit sebesar 1kilo Ohm – 1 M Ohm
tidak mampu membendung aliran listrik
 Besarnya tegangan, makin besar tegangan
syok makin kuat
 Basah tidaknya kulit penderita
 Basah tidaknya lantai
ARUS EFEK
< 8 mA Sensasi syok, kontrasi otot masih baik, nyeri
belum terjadi
8 – 15m A Terjadi rangsangan otot dan saraf sedemikian
rupa  nyeri dan letih.
18 – 22 mA Pernafasan tertahan
20 – 50 mA Nyeri, otot – otot kontraksi sangat kuat,
pernafasan menjadi sangat sulit.
100 – 300 mA Fibrilasi ventrikel (fatal)
1–6A Kontraksi miocard yang menetap dan terjadi
kelumpuhan otot pernafasan.
10 A Kebakaran pada kulit, otak dan jaringan saraf
kehilangan eksitasi apabila ada impuls yang
melewati.
Ringan
 Penderita diistirahatkan
 Diberi minum air dingin  mencegah vaso
dilatasi  mencegah hipotensi

Berat
 Baringkan terlentang
 Buka pakaian, hindari ruangan yang pengap
& panas  mengurangi keluarnya keringat &
mencegah vasodilatasi
Berat
 Apabila kesadaran menurun & terjadi gagal
nafas  berikan bantuan pernafasan
 Apabila terjadi cardiac arrest  kompresi
Terhadap alat listrik
Terhadap penderita
Terhadap ruangan
Terhadap petugas
Segala alat listrik harus menggunakan kabel tiga
urat/ three wire cord dan dihubungkan ke
ground seadekuat mungkin.
Tombol dan tahanan harus berada pada live
(kawat fasa).
Seluruh tombol harus “turn off” dalam posisi
mati apabila tidak dipergunakan dan steker
harus dicabut dari sumber arus apabila tidak
dipergunakan dalam jangka waktu lama.
Alat pacu jantung atau kateter harus diisolasi
dan hindari dari sentuhan logam.
Lakukan prosedur tes secara teratur.
Alat listrik dan pipa radiator diletakkan
sedemikian rupa sehingga terhindar dari
pegangan penderita.
Penderita diisolasikan dengan ground 
gunakan transformer

Lantai ruangan terbuat dari bahan tanpa


penghantar listrik/dipasang karpet karet
Ruangan harus sekering mungkin
Diberi pendidikan keterampilan tentang alat-
alat listrik
Pendidikan terhadap bahaya syok dan teknik
proteksi yang baik

Anda mungkin juga menyukai