Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Batu saluran kemih dapat muncul di berbagai bagian sistem perkemihan

termasuk pada ginjal dan kandung kemih. Terdapat 5 tipe utama dari batu saluran

kemih seperti kalsium oksalat, kalsium fosfatase, struvit, ureum,dan sistein.

Menurut epidemiologi, laki-laki lebih banyak 2:1 dibandingkan perempuan.

Faktor risiko yang dapat mempengaruhi munculnya batu karena adanya seperti

riwayat batu ginjal sebelumnya, hipertensi, bypass lambung, konsumsi kalsium

yang kurang, tinggi oksalat, tinggi garam dan konsumsi makanan yang

mengandung vitamin C yang berlebihan.1

Saat ini, batu saluran kemih merupakan masalah terbesar ketiga pada

saluran kemih setelah infeksi saluran kemih dan prostat yang patologis. Batu

saluran kemih merupakan penyakit yang cukup umum ditemukan pada negara

maju dan berkembang. Meskipun prevalensi batu saluran kemih berbeda dari satu

negara ke negara lainnya di seluruh dunia, prevalensinya semakin meningkat

dalam beberapa dekade terakhir.2,3

Data dari Riskesdas tahun 2013 menunjukkan prevalensi penyakit batu

saluran kemih di Indonesia meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Secara

nasional, prevalensi batu saluran kemih adalah 0,6%. Tertinggi pada kelompok
1
2

umur 55-64 tahun (1,3%), menurun sedikit pada kelompok umur 65-74 tahun

(1,2%) dan umur ≥75 tahun (1,1%). Prevalensinya lebih tinggi pada laki-laki

(0,8%) dibanding perempuan (0,4%).4

Selain terjadinya perubahan keadaan epidemiologi dari waktu ke waktu,

batu saluran kemih melibatkan berbagai macam karakteristik yang saling

berinteraksi dan sangat kompleks. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian

untuk mengetahui karakteristik yang berpengaruh dalam pembentukan batu

saluran kemih.

Pada laporan kasus berikut akan dilaporkan sebuah kasus pasien batu ginjal

sinistra + batu ureter sinitra dan hidronefrosis grade III sinistra pada seorang

perempuan di RSUD Ulin Banjarmasin.

Anda mungkin juga menyukai