Anda di halaman 1dari 56

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat


dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Validitas dan Reliabilitas” yang dibimbing oleh Ibu Prof. Dr. Festiyed, M.S dan
Ibu Dr. Djusmaini Djamas. Penulis menuliskannya dengan mengambil dari
beberapa sumber baik dari buku maupun dari internet dan membuat gagasan dari
beberapa sumber yang ada tersebut. Penulis berterima kasih kepada beberapa
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis juga
menyadari bahwa makalah yang penulis tulis ini masih banyak kekurangan.
Karena itu sangat diharapkan bagi pembaca untuk menyampaikan saran atau kritik
yang membangun demi tercapainya makalah yang lebih baik.

Padang, Februari 2014

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... 1


DAFTAR ISI .................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 3
B. Tujuan Penulisan ................................................................................. 4
C. Ruang Lingkup .................................................................................... 4
D. Manfaat Penulisan ............................................................................... 4

BAB II KAJIAN TEORI


A. Bentuk dan Jenis penilaian ................................................................... 5
B. Validitas ............................................................................................. 7
C. Reliabilitas ......................................................................................... 15

BAB III PEMBAHASAN


A. Silabus ................................................................................................. 23
B. Kisi-kisi ............................................................................................ 24
C. Contoh Bentuk Tes .............................................................................. 27
D. Nilai masing-masing siswa pada setiap item ....................................... 34
E. Menghitung nilai validitas ................................................................... 36
F. Menhitung nilai relibilitas .................................................................... 46

BAB IV KESIMPULAS
A. Kesimpulan .......................................................................................... 55
B. Saran ..................................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 56

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-undang No 23 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional telah
menjelaskan bahwa “sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen
pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional. Kemudian pada Peraturan Pemerintah no 19 tahun 2005 telah dijelaskan
tentang Standar Nasional Pendidikan yaitu berjumlah delapan buah: standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga pendidik,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar
penilaian pendidikan. Dari delapan standar pendidikan nasional, standar penilaian
merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan dari standar nasional pendidikan
lainnya. Permendikbud tahun 2013 menyatakan bahwa Penilaian hasil belajar
peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan
berdasarkan standar penilaian pendidikan yang berlaku secara nasional.
Berlandaskan landasan yuridis di atas terlihat dapat ditarik kesimpulan
bahwa guru sebagai salah seorang pelaksana pendidikan memiliki peran penting
dalam proses penilaian. Guru yang berkualitas akan mampu melakukan penilaian
dengan baik, sehinggan hasil belajar yang diukur akan terlihat dengan jelas,
apakah pembelajaran yang dilakukan sudah mencapai standar kompetensi lulusan
atau belum. Guru atau pendidik harus menguasai dan memahami mekanisme,
prosedur, maupun instrument penialaian yang harus digunakan. Guru diharapkan
mampu melaksanakan proses penialain secara berkesinambungan agar dapat
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan dan perbaikan hasil dalam bentuk
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan
kenaikan kelas.
Slaha satu syarat instrument tes yang baik itu adalah harus teruji kevalida
dan ketetapannya (reliable). Menurut Yusuf (2005:60) SUATU isntrumen
diakatakan valid apabila atau mempunyai validitas yang tinggi apabila alat itu
betul-betul mampu mengukur validitas yang tinggi apa yang diukur atau yang

3
dinilai. Reliable sebuah instrument menunjukkan pada ketetapan, konsistensi, atau
stabilitas hasil instrumensuatu penilaian yang dilakukan.

B. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan tentang kriteria
instrument yang baik khususnya validitas dan reliabilitas

C. Ruang Lingkup
Makalah ini menjelaskan tentang kriteria tes yang baik khususnya
reliabilitas dan validitas. Pada makalah ini akan dijelaskan mengenai pengertian
reliabilitas dan validitas, cara-cara menghitung korelasi dari reliabilitas dan
validitas, serta implementasi penghitungan reliabilitas dan validitas dalam
pembelajaran fisika.

D. Manfaat Penulisan
Secara praktis, makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya. Bagi penulis, makalah ini diharapkan
dapat memperdalam pemahaman penulis mengenai kriteria iinstrumen penilaian
yang baik. Bagi pembaca, makalah ini diharapkan dapat memberikan gambaran
mengenai cara-cara menghitung korelasi dari reliabilitas dan validitas, serta
implementasi penghitungan reliabilitas dan validitas dalam pembelajaran fisika.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Bentuk dan Jenis Asesment


1. Jenis-jenis Penilaian
Menurut Zainal (2012: 34) “ penilaian proses dan hasil belajar dibagi
menjadi empat jenis:
a. Penilaian Formatif
Penilaian dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar peserta didik
selama proses belajar berlangsung, untuk memberikan balikan (feedback) bagi
penyempurnaan program pembelajaran, serta untuk mengetahui kelemahan-
kelemahan yang memerlukan perbaikan, sehingga hasil belajar peserta didik dan
hasil pembejaran guru lebih baik. Soal-soal penilaian formatif ada yang mudah
dan ada pula yang sukar, bergantung pada tuga-tugas belajar. Tujuan utama
penilaian formatif adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran, bukan untuk
menentukan tingkat kemampuan peserta didik. Penilai formatif bermanfaat bagi
guru dan siswa diantaranya:
1) Manfaat bagi guru, antara lain: (1) guru mengetahui sejauh mana bahan
pelajaran dikuasai oleh peserta didik, (2) guru dapat memperkirakan hasil
penilaian sumatif.
2) Manfaat bagi peserta didik; melalui penilaian siswa dapat mengetahui
butir-butir soal mana yang belum dikuasai dan soal mana yang telah
dipahami dengan baik
b. Penilaian Sumatif
Penilaian sumatif dilakukan jika satuan pengalaman belajar atau seluruh
materi pelajaran dianggap telah selesai. Dengan demikian ujian akhir semester
termasuk penilaian sumatif. Penilaian sumatif bertujuan untuk mengetahui apakah
peserta didik sudah memahami dan menguasai standar kpmpetensi yang telah
ditetapkan atau belum.

5
c. Penilaian Penempatan
Penilaian penempatan dibuat sebagai pratest. Tujuan utamanya adalah untuk
mengetahui apakah peserta didik telah memiliki keterampilan-keterampilan yang
diperlukan untuk mengikuti suatu program pembelajaran. Luas bahan pratest lebih
terbatas dan tingkat kesukaran soalnya lebih rendah. Hal in berdasarkan kenyataan
bahwa pratest digunakan untuk menentukan apakah peserta didik telah memiliki
kemampuan-kemampuan minimal untuk mempelajari suatu unit materi pelajaran
atau belum sama sekali.
d. Penilaian Diagnostik
Penilaian diagnostic dimaksudkan untuk mengetahui kesulitan belajar
peserta didik berdasarkan penilaian formatif sebelumnya. Penilaian diagnostic
memerlukan sejumlah soal untuk suatu bidang yang diperkirakan merupakan
kesulitan bagi peserta didik. Soal-soal tersebut bervariasi dan difokuskan pada
kesulitan. Penialain biasanya dimulai sebelum pelajaran dimulai. Tujuannya
adalah menjajaki pengetahuan dan keterampilan yang telah diketahui siswa.

2. Bentuk Penliaian
Bentuk penilaian dapat dilakukan dengan :
a. Penilaian dengan Melakukan Tes
1) Tes Essay (uraian)
Tes Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur
dan siswa menyusun, mengorganisasikan sendiri jawaban tiap pertanyaan
itu dengan bahasa sendiri. Tes essay ini sangat bermanfaat untuk
mengembangkan kemampuan dalam menjelaskan atau mengungkapkan
suatu pendapat dalam bahasa sendiri.
2) Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa dan telah disediakan
alternatif jawabannya. Tes ini terdiri dariberbagai macam bentuk, antara
lain
3) Tes Betul-Salah (TrueFalse)
4) Tes Menjodohkan (Matching)

6
5) Tes Analisa Hubungan (Relationship Analysis)
b. Penilaian tanpa Tes
1) Observasi: obeservasi adalah suatu pengamatan dan pencatatan secara
sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena,
baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan
untuk mencapai tujuan tertentu. Alat yang digunakan dalam observasi
dinamakan pedoman observasi
2) Wawancara; merupaka salah satu alat yang dilakukan melalui
percakapan dan tanya jawab, baik langsung atau secara tidak langsung
melalui peserta didik. Pengertian wawancara langsung adalah
wawancara yang dilakukan secara langsung antara pewawancara atau
guru dengan orang yang diwawancarai atau peserta didik tanpa
melalui perantara. Wawancara tidak langsung artiya pewawancara

B. Validitas
1. Pentingnya Validitas Isntrumen dalam Penilaian
Sebelum guru menggunakan suatu tes, hendaknya guru mengukur terlebih
dahulu derajat validitasnya berdasarkan criteria tertentu. Dengan kata lain, untuk
melihat apakah tes tersebut valid (sahih), kita harus membandingkan skor peserta
didik yang didapat tes dengan skor yang dianggap sebagai nilai baku. Validitas
suatu tes kaitannya dengan tujuan penggunaan tes tersebut. Namun, tidak ada
validitas yang berlaku secara umum yang artinya, jika suatu tes dapat memberikan
informasi yang sesuai dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, maka
tes itu valid untuk tujuan tersebut.

Ada dua unsur penting dalam validitas ini, pertama validitas menunjukkan
suatu derajat, ada sempurna, ada yang sedang, dan ada pula yang rendah. Kedua,
validitas selalu dihubungkan dengan suatu putusan atau tujuan yang spesifik.
Sebagaimana pendapat R. L Thorndike dan H. P. Hagen bahwa validity is always
in relation to a specific decision or use”. Didalam buku Encyclopedia Evaluation
yang ditulis oleh Scarvia B. Anderson dan kawan-kawan dalam Arikunto

7
disebutkan bahwa a test is valid if measures what it purpose to measure, jika
diartikan: sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang
hendak diukur.

Sementara itu, Grondlund (1985) dalam Zainal (2011) mengemukakan ada


tiga faktor yang mempengaruhi validitas hasil tes, yaitu ‘faktor instrument
evaluasi, faktor administrasi evaluasi dan penskoran, dan faktor dari jawaban
peserta didik”.
a. Faktor instrument evaluasi
Mengembangkan instrument evaluasi memang tidaklah mudah, apalagi jika
seorang evaluator tidak atau kurang memahami prosedur dan teknik evaluasi
itu sendiri. Jika instrument evaluasi kurang baik, maka berakibat evaluasi
menjadi kurang baik.
b. Faktor administrasi evaluasi dan penskoran
Dalam administrasi evaluasi dan penskoran, banyak sekali terjadi
penyimpangan atau kekeliruan, seperti alokasi waktu untuk pengerjaan soal
yang tidak proporsional, memberikan banatuan kepada peserta didik dengan
berbagai cara, peserta didik saling menyontek ketika ujian, kesalahan
penskoran, termasuk kondisi fisik dan psikis peserta didik yang kurang
menguntungkan
c. Faktor jawaban dari peserta didik
Dalam praktiknya, faktor jawaban peserta didik justru lebih banyak
berpengaruh daripada dua faktor sebelumnya. Faktor ini kecendrungan
peserta didik untuk menjawab secara cepat, tetapi tidak tepat, keinginan
melakukan coba-coba, dan penggunaan gaya bahasa tertentu dalam menjawab
soal bentuk uraian.
Selanjutnya Kerlinger (1986) dalam Zainal (2011) mengemukakan,
“validitas instrument tidak cukup ditentukan oleh derajat ketepatan instrument
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, tetapi perlu juga dilihat dari tiga
criteria yang lain, yaitu appropriatness, meaningfulness, dan usefulness.
Appropriatness menunjukkan kelayakan dari tes sebagai suatu instrument, yaitu

8
seberapa jauh sebuah instrument dapat menjangkau keragaman aspek perilaku
peserta didik. Meaningfullness menunjukkan kemampuan instrument dalam
memberikan keseimbangan soal-soal pengukurannya berdasarkan tingkat
kepentingan dari setiap fenomena. Usefulness to inferences menunjukkan
sensitive tidaknya instrument dalam menangkap fenomena perilaku dan tingkat
ketelitian yang ditunjukkan dalam membuat kesimpulan.

2. Jenis jenis Validitas


Zainal (2011) dalam bukunya menjelaskan beberapa jenis validitas yaitu:
a. Validitas Permukaan
Validitas ini mengemukakan kriteria yang sangat sederhana, karena hanya
melihat dari sisi muka atau tampang dari instrument itu sendiri, artinya, jka
suatu tes secara sepintas telah dianggap baik untuk mengungkapkan
fenomena yang akan diukur, maka tes tersebut sudah dapat dikatakan
memenuhi syarat validitas permukaan sehingga tidak perlu lagi adanya
judgment yang mendalam.
b. Validitas Isi
Validitas isi sering digunakan dalam penilaian hasil belajar. Tujuan utamanya
adalah untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi
pelajaran yang telah disampaikan, dan perubahan-perubahan psikologis apa
yang timbul pada diri peserta didik tersebut setelah mengalami proses
pembelajaran tertentu. Jika dilihat dari segi kegunaannya dalam penilaian
hasil belajar, validitas isi ini sering disebut juga validitas kurikuler dan
validitas perumusan.
Validitas kurikuler berkenaan dengan dengan pertanyaan apakah materi tes
relevan dengan kurikulum yang sudah ditentukan. Pertanyaan ini timbul
karena sering terjadi materi tes tidak mencakup keseluruhan aspek yang akan
diukur, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotrik tetapi hanya
pengetahuan yang bersifat fakta-fakta palajaran tertentu. Diharapkan dengan
adanya validitas kurikuler ini timbul ketelitian yang jelas dan totalitas dengan
menjelajahi semua aspek yang tercakup dalam kisi-kisi dan Rencana

9
Pelaksanaan Pembelajaran. Validitas ini dapat dilakukan dengan beberapa
cara antara lain: mencocokkan materi tes dengan silabus dan kisi-kisi,
melakukan diskusi dengan sesama pendidik, atau mencermati kembali
substansi dari konsep yang telah diukur. Validitas perumusan berkenaan
dengan pertanyaan-pertanyaan apakah aspek dalam soal itu betul tercakup
dalam perumusasn apa yang hendak diukur. Disamping itu, validitas isi dapat
juga disebut validitas rasional dan validitas logis. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh R.L Thorndike dan H.P Hagen (1977) bahwa scientific
analysis is essentially a rational and judgmental ine, on this is sometimes
spoken of as rational or logical validity.
c. Validitas Empiris
Validitas ini biasanya menggunakan teknik statistic, yaitu analisis korelasi.
Hal ini disebabkan validitas empiris mencari hubungan antara skor tes dengan
suatu kriteria tertentu yang merupakan suatu tolak ukur di luar tes yang
bersangkutan. Namun kriteria itu harus relevan dengan apa yang akan diukur.
Ada tiga macam validitas empiris, yaitu:
a. Validitas prediktif
b. Validitas kongkuren
c. Validitas sejenis
Validitas prediktif adalah jika kriteria standar yang digunakan adalah untuk
meramalkan prestasi murid masa yang akan datang. Dengan kata lain,
validitas prediktif bermaksud melihat hinnga mana suatu tes dapat
memperkirakan perilaku peserta didik pada masa yang akan dating,
sedangkan validitas prediktif bermaksud melihat hingga mana suatu tes dapat
memprakirakan perilaku peserta didik pada masa yang akan dating,
sedangkan validitas kongkuren jika kriteria standar berlainan. Dalam
mengukur validitas suatu tes hendaknya yang menjadi kriteria sudah betul-
betul valid sehingga dapat diandalkan keampuhannya dan dapat dianggap
sebagai tes standar. Sebaliknya, bila kriteria tidak valid maka tes-tes lain yang
akan divalidasi menjadi kurang atau tidak meyakinkan. Suatu tes akan
mempunyai koefisien validitas yang tinggi jika tes itu betul-betul dapat

10
mengukur apa yang hendak diukur dari peserta didik tertentu. Ada beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam meninterpretasikan koefisien validitas,
antara lain data mengenai karakteristik sampel validitas, prosedur-prosedur
dalam pengukuran validitas, prosedur-prosedur dalam pengukuran validitas,
dan pola kriteria khusus yang dikorelasikan dengan hasil tes tersebut.
Sehubungan dengan kriteria khusus, Anastasi dan Conny Semiawan Satmboel
(1986), mengemukakan ada delapan kriteria sebagai bahan bandingan untuk
merumuskan apa yang hendak diselidiki oleh suatu tes, yaitu: “diferensiasi
umur, kemjuan akademis, kriteria dalam pelaksanaan latihan khusus, kriteria
dalam pelaksanaan kerja, penilaian, kelompok, yang dipertentangkan, korelasi
dengan tes lain, dan konsistensi internal”.
1) Diferensiasi umur: kriteria yang paling utama dalam validitas tes
intelegensi adalah umur. Kebanyakan tes intelegensi, baik yang dipakai
di sekolah maupun tes pra-sekolah, senantiasa dibandingkan dengan
umur kronologis untuk menentukan apakah angka bertambah dengan
bertambahnya umur. Namun, anggapan ini tidak berlaku bagi
perkembangan semua fungsi dalam hubungannya dengan bertambahnya
umur secara konsisten.
2) Kemajuan akademis: pada umumnya tes intelegensi divalidkan dengan
kemajuan akademis. Berhasil atau tidaknya pendidikan seseorang tidak
hanya dapat dilihat dari faktor intelektual tetapi juga dapat dilihat dari
faktor non intelektual.
3) Kriteria dalam pelaksanaan latihan khusus; corak kriteria dalam
pengembangan tes bakat khusu didasarkan atau prestasi dalam latihan
tertentu secara khusus. Beberapa tes bakat profesi telah divalidkan
dengan tes hasil belajar dalam bidang-bidang tersebut.
4) Kriteria dalam pelaksanaan kerja: dalam validitas tes kepribadian dan
validitas tes bakat khusus banyak digunakan kriteria yang didasarkan atas
kinerja dalam pelaksana kerja.
5) Penilaian; penilaian merupakan teknik untuk memperoleh informasi
tentang kemajuan belajar peserta didik di sekolah. Selain itu juga

11
mencakup pekerjaan yang memerlukan latihan khusus ataupun dalam
penilaian pribadi oleh seorang pengamat terhadap fungsi psikologis.
6) Kelompok yang dipertentangkan: konsep validitas melalui kelompok
yang dipertentangkan menyelidiki pengaruh kehidupan sehari-hari yang
tak disengaja. Kriteria ini didasarkan atas kelebihan suatu kelompok
tertentu dihadapkan pada kelompok yang lain dalam menjalankan suatu
tes tertentu dihadapkan pada kelopmok yang lain dalam menjalankan
suatu tes.
7) Korelasi dengaan tes lain: korelasi antara tes baru dengan tes lama
merupakan perbandingan kriteria dalam menyeldiki perilaku yang sama.
Dalah hal ini suatu tes verbal tertulis bisa dibandingkan dengan tes
individual atau tes kelompok.
8) Konsistensi internal: kriteria konsistensi internal adalah skor totak yang
diperoleh peserta didik dalam suatu tes. Kriteria ini terutama digunakan
dalam bidang tes kepribadian. Kadang-kadang untuk keperluan ini juga
digunakan percobaan tes untuk dua kelompok, yaitu antara kelompok
berhasil dan kelompok kurang berhasil
d. Validitas konstruk
Konstruk adalah konsep yang dapat diobservasi (observable) dan dapat diukur
(measurable). Validitas konstruk sering juga disebut validitas logis (logic
validity). Validitas konstruk berkenaan dengan dengan pertanyaan hingga mana
suatu tes betul-betul dapat mengobservasi dan mengukur fungsi psikologis
yang merupakan deskripsi perilaku peserta didik yang akan diukur oleh
tersebut. Untuk menguji validitas konstruk dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai sumber, antara lain validitas isi, validitas prediktif, dan
validitas konkruen. N.E Gronlund (1985) mengemukakan, “it is matter of
accumulating evidence from many different sources. We may use content
validiy, predictive validity, and concurrent validity as partial evidence to
support construct validity, but none of them alone is sufficient.” Analisis
statistika yang digunakan dalam validitas konstruk antara lain dengan analisis
faktor, sehingga dapat diketahui:

12
1) Aspek-aspekapa saja yang diukur oleh setiap butir soal
2) Berapa besar suatu butir soal berisi faktor-faktor tertentu
3) Faktor-faktor apa yang diukur oleh suatu butir soal
e. Validitas Faktor
Dalam penilaian hasil belajar sering digunakan skala pengukuran tentang
suatu variable yang terdiri atas beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
diperoleh berdasarkan dimensi daru variable yangdiukur sesuai dengan apa
yang terungkap dalam kontruksi teoretisnya. Meskipun variable terdiri atas
beberapa faktor, tetapi prinsip homogentias untuk keseluruhan faktor harus
tetap dipertahankan, sehingga tidak terjadi tumpang tindih antara suatu faktor
dengan faktor yang lain.
2. Cara Mengetahui Validitas Alat Ukur
Sebuah tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan
kriteria dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium.
a. Validitas Soal secara Keseluruhan menggunakan Rumus Korelasi product
moment
1) Rumus Korelasi product moment dengan simpangan
∑ 𝑥𝑦
𝑟𝑥𝑦 = (Arikunto)
√(∑ 𝑥 2 )(∑ 𝑦 2 )

Dimana
𝑟𝑥𝑦 : koefisien korelasi antara variable X san variable Y, dua variable
yang dikorelasikan (𝑥 = 𝑋 − 𝑋̅ dan 𝑦 = 𝑌 − 𝑌̅)
∑ 𝑥𝑦: jumlah perkalian x dan y
𝑥 2 :jumlah kuadrat x
𝑦 2 :jumlah kuadrat y
2) Rumus Korelasi product moment dengan Angka Kasar
𝑁 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 = (Arikunto)
√{𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)2 }{𝑁 ∑ 𝑌 2 −(∑ 𝑌)2 }

𝑟𝑥𝑦 : koefisien korelasi antara variable X san variable Y, dua variable


yang dikorelasikan.
b. Validitas Alat Butir Soal atau Item

13
Validitas di atas mencari validitas secara keseluruhan di samping mencari
soal secara keseluruhan perlu juga dicari validitas item. Pengertian umum
mengenai validitas item adalah sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai
dukungan yang besar terhadap skor total. Sebuah item akan memiliki validitas
yang tinggi jika skor item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran
dapat diartikan dengan korelasi sehingga untuk mengetahui validitas item
digunakan rumus korelasi. Korelasi dapat kita hitung menggunakan rumus produc
moment seperti yang telah dijelaskan di atas. Kemudian ada cara lain yang bisa
kita gunakan untuk mengetahu validitas item yaitu :

𝑀𝑝 −𝑀1 𝑝
𝑦𝑝𝑏𝑖 = √𝑞 (Arikunto)
𝑆𝑡

Dimana;
𝑦𝑝𝑏𝑖 : koefisien korelasi biserial
𝑀𝑝 : rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya
𝑀𝑡 : rerata skor total
𝑆𝑡 : standar deviasi dari skor total proporsi
p: proporsi siswa yang menjawab benar
q: proporsi siswa yang menjawab salah
c. Validitas Faktor
Selain validitas soal secara keseluruhan dan validitas butir atau item, masih
ada lagi yang perlu diketahui validitasnya, yaitu faktor-faktor atau bagian
keseluruhan materi. Setiap keseluruhan materi pelajaran terdiri dari pokok-pokok
bahasan atau mungkin sekelompok pokok bahasan yang merupakan suatu
kesatuan. Butir-butir soal faktor dikatakan valid apabila menunjukkan kesejajaran
skor dengan skor total. Cara mengetahui kesejajaran tersebut digunakan juga
rumus product moment .

14
Kriteria Korelasi Koefisien Validitas

No. Nilai r antara Klasifikasi


1. 0,00 – 0,20 Hampir tidak ada korelasi
2. 0,21 – 0,40 Korelasi rendah
3. 0,41 – 0,70 Korelasi cukup
4. 0,71 – 0,90 Korelasi tinggi
5. 0,91 – 1,00 Korelasi sangat tinggi

C. Relibililitas
1. Pentingnya Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrument.
Reliabilitas tes berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat
dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu tes dapat dikatakan
reliable jika selalu memberikan hasil yang sama bila diujikan pada kelompok yang
sama jika diujikan pada kelompok yang sama pada waktu dan kesempatan yang
berbeda. Anastasi (1976) dalam Zainal (2013) mengemukakan, “reliability refers
to consistency of scores obtained by the same persons when reexamined the same
persons when reexamined the same test on different occasion, or with different
sets equivalent items or under other variable examining conditiond.”Sementra itu,
Kerlinger (1986) mengemukakan. “reliabilitas dapat diukur dari tiga kriteria, yaitu
stability, dependability, dan predictability.” Stability menunjukkan keajegan suatu
tes dalam mengukur gejala yang sama pada waktu yang berbeda. Dependability
menunjukkan kemantapan suatu tes atau seberapa jauh tes dapat diandalkan.
Predictability menunjukkan kemampuan tes untuk meramalkan hasil pada
pengukuran gejala selanjutnya.
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat
dikatakan memiliki taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap. Konsep reliabilitas terkait dengan pemotretan
berkali-kali, semua isntrumen yang baik akan memberikan data yang sesuai
dengan kenyataan. Reliabilitas menurut Scarvia Anderson dan kawan-kawan
menyatakan bahwa persyaratan sebuah tes, yaitu validitas dan reliabilitas itu
penting. Dalam hal ini validitas penting dan reliabilitas juga perlu karena

15
menyokong terbentuknya nilai validitas. Sebuah tes mungkin reliable tetapi tidak
valid, tetapi sebuah tes yang valid pasti reliable. A reliable measure in one that
provides cinsistent and stable indocation of the characteristic being invesitagted.
Beberapah hal yang dpaat mempengaruhi hasil tes diantaranya:
a. Hal yang Berhubungan dengan Tes itu Sendiri, yaitu Panjang Tes dan
Kualitas Butir-butir Solanya
Tes yang terdiri dari banyak butir, tentu saja lebih valid dibandingkan
dengan tes hanya memiliki beberapa butir soal saja. Semakin panjang
sebuah tes, maka reliabilitasnya semakin tinggi. Dalam menghitung
besarnya reliabilitas berhubungan dengan penambahan banyak butir soal
dalam sebuah tes yang diberikan oleh Spearman dan Brown sehingga
terkenal dengan rumus Spearman-Brown.
𝑛𝑟
𝑟𝑛𝑛 = 1+(𝑛−1)𝑟 (Arikunto)

𝑟𝑛𝑛 : banyak koefisien riliabiltas sesudah tes ditambah butir soal yang baru.
𝑛: berapa kali butir soal ditambah
𝑟: besarnya koefisien reliabilitas sebelum soal ditambah
b. Hal yang Berhubungan dengan Tercoba
Suatu tes dicobakan kepada kelompok yang terdiri dari banyak siswa akan
mencerminkan keragaman hasil yang menggambarkan besar kecilnya
reliabilitas tes.
c. Hal berhubungan dengan Penyelenggaraan TEs
Sudah ditentukan bahwa sebuah faktor penyelengaaraan tes yang bersifat
administratif, sangat menentukan hasil tes.
Contoh
Petunjuk yang diberikan sebelum tes dimulai, akan memberikan
ketenangan kepada para peserta tes dalam mengerjakan tes, dan dalam
penyelenggaraan tidak akan banyak terdapat pertanyaan. Pengawas yang
tertib akan mempegaruhi hasil yang diberikan oleh siswa terhadap tes.
Suasana lingkungan dan tempat tes akan mempengaruhi hasil tes. Adapun
hal-hal yang mempengaruhi hasil tes ini semua, secara tidak langsung akan
mempengaruhi reliabilitas soal

16
2. Cara Mencari Besarnya Reliabilitas
Reliablitas merupakan ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek
yang sama. Untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya dilihat kesejajaran
hasil. Seperti halnya beberapa teknik juga menggunakan rumus korelasi product
moment untuk mengetahui validitas, kesejajaran hasil dalam reliabilitas.

Klasifikasi Indeks Reliabilitas Tes


No. Indeks Klasifikasi
1. 0,00 – 0,20 Sangat rendah
2. 0,20 – 0,40 Rendah
3. 0,40 – 0,60 Sedang
4. 0,60 – 0,80 Tinggi
5. 0,80 – 1,00 Sangat tinggi
(Sumber: Suharsimi, 2008:75)

a. Metode bentu parallel (equivalent)


Tes parallel adalah dua buah tes yang memiliki kesamaan tujuan, tingkat
kesukaran, dan susunan, tetapi butir-butir soalnya berbeda. Dengan metode tes
paralel ini, dua buah tes misalnya tes A dan tes B diujikan pada kelompok siswa
yang sama, kemudian hasilnya dikorelasikan. Koefisisen korelasi ini yang
menunjukkan koefisisen reliabilitas dari soal A. Jika koefisiennya tinggi maka
maka tes tersebut sudah reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengetes yang
diandalkan. Dalam menggunakan tes metode paralel ini pengetes itu
menggunakan dua buah tes. Oleh karena itu ada orang yang menyebutnya sebagai
double test-double trial method. Penggunaan metode ini baik karena siswa
dihadapkan kepada dua macam tes sehingga tidak ada faktor masih ingat dengan
soal terdahulu. Kelemahan dari metode ini pengetes memiliki pekerjaan yang
besar karena harus menyusun dua seri tes.
b. Metode tes ulang
Metode tes ulang dilakukan orang untuk menghindari penyusunan dua seri
tes. Dalam metode ini pengetes hanya memiliki satu buah tes tetapi diujikan dua
kali sehingga tes ini dikenal dengan nama single tes double trial method. Untuk
tes yang mengungkap pengetahuan atau ingatan, cara ini kurang baik karena

17
tercoba akan masih ingat butir-butir soal sebelumnya. Sehingga hasil tes yang
kedua itu jauh lebih baik dari tes pertama.
c. Metode Belah Dua
Dengan menggunakan metode ini pengetes hanya menggunakan sebuah tes
dan dicobakan satu kali. Oleh karena itu disebut juga single tes single trial
method. Pada metode pertama dan kedua yang setelah ditemukannya koefisien
korelasi langsung ditafsirkan itulah koefisien reliabilitasnya, maka metode yang
ketiga ini tidak demikian. Pada waktu membelah dua dan mengkorelasikan dua
belahan, baru diketahui reliabilitas separuh tes. Untuk mengetahui reliabilitas
seluruh tes harus digunakn rumus Spearman-Brown sebagai berikut:
2𝑟11
22
𝑟11 = (Arikunto)
(1+𝑟11 )
22

𝑟11 : korelasi antara skor-skor setiap belahan tes.


22

𝑟11: koefisien reliabilitas yang sidah disesuaikan


Ada dua cara yang bisa dilakukan saat membelah butir soal
1. Pembelahan Ganjil Genap
Membelah atas item-item genap dan item-item ganjio yang disebut
dengan pembelahan gamjil Genap. Untuk menghitung nilai korelasi
antara item genap dan item ganjil boleh menggunakan rumus produc
momen atau juga boleh menggunakan rumus Flanagan yaitu:
𝑆12 −𝑆22
𝑟11 = 2 (1 − ) (Arikunto)
𝑆𝑡2

𝑟11: reliabilitas tes


𝑆12 : varians belahan pertama( varians skor ganjil)
𝑆22 : varians belahan kedua ( varians skor genap)
𝑆𝑡2 : varians skor total
Menghitung varian kita dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
(∑ 𝑋)2
∑ 𝑋2−
2 𝑁
𝑆 = (Arikunto)
𝑁

𝑆 2 : varians
𝑁: banyak subjek

18
2. Pembelahan Awal-akhir
Membelah item-item awal dan akhir yaitu separo jumlah nomor-nomor
awal dan separuh pada jumlah akhir yang selanjutnya disebut belahan
akhir. Untuk menghitung nilai korelasi antara item awal dan item akhir
boleh menggunakan rumus product moment atau juga boleh
menggunakan rumus Rulon yaitu;
𝑆2
𝑟11 = 1 − 𝑆𝑑2 (Arikunto)
𝑡

𝑆𝑑2 : varians beda


𝐷: perbedaa skor belahan pertama dengan skor belahan kedua
(∑ 𝑑)2
∑ 𝑑2 −
𝑆𝑑2 = 𝑁
(Arikunto)
𝑁

Cara lain menentukan reliabilitas sebuah tes


1. Penggunaan Rumus K-R 20
𝑛 𝑆 2 −∑ 𝑝𝑞
𝑟11 = (𝑛−1) ( ) (Arikunto)
𝑆2

𝑟11: reliabilitas tes secara keseluruhan


𝑝: proporsi subjek yang menjawab benar
𝑞: proporsi subjek yang menjawab salah
∑ 𝑝𝑞: jumlah perkalian antara p dan q
𝑛: banyak item
𝑆; Standar Deviasi dari tes
2. Penggunaan Rumus K-R 21
Rumus K-R 21
𝑛 𝑀(𝑛−𝑀)
𝑟11 = (𝑛−1) (1 − ) (Arikunto)
𝑛𝑆𝑡2

𝑀: mean dari skor total


3. Penggunaan Rumus Hoyt
𝑉
𝑟11 = 1 − 𝑉𝑠 (Arikunto)
𝑟

𝑟11: reliabilitas seluruh soal

19
𝑉𝑠 : varians sisa
𝑉𝑟 : varian responden
Untuk mencarri reliabilitas soal dapat dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Mencari jumlah kuadrat responden dengan rumus sebagai berikut:
∑ 𝑋𝑡2 (∑ 𝑋𝑡 )2
𝐽𝑘(𝑟) = −
𝑁 𝑘𝑥𝑁

𝐽𝑘(𝑟) : jumlah kuadrat rsponden


𝑋𝑡 : skor total tiap rsponden
𝐾: banyak item
𝑁; banyak responden atau subjek
b. Mencari jumlah kuadrat item dengan rumus
∑ 𝐵2 (∑ 𝑋𝑡 )2
𝐽𝑘(𝑖) = −
𝑁 𝑘𝑥𝑁

𝐽𝑘(𝑖) : jumlah kuadrat item


∑ 𝐵 2: jumlah kuadrat jawab benar seluruh item
(∑ 𝑋𝑡 )2: jumlah kuadrat jawaban seluruh soal
c. Mencari jumlah kaudart total dengan rumus
(∑ 𝐵)(∑ 𝑆)
𝐽𝑘(𝑡) = (∑ 𝐵)+(∑ 𝑆)

𝐽𝑘(𝑡) : jumlah kuadrat total


(∑ 𝐵): jumlah jawaban benar
(∑ 𝑆): jumlah jawaban salah
d. Mencari jumlah kaudrat sisa dengan rumus:
𝐽𝑘(𝑠) = 𝐽𝑘(𝑡) − 𝐽𝑘(𝑟) − 𝐽𝑘(𝑖)
e. Mencari varians responden dan varians sisa
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡
Variasi = 𝑑𝑏

f. Memasukka ke dalam rumus


𝑉
𝑟11 = 1 − 𝑉𝑠
𝑟

20
4. Mencari Reliabilitas dalam Bentuk Soal Uraian
Untuk mencari reliabilitas pada tiap-tiap butir soal dilakukan dengan
mencantumkan skor pada setiap butir soal. Rumus yang digunakan
adalah rumus alpha:
𝑛 ∑ 𝜎𝑖2
𝑟11 = (𝑛−1) (1 − )
𝜎𝑖2

𝑟11: reliabilitas yang dicari


∑ 𝜎𝑖2 : jumlah varians skor setiap item
𝜎𝑖2 : varians total, dimana 𝜎 2 dapat dihitung menggunakan rumus
berikut:
(∑ 𝑋)2
∑ 𝑋2−
2 𝑁
𝜎 = 𝑁

3. Standar Kesalahan Pengukuran


Indeks reliabilitas menyajikan informasi yang sangat berguna untuk
mengevalausi tes. Untuk mengetahui indikasi adanya pengaruh skor sebenarnya
dan skor kesalahan, indeks reliabilitas dapat digunakan dengan mengestimasi
seberapa besar skor berfluktuasi sebagaimana adanya kesalahan pengukuran.
Sebuah tes yang memiliki indeks reliabilitas 0,9 akan lebih reliable jika
dibandingkan dengan tes yang nilainya 0,8. Sebagai contoh hasil pengukuran tes
intelegensi menunjukkan angka 110. Sekalipun koefisien korelasi yang diperoleh
sangat tinggi, misalnya 0,93 , kita boleh saja mengatakan bahwa skor tersebut
lebih baik dibandingkan dengan perolehan skor 100, atau boleh juga kita
berasumsi bahwa kelebihan skor 10 tersebut karena kesalahan pengukuran. Untuk
mengetahui secara nyata skor, harus diperhitungkan standar kesalahan
pengukuran. Standar kesalahan pengukuran merupakan fungsi reliabiltas tes dan
variabilitas tes dengan persamaan:
𝑆𝐸𝑀 = 𝑆𝑥 √1 − 𝑟𝑥𝑥 (Supranata)
Standar kesalahan menunjukkan berapa variabilitas yang terjadi. Standar
kesalahan pengukuran menunjukkan berapa besar variabilitas yang terjadi

21
4. Differential Item Functioning (DIF)
Soal yang bias atau differential item functioning (DIF) adalah soal yang
membedakan kelompok. DIF muncul ketika dua kelompok seperti kelompok jenis
kelamin, suku atau kelompok usia memiliki peluang yang berbeda dalam
menjawab soal. DIF bisa juga muncul dikarenakan perbedaan pengetahuan,
kemampuan atau keterampilan. Bila hal ini terjadi maka soal dikatakan telah bias
terhadap kelompok tertentu. DIF terkadang dapat merusak hasil penilaian dan
dikatakan sangat tidak adil karena membedakan kelompok berdasarkan hasil atau
nilai yang diperoleh peserta tes.

22
BAB III
PEMBAHASAN
IMPLEMENTASI MENETUKAN VALIDITAS
DAN RELIABILITAS TES
A. Silabus
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : XI/ 2
Standar Kompetensi : 3. Menerapkan konsep termodinamika dalam mesin kalor
Kompetensi Materi Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Sumber
Dasar Pelajaran Waktu Belajar
Menerapkan Termodinamika 1. Membahas konsep usaha, 1. Mendeskripsikan Test 14 jam Sumber:
hukum kalor dan energi dalam usaha, kalor, dan Tertulis Bahan
termodinamika (pengertian dan energi dalam gas pada ajar
untuk rumusannya) proses termodinamika.
mengetahui 2. Membahas usaha pada 2. Menggambarkan
perubahan setiap proses proses termodinamika Test
keadaan gas termodinamika dalam grafik p-V. Tertulis
ideal berdasarkan grafik p-V 3. Menerapkan hukum I
(isobarik, isotermal, Termodinamika dalam
isovolum dan adaibatik) kehidupan sehari-hari. Test
3. Menjelaskan Hukum I 4. Mendeskripsikan Tertulis
Termodinamika, dan prinsip kerja mesin
menerapkannya pada Carnot.
setiap proses 5. Menerapkan Hukum
termodinamika II Termodinamika Test
4. Menjelaskan tentang dalam kehidupan Tertulis
mesin Carnot (pengertian, sehari-hari.
prisip kerja dan koefisien Test

23
mesin Carnot) Tertulis
5. Menjelaskan tentang
Hukum II
Termodinamika,penerapa
n Hukum II
Termodinamika dalam
kehidupan sehari-hari
serta membahas tentang
entropi

B. Kisi-kisi Soal
Standar Kompetensi : Menerapkan konsep termodinamika dalam mesin kalor
Kompetensi Dasar : Menerapkan hukum termodinamika untuk mengetahui perubahan keadaan gas ideal

Standar Kompetensi Indikator Tujuan Pembelajaran Tingkatan Kognitif No Kun Jml


Kompetensi Dasar C1 C2 C3 C4 Soal ci Soal
3. Menerapkan 3.2 Menerapkan 3.2.1 Mendeskripsikan 3.2.1.1 Mendeskripsikan √ 1 B 2
konsep hukum usaha, kalor, dan usaha, kalor dan
termodinami termodinamik energi dalam gas energi dalam gas
√ 2 B
ka dalam a untuk pada proses pada proses
mesin kalor menganalisis termodinamika. termodinamika
perubahan 3.2.1.2 Menghitung √ 3 C 1
keadaan gas usaha yang
ideal dilakukan gas
berdasarkan
grafik p-V

24
3.2.2 Menggambarkan 3.2.2 .1 √ 4 E 2
proses Menggambarkan
termodinamika proses isobarik √ 5 C
dalam grafik p-V. menggunakan
grafik p-V
3.2.2.2 Menggambarkan √ 6 B 1
proses isokhorik
menggunakan
grafik p-V
3.2.2.3 Menggambarkan √ 7 D 2
proses isotermal
menggunakan √ 8 D
grafik p-V
1.2.2.4 Menggambar √ 9 A 3
kan proses
adiabatik √ 10 B
menggunaka
n grafik p-V √ 11 B

3.2.3 Menerapkan 3.2.3.1 Menjelaskan √ 12 B 1


hukum I Hukum I
Termodinamika Termodinamika
dalam kehidupan 3.2.3.2 Menerapkan √ 13 A 3
sehari-hari. Hukum I
Termodinamika √ 14 C
untuk berbagai
proses √ 15 C
termodinamika

25
3.2.3.3 Menentukan √ 16 E 1
kapasitas kalor
gas
3.2.3.4 Menentukan √ 17 E 1
kalor jenis gas
3.2.3.5 Menentukan √ 18 A 1
tetapan Laplace
3.2.4 Mendeskripsikan 3.2.4.1 Menjelaskan √ 19 E 1
prinsip kerja pengertian siklus
mesin Carnot dan jenis-
jenisnya
3.2.4.2 Menjelaskan √ 20 C 1
Siklus Carnot
3.2.4.3 Menghitung √ 21 C 2
efisiensi mesin
√ 22 A
Carnot
3.2.5 Menerapkan 3.2.5.1 Menjelaskan √ 23 B 1
Hukum II Hukum II
Termodinamika Termodinamika
dalam kehidupan 3.2.5.2 Menerapkan √ 24 A 2
sehari-hari Hukum II
Termodinamika
dalam kehidupan
sehari-hari

26
C. Contoh bentuk Tes
1. Energi dalam dari molekul-molekul zat dapat diartikan dengan ..................
a. ukuran energi yang dipindahkan dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya
b. jumlah energi kinetik dan energi potensial yang berhubungan dengan atom
atau molekul zat
c. energi yang dimiliki sistem akibat posisi koordinatnya
d. energi yang tersimpan pada sistem atau lingkungan.
e. aliran energi karena perbedaan suhu antara sistem dan lingkungan.

2. Perhatikan pernyataan berikut:


1) Kalor muncul ketika energi dipindahkan dari sistem ke lingkungan akibat
adanya perbedaan suhu diantara keduanya.
2) Kalor tidak bergantung pada massa benda
3) Usaha adalah ukuran energi yang dipindahkan dari sistem ke lingkungan atau
sebaliknya
4) Energi dalam dapat diukur secara lansung
Pernyataan di atas yang benar mengenai konsep usaha, energi dalam dan kalor
adalah............
a. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4 saja
e. 1,2,3 dan 4

3. Perhatikan grafik hubungan tekanan (p) terhadap volume (V) gas berikut ini.

Usaha yang dilakukan gas dari keadaan awal ke keadaan akhir adalah ….
a. 200 J d. 1000 J
b. 400 J e. 2000 J
c. 800 J

4. Grafik yang menggambar proses isobarik adalah

27
A d

B e

5. 0,5 m3 gas dipanaskan pada tekanan 5,0 atm sehingga volumenya menjadi 1
m3, maka usaha yang dilakukan oleh gas adalah
a. 50 kJ d. 500 kJ
b. 100 kJ e. 750 kJ
c. 250 kJ

6. Proses yang memiliki usaha sama dengan nol, ditunjukkan oleH gambar

A d

B e

7. Grafik yang menggambar proses isotermal adalah............

28
A d

B e

8. 4 mol gas monoatomik memuai secara isotermal pada suhu 27°C sehingga
volumenya menjadi dua kali volume mula-mula. Besar usaha yang dilakukan
oleh gas tersebut adalah …. (ln 2 = 0,69)
a. 5,4 kJ d. 6,9 kJ
b. 5,9 kJ e. 7,2 kJ
c. 6,4 kJ

9. Grafik yang menggambar proses adiabatik adalah.........

A d

B e

29
10. Berikut ini dijabarkan ciri-ciri proses adiabatik:
1) perubahan volume pada sistem itu
2) perubahan suhu pada sistem itu
3) perubahan tekanan pada sistem itu
4) pertukaran kalor antara sistem itu dengan luar sistem
5) kurva adiabatik lebih curam dari kurva isotermal
Pernyataan yang benar adalah …
a. 1, 2,3 dan 4
b. 1 ,2,3 dan 5
c. 1,2 dan 4
d. 4 saja
e. 2,3,4 dan 5

11. Usaha yang harus diberikan pada 8 mol gas saat proses yang berlangsung
secara adiabatik agar suhu 400 K berubah menjadi 600 K adalah.....
a. 1200 R d. 4800 R
b. 2400 R e. 6000 R
c. 3600 R

12. Perhatikan pernyataan berikut:


1) Energi bersifat kekal
2) Energi kalor tidak bisa berubah menjadi energi mekanik dan dalam
3) Jumlah kalor pada sistem sama dengan perubahan energi ditambah usaha
yang dilakukan sistem
4) Ketika kalor sistem berubah menjadi usaha dan energi dalam, maka energi
juga akan berubah
Pernyataan yang benar adalah
a. 1,2,dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4
e. 1,2,3,d an 4

13. Suatu sistem mengalami proses adiabatik. Pada sistem dilakukan usaha
sebesar 150 J. Jika perubahan energi dalam sistem adalah U dan kalor yang
diserap sistem adalah Q maka ...
a. ΔU = 150 J
b. ΔU = -150 J
c. ΔU = 0
d. Q = 150 J
e. ΔU + Q = -150 J

30
14. 6 mol gas ideal dipanaskan pada tekanan tetap sebesar 2 x 105 N/m sehingga
suhunya berubah dari 350K menjadi 450K. Jika gas melakukan usaha sebesar
3.000 J, maka kalor yang diterima gas adalah........
a. 8.479 J d. 11.479 J
b. 9.479 J e. 12.749 J
c. 10.479 J

15. Suatu sistem mengalami proses Isotermal pada suhu 300 K. Pada sistem
dilakukan usaha sebesar 350 J. Kalor yang diserap sistem adalah ...............
a. Q = 0
b. Q =350 J
c. Q = -350 J
d. Q = 750 J
e. Q = -750 J

16. Nilai CV dan Cp dari 4 mol gas Nitrogen adalah..............(J/K)


a. 33,24 dan 41,55
b. 41,55 dan 49,86
c. 49,86 dan 58,17
d. 42,55 dan 66,48
e. 83,1 dan 141,27

17. Nilai cV dan cp dari 5 mol gas Oksigen adalah............ (J/kg K)


a. 1,73 dan 2,42
b. 1,48 dan 2,1
c. 1,29 dan 1,8
d. 0,86 dan 1,21
e. 0,65 dan 0,9

18. Nilai γ dari soal no 17 adalah..............


a. 1,40 d. 1,75
b. 1,66 e. 1,87
c. 1,67

19. Perhatikan grafik berikut:

31
Grafik di atas menggambarkan proses :
a. Isotermal d. Isobarik
b. Isovolum e. Siklus
c. Adibatik

20. Kelebihan mesin carnot dibanding mesin lain adalah.....


a. Mudah digunakan
b. Memudahkan kerja
c. Memiliki efisiensi tinggi
d. Bekerja pada proses reversibel dan irreversibel
e. Lebih Praktis

21. Jika reservoir suhu tinggi bersuhu 800 K, maka efisiensi maksimum mesin
20%. Agar efisiensi maksimumnya naik menjadi 36%, maka suhu reservior
suhu tingginya harus diubah menjadi ....
a. 900 K d. 1.180 K
b. 960 K e.1.600 K
c. 1.000 K

22. Berikut ini ada lima kondisi dari mesin Carnot:


1. T1= 350 K; T2 = 250 K,
2. T1 = 450 K; T2 = 350 K,
3. T1 = 550 K; T2= 450 K,
4. T1 = 650 K; T2 = 550 K,
5. T1 = 750 K; T2 = 650 K.
Kondisi yang memiliki efisiensi terbesar adalah kondisi ke ....
a. 1 d. 4
b. 2 e.5
c. 3

23. Di bawah ini yang merupakan pernyataan dari Kelvin-Plank adalah


1) Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu
rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya.

32
2) Tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu
siklus yang semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan
mengubah seluruhnya menjadi usaha luar
3) Tidak mugkin membuat mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang
semata-mata memindahkan energi panas dari suatu benda dingin ke benda
panas
4) Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu
rendah dan dapat pula mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya.
5) Mesin kalor yang bekerja pada suatu siklus dapat menyerap kalor dan
mengubah selueunya menjadi usaha

24. Sebuah lemari es memiliki suhu paling rendah di dalamnya –73°C. Jika suhu
ruang di luar lemari es = 127°C, koefisien performansi lemari es tersebut
adalah ....
a. 1 d. 4
b. 2 e. 5
c. 3

25. Sebuah reservoir panas memiliki kalor sebesar 1500 J dengan suhu 500 K
mengalir ke resevoir rendah dengan suhu 250 K. Jumlah entropi dari sistem
terssebut adalah...............
a. 0,5 J/K d. 6 J/K
b. 1 ,5J/K e. 9 J/K
c. 3 J/K

33
D. Nilai Masing-masing Siswa pada Setiap Item Soal

no soal
No Nama Skor Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 Abdul Hakim 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 14 56
2 Annisa Rahmi 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 16 64
3 Atika Maharani NP 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 16 64
4 Dian Pertiwi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 21 84
5 Dona Aulia 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 20 80
6 Fitri Indah sari 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 23 92
7 Fauziah Fitri 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 17 68
8 Fikri Rumanta 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 19 76
9 Habib Ma'ruf 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 18 72
10 Hayatul Aulia Fikri 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 18 72
11 Herlina Ermiza 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 22 88
12 Ilham Pratama 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 21 84
13 Iqbal Firmansyah 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 88
14 Izzi Wahyuni 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 20 80
15 Jimmi Saputra 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 17 68
16 Kaisar Ipriyandi 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 17 68
17 Khairunisa NP 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 18 72
18 Marisa Silvani 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 19 76
19 Mega Dela NS 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 17 68
20 Meggyani Putri 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 16 64
21 Rahmatul Fajra 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19 76

34
22 Revin Rozi 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 22 88
23 Rita Fitria 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 21 84
24 Tissa Kurnia 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 20 80
25 Winda Friandawa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 24 96
26 Yoga Arista 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 21 84

35
E. Menghitung Validitas Suatu Soal
1. Menghitung Validasi secara Keseluruhan
a. Menggunakan Rumus product moment dengan Simpangan

no Nama X Y x y x2 y2 xy
1 Abdul Hakim 56 36 -20.62 -9.38 425.1844 87.9844 193.4156
2 Annisa Rahmi 64 32 -12.62 -13.38 159.2644 179.0244 168.8556
3 Atika Maharani 64 40 -12.62 -5.38 159.2644 28.9444 67.8956
4 Dian Pertiwi 84 52 7.38 6.62 54.4644 43.8244 48.8556
5 Dona Aulia 80 48 3.38 2.62 11.4244 6.8644 8.8556
6 Fitri Indah sari 92 68 15.38 22.62 236.5444 511.6644 347.8956
7 Fauziah Fitri 68 44 -8.62 -1.38 74.3044 1.9044 11.8956
8 Fikri Rumanta 76 28 -0.62 -17.38 0.3844 302.0644 10.7756
9 Habib Ma'ruf 72 40 -4.62 -5.38 21.3444 28.9444 24.8556
10 Hayatul Aulia 72 48 -4.62 2.62 21.3444 6.8644 -12.1044
11 Herlina Ermiza 88 56 11.38 10.62 129.5044 112.7844 120.8556
12 Ilham Pratama 84 64 7.38 18.62 54.4644 346.7044 137.4156
13 Iqbal Firmansyah 88 64 11.38 18.62 129.5044 346.7044 211.8956
14 Izzi Wahyuni 80 60 3.38 14.62 11.4244 213.7444 49.4156
15 Jimmi Saputra 68 28 -8.62 -17.38 74.3044 302.0644 149.8156
16 Kaisar Ipriyandi 68 32 -8.62 -13.38 74.3044 179.0244 115.3356
17 Khairunisa NP 72 36 -4.62 -9.38 21.3444 87.9844 43.3356
18 Marisa Silvani 76 24 -0.62 -21.38 0.3844 457.1044 13.2556
19 Mega Dela NS 68 32 -8.62 -13.38 74.3044 179.0244 115.3356
20 Meggyani Putri 64 28 -12.62 -17.38 159.2644 302.0644 219.3356
21 Rahmatul Fajra 76 28 -0.62 -17.38 0.3844 302.0644 10.7756
22 Revin Rozi 88 48 11.38 2.62 129.5044 6.8644 29.8156
23 Rita Fitria 84 56 7.38 10.62 54.4644 112.7844 78.3756
24 Tissa Kurnia 80 60 3.38 14.62 11.4244 213.7444 49.4156
25 Winda Friandawa 96 68 19.38 22.62 375.5844 511.6644 438.3756
26 Yoga Arista 84 60 7.38 14.62 54.4644 213.7444 107.8956
JUmlah 1992 1180 2518.154 5086.154 2761.846
Rata-rata 76.615 45.38462

𝑥 = 𝑋 − 𝑋̅ dan 𝑦 = 𝑌 − 𝑌̅
∑ 𝑥𝑦
𝑟𝑥𝑦 =
√(∑ 𝑥 2 )(∑ 𝑦 2 )

2761.846 2761.846
𝑟𝑥𝑦 = = = 0,77
√(2518.154)(5086.154) 3578

36
b. Menggunakan Rumus Product Moment dengan Angka Kasar
No Nama X Y X2 Y2 XY
1 Abdul Hakim 56 36 3136 1296 2016
2 Annisa Rahmi 64 32 4096 1024 2048
3 Atika Maharani NP 64 40 4096 1600 2560
4 Dian Pertiwi 84 52 7056 2704 4368
5 Dona Aulia 80 48 6400 2304 3840
6 Fitri Indah sari 92 68 8464 4624 6256
7 Fauziah Fitri 68 44 4624 1936 2992
8 Fikri Rumanta 76 28 5776 784 2128
9 Habib Ma'ruf 72 40 5184 1600 2880
10 Hayatul Aulia Fikri 72 48 5184 2304 3456
11 Herlina Ermiza 88 56 7744 3136 4928
12 Ilham Pratama 84 64 7056 4096 5376
13 Iqbal Firmansyah 88 64 7744 4096 5632
14 Izzi Wahyuni 80 60 6400 3600 4800
15 Jimmi Saputra 68 28 4624 784 1904
Kaisar Ipriyandi
16 Yuda 68 32 4624 1024 2176
17 Khairunisa NP 72 36 5184 1296 2592
18 Marisa Silvani 76 24 5776 576 1824
19 Mega Dela NS 68 32 4624 1024 2176
20 Meggyani Putri 64 28 4096 784 1792
21 Rahmatul Fajra 76 28 5776 784 2128
22 Revin Rozi Pratama 88 48 7744 2304 4224
23 Rita Fitria 84 56 7056 3136 4704
24 Tissa Kurnia Adahrin 80 60 6400 3600 4800
25 Winda Friandawa 96 68 9216 4624 6528
26 Yoga Arista 84 60 7056 3600 5040
Jumlah 1992 1180 155136 58640 93168

𝑁 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)2 }{𝑁 ∑ 𝑌 2 −(∑ 𝑌)2 }
26.93168−1992.1180 71808
𝑟𝑥𝑦 = =91387 =0,78
√{26.155136−19922 }{26.58640−11802 }

Nilai kooefisien korelasi yang dihitung dengan rumus angka kasar dan
simpangan tidak tejauh berbeda yaitu 0,77 an 0,78 yang berada pada rentang
korelasi tinggi

37
2. Menghitung Validasi Butir Soal atau Validitas Item
a. Menggunakan Rumus Product Moment
1) Validitas dari soal no 1
No Nama x y x2 y2 xy
1 Abdul Hakim 0 14 0 196 0
2 Annisa Rahmi 0 16 0 256 0
3 Atika Maharani NP 0 16 0 256 0
4 Dian Pertiwi 1 21 1 441 21
5 Dona Aulia 0 20 0 400 0
6 Fitri Indah sari 1 23 1 529 23
7 Fauziah Fitri 0 17 0 289 0
8 Fikri Rumanta 1 19 1 361 19
9 Habib Ma'ruf 0 18 0 324 0
10 Hayatul Aulia Fikri 0 18 0 324 0
11 Herlina Ermiza 1 22 1 484 22
12 Ilham Pratama 1 21 1 441 21
13 Iqbal Firmansyah 0 22 0 484 0
14 Izzi Wahyuni 1 20 1 400 20
15 Jimmi Saputra 1 17 1 289 17
16 Kaisar Ipriyandi 1 17 1 289 17
17 Khairunisa NP 0 18 0 324 0
18 Marisa Silvani 1 19 1 361 19
19 Mega Dela NS 0 17 0 289 0
20 Meggyani Putri 0 16 0 256 0
21 Rahmatul Fajra 0 19 0 361 0
22 Revin Rozi 1 22 1 484 22
23 Rita Fitria 1 21 1 441 21
24 Tissa Kurnia 1 20 1 400 20
25 Winda Friandawa 1 24 1 576 24
26 Yoga Arista 1 21 1 441 21
Jumlah 14 498 14 9696 287

X = skor item no 1
Y = skor total
𝑁 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)2 }{𝑁 ∑ 𝑌 2 −(∑ 𝑌)2 }
26.287−14.498
𝑟𝑥𝑦 = =0,59
√{26.14−14 2 }{26.9696−4982 }

38
2) Validitas Soal No 6
No Nama x y x2 y2 xy
1 Abdul Hakim 0 14 0 196 0
2 Annisa Rahmi 0 16 0 256 0
3 Atika Maharani NP 0 16 0 256 0
4 Dian Pertiwi 1 21 1 441 21
5 Dona Aulia 0 20 0 400 0
6 Fitri Indah sari 1 23 1 529 23
7 Fauziah Fitri 0 17 0 289 0
8 Fikri Rumanta 1 19 1 361 19
9 Habib Ma'ruf 1 18 1 324 18
10 Hayatul Aulia Fikri 1 18 1 324 18
11 Herlina Ermiza 1 22 1 484 22
12 Ilham Pratama 1 21 1 441 21
13 Iqbal Firmansyah 0 22 0 484 0
14 Izzi Wahyuni 1 20 1 400 20
15 Jimmi Saputra 1 17 1 289 17
16 Kaisar Ipriyandi Yuda 0 17 0 289 0
17 Khairunisa NP 1 18 1 324 18
18 Marisa Silvani 0 19 0 361 0
19 Mega Dela NS 0 17 0 289 0
20 Meggyani Putri 0 16 0 256 0
21 Rahmatul Fajra 0 19 0 361 0
22 Revin Rozi Pratama 1 22 1 484 22
23 Rita Fitria 1 21 1 441 21
24 Tissa Kurnia Adahrin 1 20 1 400 20
25 Winda Friandawa 1 24 1 576 24
26 Yoga Arista 1 21 1 441 21
Jumlah 15 498 15 9696 305

X = skor item no 6
Y = skor total
𝑁 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)2 }{𝑁 ∑ 𝑌 2 −(∑ 𝑌)2 }

26.305−15.498
𝑟𝑥𝑦 = = 0,56
√{26.15−152 }{26.9696−4982 }
Berdasarkan perhitungan menggunakan product moment item soal no 1 dan
no 6 berada pada kalsifikas sedang yaitu 0,59, dan 0,56

39
3) Validitas Soal No11
No Nama x Y x2 y2 xy
1 Abdul Hakim 0 14 0 196 0
2 Annisa Rahmi 1 16 1 256 16
3 Atika Maharani NP 1 16 1 256 16
4 Dian Pertiwi 1 21 1 441 21
5 Dona Aulia 1 20 1 400 20
6 Fitri Indah sari 1 23 1 529 23
7 Fauziah Fitri 1 17 1 289 17
8 Fikri Rumanta 1 19 1 361 19
9 Habib Ma'ruf 1 18 1 324 18
10 Hayatul Aulia Fikri 1 18 1 324 18
11 Herlina Ermiza 1 22 1 484 22
12 Ilham Pratama 1 21 1 441 21
13 Iqbal Firmansyah 1 22 1 484 22
14 Izzi Wahyuni 1 20 1 400 20
15 Jimmi Saputra 1 17 1 289 17
16 Kaisar Ipriyandi Yuda 1 17 1 289 17
17 Khairunisa NP 1 18 1 324 18
18 Marisa Silvani 1 19 1 361 19
19 Mega Dela NS 1 17 1 289 17
20 Meggyani Putri 1 16 1 256 16
21 Rahmatul Fajra 1 19 1 361 19
22 Revin Rozi Pratama 1 22 1 484 22
23 Rita Fitria 1 21 1 441 21
24 Tissa Kurnia Adahrin 1 20 1 400 20
25 Winda Friandawa 1 24 1 576 24
26 Yoga Arista 1 21 1 441 21
Jumlah 25 498 25 9696 484

X = skor item no 11
Y = skor total
𝑁 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)2 }{𝑁 ∑ 𝑌 2 −(∑ 𝑌)2 }

26.484−15.498
𝑟𝑥𝑦 = = 0,41
√{26.25−252 }{26.9696−4982 }

Berdasarkan perhitungan menggunakan product moment item soal no 1, no 6


dan no 11 berada pada kalsifikas sedang yaitu 0,59, 0,56, dan 0,41

40
b. Menggunakan Rumus 𝑦𝑝𝑏𝑖
(implementasi pada sal no 1)
No Nama x y
1 Abdul Hakim 0 14
2 Annisa Rahmi 0 16
3 Atika Maharani NP 0 16
4 Dian Pertiwi 1 21
5 Dona Aulia 0 20
6 Fitri Indah sari 1 23
7 Fauziah Fitri 0 17
8 Fikri Rumanta 1 19
9 Habib Ma'ruf 0 18
10 Hayatul Aulia Fikri 0 18
11 Herlina Ermiza 1 22
12 Ilham Pratama 1 21
13 Iqbal Firmansyah 0 22
14 Izzi Wahyuni 1 20
15 Jimmi Saputra 1 17
16 Kaisar Ipriyandi Yuda 1 17
17 Khairunisa NP 0 18
18 Marisa Silvani 1 19
19 Mega Dela NS 0 17
20 Meggyani Putri 0 16
21 Rahmatul Fajra 0 19
22 Revin Rozi Pratama 1 22
23 Rita Fitria 1 21
24 Tissa Kurnia Adahrin 1 20
25 Winda Friandawa 1 24
26 Yoga Arista 1 21
Jumlah 14 498
Rata-rata 19.15385

21+23+19+22+21+20+17+17+19+22+21+20+24+21
𝑀𝑝 = = 20,35
14

𝑀𝑡 = 19,15
14
𝑝 = 26 = 0,54
12
𝑞 = 26 = 0,46

41
𝑀𝑝 −𝑀1 𝑝
𝑦𝑝𝑏𝑖 = √𝑞
𝑆𝑡

20,35−19,15 0,54
𝑦𝑝𝑏𝑖 = √0,46 = 0,52
2,5

Walaupun menggunakan rumusan yang berbeda kita bisa mendapatkan hasil


yang sama dalam menghitung validitas butir soal no 1 baik menngunakan
product moment 0,59 dan rumus 𝑦𝑝𝑏𝑖 dengan angka 0,52. Keduanya
menyatakan bahwa validitas butir soal no 1 berada pada skala sedang.

42
3. Menghitung Validasi Faktor
Misalkan tes di atas dibagi menjadi beberapa faktor pendukung
Faktor 1 = usaha dan kalor
Faktor 2 = Proses Termodinamika
Faktor 3 = Hukum 1 Termodinamika
Faktor 4 = Mesin Carnot
Faktor 5 = Hukum 2 Termodinamika

skor skor skor skor skor


no Nama 1 2 3 1 4 5 6 7 8 9 10 11 II 12 13 14 15 16 17 18 III 19 20 21 22 IV 23 24 25 V Total
1 Abdul Hakim 0 1 1 2 1 1 0 0 1 0 0 1 4 1 0 1 0 1 0 1 4 0 1 1 0 2 1 0 1 2 14
2 Annisa Rahmi 0 1 1 2 1 1 0 1 1 0 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 7 1 0 0 0 1 0 0 0 0 16
3 Atika Maharani 0 1 1 2 1 1 0 0 1 0 1 1 5 0 1 1 1 1 0 1 5 1 0 0 1 2 1 0 1 2 16
4 Dian Pertiwi 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 0 0 0 1 1 1 4 1 1 0 1 3 1 1 1 3 21
5 Dona Aulia 0 1 1 2 1 1 0 1 1 0 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 7 0 1 1 1 3 1 0 1 2 20
6 Fitri Indah sari 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 0 3 0 1 1 2 23
7 Fauziah Fitri 0 1 1 2 1 0 0 1 1 0 1 1 5 1 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 3 17
8 Fikri Rumanta 1 1 1 3 0 1 1 1 1 1 1 1 7 1 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 1 3 1 0 1 2 19
9 Habib Ma'ruf 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 0 1 0 0 1 1 4 1 1 1 1 4 0 0 1 1 18
10 Hayatul Aulia 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 0 1 0 0 1 1 4 1 0 1 0 2 1 0 1 2 18
11 Herlina Ermiza 1 1 1 3 1 1 1 0 1 0 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 7 1 0 1 1 3 1 1 1 3 22
12 Ilham Pratama 1 1 1 3 1 1 1 1 1 0 1 1 7 1 0 1 0 1 1 1 5 1 1 1 1 4 1 0 1 2 21
13 Iqbal Firmansyah 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 4 1 1 1 3 22
14 Izzi Wahyuni 1 1 0 2 1 1 1 1 1 0 1 1 7 1 0 1 1 1 1 1 6 1 0 1 1 3 1 0 1 2 20
15 Jimmi Saputra 1 1 1 3 0 0 1 0 1 0 1 1 4 1 1 1 0 1 0 1 5 1 1 1 1 4 1 0 0 1 17

43
16 Kaisar Ipriyandi 1 1 1 3 0 0 0 0 1 0 1 1 3 1 0 1 1 1 1 1 6 1 0 1 1 3 1 0 1 2 17
17 Khairunisa NP 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 0 1 1 1 0 1 5 1 0 1 0 2 0 1 0 1 18
18 Marisa Silvani 1 1 1 3 1 0 0 1 1 0 1 1 5 1 0 1 0 1 0 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 3 19
19 Mega Dela NS 0 1 1 2 1 0 0 1 1 0 1 1 5 1 0 1 0 1 1 1 5 1 0 1 1 3 1 1 0 2 17
20 Meggyani Putri 0 1 1 2 1 1 0 1 1 1 1 1 7 1 0 1 0 1 0 1 4 1 0 1 0 2 0 0 1 1 16
21 Rahmatul Fajra 0 1 1 2 1 1 0 1 1 0 1 1 6 1 0 1 0 1 1 1 5 1 0 1 1 3 1 1 1 3 19
22 Revin Rozi 1 1 1 3 0 1 1 1 1 0 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 4 1 0 1 2 22
23 Rita Fitria 1 1 1 3 1 1 1 1 1 0 1 1 7 1 1 1 1 1 1 1 7 1 0 1 0 2 0 1 1 2 21
24 Tissa Kurnia 1 1 1 3 1 1 1 1 1 0 1 1 7 0 1 1 1 1 1 1 6 1 0 1 0 2 1 0 1 2 20
25 Winda Friandawa 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 7 1 0 1 1 3 1 1 1 3 24
26 Yoga Arista 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 0 1 1 6 1 0 1 0 2 1 0 1 2 21

44
Misalkan kita ingin menghitung kevalidan faktor 2, maka:
Skor ii Skor
No Nama (x) total (y) X2 Y2 XY
1 Abdul hakim 4 14 16 196 56
2 Annisa rahmi 6 16 36 256 96
3 Atika maharani np 5 16 25 256 80
4 Dian pertiwi 8 21 64 441 168
5 Dona aulia 6 20 36 400 120
6 Fitri indah sari 8 23 64 529 184
7 Fauziah fitri 5 17 25 289 85
8 Fikri rumanta 7 19 49 361 133
9 Habib ma'ruf 8 18 64 324 144
10 Hayatul aulia fikri 8 18 64 324 144
11 Herlina ermiza 6 22 36 484 132
12 Ilham pratama 7 21 49 441 147
13 Iqbal firmansyah 7 22 49 484 154
14 Izzi wahyuni 7 20 49 400 140
15 Jimmi saputra 4 17 16 289 68
Kaisar ipriyandi
16 yuda 3 17 9 289 51
17 Khairunisa np 8 18 64 324 144
18 Marisa silvani 5 19 25 361 95
19 Mega dela ns 5 17 25 289 85
20 Meggyani putri 7 16 49 256 112
21 Rahmatul fajra 6 19 36 361 114
22 Revin rozi pratama 6 22 36 484 132
23 Rita fitria 7 21 49 441 147
Tissa kurnia
24 adahrin 7 20 49 400 140
25 Winda friandawa 8 24 64 576 192
26 Yoga arista 8 21 64 441 168
166 498 1112 9696 3231

𝑁 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)2 }{𝑁 ∑ 𝑌 2 −(∑ 𝑌)2 }
26.3231−166.498 1388
𝑟𝑥𝑦 = = 2352 = 0,59
√{26.1112−1662 }{26.9696−4982 }

Dari perhitungan soal di atas maka bisa kita ketahui nilai korelatifitas dari
faktor 2, sebesar 0,59 berada pada skala sedang.

45
F. Menghitung Reliabilitas Suatu instrument Tes
1. Metode Belah Ganjil Genap
a. Product Moment
Ganjil Genap
No Nama (X) (Y) (X)2 (Y)2 XY
1 Abdul Hakim 6 8 36 64 48
2 Annisa Rahmi 8 8 64 64 64
3 Atika Maharani 8 9 64 81 72
4 Dian Pertiwi 10 12 100 144 120
5 Dona Aulia 10 11 100 121 110
6 Fitri Indah sari 12 11 144 121 132
7 Fauziah Fitri 7 11 49 121 77
8 Fikri Rumanta 10 10 100 100 100
9 Habib Ma'ruf 8 11 64 121 88
10 Hayatul Aulia Fikri 10 8 100 64 80
11 Herlina Ermiza 11 12 121 144 132
12 Ilham Pratama 10 12 100 144 120
13 Iqbal Firmansyah 11 12 121 144 132
14 Izzi Wahyuni 10 11 100 121 110
15 Jimmi Saputra 7 11 49 121 77
16 Kaisar Ipriyandi Yuda 9 9 81 81 81
17 Khairunisa NP 8 10 64 100 80
18 Marisa Silvani 8 12 64 144 96
19 Mega Dela NS 7 11 49 121 77
20 Meggyani Putri 8 8 64 64 64
21 Rahmatul Fajra 9 11 81 121 99
22 Revin Rozi Pratama 12 11 144 121 132
23 Rita Fitria 11 10 121 100 110
24 Tissa Kurnia Adahrin 12 8 144 64 96
25 Winda Friandawa 13 12 169 144 156
26 Yoga Arista 13 8 169 64 104
248 267 2462 2799 2557

𝑁 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)2 }{𝑁 ∑ 𝑌 2 −(∑ 𝑌)2 }
26.2557−248.267 266
𝑟𝑔𝑔 = = = 0,13
√{26.2462−2482 }{26.2799−2672 } 1929

Setelah itu masukkan ke dalam rumus Spearman-Brown.

46
2𝑟11
22 2.0,13
𝑟11 = = 1+0,13 =0,23
(1+𝑟11 )
22

b. Rumus Flanagan
Ganjil Genap Total
2 2
No Nama (X1) (X2) (X) (X2 X1 Xt2
1 Abdul Hakim 6 8 36 64 14 196
2 Annisa Rahmi 8 8 64 64 16 256
3 Atika Maharani NP 8 9 64 81 17 289
4 Dian Pertiwi 10 12 100 144 22 484
5 Dona Aulia 10 11 100 121 21 441
6 Fitri Indah sari 12 11 144 121 23 529
7 Fauziah Fitri 7 11 49 121 18 324
8 Fikri Rumanta 10 10 100 100 20 400
9 Habib Ma'ruf 8 11 64 121 19 361
10 Hayatul Aulia Fikri 10 8 100 64 18 324
11 Herlina Ermiza 11 12 121 144 23 529
12 Ilham Pratama 10 12 100 144 22 484
13 Iqbal Firmansyah 11 12 121 144 23 529
14 Izzi Wahyuni 10 11 100 121 21 441
15 Jimmi Saputra 7 11 49 121 18 324
16 Kaisar Ipriyandi 9 9 81 81 18 324
17 Khairunisa NP 8 10 64 100 18 324
18 Marisa Silvani 8 12 64 144 20 400
19 Mega Dela NS 7 11 49 121 18 324
20 Meggyani Putri 8 8 64 64 16 256
21 Rahmatul Fajra 9 11 81 121 20 400
22 Revin Rozi Pratama 12 11 144 121 23 529
23 Rita Fitria 11 10 121 100 21 441
Tissa Kurnia
24 Adahrin 12 8 144 64 20 400
25 Winda Friandawa 13 12 169 144 25 625
26 Yoga Arista 13 8 169 64 21 441
246 279
248 267 2 9 515 10375
(∑ 𝑋1 )2 2482
∑ 𝑋12 − 2462−
𝑆12 = 𝑁
= 26
= 3,7
𝑁 26
(∑ 2)2 2672
∑ 𝑋22 − 2779−
𝑆22 = 𝑁
= 26
= 2,2
𝑁 26
(∑ 𝑡)2 5152
∑ 𝑋𝑡2 − 10375−
𝑆𝑡2 = 𝑁
𝑁
= 26
26
= 6,69

47
3,7−2,2
𝑟11 = 2 (1 − ) = 0,23
6,69

2. Metode Belah Awal-Akhir


a. Menggunakan Rumus Produst Moment
Awal
No Nama (X) Akhir (Y) (X2) (Y2) XY
1 Abdul Hakim 7 7 49 49 49
2 Annisa Rahmi 10 6 100 36 60
3 Atika Maharani NP 8 8 64 64 64
4 Dian Pertiwi 12 9 144 81 108
5 Dona Aulia 10 10 100 100 100
6 Fitri Indah sari 13 10 169 100 130
7 Fauziah Fitri 8 9 64 81 72
8 Fikri Rumanta 11 8 121 64 88
9 Habib Ma'ruf 10 8 100 64 80
10 Hayatul Aulia Fikri 11 7 121 49 77
11 Herlina Ermiza 11 11 121 121 121
12 Ilham Pratama 11 10 121 100 110
13 Iqbal Firmansyah 10 12 100 144 120
14 Izzi Wahyuni 10 10 100 100 100
15 Jimmi Saputra 9 8 81 64 72
16 Kaisar Ipriyandi 7 10 49 100 70
17 Khairunisa NP 11 7 121 49 77
18 Marisa Silvani 9 10 81 100 90
19 Mega Dela NS 8 9 64 81 72
20 Meggyani Putri 10 6 100 36 60
21 Rahmatul Fajra 9 10 81 100 90
22 Revin Rozi 11 11 121 121 121
23 Rita Fitria 12 9 144 81 108
24 Tissa Kurnia 11 9 121 81 99
25 Winda Friandawa 13 11 169 121 143
26 Yoga Arista 13 8 169 64 104
Jumlah 265 233 2775 2151 2385
𝑁 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)2 }{𝑁 ∑ 𝑌 2 −(∑ 𝑌)2 }
26.2385−265.233
𝑟𝑥𝑦 = = 0,13
√{26.2775−2482 }{26.2151−2332 }

48
2𝑟11
22 2.0,13
𝑟11 = = 1+0,13 =0,23
(1+𝑟11 )
22

b. Rumus Rulon
𝑆2
𝑟11 = 1 − 𝑆𝑑2
𝑡

No Nama (X) (Y) (X2) (Y2) XY d d2


1 Abdul Hakim 7 7 49 49 49 0 0
2 Annisa Rahmi 10 6 100 36 60 4 16
3 Atika Maharani NP 8 8 64 64 64 0 0
4 Dian Pertiwi 12 9 144 81 108 3 9
5 Dona Aulia 10 10 100 100 100 0 0
6 Fitri Indah sari 13 10 169 100 130 3 9
7 Fauziah Fitri 8 9 64 81 72 -1 1
8 Fikri Rumanta 11 8 121 64 88 3 9
9 Habib Ma'ruf 10 8 100 64 80 2 4
10 Hayatul Aulia Fikri 11 7 121 49 77 4 16
11 Herlina Ermiza 11 11 121 121 121 0 0
12 Ilham Pratama 11 10 121 100 110 1 1
13 Iqbal Firmansyah 10 12 100 144 120 -2 4
14 Izzi Wahyuni 10 10 100 100 100 0 0
15 Jimmi Saputra 9 8 81 64 72 1 1
16 Kaisar Ipriyandi Yuda 7 10 49 100 70 -3 9
17 Khairunisa NP 11 7 121 49 77 4 16
18 Marisa Silvani 9 10 81 100 90 -1 1
19 Mega Dela NS 8 9 64 81 72 -1 1
20 Meggyani Putri 10 6 100 36 60 4 16
21 Rahmatul Fajra 9 10 81 100 90 -1 1
22 Revin Rozi Pratama 11 11 121 121 121 0 0
23 Rita Fitria 12 9 144 81 108 3 9
24 Tissa Kurnia Adahrin 11 9 121 81 99 2 4
25 Winda Friandawa 13 11 169 121 143 2 4
26 Yoga Arista 13 8 169 64 104 5 25
265 233 2775 2151 2385 32 156
(∑ 𝑑)2 322
∑ 𝑑2 − 156−
𝑆𝑑2 = 𝑁
= 26
= 4,46
𝑁 26

𝑆2 4,46
𝑟11 = 1 − 𝑆𝑑2 = 1 − 6,69 = 0,33
𝑡

49
3. Menggunakan Rumus KR-20

No Soal
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1
2 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0
3 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
5 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
7 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1
9 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1
10 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1
11 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
13 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
15 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0
16 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
17 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0
18 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
19 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
20 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1
21 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

50
22 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
23 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1
24 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1
np 14 26 23 22 21 15 21 26 10 25 26 24 12 25 14 23 18 26 24 10 23 17 20 11 22
p 0.54 1 0.88 0.85 0.81 0.58 0.81 1 0.38 0.962 1 0.923 0.46 0.96 0.538 0.88 0.69 1 0.92 0.38 0.88 0.65 0.77 0.42 0.85
q 0.46 0 0.12 0.15 0.19 0.42 0.19 0 0.62 0.038 0 0.077 0.54 0.04 0.462 0.12 0.31 0 0.08 0.62 0.12 0.35 0.23 0.58 0.15
Jumlah
pq=
3.41716

pq 0.25 0 0.1 0.13 0.16 0.24 0.16 0 0.24 0.037 0 0.071 0.25 0.04 0.249 0.1 0.21 0 0.07 0.24 0.1 0.23 0.18 0.24 0.13

𝑛 𝑆 2 −∑ 𝑝𝑞 25 6,69−3,417
𝑟11 = (𝑛−1) ( ) = (25−1) ( ) = 0,5
𝑆2 6,69

4. Penggunaan Rumus K-R 21

𝑛 𝑀(𝑛−𝑀)
𝑟11 = (𝑛−1) (1 − ) , dengan nilai M=19,8
𝑛𝑆𝑡2

25 19,8(25−19,8)
𝑟11 = (25−1) (1 − ) = 0,4
6,69.25

51
Dalam menghitung reliabilitas rumus yang paling seringpada rentang digunakan adalah KR-20 dan KR 21 dari perhitungan diatas
didapatkan bahwa nilai reliabiltas yang didapatkan sebesar 0,5 menggunakan KR 20 dan 0,4 menggunakan KR 21, ini menendakan
bahwa nilai reliabilitas tes yang disajikan di atas berkisar pada koefisien sedang.

5. Penggunaan Rumus Hoyt


𝑉
𝑟11 = 1 − 𝑉𝑠
𝑟

Kuadrat
Skor Skor
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Total Total
1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 14 196
2 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 16 256
3 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 16 256
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 21 441
5 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 20 400
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 23 529
7 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 17 289
8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 19 361
9 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 18 324
10 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 18 324
11 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 22 484
12 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 21 441
13 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 484
14 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 20 400

52
15 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 17 289
16 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 17 289
17 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 18 324
18 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 19 361
19 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 17 289
20 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 16 256
21 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19 361
22 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 22 484
23 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 21 441
24 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 20 400
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 24 576
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 21 441
JB 14 26 23 22 21 15 21 26 10 25 26 24 12 25 14 23 18 26 24 10 23 17 20 11 22 498 9696
JKB 196 676 529 484 441 225 441 676 100 625 676 576 144 625 196 529 324 676 576 100 529 289 400 121 484 10638
JS 12 0 3 4 5 11 5 0 16 1 0 2 14 1 12 3 8 0 2 16 3 9 6 15 4 152

g. Jumlah kuadrat responden dengan rumus sebagai berikut:


∑ 𝑋𝑡2 (∑ 𝑋𝑡 )2 9696 4982
𝐽𝑘(𝑟) = − = − 25.26 = 6,3
𝑁 𝑘𝑥𝑁 25

h. Jumlah kuadrat item dengan rumus


∑ 𝐵2 (∑ 𝑋𝑡 )2 10638 4982
𝐽𝑘(𝑖) = − = − 25.26 = 27,61
𝑁 𝑘𝑥𝑁 26

i. Jumlah kaudrat total dengan rumus

53
(∑ 𝐵)(∑ 𝑆) 498.152
𝐽𝑘(𝑡) = (∑ 𝐵)+(∑ 𝑆) = 498+152 = 116,45

j. Jumlah kuadrat sisa dengan rumus:


𝐽𝑘(𝑠) = 𝐽𝑘(𝑡) − 𝐽𝑘(𝑟) − 𝐽𝑘(𝑖) = 116,45 − 27,61 − 6,3 = 82,51

Jika ditampilkan dlaam tabel

Sumber Variansi Jumlah Kuadrat db Varian


Responden 6,3 26-1=25 0,252
Item 27,61 25-1=24 1,15
Sisa 82,51 600 0,1375
Total 116,45 650-649
𝑉 0,1375
𝑟11 = 1 − 𝑉𝑠 = 1 − = 0,45
𝑟 0,252

Dengan menggunakan rumus Hoyt ini kita mendapatkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan rumus KR 20 dan KR 21,
yaitu sebesar 0,45 dan reliabilitas soal ini berada pada skala sedang

54
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang
hendak diukur. Apakah tes tersebut valid (sahih), kita harus
membandingkan skor peserta didik yang didapat tes dengan skor yang
dianggap sebagai nilai baku.
2. Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat
dikatakan memiliki taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap
B. Saran
Sebelum guru melakukan sebuah tes hendaknya guru mengukur tingkat
kevalidan dan reliabilitas dari soal tersebut. Agar hasil tes yang dihasilkan
memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi

55
DAFTAR PUSTAKA

Una. Hamzah. 2012. Assesment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara


Sudijono, Anas. 2011. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda
Karya
Arikunto, Suharsimi.2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 tahun 2003 tentang Sistem
pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah No. 19 Tentang Standar Nasional Pendidikan


Permendikbud No. 66A tahun 2013
Surapranata, Sumarna. 2005. Analisis Validitas, Reliabilitas, dan
Interpretasi Hasil Tes, Bandung, Remaja Rosdakarya.

56

Anda mungkin juga menyukai