Anda di halaman 1dari 4

Pengertian narkoba

Narkotika dan Obat-obatan terlarang (NARKOBA) atau Narkotik, Psikotropika, dan Zat Aditif (NAPZA)
adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi seseorang (pikiran,
perasaan dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi.

UNDANG-UNDANG YANG MENGATUR TENTANG NARKOBA

Ketentuan Pidana
Ketentuan Pidana UU No 22 Thn 1997 tentang Narkotika terdapat didalam Pasal 78 sampai dengan
Pasal 104 yang mengatur tentang pelarangan, peredaran dan penggunaannya yang diperbolehkan
maupun tidak diperbolehkan. Seperti yang terdapat didalam pasal 82 yang berbunyi:

(1) Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum :


a. mengimpor , mengekspor , menawarkan untuk dijual , menyalurkan , menjual , membeli,
menyerahkan, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, alat menukar narkotika Golongan I ,
dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup , atau pidana penjara paling lama 20
tahun dan denda paling banyak Rp. 1.000.000.000. ( satu milyar rupiah );
b. mengimpor , mengekspor , menawarkan untuk dijual , menyalurkan , menjual , membeli,
menyerahkan , menerima , menjadi perantara dalam jual beli; atau menukar narkotika Golongan 11,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp. 500.000.000. (
lima ratusjuta rupiah );
c. mengimpor , mengekspor , menawarkan untuk dijual, menyalurkan , menjual , membeli,
menyerahkan , menerima , menjadi perantara dalam jual beli, atau menukar narkotika Golongan III,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp.3.00.000.000.
(tiga ratusjuta rupiah )

(2) Apabila tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (I) didahului dengan permufakatan
jahat, maka terhadap tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam :
a. ayat (1) huruf a , dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau
pidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan denda paling sedikit Rp.
200.000.000 (dua ratus juta rupiah ) dan paling banyak Rp. 2.000.000.000. ( dua milyar rupiah );
b. ayat (1) huruf b, dipidana dengan pidana penjara paling lama 18 tahun dan denda paling
banyak Rp. 1.000.000.000. ( satu milyar rupiah );
c. ayat (1) huruf c, dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 tahun dan denda paling
banyak Rp. 750.000.000. (tujuh ratus lima puluh juta rupiah );

(3) Apabila tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam :


a. ayat (1) huruf a dilakukan secara terorganisasi, dipidana dengan pidana mati atau pidana
penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 20 tahun dan
denda paling sedikit Rp. 500.000.000. ( lima ratus juta rupiah ) dan paling banyak Rp.3.000.000.000.(
tiga milyar rupiah ).
b. Ayat (1) huruf b dilakukan secara terorganisasi, dipidana dengan pidana penjara paling lama
20 tahun dan paling banyak Rp. 4.000.000.000. ( empat milyar rupiah );
c. Ayat (1) huruf c dilakukan secara terorgnisasi, dipidana dengan pidana penjara paling lama
15 tahun dan paling banyak Rp. 2.000.000.000. ( dua milyar rupiah ).
(4) Apabila tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam :

a. ayat (1) huruf a dilakukan oleh korporasi, dipidana denda paling banyak Rp. 7.000.000.000.
(tujuh milyar rupiah );

b. ayat (1) huruf b dilakukan oleh korporasi , dipidana denda paling banyak Rp.4.000.000.000. (
empat milyar rupiah );

c. ayat (1) huruf c dilakukan korporasi , dipidana denda paling banyak Rp.3.000.000.000. (tiga
milyar rupiah ).

Ketentuan pidana yang diatur dalam Undang-Undang nomor 5 tahun 1997 tentang psikotropika
terdapat didalam bab XIV, Undang-Undang nomor 5 tahun 1997 didalam pasal 59 sampai pasal 72
yang didalamnya diatur secara jelas dan lengkap mengenai sanksi-sanksi pelaku tindak pidana
psikotropika, yang didalam salah satu pasal 59 berbunyi:

(1) Barangsiapa:

a. menggunakan psikotropika golongan 1 selain dimaksud dalam pasal 4 ayat (2); atau

b. memproduksi dan/atau menggunakan dalam proses produksi psikotropika golongan I


sebagaimana dimaksud dalam pasal 6; atau

c. mengedarkan psikotropika golongan I tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud


dalam pasal 12 ayat (3); atau

d. mengimpor psikotropika golongan I selain untuk kepentingan ilmu pengetahuan; atau

e. secara tanpa hak milik, menyimpan dan/atau membawa psikotropika golongan.

dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun, paling lama 15 (lima belas) tahun
dan pidana denda paling sedikit Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah), dan paling
banyak Rp 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluhjutarupiah).

(2) Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara terorganisasi
dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama 20 (dua
puluh) tahun dan pidana denda sebesar Rp. 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta).

(3) jika tindak pidana dalam pasal ini dilakukan oleh korporasi, maka di samping pidananya
pelaku tindak pidana, kepada korporasi dikenakan pidana denda sebesar Rp 5.000.000.000,00 (lima
milyar rupiah).[1]

Sedangkan yang mengatur tentang narkotika diatur didalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 1997.
Yang ketentuan pidananya diatur didalam pasal 78 sampai dengan pasal 100 bab, XII Undang-
Undang nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika.[2]Namun di dalam penulisan tentang Undang-
Undang serta ketentuan Pidananya lebih dijelaskan lagi di dalam lampiran skripsi ini disebabkan
ketentuan pidana yang diatur didalam tiap Undang-Undang mengatur bermacam-macam sanksi.
Sanksi yang dijelaskan di dalam skripsi ini sebatas beberapa pasal yang menyangkut
peredaran,maupun pemakaian narkoba belum keseluruhan, mengingat pasal-pasalnya tidak saja
mengatur tentang ketentuan pidana saja terbukti banyaknya pasal yang diatur didalam bab-bab
Undang-Undang Psikotropika dan Narkotika.

[1] Undang-Undang No 5 tahun 1997 Tentang Psikotropika,bab XIV, pasal 59 hal 24


[2] Undang-Undang No 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika,bab XII ,pasal 78-100

Golongan narkoba

1. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran dan menghilangkan rasa
atau mengurangi rasa
nyeri.. Narkotika dibagi dalam beberapa golongan

a. Narkotika Golongan I : berpotensi sangat tinggi menyebabkan ketergantungan. tidak


digunakan untuk terapi
Contoh : heroin , kokain , ganja ,
b. Narkotika Golongan II : berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan, digunakan pada
terapi sebagai pilihan
terakhir.
Contoh : morfin dan pertidin
c. Narkotika golongan III : berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan dan banyak
digunakan dalam terapi
Contoh : Codein

2. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat dan menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan
perilaku, yang dibagi me -
nurut potensi menyebabkan ketergantungan sebagai berikut :

a. Psikotropika Golongan I : amat kuat menyebabkan ketergantungan dan tidak digunakan


dalam terapi
Contoh : MDMA ( ekstasi ). LSD dan STP
b. Psikotropika Golongan II : kuat menyebabkan ketergantungan, digunakan amat terbatas
pada terapi
Contoh : amfetamin, metamfetamin. fensiklidin dan ritalin
c. Psikotropika Golongan III : potensi sedang menyebabkan ketergantungan, agak banyak
digunakan dalam terapi
Contoh : pentobarbital dan flunitrazepam
d. Psikotropika Golongan IV : potensi ringan menyebabkan ketergantungan dan sangat luas
digunakan dalam
terapi.
Contoh : diazepam, klobazam, fenobarbital, barbital, klorazepam, klordiazepoxide dan
nitrazepam ( Nipam,
pil BK/koplo, DUM, MG, Lexo, Rohyp )
3, Bahan adiktif lainnya , yaitu zat / bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang
berpengaruh pada kerja otak
Tidak tercantum dalam peraturan perundang-undangan tentang narkotika dan psikotropika.
Yang sering di
salah gunakan adalah :

a, Alkohol, yang terdapat pada berbagai minuman keras


b. Inhalasi/ solven, yaitu gas atau zat yang mudah menguap yang terdapat pada berbagai
keperluan pabrik,
kantor dan rumah tangga.
c, Nikotin yang terdapat pada tembakau.

Anda mungkin juga menyukai