DINAS KESEHATAN
Jalan Basuki Rachmat Praya Telp. (0370) 654003,655505
PRAYA 83511
I. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang – Undang Nomor 36/2009 tentang Kesehatan ;
b. Undang –Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit ;
c. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional ;
d. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan Yang
Berkeadilan ;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Urusan Wajib Bidang
Kesehatan yang di selenggarakan oleh Pemerintah daerah Provinsi dan Kabupaten
/ Kota ;
f. Kepmenkes Nomor 267/Menkes/SK/II/2010 tentang Penetapan Roadmap
Reformasi Kesehatan Masyarakat ;
g. Permenkes Nomor 1 Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan
Perorangan ;
h. Permenkes Nomor 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Izin Operasional
Rumah Sakit ;
i. Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan ;
j. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Nomor : 445 / 20 /Yankesdas
& Rujukan/ I/ 2011 Tentang Petunjuk Teknis Sistem Rujukan Pelayanan
Kesehatan di Nusa Tenggara Barat ;
2. Gambaran Umum
Sampai saat ini status kesehatan ibu dan anak di Indonesia masih jauh dari
harapan, yang ditandai dengan masih tingginya AKI yaitu 359 per 100.000 KH
(SDKI, 2012), sedangkan AKB sebesar 34 per 1000 KH (SDKI, 2012) masih sama
dengan hasil SDKI 2007. Untuk NTB AKB 57 per 1000 KH (SDKI 2012) mengalami
penurunan dari tahun 2007 yaitu 72 per 1000 KH (SDKI 2007).
Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa penurunan angka kematian ibu di
Indonesia masih jauh dari yang diharapkan dari target MDGs yaitu 102 per 100.000
KH di tahun 2015. Targer penurunan AKI secara global pada tahun 2030 adalah 70
per 100.000 KH. Untuk menurunkan AKI, salah satu faktor utama adalah mengatasi
komplikasi persalinan.
Demikian pula dengan Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia
menunjukkan kondisi stagnan, hasil SDKI 2012 yaitu 19 per 1000 KH masih sama
dengan SDKI 2007. Perhatian terhadap upaya penurunan AKN menjadi penting
karena kematian neonatal memberikan kontribusi terhadap kematian bayi.
Salah satu kendala lambatnya penurunan AKI dan AKN adalah hambatan
terhadap penyedian dan akses pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal. Saat
ini baru sebagian kecil kasus komplikasi obstetri dan neonatal yang mendapat
pelayanan. Masih rendahnya cakupan penanganan kegawatdaruratan tersebut antara
lain disebabkan oleh belum mempunyai poskesdes sebagai fasilitas pelayanan dasar
yang terdekat menangani kasus komplikasi obstetri dan neonatal sesuai standar.
Bukti-bukti menunjukkan bahwa 80% kematian ibu disebabkan oleh lima
penyebab lansung yaitu perdarahan pasca persalinan, infeksi, keguguran, eklamsia
dan persalinan lama. Tingginya kejadian anemia pada bumil menyebabkan tingginya
kematian ibu secara tidak lansung. Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa
penyebab utama kematian ibu tersebut diatas sebenarnya dapat dicegah melalui
penanganan dini dan akses terhadap pelayanan yang berkualitas.
Kementrian kesehatan telah mengembangkan sistim pelayanan kesehatan ibu
yang paripurna, sejak dari level masyarakat sampai ke pelayanan di Rumah Sakit.
Pelayanan di tingkat masyarakat/desa dikenal dengan kegiatan P4K dan stiker, serta
pelayanan kesehatan ibu di polindes/poskesdes ; di tingkat kecamatan berupa
pelayanan puskesmas PONED ; di tingkat kabupaten dan atau provinsi dalam bentuk
pelayanan PONEK di RS. Saat ini, Kementrian Kesehatan RI sudah menghimbau
bahwa setiap Rumah Sakit agar menjalankan Sistem Rujukan Terintegrasi yang
digabungkan dengan SIM RS yang ada sehingga akan memudahkan dan mempercepat
rujukan yang ada. Semua itu dimaksudkann agar kasus rujukan dapat tertangani
dengan maksimal, dimana hal ini dapat terlaksana apabila didukung oleh system
rujukan yang sudah ada berjalan dengan baik di semua tingkat pelayanan.
Provinsi Nusa Tenggara pada tahun 2018 memiliki sejumlah fasilitas pelayanan
kesehatan baik fasilitas pelayanan kesehatan pertama (Puskesmas, klinik pratama, dr.
Umum/ drg. Praktek mandiri) begitupun fasilitas pelayanan kesehatan rujukan. Pada
tahun 2018, puskesmas di NTB berjumlah 168 sedangkan rumah sakit sejumlah 36
dengan perincian 18 rumah sakit milik Pmda/TNI/POLRI dan 18 Rumah Sakit milik
swasta/yayasan. Dimana dalam pelaksanaan sistem rujukan, sudah ada Peraturan
Gubenur No. 2 Tahun 2015 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan di Provinsi
NTB menyebutkan bahwa RS Rujukan Provinsi adalah RSUD Provinsi NTB dan RS
Rujukan Regional yakni RS HL Manambai Abdulkadir.
Kabupaten Lombok Tengah sampai dengan tahun 2018 memiliki sejumlah
Fasilitas Pelayanan Kesehatan yaitu : 28 Puskesmas, 95 Puskesmas Pembantu,120
Polindes/Poskesdes,16 Klinik Pratama, 3 Klinik Utama, 1 RS Daerah dan 3 RS milik
Swasta /yayasan. Sehingga diharapkan melalui kegiatan ini dapat dilakukan Orientasi
peran dan fungsi dari setiap fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Kabupaten
Lombok Tengah secara berjenjang.
3. TUJUAN
a) Tujuan Umum
Mengembangkan pola dan pengelolaan sistem rujukan di semua jenjang
pelayanan kesehatan.
b) Tujuan Khusus
- Melakukan evaluasi pola dan pengelolaan sistem rujukan di tingkat FKTP dan
RS sehingga dapat menurunkan resiko kematian bayi maupun ibu bersalin
- Mengintegrasikan pengelolaan sistem rujukan dengan informasi manajemen
Rumah Sakit yang ada.
- Menerapkan alur dan prosedur rujukan sesuai SPO yang ada
- Melakukan evaluasi dan pengendalian terhadap rasio rujukan
- Mengirim laporan rutin setiap bulan jumlah rujukan kasus.
II. PESERTA
Peserta pertemuan ini terdiri dari unsur Kepala Puskesmas, dokter Puskesmas selaku
Penanggungjawab UKP, Koordinator Bidan Puskesmas dan dari RS Daerah maupun
Swasta.
III. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN :
A.WAKTU :
Pertemuan ini dilaksanakan pada tanggal 9 s.d 10 Juli 2019
B.TEMPAT :
Aula Gedung PKK Darma Wanita – Praya
NO NARASUMBER KETERANGAN
MATERI
V. PEMBIAYAAN:
Sumber dana pelaksanaan kegiatan pertemuan ini adalah bersumber dari dana alokasi
umum (DAU) kegiatan Peningkatan Sistem Pelayanan Kesehatan Rujukan pada APBD
Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2019.
VI. PENUTUP
Demikian kerangka acuan pertemuan Orientasi Pelayanan Kesehatan Rujukan bagi
FKTP ini dibuat agar bisa dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan sebagaimana
mestinya. Hal-hal yang lebih rinci akan disampaikan pada saat pertemuan nanti.
I. PENDAHULUAN
Semakin meningkatnya tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat, maka sistem
nilai dan orientasi dalam masyarakatpun mulai berubah. Masyarakat mulai menuntut
pelayanan yang lebih baik, lebih ramah dan lebih bermutu. Dengan semakin
meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan, maka fungsi
Puskesmas (Unit Gawat Darurat maupun rawat nginap ) sebagai pemberi pelayanan
kesehatan secara bertahap terus ditingkatkan agar menjadi efektif dan efisien serta
memberi kepuasan terhadap pasien keluarga dan masyarakat. Berdasarkan hal itu, maka
peningkatan mutu pelayanan UGD maupun rawat nginap perlu dilakukan.
Puskesmas dengan Unit Gawat Darurat merupakan institusi pemerintah daerah yang
memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat terutama dalam bidang pelayanan
kesehatan khususnya Pelayanan pasien yang sakit dan butuh pelayanan dengan cara
menginap agar pemantaun dan perawatan lebih efektif dan efisien. Dalam upaya
memberikan pelayanannya, Puskesmas dituntut memberikan pelayanan sebaik-baiknya
sebagai public service. Hal tersebut didasarkan pada tuntutan masyarakat terhadap
pelayanan yang lebih baik, lebih ramah dan lebih bermutu seiring dengan meningkatnya
tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat.
Meningkatnya tuntutan dapat dilihat dengan munculnya kritik-kritik baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap pelayanan yang diberikan. Berkenaan dengan hal
tersebut maka Puskesmas perlu menjawab tuntutan tersebut melalui peningkatan mutu
pelayanan kegawat daruratan maupun rawat nginap di Puskesmas secara bertahap dan
terus menerus.
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum :
Meningkatanya mutu pelayanan dan kepuasan pasien terhadap pelayanan
kegawat daruratan, rawat nginap maupun rawat jalan di Puskesmas.
B. Tujuan Khusus:
Tercapainya peningkatan mutu pelayanan dan kepuasan pasien melalui :
1. Pengelolaan yang optimal.
2.Tercapainya indikator ideal pelayanan kegawatdaruratan, di ruang perawatan
maupun Poli rawat jalan seperti jumlah kasus dan jumlah hari perawatan
3. Adanya visualisasi data indikator kegawatdaruratan, ruang perawatan dan poli
rawat jalan
4. Tersedianya protap keperawatan dari berbagai jenis penyakit
5. Terkirimnya laporan bulanan hasil kegiatan pelayanan kegawatdaruratan,
rawat jalan maupun pelayanan rawat nginap setiap bulan melalui E-
Puskesmas.
IV. PESERTA
Peserta pertemuan ini adalah Penanggungjawab UKP, Petugas SIKDA
Puskesmas,dan Petugas Portir Piukesmas,masing - masing 1 (satu) orang
B.TEMPAT :
Aula Koperasi Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah.
B. NARASUMBER :
1. Johan Effendy,S.Si.,MPH : Organisasi PPNI
2. Rohadi, SKM,S.Kep.Ns : Organisasi PPNI
3. M.Ali,S.Kep.Ns : Organisasi PPNI
4. BPJS Cabang Praya
VIII. PEMBIAYAAN:
Sumber dana pelaksanaan kegiatan pertemuan ini adalah bersumber dari dana alokasi
umum (DAU) kegiatan Peningkatan Sistem Pelayanan Kesehatan Rujukan pada
APBD Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2019.
IX. PENUTUP
Demikian kerangka acuan pertemuan orienatsi bagi petugas UGD, rawat nginap, rawat
jalan Puskesmas ini dibuat agar bisa dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan
sebagaimana mestinya. Hal-hal yang lebih rinci akan disampaikan pada saat pertemuan
nanti.