PENDAHULUAN
1.2 Abstrak
Latar Belakang: Epistaksis merupakan gejala umum pada anak-anak. Hal ini dapat
disebabkan oleh penyakit hidung atau penyakit sistemik. Dengan perkembangan
ekonomi, polutan udara semakin menjadi perhatian utama. Sebab polutan udara
sebagai pintu gerbang pertahanan pertama untuk pernapasan. Hidung merupakan
organ pertama yang bisa rusak oleh polutan udara.
bertambahnya usia, epistaksis memuncak pada usia 4-5 tahun dan kemudian secara
1
bertahap menurun pada usia dewasa. Dalam kelompok usia yang berbeda epistaksis
pada laki-laki lebih banyak dari perempuan pada tahun 2014-2017 di Beijing. Materi
partikel berdiameter < 2,5 mm (PM2.5), materi partikel < 10 mm (PM10), Sulfur
dibandingkan pada ke-3 musim lainnya. Ozon (O3) secara signifikan lebih tinggi
musim panas. Insiden epistaksis berhubungan negatif dengan PM2.5, PM10, SO2,
bertambahnya usia dan memiliki variasi musiman yang jelas. Ada beberapa
2
BAB II
DESKRIPSI JURNAL
Publikasi : Ear, Nose & Throat Journal 1–5 ª The Author(s) 2019
http://journals.sagepub.com/home/ear
Epistaksis merupakan gejala umum pada anak-anak. Hal ini dapat disebabkan
oleh penyakit hidung atau penyakit sistemik. Dengan perkembangan ekonomi,
polutan udara semakin menjadi perhatian utama. Sebab polutan udara sebagai pintu
gerbang pertahanan pertama untuk pernapasan. Hidung merupakan organ pertama
yang bisa rusak oleh polutan udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik dan hubungan antara epistaksis dan polutan udara diluar ruangan pada
anak-anak di Beijing pada tahun 2014-2017.
3
2.2.2 Metode Penelitian
Data polusi udara pada periode yang sama diperoleh dari online platform
analisis pemantauan kualitas udara Tiongkok (https://www.
aqistudy.cn/historydata/index.php) berisi indeks kualitas udara, polutan udara
utama dan konsentrasi polutan. Konsentrasi polutan udara diantaranya materi
partikulat kurang dari 2,5 mm (PM2.5), partikel lebih kecil dari diameter 10 mm
(PM10), Sulfur Dioksida (SO2), Karbon Dioksida (CO2), Nitrogen Dioksida
(NO2), Karbon Monoksida (CO) dan Ozon (O3).
Perbandingan polutan udara dilakukan dengan uji T-test dan analisis varians
Pada penelitian ini laksakanan pada tahun 2014-2017 terdapat 27.508 kasus
anak yang terdiagnosis epistaksis oleh Departemen Otolaringologi Pediatrics
4
affiliated Children’s Hospital. Terdapat 18.268 (66,41%) berjenis kelamin laki-laki
dan 9.240 (33,59%) perempuan. Dari tahun 2014-2017 kunjungan tahunan epistaksis
mencapai 2 puncak pada bulan Mei-Juni dan Agustus-September.
2.2.4 Kesimpulan
Epistaksis pada anak adalah masalah umum yang dihadapi oleh dokter spesialis
anak dan dokter spesialis THT. Kebanyakan epistaksis pada masa kanak-kanak
bersifat spontan, berjenis epistaksis anterior dan dapat sembuh dengan sendirinya.
Hingga 60% dari anak-anak akan mengalami setidaknya satu sebagian besar kasus
terjadi karena memiliki kerapuhan pembuluh darah yang diperburuk oleh peradangan
lokal pada area little (kiesselbach) di septum nasal anterior. Penyebab lain termasuk
rinitis alergi, infeksi, trauma dan gangguan pendarahan. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa ada penyebab lain dari epistaksis berulang pada anak-anak yaitu
perdarahan area little secara idiopatik. Dalam penelitian ini menemukan bahwa
5
kejadian epistaksis pada bayi di bawah 1 tahun sangat rendah, secara bertahap
meningkat seiring bertambahnya usia, mencapai puncaknya pada usia 4-5 tahun, lalu
secara bertahap menurun seiring bertambahnya usia. Usia rata-rata adalah 5,5 tahun.
Pada pasien laki-laki lebih banyak kejadian epistaksis dibandingkan perempuan.
6
BAB III
PICO
Judul Jurnal : “Pediatric Epistaxis and Its Correlation Between Air Pollutants in
Beijing From 2014 to 2017”.
(C) Comparison : Data polutan udara pada periode yang sama berisi indeks kualitas
udara, polutan udara utama dan konsentrasi polutan. Konsentrasi polutan udara
diantaranya materi partikulat kurang dari 2,5 mm (PM2.5), partikel lebih kecil dari
diameter 10 mm (PM10), Sulfur Dioksida (SO2), Karbon Dioksida (CO2), Nitrogen
Dioksida (NO2), Karbon Monoksida (CO) dan Ozon (O3).
(O) Outcome : Hasil menunjukkan insiden epistaksis rendah pada bayi, meningkat
seiring bertambahnya usia, epistaksis memuncak pada usia 4-5 tahun dan kemudian
secara bertahap menurun pada usia dewasa. Dalam kelompok usia yang berbeda
epistaksis pada laki-laki lebih banyak dari perempuan pada tahun 2014-2017 di
Beijing. Materi partikel berdiameter < 2,5 mm (PM2.5), materi partikel < 10 mm
(PM10), Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2) dan Karbon Monoksida
7
(CO) menunjukkan konsentrasi polutan udara lebih rendah pada musim panas
dibandingkan pada ke-3 musim lainnya. Ozon (O3) secara signifikan lebih tinggi
pada tahun 2016-2017, menunjukkan peningkatan konsentrasi polutan udara di
musim panas. Insiden epistaksis berhubungan negatif dengan PM2.5, PM10, SO2,
NO2 dan CO. Dan berhubungan positif dengan O3.