Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Dengan diberlakukanya standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, maka
penyusunan bahan ajar menjadi suatu tuntutan bagi guru. Apalagi dalam upaya
meningkatkan kemandirian dan kreatifitas siswa dalam belajar.

Kemudian diharapkan setelah mempelajari bahan ajar ini. Peserta didik akan
memperoleh pemahaman bagaimana unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi, dan dapat
menganalisi unsur intrinsik dari sebuah puisi, serta dapat menulis dan menciptakan
sebuah puisi.

1
BAB II

ISI
Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.


2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli,
dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan
anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, dan kawasan regional.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah
abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang teori.

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


Menelaahunsur-unsur pembangun 3.8.1 Menentukan unsur-usur pembangun puisi
teks puisi(perjuangan, lingkungan 3.8.2. Menjelaskan unsur-unsur pembangun puisi dari
hidup, kondisi sosial, dan/ segi bentuk
atau keragaman budaya, dan lain- 3.8.3 Menjelaskan unsur-unsur pembangun puisi dari
lain) yang diperdengarkan atau segi isi
dibaca
Menyajikan gagasan, perasaan, 4.8.1 Menjawab pertanyaan tentang unsur-unsur
dan pendapat dalam bentuk teks pembangun puisi
puisi secara tulis/lisan dengan 4.8.2 Menyimpulkan unsur-unsur pembangun puisi
memperhatikan unsur-unsur dari segi bentuk dan isi
pembangun puisibn 4.8.3 Menulis puisi bebas sesuai dengan unsur-unsur
pembangunnya

2
UNSUR INTRINSIK DAN EKSTERINSIK PUISI

A. MENELAAH UNSUR BATIN/INTRINSIK PUISI

Pada pertemuan ini kalian diajak untuk menelaah unsur pembangun teks puisi. Secara
umum unsur pembangun teks puisi terbagi ke dalam dua bagian, yakni unsur
intrinsik dan unsur ekstrinsik. Berikut penjelasannya :

Unsur intrinsik adalah unsur yang terdapat di dalam karya sastra (puisi). Unsur intrinsik
terbagi menjadi dua yaitu, unsur batin dan unsur fisik.

Unsur-unsur intrinsik dibagi menjadi sepuluh bagian:

1) Unsur Tema, gagasan pokok atau ide yang menjadi dasar suatu puisi yang
menduduki tempat utama di dalam cerita. Hanya ada satu tema dalam satu
puisi, walaupun puisinya panjang. Setiap puisi mempunyai banyak hal yang
dibahas, namun pasti memiliki satu topik utama dari pembahasan tersebut.
Nah Topik Utama itulah yang disebut Tema.
Contoh:
a. Ketuhanan
b. Kemanusiaan
c. Cinta
d. Patriotisme
e. Perjuangan
f. Kegagalan
g. Hidup
h. Alam
i. Kritik sosial
j. Demokrasi

3
k. Kesetiakawanan
2) Rasa (feeling), juga arti emosional. Misalnya : sedih, senang, marah, heran,
gembira dll.

3) Nada (tone), yaitu sikap kita terhadap persoalan yang kita bicarakan.
a. Menggurui
b. Mencaci
c. Merayu
d. Merengek
e. Mengajak
f. Menyindir,dsb.
4) Amanat/tujuan/maksud (itention); pesan yang akan disampaikan oleh
pengarang.
Contoh amanat :
a. Mengharapkan pembaca marah.
b. Benci.
c. Menyenangi sesuatu.
d. Berontak pada sesuatu.

5) Diksi ialah : pilihan kata yang tepat. Keberhasilan puisi dicapai dengan
mengintensnsifkan pilihan kata yang tepat.

6) Imaji atau daya bayang ialah :suatu kata atau kelompok kata yang digunakan
untuk menggunakan kembali kesan-kesan panca indera dalam jiwa kita.
Jenis Imaji :
a. Imaji pandang
b. Imaji dengar
c. Imaji rasa

7) Kata-kata konkret adalah : kata-kata yang jika dilihat secara denotatif sama,
tetapi secara konotatif tidak sama, bergantung pada situasi dan kondisi
pemakainya
8) Gaya Bahasa adalah : cara mengungkapkan pikiran melalui kata-kata.
9) Irama atau Ritme adalah meninggi atau merendahnya nada mengeras-
melembut tekanannya, mempercepat-melambat temponya.
10) Rima atau unsur bunyi/sajak adalah unsur bunyi untuk menimbulkan
kemerduan puisi unsur yang dapat memberikan efek terhadap makna nada
dan suasana puisi tersebut.

4
Agar lebih jelas, berikut ini disajikan contoh memahami unsur intrinsik teks puisi
berikut,

AKU

Kalau sampai waktuku


'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang


Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku


Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari


Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Chairil Anwar
Maret 1943

Keterangan

Tema Tema pada puisi “Aku” karya Chairil


Anwar adalah menggambarkan kegigihan
dan semangat perjuangan untuk
membebaskan diri dari belenggu
penjajahan, dan semangat hidup seseorang
yang ingin selalu memperjuangkan haknya
tanpa merugikan orang lain, walaupun
banyak rintangan yang ia hadapi. Dari
judulnya sudah terlihat bahwa puisi ini
menceritakan kisah ‘AKU’ yang mencari
tujuan hidup.
Rasa Rasa adalah sikap penyair terhadap pokok

5
permasalahan yang terdapat pada puisinya.
Pada puisi “Aku” karya Chairil
Awar merupakan eskpresi jiwa penyair
yang menginginkan kaebebasan dari
semua ikatan. Di sana penyair tidak mau
meniru atau menyatakan kenyataan alam,
tetapi mengungkapkan sikap jiwanya yang
ingin berkreasi. Sikap jiwa “jika sampai
waktunya”, ia tidak mau terikat oleh siapa
saja, apapun yang terjadi, ia ingin bebas
sebebas-bebasnya sebagai “aku”. Bahkan
jika ia terluka, akan di bawa lari sehingga
perih lukanya itu hilang. Ia memandang
bahwa dengan luka itu, ia akan lebih jalang,
lebih dinamis, lebih vital, lebih bergairah
hidup. Sebab itu ia malahan ingin hidup
seribu tahun lagi. Uraian di atas merupakan
yang dikemukakan dalam puisi ini
semuanya adalah sikap chairil yang lahir
dari ekspresi jiwa penyair.
Amanat Amanat adalah hal yang mendorong
penyair untuk menciptakan puisinya.
Amanat berhubungan dengan makna karya
sastra. Makna bersifat kias, subjektif, dan
umum. Makna berhubungan dengan
individu, konsep seseorang dan situasi
tempat penyair mengimajinasikan puisinya.
Amanat dalam Puisi ‘Aku’ karya Chairil
Anwar yang dapat saya simpulkan
dan dapat kita rumuskan adalah sebagai
berikut :
1. Manusia harus tegar, kokoh, terus
berjuang, pantang mundur
meskipun rintangan menghadang.
2. Manusia harus berani mengakui
keburukan dirinya, tidak hanya
menonjolkan kelebihannya saja.
3. Manusia harus mempunyai
semangat untuk maju dalam

6
berkarya agar pikiran dan
semangatnya itu dapat hidup
selama-lamanya.

Diksi Untuk ketepatan pemilihan kata sering kali


penyair menggantikan kata yang
dipergunakan berkali-kali yang dirasa
belum tepat, diubah kata-katanya. Seperti
pada baris kedua: bait pertama “Ku mau
tak seorang ’kan merayu” merupakan
pengganti dari kata “ku tahu”. “Kalau
sampai waktuku” dapat berarti “kalau aku
mati”, “tak perlu sedu sedan“dapat berarti
“berarti tak ada gunannya kesedihan itu”.
“Tidak juga kau” dapat berarti “tidak juga
engkau anakku, istriku, atau kekasihku”.
Imajeri Di dalam sajak ini terdapat beberapa
pengimajian, diantaranya :
1. ‘Ku mau tak seorang ’kan merayu
(Imaji Pendengaran),
2. ‘Tak perlu sedu sedan itu’ (Imaji
Pendengaran),
3. ‘Biar peluru menembus kulitku’
(Imaji Rasa),
4. ‘Hingga hilang pedih perih’ (Imaji
Rasa).
Kata-kata Konkrit Secara makna, puisi Aku tidak
menggunakan kata-kata yang terlalu sulit
untuk dimaknai, bukan berarti dengan kata-
kata tersebut lantas menurunkan kualitas
dari puisi ini. Sesuai dengan judul
sebelumnya, puisi tersebut menggambarkan
tentang semangat dan tak mau mengalah,
seperti Chairil itu sendiri. Puisi Aku ini
adalah puisi Chairil Anwar yang paling
memiliki corak khas dari beberapa sajak
lainnya. Alasannya, sajak Aku bersifat
destruktif terhadap corak bahasa ucap yang
biasa digunakan penyair Pujangga Baru
seperti Amir Hamzah sekalipun. Idiom
’binatang jalang’ yang digunakan dalam
sajak tersebut pun sungguh
suatu pendobrakan akan tradisi bahasa
ucap Pujangga Baru yang masih cenderung

7
mendayu-dayu.

Gaya bahasa Dalam bahasa “Aku” penyair banyak


menggunakan majas hiperbola. Selain
itu, terdapat campuran bahasa indonesia
yang tidak baku seperti perduli dan peri.
Walaupun begitu ia sangat mahir dalam
membuat pembaca terbius dengan puisi-
puisinya.
Irama atau Ritme Ritme dalam puisi yang berjudul ‘Aku’ ini
terdengar menguat karena ada pengulangan
bunyi (Rima) pada huruf vocal ‘U’ dan ‘ I ’.
Vokal ‘U’pada larik pertama dan ke dua,
pengulangan berseling vokal a-u-a-u
Larik pertama ‘Kalau sampai waktuku.’
Larik kedua ‘Ku mau tak seorang-’kan
merayu.
Larik kedua ‘Tidak juga kau’.
Pengulangan vokal ‘ I ’:
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih perih
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Rima atau unsur bunyi/sajak Dalam puisi “Aku” Chairil Anwar
memberikan rima yang jelas berbeda
dengan “Krawang-Bekasi”, hal ini terlihat
dalam larik

• Rima tak sempurna


Kalau sampai waktuku
’Ku mau tak seorang ’kan merayu
Tidak juga kau

• Rima Terbuka à yang berima adalah


suku akhir suku terbuka dengan vokal yang
sama.
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dalam puisi ”Aku” gaya bahasa yang
diberikan oleh Chairil Anwar juga
hiperbola seperti yang tergambar dalam
larik

8
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku


Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari


Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Hal ini jelas hiperbola tersebut
merupakan penonjolan pribadi Chairil
Anwar, ia mencoba untuk nyata berada di
dalan dunianya. Sehingga membuat
pembaca terhanyut dalam rima yang indah.

B. MENELAAH UNSUR FISIK/ EKSTRINSIK PUISI

Setelah kalian paham tentang menelaah unsur intrinsik, sekarang kalian akan
belajar tentang menelaah unsur ekstrinsik teks puisi. Unsur ekstrinsik puisi adalah unsur
yang berada di luar naskah puisi. Bisa saja berasal dari dalam diri penulis puisi atau
lingkungan tempat sang penulis puisi tersebut menulis puisinya. Unsur ekstrinsik dibagi
menjadi tiga bagian:

1. Unsur biografi adalah latar belakang atau riwayat hidup penulis.


2. Unsur nilai dalam cerita, seperti ekonomi, politik, sosial, adat-istiadat, budaya,
dan lain-lain.
3. Unsur kemasyarakatan adalah situasi sosial ketika puisi itu dibuat.

Agar lebih jelas, berikut ini disajikan contoh memahami unsur ekstrinsik teks puisi
berikut,

1. Biografi Pengarang
1. Chairil Anwar di Medan, 22 Juli 1922.
2. Mulai muncul di dunia kesenian pada zaman Jepang.

9
3. Dilihat dari esai-esai dan sajak-sajaknya terlihat bahwa ia seorang yang
individualis yang bebas dan berani dalam menentang lembaga sensor jepang.
4. Chairil pun seorang yang mencintai tanah air dan bangsanya, hal ini tampak
pada sajak-sajaknya: Diponegoro, Karawang-Bekasi, Persetujuan dengan
Bung Karno, dll.

2. Dalam puisi Aku ini adalah Psikologi pengarangnya, Chairil Anwar. Penjelajahan
Chairil Anwar berpusar pada pencarian corak bahasa ucap baru yang lebih
‘berbunyi’ daripada corak bahasa ucap Pujangga Baru. Ia menghargai salah
seorang penyair Pujangga Baru, Amir Hamzah, yang telah mampu mendobrak
bahasa ucap penyair-penyair sebelumnya. Sajak Aku adalah sajak yang paling
memiliki corak khas dari beberapa sajak Chairil lainnya. Sajak trsebut bersifat
destruktif terhadap corak bahasa ucap yang biasa digunakan penyair Pujangga
Baru seperti Amir Hamzah sekalipun. Idiom ‘binatang jalang’ yang digunakan
dalam sajak tersebut pun sungguh suatu pendobrakan akan tradisi bahasa ucap
Pujangga Baru yang masih cenderung mendayu-dayu.

3. Hubungan Karya Sastra dengan kondisi sosial masyarakat pada saat Karya Sastra
Lahir Sajak AKU ini, banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial masyarakat pada
zaman itu. Bahkan sebagai akibat dari lahirnya sajak AKU ini, Chairil Anwar
ditangkap dan dipenjara oleh Kompetai Jepang. Hal ini karena sajaknya terkesan
membangkang terhadap pemerintahan Jepang.

1. Sajak AKU ini ditulis pada tahun 1943, di saat jaman pendudukan
Jepang.
2. Kondisi masyarakat pada waktu itu sangat miskin dan menderita.
3. Bangsa Indonesia berada di bawah kekuasaan Jepang, tanpa mampu
berbuat banyak untuk kemerdekannya.
4. Kerja paksa marak terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia.
5. Bangsa Indonesia menjadi budak di negaranya sendiri.

10
I. MENYAJIKAN TEKS PUISI
Setelah kegiatan menelaah unsur pembangun teks puisi, kegiatan yang kalian
lakukan selanjutnya yaitu menyajikan teks puisi yang sudah kalian tulis.

Bagus sekali. Kalian sudah menelaah tentang unsur pembangun dalam teks
puisi. Sekarang, mari menulis teks puisi setelah itu sajikanlah teks yang telah
kalian tulis di depan kelas.

A. MENULIS TEKS PUISI

Sekarang kalian akan belajar menulis puisi. Menulis puisi bagi sebagian
orang merupakan hal yang sulit. Terkadang, sebelum menulis puisi, seseorang
sudah terbebani terlebih dahulu dengan keinginan bahwa sebuah puisi itu harus
indah, bagus, dan sebagainya.
Sebenarnya menulis puisi tidak sesulit yang dibayangkan, karena sebuah
puisi merupakan ungkapan jiwa seseorang atas pengolahan pengalamannya.
Siapa pun yang hidup pasti punya jiwa, berarti siapa pun dapat menulis puisi.
Dalam hal ini, tinggal bagaimana seseorang tersebut dapat melatih untuk menata
ungkapan-ungkapan jiwa tersebut ke dalam kalimat-kalimat yang puitis.
Seperti apa menulis puisi itu? Bagaimana caranya? kalian bisa membaca
seksama penjelasan berikut. Ada Langkah-langkah yang harus kalian lakukan
dalam menulis teks puisi adalah sebagai berikut.
1. Menentukan tema, misalnya tema tentang perjuangan, lingkungan
hidup, kondisi sosial, dan lain-lain
2. Mencari pilihan kata yang tepat, cara yang kedua ini dapat terasah
dengan sering-sering membaca contoh puisi yang ada.
3. Membangun suasananya, supaya sebuah puisi memiliki "greget" ,
maka sebaiknya dalam menulis puisi, penulis sebisa mungkin untuk
membangun suasana yang sesuai dengan tema yang diangkat.
4. Menentukan nada, merupakan hal yang penting dan tidak bisa
dianggap remeh dalam proses pembuatan puisi adalah menentukan
nada, karena sebaik apapun pemilihan kata dan isi puisi tersebut,
apabila tidak diiringi dengan pemilihan nada yang sesuai, maka sajian
puisi pun akan hambar.

11
B. MENYAJIKAN TEKS PUISI

a. Ekspresi
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan ekspresi sebagai
pengungkapan atau proses menyatakan, memperlihatkan, atau menyatakan
maksud, gagasan, atau perasaan. Ekspresi dapat pula diartikan sebagai
pandangan air muka yang memperlihatkan perasaan seseorang. Dengan
demikian, ketika membacakan puisi, kamu harus dapat mengungkapkan
maksud, gagasan, atau perasaan suatu puisi melalui air muka secara tepat,
entah itu berupa kegembiraan, antusias, harapan, dan semangat.
b. Lafal
Lafal berarti ucapan seseorang pada huruf ataupun kata. Dalam
membacakan puisi, huruf ataupun kata-katanya harus dilafalkan dengan
jelas. Jangan sampai tertukar dengan huruf ataupun kata-kata yang lainnya.
Misalnya, kata jalang tidak tertukar dengan jelang, kata tetap tidak sampai
terdengar tatap, kata luka tidak terdengar lusa. Pasangan-pasangan kata itu
memiliki makna yang berbeda.
c. Tekanan
Tekanan berarti kuat lemahnya cara pengucapan kata atau kalimat.
Tekanan berfungsi untuk menegaskan bagian kata yang satu dengan kata
yang lainnya.
Perhatikan cuplikan puisi berikut!
Kalau sampai waktuku
Kumau tak seorang ‘kan
merayu Tidak juga kau

Tak perlu sedu-sedan itu


Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya
terbuang

12
Kata-kata yang bercetak tebal merupakan kata yang perlu mendapat
penekanan kuat. Maksud dari kata-kata itu lebih jelas. Kata-kata itu lebih
memperoleh penegasan daripada kata yang lain.
d. Intonasi
Intonasi adalah naik turunnya lagu kalimat. Perbedaan intonasi
menyebabkan peredaan maksud suatu kalimat. Terdapat bermacam-macam
intonasi, yakni intonasi berita, tanya, perintah, dan seru.
Perhatikan kalimat-kalimat berikut. Kemudian, bacalah dengan intonasi
yang benar.
1) Saya membaca puisi.
2) Saya membaca puisi?
3) Saya membaca puisi!

Ketiga kalimat itu memiliki maksud atau fungsi yang berbeda, bukan? Perbedaan itu
disebabkan oleh faktor intonasi. Oleh karena itu, intonasi memiliki pengaruh berbeda
pada maksud suatu kalimat. Kamu harus benar di dalam penggunaannya. Pendengar pun
bisa memahami suatu kata atau kalimat dengan jelas.

Tambahan Materi untuk Pengayaan


Ciri-ciri Puisi
Menurut Uti Darmawati dan Yustina Budi Artati (2017:93), setiap karya sastra
memiliki ciri khusus. Ciri-ciri tersebut merupakan pembeda antar karya sastra yang satu
dengan karya sastra yang lain. Berdasarkan pengertian puisi, dapat disimpulkan
beberapa ciri formal puisi sebagai berikut.
a. Menggunakan bahasa yang padat
b. Memperhatikan diksi
c. Mempunyai daya imajinatif dan figuratif
d. Mempunyai rima
e. Mempunyai irama
f. Memperhatikan bentuk (tipografi)

13
BAB III

RANGKUMAN

Unsur intrinsik adalah unsur yang terdapat di dalam karya sastra (puisi). Unsur
ekstrinsik puisi adalah unsur yang berada di luar naskah puisi. Bisa saja berasal dari
dalam diri penulis puisi atau lingkungan tempat sang penulis puisi tersebut menulis
puisinya.

DAFTAR PUSTAKA

14
Harsiati,.Titik dkk.2016. Buku Siswa Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas 8. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian, Balitbang, Kemdikbud,

Harsiati,.Titik dkk. 2016. Buku Guru Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas 8. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian, Balitbang, Kemdikbud.

Kemdikbud. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia edisi 4. Badan Jakarta:
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. .

Keraf Gorys, 1991. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia.

Rahmanto. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Sumardjo, Jakob. 1983. Himpunan Materi Seni Sastra 1,2,3. Solo : Tiga Serangkai.

15

Anda mungkin juga menyukai