Newmont Nusa
Tenggara Di Pulau Sumbawa
NIM: 20150520086
Kelas : B
BAB I
PENDAHULUAN
Jika di lihat pada saat ini jumlah populasi manusia terus menerus mengalami
peningkatan yang sangat signifikan, dimana dapat dikatakan dengan adanya
peningkatan jumlah populasi tersebut maka akan berpengaruh terhadap lingkungan
alam sekitar. Karena dengan meningkatnya jumlah populasi manusia tentunya ikut
mendorong pertumbuhan ekonomi yang ada karena hal tersebut termasuk sebagai
penunjang kebutuhan manusia, pertumbuhan ekonomi ini sendiri juga bergantung
terhadap sumber daya alam yang tersedia. Sehingga semakin hari semakin di carinya
tempat-tempat yang di rasa sebagai tempat bernilai ekonomi tinggi atau tempat dengan
sumber daya alam yang melimpah sehingga dapat digunakan sebagai penunjang dalam
pertumbuhan ekonomi.
Seringkali tempat-tempat seperti hutan, gunung, laut atau tempat-tempat yang
belum terjamah biasanya dijadikan sebagai lahan untuk mencari sumber daya alam
yang dapat dijadikan sebagai sumber ekonomi contohnya seperti lahan pertambangan.
Salah satu contoh lahan pertambangan yaitu PT. Newmont Minahasa Raya merupakan
sebuah perusahaan pertambangan yang bekerja sama dengan pemerintah Republik
Indonesia, yang memiliki lokasi di beberapa tempat salah satunya berada di sebelah
barat daya pulau Sumbawa, Kecamata Sengkokang Nusa Tenggara Barat. Dengan
adanya eksploitasi lahan pertambangan tersebut, tentunya akan membawa dampak bagi
lingkungan baik berupa dampak positif maupun dampak negatifnya juga.
Dampak positif yang dirasakan yaitu seperti memberikan pemasukan pada
negara atau daerah, membuka lapangan pekerjaan, dan sebagainya. Namun, terdapat
juga dampak negatif dari adanya penambangan tersebut seperti kesenjangan sosial dan
ekonomi dengan masyarakat setempat, hilangnya mata pencaharian yang biasa
dilakukan masyarakat dengan cara tradisional, serta yang paling mengganggu adalah
pencemaran atau kerusakan lingkungan yang biasanya akan berimbas juga terhadap
kesehatan masyarakat yang tinggal disekitaran daerah tersebut. Kerusakan lingkungan
tersebut terjadi biasanya karena dengan dibangunnya lokasi penambangan atau
pengeboran yang nantinya otomatis akan menggunakan zat-zat berbahaya dimana zat-
zat tersebut tentu akan berdampak terhadap pencemaran lingkungan. Selain itu
kerusakan yang terjadi disebabkan oleh pembangunan lahan penambangan tersebut
yaitu rusaknya hutan disekitaran lokasi penambangan akibat pembukaan lahan.
Menurut Jeffrey D. Sachs dalam bukunya yang berjudul The Age Of Suistanable
Development mengatakan bahwa planet bumi ini memiliki batas-batasnya atau dapat
dikatakan sebagai keterbatasan planet sebagai langkah awal pertanggung jawaban
terhadap planet bumi ini atau dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Namun
pada pembangunan penambangan di PT. Newmont Nusa Tenggara ini dapat dikatakan
tidak memperhatikan batas-batas dari planet kita ini, karena masih berdampak buruk
terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.
Seharusnya pengelolaan sumber daya alam yang dilakukan dapat menjadi
sebuah hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan hidup, ilmu yang
mempelajari hubungan tersebut disebut sebagai ilmu ekologi. Selain itu dalam
mendukung hubungan antara manusia dengan lingkungannya yaitu dapat melalui
Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) yang diperlukan dalam proses pengambilan
keputusan tentang pelaksanaan rencana kegiatan yang nantinya akan berdampak
terhadap lingkungan hidup (Anakotta et al., 2012).
Sehingga latar belakang saya menulis paper yang berjudul “ Analisis Dampak
Lingkungan Akibat Penambangan PT. Newmont Nusa Tenggara” ini adalah untuk
menganalisis dampak lingkungan akibat penambangan yang dilakukan PT. Newmont
Nusa Tenggara apakah peran pemerintah atau peran dari pihak PT. Newmont Nusa
Tenggara dalam mengatasi pencemaran atau kerusakan lingkungan yang terjadi akibat
eksploitasi penambangan yang dilakukan oleh PT. Newmont sudah sesuai dengan
Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) yang sesuai atau masih belum terlaksana.
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan adanya aktivitas penambangan tersebut tentu tidak akan serta merta
memberikan dampak positif saja tetapi juga akan mendatangkan dampak buruk bagi
lingkungan alam tempat eksploitasi itu berlangsung hingga lingkungan sekitarnya
dimana selanjutnya masyarakat sekitaran lokasi penambangan juga akan merasakan
dampak yang dihasilkan dari adanya proses penambangan tersebut. Kerusakan pertama
yang dapat terlihat yaitu kerusakan hutan disekitaran lokasi penambangan PT.
Newmont Nusa Tenggara. Karena dengan dibangunnya lokasi penambangan maka
tentunya perlu pembukaan lahan, dimana pembukaan lahan tersebut dilakukan atau
diawali dengan merusak atau melakukan pembabatan hutan dilokasi tersebut untuk
pembukaan lahan bagi kepentingan PT. Newmont Nusa Tenggara dalam mendukung
pembangunan lokasi penambangan tersebut.
Tak hanya hutan, sungai pun tak luput dari dampak yang dihasilkan dari operasi
eksploitasi penambangan yang dilakukan, selain itu kawasan lainnya yang
menmungkin ikut terkena dampaknya adalah kawasan laut dan pesisir pantai yang juga
tak luput dari eksploitasi, dimana kawasan tersebut biasanya dijadikan sebagai titik
terakhir pembuangan limbah dari hasil olahan penambangan yang dilakukan oleh PT
Newmont.
Secara umum kerusakan lahan yang terjadi akibat aktivitas pertambangan antara
lain (Savitrie, 2013) :
1. Perubahan Vegetasi Penutup
Proses land clearing pada saat memulai atau membuka lahan
untuk memulai eksploitasi pertambangan menghasilkan dampak
terhadap lingkungan yang sangat signifikan yaitu hilangnya vegetasi
alami. Apalagi jika kegiatan pertambangan yang dilakukan berlokasi di
sekitaran kawasan hutan lindung. Selain itu tanpa vegetasi lahan
menjadi terbuka dan akan memperbesar erosi dan sedimentasi pada saat
musim hujan karena lahan tidak memiliki daya serap lagi, hilangnya
tempat bagi keanekaragaman hayati dan habitat satwa.
2. Perubahan Topografi
Pembukaan tanah atas dapat mengakibatkan perubahan
topografi, hal tersebut biasanya terjadi pada daerah yang dijadikan area
lokasi pertambangan. Sedangkan untuk kondisi bentang alam/ topografi
membutuhkan waktu lama dalam proses pembentukannya, namun
dengan gampangnya dapat berubah akibat aktivitas dari proses
pertambangan dan kondisi tersebut tidak serta merta dapat kembali
kedalam kondisi semula.
3. Perubahan Pola Hidrologi
Hilangnya vegetasi yang menjadi kunci penting dalam siklus
hidrologi dapat menyebabkan kondisi hidrologi di areaa pertambangan
mengalami perubahan. Dimana setelah tambang tersebut tidak
beropersi, aktivitas sumur-sumur bor yang pernah digunakan pun
diberhentikan sehingga tinggi dari muka air tanah ikut berubah dimana
hal tersebut mengidentifikasikan pengurangan cadangan air tanah dan
juga berpotensi terjadinya pencemaran air akibat dari tersingkapnya
batuan yang mengandung sulfida sehingga kualitas air pun menurun.
4. Kerusakan Tubuh Tanah
Kerusakan pada tanah dapat terjadi diakibatkan dari adanya
pencampuran tubuh tanah secara tidak teratur yang biasanya terjadi saat
pembukaan dan penimbunan kembali pada tanah pucuk, sehingga hal
tersebut menganggu kesuburan fisik, kimia, dan biologi tanah. Hal
tersebut tentunya berpengaruh terhadap tanah yang seharusnya sebagai
media tumbuh tidak dapat berfungsi dengan baik bagi tumbuhan
nantinya, dimana tanpa adanya vegetasi penutup maka akan membuat
tanah pun rentan terhadap erosi baik pada musim hujan maupun angin
kencang.
Selain itu dampak lainnya yang disebabkan dari adanya aktifitas eksploitasi
penambangan yang dilakukan oleh PT. Newmont Nusa Tenggara yang berlokasi di
wilayah Kabupaten Sumbawa Barat ini telah menyebabkan degradasi hutan. Degradasi
hutan ini sendiri merupakan kerusakan yang terjadi pada hutan, manusia bisa menjadi
salah satu faktor terjadinya degradasi hutan. Dalam kasus PT. Newmont Nusa Tenggara
ini degradasi hutan dapat terjadi akibat pembukaan lahan yang dilakukan untuk
memenuhi kepentingan dari PT. Newmont Nusa Tenggara ini sehingga harus ikut
merusak hutan-hutan yang dekat dengan sumber daya alam yang ingin di eksploitasi.
Selain itu dari adanya degradasi hutan ini dapat menyebabkan timbulnya lahan kritis
ataupun lahan terlantar yang tidak produktif lagi. Lahan kritis sendiri merupakan lahan
yang berada di dalam atau di luar kawasan hutan yang sudah tidak dapat berfungsi lagi
sehingga tidak adanya lagi media pengatur tata air dan lahan tersebut tidak lagi memiliki
unsur produktifitas, yang kemudian menjadi salah satu yang menyebabkan
terganggunya ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS).
Selain itu juga pemerintah maupun masyarakat yang tinggal di sekitaran lokasi
eksploitasi penambangan, menuntut PT. Newmont Nusa tenggara untuk lebih
bertanggung jawab lagi baik dari segi lingkungan maupun sosial. Tanggung jawab
persuhaan pertambangan terhadap lingkungan pasca atau selama pengelolaan
berlangsung, dapat ditunjukan dengan cara melakukan pendekatan langsung kepada
masyarakat yang berada disekitaran lokasi pertambangan, turut memprioritaskan
kembalinya fungsi dan kualitas lingkungan yang rusak atau mengalami pencemaran
akibat dari aktifitas eksploitasi penambangan yang dilakukan perusahaan tersebut.
Selain itu perusahaan juga dapat bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk
bersama-sama mensejahterakan masyarakat sebagai pendukung pembangunan
berkelanjutan. Corporate Social Responbility (CSR) merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan sebuah perusahaan dalam mengelola proses bisnis dimana nantinya
bertujuan untuk memberikan dampak positif kepada masyarakat, ekonomi, dan
lingkungan. Keterlibatan perusahaan dalam melakukan kegiatan CSR merupakan
tuntutan sebagai tanggung jawab yang dialami masyarakat khususnya pada kerusakan
lingkungan (Eko Priyo Purnomo, AL Muhajir Haris, 2016).
Data ekonomi dari PT. Newmont Batu Hijau menunjukkan angka kontribusi
sekitar 35,90 juta dolar AS setiap tahunnya kepada pemerintah Indonesia baik dalam
bentuk pajak, non pajak serta royalty. Sementara setiap tahunnya PT. Newmont Nusa
Tenggara membelanjakan sebanyak ratusan juta dolar AS yang digunakan untuk
pembelian barang, pembayaran gaji karyawan nasional, serta untuk program
pengembangan masyarakat. Khusus untuk wilayah yang berada disekitaran area lokasi
pertambangan, PT. Newmont Nusa Tenggara setiap tahun sedikitnya menghabiskan
lebih dari 2 juta dolar AS untuk membeli barang-barang dan jasa dari pemasok lokal di
desa-desa yang berada di sekitaran lingkar lokasi pertambangan (Burhanudin, Ni Ketut
Surasni, Santi Nururly, 2013).
Selain itu, PT. Newmont Nusa tenggara juga membantu masyarakat yang
tinggal di sekitar tambang melalui program tanggung jawab sosial (Corporate Social
Responbility). Dalam hal tersebut PT. Newmont Nusa Tenggara memiliki program
Community Development (ComDev), empat program yang merupakan bagian dari
Community Development (ComDev) yang dapat membuktikan adanya tinggal
kepudilian dari pihak PT. Newmont Nusa Tenggara yaitu dalam membangun
masyarakat desa yang berada di sekitaran lokasi penambangan. Dimana empat program
tersebut terdiri dari pembangunan infrastruktur, kesehatan masyarakat, pendidikan serta
pertanian, dan pengembangan usaha berskala kecil. Dalam sistem pelaksanaan program
ComDev oleh PT. Newmont Nusa Tenggara menggunakan mekanisme pelibatan pihak
ketiga dalam hal ini yaitu LSM mitra sebagai pelaksana kegiatan, sedangkan untuk
bidang ekonomi PTNNT mengunakan Yayasan Pembangunan Ekonomi Sumbawa
Barat (YPESB) dan Yayasan Olat Perigi (YOP). Dimana yayasan-yayasan tersebut
dibentuk oleh PT. Newmont Nusa Tenggara untuk mendukung dalam pelaksanaan dari
kegiatan Community Development (ComDev), Comdev PTNNT juga menempatkan staf
program pada yayasan untuk membantu manajemen dari program-program yang sudah
ditetapkan (Burhanudin, Ni Ketut Surasni, Santi Nururly, 2013).
BAB III
KESIMPULAN
Timisela, Izack. (2012). Peran Masyarakat Dalam Lingkungan Hidup. Jurnal Bhakti, Vol. 1.
Burhanudin, Ni Ketut Surasni, Santi Nururly, Bq. Nurul Suryawati. (2013). IMPLEMENTASI
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PT. NEWMONT NUSA TENGGARA.
Implementasi Corporate Social Responsibility. Edisi Ke XXXIII Vol 2.
http://proper.menlh.go.id/portal/filebox/131228121253PT.%20Newmont%20Nusa%20Tenggara.p
df