Anda di halaman 1dari 3

Paracetamol

Paracetamol adalah obat sintetis yang termasuk golongan Obat Anti Inflamasi Non-
Steroid (OAINS) dan merupakan derivat dari para-aminophenol. Memiliki sifat analgesik dan
antipiretik yang kuat, tetapi bersifat anti inflamasi yang lemah. Selain itu paracetamol juga
memiliki sifat lain, diantaranya :
- Efektif lewat oral atau parenteral (biasanya intramuskular)
- Tidak memiliki efek terhadap antiplatelet
- Selain itu Tidak menyebabkan ketidakseimbangan asam-basa dan elektrolit tubuh
- Mudah diabsorpsi di usus halus
- Didistribusikan lewat cairan tubuh
- Waktu paruh 2-4 Jam
- Biasa diberikan setelah makan

Penggunaan
Paracetamol biasanya digunakan untuk kondisi-kondisi sakit dan demam karena
memanfaatkan sifat analgesik dan antipiretik yang dimiliki oleh paracetamol. Contohnya :
- Demam
- Sakit kepala
- Sakit telinga
- Sakit gigi
- Osteoarthritis
- Sakit pasca operasi
Indikasi
Paracetamol sering sekali menjadi alternatif apabila obat lain tidak bisa diberikan
karena pasien memiliki riwayat penyakit tertentu. Biasanya paracetamol diberikan pada pasien
dengan riwayat :
1. Tukak lambung.
Paracetamol tidak menyebabkan asam lambung meningkat. Oleh karena itu tidak
mengiritasi saluran pencernaan terutama lambung. Sehingga sangat cocok diberikan
kepada pasien dengan riwayat tukak lambung.
2. Hemofilia
3. Asthma
4. Sebagai analgesik yang dianjurkan untuk pasien post ekstraksi atau gagal ginjal kronis
5. Sebagai antipiretik yang bagus diberikan pada pasien anak karena tidak menimbulkan
Reye’s Syndrome.
Kontraindikasi
Walaupun paracetamol sering dijadikan alternatif untuk pemilihan obat. Namun pada
kondisi tertentu paracetamol tidak bisa diberikan, yaitu pada wanita hamil. Dosis yang
diberikan kepada wanita hamil tidak boleh terlalu tinggi, karena parasetamol dapat menembus
plasenta.
Menurut beberapa penelitian, parasetamol dapat berpengaruh terhadap:
1. Gangguan perkembangan otak janin
2. Tingkah laku hiperaktif pada usia anak-anak
3. Meningkatkan risiko asthma
Selain itu paracetamol juga tidak diberikan pada pasien yang sedang mengonsumsi
obat-obatan yang dapat terjadinya interaksi antar obat, contohnya Carbamazepine (obat untuk
epilepsi).
Efek Merugikan
Beberapa efek yang dapat merugikan karena penggunaan paracetamol yang tidak sesuai
- Hepatotoxicity. Terjadi kerusakan hati karena penggunaan paracetamol dalam jangka
waktu yang panjang. Serta kondisi ini akan lebih rentan terjadi pada pengonsumsi
alkohol dan bayi yang terlahir prematur.
- Nephrotoxicity. Selain kerusakan hati, penggunaan paracetamol dalam jangka panjang
atau overdosis dapat menyebabkan kerusakan pada nefron ginjal.
Efek Samping
Beberapa efek samping dibawah ini jarang terjadi, namun dapat terjadi apabila terdapat
kondisi-kondisi tertentu. Efek samping tersebut diantaranya :
 Ruam pada kulit
 Mual
 Muntah
 Diare
Farmakokinetik
Parasetamol diberikan secara oral kemudian diabsorpsi di usus halus. Lalu akan
didistribusikan melalui cairan tubuh. Puncak konsentrasi pada plasma darah terjadi setelah 30-
60 menit. Setelah itu 1/3 bagiannya akan berikatan dengan protein plasma, dan sebagiannya
lagi mengalami proses metabolisme di hati oleh Sulfat dan Glucuronide Conjugation.
Kemudian pada proses selanjutnya akan diekresikan melalui ginjal dalam bentuk urin.
Farmakodinamik
Cara kerja paracetamol dalam tubuh manusia adalah dengan menghambat kerja enzim
siklooksigenase (COX) sehingga menghambat sintesis dari prostaglandin dan meningatkan
ambang sakit. Karena prostaglandin terhambat, efeknya adalah rasa sakit yang dirasakan dapat
berkurang. Hal ini membuktikan bahwa paracetamol memiliki sifat analgesik
Paracetamol memiliki sifat antiinflamasi yang lebih lemah dibandingkan aspirin. Hal
ini dikarenakan pada jaringan yang mengalami inflamasi terdapat peroxida yang berasal dari
leukosit yang dapat memicu inhibisi paracetamol, sehingga akan membatasi efek paracetamol
pada inflamasi.
Mekanisme Toksisitas dan Treatment
Keracunan paracetamol dapat terjadi karena penggunaanya yang tidak seuai. Mekanisme
terjadinya toksisitas sebagai berikut :
1. Metabolisme racun parasetamol (NAPQI) dilakukan oleh glutathione conjugation
2. Dosis tinggi parasetamol menyebabkan penurunan jumlah glutathione
3. Jika tidak ada glutathione, racun akan berikatan kovalen dengan protein di hati dan
ginjal yang dapat menyebabkan nekrosis.
Jika sudah terjadi hal diatas, harus dilakukan treatment cepat sebelum sel-sel di hati maupun
ginjal rusak seluruhnya. Bisa dilakukan adalah dengan injeksi N-acetylcysteine atau oral
methionine yang akan mengisi tempat glutathione untuk melindungi sel hati. Dan jika pasien
memiliki gagal ginjal dilakukan haemodialisis.

Kasih caption mekanisme toksisitas dan treatment

Anda mungkin juga menyukai