Anda di halaman 1dari 18

PROJECT CHARTER

DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL


BIDANG ANALISIS PENGENDALIAN DAN PELAPORAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
BAPPELITBANGDA KOTA BATU

Peningkatan Kinerja Pengendalian Dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Melalui


Penerbitan Peraturan Walikota Guna Mewujudkan Pembangunan Yang Berkualitas
Sesuai Program Prioritas Dan Potensi Anggaran

DALAM RANGKA
PENYUSUNAN RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN
SEBAGAI PESERTA DIKLAT KEPEMIMPINAN
TINGKAT III

DISUSUN OLEH :

NAMA : SOPA IKE PACI


NO PESERTA : 20

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT III


ANGKATAN XVI
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2019

1
IDENTITAS PROYEK

Nama Peningkatan Kinerja Pengendalian Dan Evaluasi


Perencanaan Pembangunan Melalui Penerbitan
Peraturan Walikota Guna Mewujudkan
Pembangunan Yang Berkualitas Sesuai Program
Prioritas Dan Potensi Anggaran

Deskripsi Tata kelola (governance) tidak dapat


dilepaskan dari prinsip-prinsip dasar
penyelenggaraan pemerintahan yang baik, yaitu
transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas sebagai
unsur utama. Untuk melaksanakan prinsip Good
Governance and Clean Goverment, maka instansi
pemerintah harus melaksanakan prinsi-prinsip
akuntabilitas dan pengelolaan sumber daya secara
efisien, serta mewujudkannya dengan tindakan dan
peraturan yang baik dan tidak berpihak
(independent), serta menjamin terjadinya interaksi
antara pihak terkait (stakeholders) secara adil,
transparan, profesional, dan akuntabel. Kebijakan
umum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
bertujuan untuk mensinergikan ketentuan Pengadaan
Barang/Jasa dengan kebijakan-kebijakan di sektor
lainnya. Langkah kebijakan tersebut secara umum
diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia
terakhir Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang dan Jasa Pemerintah.
Konsep good governance dalam UU No. 28
Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme mengenai asas-asas umum pemerintahan
negara yang baik, yakni:
1. Asas kepastian hukum
2. Asas tertib penyelenggaraan negara
3. Asas kepentingan umum
4. Asas keterbukaan

2
5. Asas proporsionalitas
6. Asas profesionalitas
7. Asas akuntabilitas

Dari berbagai definisi dan prinisp-prinsip good


governance tersebut, indikator penilaian di dalam
dokumen ini mengambil
prinsip Transparansi, Partisipasi, Akuntabilitas dan
Koordinasi sebagai faktor kunci penilaian.
Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut
PBJ adalah merupakan kegiatan untuk memperoleh
barang/jasa oleh Pemerintah Daerah yang prosesnya
di mulai dari perencanaan kebutuhan sampai
penyelesaian seluruh kegiatan untuk memperoleh
barang/jasa, yang pembiayaannya baik sebagian
atau seluruhnya bersumber dari Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Dengan ditetapkannya aplikasi Sistem
Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) versi 4.3 pada
Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) untuk
tender maupun non tender (pengadaan barang/jasa)
tahun anggaran 2019, Kewajiban menggunakan
aplikasi SPSE versi 4.3 itu sehubungan dengan telah
terbitnya Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, dan surat
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (LKPP) Nomor 12129/D.2/11/2018
tertanggal 21 November 2018 kepada seluruh
Sekretaris Jenderal, Sekretaris Kementerian dan
Sekretaris Lembaga serta Sekretaris Daerah Pemda,
yang ditandatangani Deputi Bidang Monitoring,

3
Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi
LKPP, Sarah Sadiqa.
Dengan tersedianya data pengadaan barang
dan jasa yang tersimpan pada server aplikasi SPSE
hal ini memungkinkan pemerintah daerah kabupaten
banyuwangi untuk mengoptimalkan database
tersebut guna keperluan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa ataupun
penggunaan lainnya.
Monitoring dan evaluasi pengadaan barang
dan jasa saat ini pada Pemerintah Kabupaten
Banyuwangi belum dilaksanakan secara elektronik,
hal ini yang menyebabkan inspektorat dan Badan
Pengeloaan Keuangan daerah dan Aset masih
koordinasi secara langsung ke masing-masing Satuan
Kerja di Kabupaten Banyuwangi. Secara umum
permasalahan yang terjadi saat ini adalah belum
adanya sistem yang menyediakan data pengadaan
barang dan jasa secara realtime, sedangkan data
yang ada di SPSE hanya disediakan untuk pelaku
pengadaan barang dan jasa saja.
Dari kondisi diatas, dipandang perlu untuk
segera melakukan perubahan agar peran para pelaku
monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengadaan
barang dan jasa dapat ditingkatkkan.
Pemanfaatan database SPSE dalam
monitoring dan evaluasi pengadaan barang dan jasa
dirasa sangat efektif dan efisien dan perlu segera
direalisasikan dalam bentuk aplikasi dan kebijakan
dalam penggunaanya pada Pemerintah Kabupaten
Banyuwangi saat ini.

4
Sponsor Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi
Project Leader Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Setda
Kabupaten Banyuwangi.
Sumber daya a. Sekretaris Daerah a. Pengarah,
tim Kabupaten Pembina,
Banyuwangi Pembimbing,
Pengambil dan
penentu
kebijakkan terkait
dengan kegiatan
pelaksanaan
b. Asisten Administrasi proyek perubahan
Pembangunan dan
Kesra b. Pendamping,
Pembantu,
Pembina,
Membantu
c. Kepala Bidang penyelesaikan
Teknologi Informasi hambatan yang
pada Dinas timbul.
Komunikasi
Informatika dan c. Pendamping,
Persandian Pembantu,
Koordinasi,
d. Kepala Bidang Membantu
Akuntansi pada penyelesaikan
Badan Pengelolaan hambatan yang
Keuangan dan Aset timbul
Dearah
d. Pendamping,
Pembantu,
e. Kepala Sub Bagian Koordinasi,
Pengelolaan Barang Membantu
dan Jasa dan penyelesaikan
Kasubag hambatan yang
Administrasi timbul
Pembangunan dan
Advokasi e. Rekan kerja dan
Membantu dalam
f. Kepala Sub Bagian pelaksanaan
Pengelolaan
Layanan

5
Pengadaan Secara f. Penanggung
Elektronik jawab
implementasi

RENCANA AKSI PERUBAHAN (PROJECT CHARTER)

2.0 LATAR BELAKANG (BURNING PLATFORM)

Di era otonomi daerah, tahap-tahap dalam proses kebijakan


publik sebagai implementasi pelaksanaan kebijakan pemerintahan yang
dilaksanakan oleh kepala daerah terdiri dari tiga tahap yaitu : (1) bagaimana
sebuah kebijakan direncanakan; (2) diimplementasikan; (3) dan dievaluasi
diwujudkan.
Dalam perspektif pembangunan daerah, tahap-tahap dalam proses
kebijakan publik tersebut diwujudkan dalam tahapan perencanaan
program/kegiatan, implementasi program/kegiatan, dan evaluasi
program/kegiatan. Perencanaan Pembangunan Daerah sebagai sebuah
kebijakan publik tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan proses
kebijakan publik. Paling tidak terdapat dua tahapan dalam proses yang kadang
ditemui kendala dan permasalahan yakni : Pertama, bagaimana tujuan
pembangunan yang dicantumkan dalam visi dan misi kepala daerah dijabarkan
dalam program kegiatan. Kedua, kendala dan permasalahan implementasi
program kegiatan untuk mencapai tujuan pembangunan, yang mengakibatkan
terjadinya inkonsistensi antara perencanaan dengan implementasi-nya.
Seringkali ukuran berhasil tidaknya kepemimpinan kepala daerah dalam
kinerja pembangunan, selain dinilai dari hasil-hasil nyata dari proses
pembangunan yang dapat dilihat (tangible) seperti misalnya dalam bentuk fisik
bangunan jalan, bangunan gedung, pasar dan lainnya juga dapat dilihat dari hasil
penilaian-penilaian secara formal seperti seberapa jauh transparasi proses
pembangunan, partisipasi maupun penilaian atas laporan-laporan akuntabilitas
kinerja penyelenggaraan pemerintah.
Mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun
2017 Tentang Tata Cara Perencanaan Pengendalian, dan Evaluasi Pembangunan
Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah, Pasal 180, telah diatur tentang pengendalian
dan evaluasi perencanaan pembangunan
Daerah bertujuan untuk mewujudkan:
a. konsistensi antara kebijakan dengan pelaksanaan dan 
 hasil rencana

6
pembangunan Daerah; 

b. konsistensi antara RPJPD dengan RPJPN dan RTRW 
 Nasional; 

c. konsistensi antara RPJMD dengan RPJPD dan RTRW 
 Daerah; 

d. konsistensi antara RKPD dengan RPJMD; dan 

e. kesesuaian antara capaian pembangunan Daerah dengan indikator kinerja
yang telah ditetapkan.
Kondisi pengendalian dan evaluasi pelaksanaan perencanaan pembangunan
Kota Batu saat ini belum terlaksana secara efektif dan kinerjanya masih rendah
baik dalam tataran proses maupun hasil, dan belum dijadikan sebagai
kebutuhan mendasar untuk perbaikan kualitas kinerja pembangunan daerah,
yang dapat dilihat dari beberapa indikasi antara lain :
1. Laporan Evaluasi Berkala Perencanaan, Laporan Akhir Tahun pelaksanaan
program kegiatan, LAKIP, LPPD, LKPJ dan laporan-laporan lainnya, masih
berorientasi pada pemenuhan kewajiban administrasi dan formalitas
semata, secara substansi kualitasnya masih belum optimal.
2. Data dan informasi laporan hasil pelaksanaan pengendalian dan evaluasi
yang tidak lengkap, tidak akurat atau berbeda antar instansi (SKPD) dan
sering tidak tepat waktu.
3. Hasil pengendalian dan evaluasi belum menjadi dasar perencanaan tahun
berikutnya
4. Dokumen perencanaan tahunan SKPD yang mengabaikan kaidah
perencanaan maupun penganggaran dalam hal keterisian dan keterukuran
indikator ouput maupun indikator hasil program.
5. tingkat pencapaian (milestone) indikator kinerja sasaran yang telah
ditetapkan yang masih belum lengkap dan valid.
6. Kualitas SPIP di SKPD masih rendah.
7. Realisasi serapan anggaran program kerja SKPD yang tidak sesuai dengan
perencanaan
8. Terus meningkatnya angka Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran di setiap akhir
tahun anggaran
Kondisi ini menyebabkan kinerja pembangunan di Kota Batu masih perlu
ditingkatkan, terlebih bila dikaitkan tujuan reformasi birokrasi ada telah
ditetapkan 8 (delapan) area perubahan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11
Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019. Adapun 8
(delapan) area perubahan sebagai berikut :
1. Mental aparatur
2. Pengawasan
3. Akuntabilitas
4. Kelembagaan
5. Tatalaksana
6. SDM aparatur
7. Peraturanperundang-undangan
8. Pelayanan publik

7
Dengan memperhatikan area tersebut, guna meningkatkan
akuntabilitas kinerja pembangunan Kota Batu, maka perlu diwujudkan
pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan sebagai salah satu
instrumen dalam upaya peningkatan kinerja pembangunan daerah yang efektif
dan berkinerja tinggi baik dalam tataran proses maupun hasil melalui
pembenahan tatalaksananya, yang ditunjukkan dengan indikasi antara lain:
1. Laporan Evaluasi Berkala Perencanaan, Laporan Akhir Tahun pelaksanaan
program kegiatan, LAKIP, LPPD, LKPJ dan laporan-laporan lainnya, dapat
disusun dan dilaporkan tepat waktu sesuai dengan kaidah dan ketentuan
yang berlaku.
2. Data dan informasi laporan hasil pelaksanaan pengendalian dan evaluasi
disusun benar, akurat, lengkap tepat waktu dan dapat dijabarkan menjadi
Policy Brief untuk meyakinkan policy maker agar mengadopsi alternatif
pilihan rumusan kebijakan yang diusulkan.
3. Hasil pengendalian dan evaluasi menjadi dasar perencanaan tahun
berikutnya
4. Dokumen perencanaan tahunan SKPD disusun dengan kualitas yang
memadai mempedomani kaidah perencanaan maupun penganggaran
dengan baik.
5. tingkat pencapaian (milestone) indikator kinerja sasaran yang telah
ditetapkan dapat diukur dengan lengkap dan valid.
6. Kualitas SPIP di SKPD yang terus meningkat.
7. Realisasi serapan anggaran program kerja SKPD dapat dipenuhi sesuai
dengan target yang telah direncanakan.
8. Terus menurunnya angka Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran di setiap akhir
tahun anggaran
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, mendasarkan Peraturan
Walikota Batu Nomor 89 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Uraian Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan,
Penelitian, Dan Pengembangan Daerah Kota Batu, perlu drancang rencana aksi
perubahan sesuai ruang lingkup tugas dan fungsi Bidang Analisis Pengendalian
dan Pelaporan Perencanaan Pembangunan melalui Peraturan Kepala Daerah
Tentang Pedoman Pelaksanaan Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaporan Perencanaan Pembangunan Kota Batu

8
3.0 AREA DAN FOKUS PROYEK PERUBAHAN

Untuk mewujudkan tujuan reformasi birokrasi maka telah ditetapkan


8 (delapan) area perubahan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2015-
2019. Adapun 8 (delapan) area perubahan sebagai berikut :
9. Mental aparatur
10. Pengawasan
11. Akuntabilitas
12. Kelembagaan
13. Tatalaksana
14. SDM aparatur
15. Peraturanperundang-undangan
16. Pelayanan publik
Dengan memperhatikan area tersebut, maka proyek perubahan
ini berada pada pengawasan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa,
serta Pelayanan publik dalam menyediakan data progress pekerjaan
dan realisasi anggaran pekerjaan yang berjalan.
Adapun Fokus Proyek Perubahan ini adalah menyediakan data
paket pekerjaan, progres pekerjaan dan menyediakan informasi realisasi
anggaran pekerjaan
4.0 TUJUAN

Tujuan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan dan Penyerapan


Pengadaan Barang dan Jasa Kabupaten Banyuwangi adalah sebagai
berikut :
 Tujuan Jangka Pendek,
Tujuan jangka pendek dalam Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan dan Penyerapan Pengadaan Barang dan Jasa
Kabupaten Banyuwangi adalah :

9
1. Terbentuknya Tim Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan dan
Penyerapan Pengadaan Barang dan Jasa Kabupaten Banyuwangi;
2. Tersedianya rancangan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan
dan Penyerapan Pengadaan Barang dan Jasa Kabupaten
Banyuwangi dalam bentuk Flow Chart;
3. Tersedianya desain aplikasi dan database Pola Pengadaan
Barang dan Jasa Kabupaten Banyuwangi;
4. Tersedianya aplikasi pendamping SPSE dalam proses
pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Banyuwangi;
5. Terlaksananya hasil uji coba aplikasi;
6. Tersedianya buku panduan penggunaan aplikasi;
7. Terlaksananya sosialisasi aplikasi;
8. Tersedianya hasil evaluasi.
 Tujuan Jangka Menengah
1. Terwujudnya sosialisasi aplikasi Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan dan Penyerapan Pengadaan Barang dan Jasa
Kabupaten Banyuwangi;
2. Terwujudnya Monitoring dan Evaluasi pengadaan barang dan jasa;
3. Terwujudnya Peraturan Bupati.

 Tujuan Jangka Panjang,


1. Terimplementasi aplikasi Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan dan
Penyerapan Pengadaan Barang dan Jasa Kabupaten Banyuwangi;
2. Terpeliharanya aplikasi.

10
5.0 MANFAAT
Secara khusus manfaat aplikasi Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan dan Penyerapan Pengadaan Barang dan Jasa Kabupaten
Banyuwangi adalah tersedianya tool yang dapat memberikan informasi
paket pekerjaan tender dan nontender, data progress pelaksanaan
pekerjaan dan data penyerapan/realisasi.
Manfaat Internal
:

1. Tersedianya Data dan Informasi Paket Pekerjaan Tender dan Non


Tender;
2. Sebagai salah satu inovasi didalam mengembangkan Sistem
Infromasi Pengadaan Secara Elektronik;
3. Tersedianya Data dan Informasi Progres Pelaksanaan Pekerjaan;
4. Tersedianya informasi realisasi paket pekerjaan.

Manfaat Eksternal :
1. Memberikan data dan informasi paket pekerjaan/progres
pelaksanaan pekerjaan dalam mengawal dan mengawasi
pelaksanaan pekerjaan.
2. Memberikan informasi anggaran yang harus disediakan untuk
pembayaran pekerjaan yang berjalan;
3. Memberikan informasi kepada publik untuk turut serta dalam
pengawasan pelaksanaan paket pekerjaan yang berlangsung.
6.0 RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Pemetaan pelaku dan komunitas kreatif di Kota
Madiun , antara lain :
Ruang Lingkup Jangka Pendek
1. Merancang aplikasi Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan dan
Penyerapan Pengadaan Barang dan Jasa dalam bentuk Flow
Chart.

11
6.0 RUANG LINGKUP
2. Merancang desain aplikasi dan database aplikasi Monitoring
dan Evaluasi Pelaksanaan dan Penyerapan Pengadaan
Barang dan Jasa;
3. Menyusun panduan aplikasi.
Ruang Lingkup Jangka Menengah
1. Melaksanakan sosialisasi aplikasi dan database aplikasi
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan dan Penyerapan
Pengadaan Barang dan Jasa;
2. Melaksanakan monev secara berkala;
3. Menyusun Peraturan Bupati.
Ruang Lingkup Jangka Panjang
1. Mengimplementasikan aplikasi Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan dan Penyerapan Pengadaan Barang dan Jasa
Kabupaten Banyuwangi;
2. Memelihara (memperbaiki, melengkapi dan mengembangkan)
aplikasi

12
6.0 RUANG LINGKUP

13
7.0 OUTPUT KUNCI (KEY PROJECT DELIVERABLES)
Nama Output Deskripsi
JANGKA PENDEK
1. Tersedianya SK Project Leader menyiapkan Surat Keputusan
TIM pelaksanaan Proper
2. Tersedianya data- Project Leader menyiapkan data-data yang
data pendukung diperlukan dalam mendukung pembuatan
pembuatan aplikasi (tabel dan kolom database)
aplikasi
3. Tersedianya Project Leader menyiapkanFlowchart
flowchart proses pembuatan aplikasi mulai input sampai output
aplikasi monev dari aplikasi
pengadaan
barang/jasa
4. Tersedianya Project Leader membuat desain database dan
rancangan desain user interface aplikasi
aplikasi dan
database.
5. Terimplementasi Project bersama tim mulai
rancangan dalam memproses/memprogram aplikasi sesuai
bentuk aplikasi rancangan
6. terujicoba aplikasi Project leader mengujicoba aplikasi yang
sudah dibuat bersama tim
7. tersusun panduan Project leader membuat panduan tentang
aplikasi proses input dan output yang dihasilkan
aplikasi
8. tersosialisasi Project leader menyiapkan hingga proses
aplikasi kepada sosialisasi ke steakholder
stakeholder
9. terevaluasi aplikasi Project leader mendata hasil evaluasi hasil
sosialisasi.
JANGKA
MENENGAH
1. Terjalin Project Leader bersama tim berkoordinasi
komunikasi dan dengan BPKAD, Dinas Kominfosandi dan
koordinasi ke Inspektorat dalam pembuatan aplikasi
BPKAD selaku

14
8.0 PENTAHAPAN (MILESTONES)
No. TAHAP UTAMA Waktu
A JANGKA PENDEK
1. Mengkonsultasikan dan
mengkoordinasikan kegiatan yang
telah disusun dengan Mentor dan
pemegang monitoring dan evaluasi pengadaan barang
Coach.
wewenang
2. aplikasi dan jasa.
keuangan dan
3. Menyusun SK Tim Pemetaan
Kominfo selaku
komunitas Kreatif
4. Melakukan
pengelola data rapat dengan Tim
Pemetaan komunitas Kreatif
keuangan dalam
5. Menyusun bahan atau materi
mewujudkansurvei dan publikasi dalam rangka
Memetakan pelaku dan komunitas
integrasi kreatif
database yang ada di Kota Madiun
serta 6. Melakukan survei baik online
Inspektorat
maupun offline
Kabupaten
7. Menyiapkan base data
Banyuwangi
8. Melaksanakan workshop bagi
pelaku dan komunitas kreatif
selaku Pengawas
9. Mengisi base data berdasarkan
2. Tersusunnya
hasil survey Project Leader bersama tim menyusun
dan verifikasi
10. Melaksanakan pembentukan
Peraturan Bupati peraturan bupati terkait implementasi aplikasi.
forum komunitas kreatif
JANGKA11. Melaksanakan
PANJANG penyusunan
kepengurusan
1. Terimplementasi dan program kerja tim melaksanakan
Project Leader bersama
Forum Komunitas Kreatif
aplikasi;
B JANGKA MENENGAH proses pembuatan aplikasi dan
1. Melaksanakan koordinasi dengan
mengkonfigurasi aplikasi dalam server;
stakeholder terkait penyusunan
2. Tersedianya Project Leader
road map ekonomi kreatif bersama tim membuat panduan
2. Menyusun Road
panduan map ekonomiaplikasi
cara penggunaan
kreatif
penggunaan
3. Melaksanakan monev berkala
aplikasi;
4. Menyusun Peraturan Walikota
3. B JANGKA PANJANG
Terevaluasinya Project Leader bersama tim melakukan
1. Menyusun perencanaan
dan evaluasi terhadap pelaksanaan penggunaan
pembangunan Madiun Creative
Space
berkembangnya aplikasi dan mengembangkan aplikasi sesuai
2.
aplikasi. Membangun Madiunkebutuhan
dengan Creative masing-masing stakeholder
Space
3. Melaksanakan evaluasi
implementasi

15
9.0 TATA KELOLA PROYEK
STRUKTUR Deskripsi
SPONSOR
M.CHORI,
Sponsor S.Sos., M.Si
(Kepala Bappelitbangda )
Kepala Bappelitbangda
 Memberikan arahan dan dukungan atas
keseluruhan kegiatan.
 Memberikan dukungan secara berkelanjutan
selama pelaksanaan kegiatan.
Project leader
Coach  Membantu
KK Kepala Bidang Analisis menyelesaikan kendala /
Widyaiswara Pengendalianhambatan.
dan
 Memberikan
Pelaporan PP saran dan masukan selama
pelaksanaan kegiatan
PROJECT LEADER
SOPA IKE PACI, S.Kom
Work Team
Kepala Bidang Perencanaan
(Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa)
Kepala Bidang Perencanaan
 Penanggung
Kepala Bidang Litbang jawab atas keseluruhan
pelaksanaan
Kasubbid kegiatan
WORKING TEAM
Melibatkan Kasubag Pengelolaan Pengadaan Barang
dan Jasa, Kasubag. Pengelolaan LPSE, Kasubag.
Administrasi Pembangunan dan Advocasi beserta staf
bertugas:
 Mengidentifikasi, mengumpulkan dan
mengolah data sebagai bahan penyusunan
pedoman teknis
 Mempersiapkan pelaksanaan rapat koordinasi
dan konsultasi
 Mempersiapkan penyusunan SK
COACH
Widyaiswara : Dra. Ec. Endyah Prasetyastuti,M.Si
 Memberikan saran dan masukan
selamapelaksanaan kegiatan.
 Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan.
 Membantu menyelesaikan kendala /
hambatan

16
10.0. IDENTIFIKASI STAKEHOLDER
NO STAKEHOLDER INTERNAL PERANAN
1. Sekretaris Daerah Pengarah, Pembina,
Pembimbing, Pengambil
dan penentu kebijakkan
terkait dengan kegiatan
pelaksanaan proyek
perubahan

2. Asisten Administrasi Pendamping, Pembantu,


Pembangunan dan Pembina, Membantu
Kesejahteraan Rakyat penyelesaikan hambatan
yang timbul

3.
Kepala Sub Bagian Pengelolaan Rekan kerja dan
Pengadaan Barang dan Jasa; Koordinasi, Membantu
Kepala Sub Bagian Administrasi dalam pelaksanaan
Pembangunan dan Advocasi

4. Kepala Sub Bagian Pengelolaan Penanggung jawab


Layanan Pengadaan Secara implementasi
Elektronik

NO STAKEHOLDER EKSTERNAL PERANAN

1
- Badan Keuangan Daerah Pengguna aplikasi
- Inspektorat
- Bagian Ekbang
- Bagian Organisasi
- Bagian Hukum
-
- BPKAD
11. KRITERIA KEBERHASILAN

Kriteria keberhasilan Pemetaan Komunitas Kreatif di Kota Madiun adalah :


1. Terimplementasi aplikasi Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan dan Penyerapan
Pengadaan Barang dan Jasa Kabupaten Banyuwangi dan tersedianya peraturan
bupati dalam penggunaan aplikasi aplikasi Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan dan
Penyerapan Pengadaan Barang dan Jasa Kabupaten Banyuwangi.

12. DISETUJUI

Project Sponsor :
Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi

17
12. DISETUJUI

Ir. H. MUJIONO, M.Si


NIP. 196609151996021002

18

Anda mungkin juga menyukai