Sistem Reproduksi 1
Sistem Reproduksi 1
7. SISTEM SARAF
Sistem saraf pada manusia berperan dalam proses iritabilitas yaitu
kemampuan untuk menanggapi suatu rangsangan dari luar. Untuk
menanggapi rangsangan sistem saraf memiliki 3 komponen, yaitu :
Reseptor, merupakan alat penerima rangsangan atau impuls. Yang bertindak
sebagai reseptor adalah panca indera
Konduktor (penghantar impuls), dilakukan oleh sistem saraf itu sendiri
yang terdiri dari sel – sel saraf yang disebut neuron
Efektor, adalah bagian tubuh yang menanggapi rangsangan. Efektor yang
paling penting dalam tubuh manusia adalah otot dan hormone.
Sel saraf terdiri dari 3 bagian utama yaitu:
1. Badan sel yang merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf
yang mengandung inti sel dan sitoplasma. Inti sel berfungsi sebagai pengatur
kegiatan sel saraf. Di dalam sitoplasma terdapat mitokondria yang berfungsi
sebagai penyedia energy untuk membawa rangsangan.
2. Dendrit, merupakan sel saraf pendek dan bercabang – cabang yang
berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
3. Neurit (akson), berfungsi untuk membawa rangsangan dari badan sel
ke sel saraf lain.Organ yang berperan dalam sistem saraf selain sel saraf itu
sendiri yaitu:
Otak. Otak merupakan pusat pengatur dari segala kegiatan manusia yang
terletak di rongga tengkorak dan dibungkus oleh 3 lapis selaput kuat yang disebut
meninges. Selaput paling luar disebut durameter, paling dalam adalah piamater dan
selaput bagian tengah disebut arachnoid. Otak manusia terdiri dari 3 bagian yaitu:
1. Otak besar (cerebrum), berfungsi sebagai pusat kegiatan – kegiatan
yang disadari seperti berfikir, mengingat, berbicara dll
2. Otak kecil (cerebellum), berfungsi untuk mengatur keseimbangan
tubuh dan mengkoordinsi kerja oto – otot ketika bergerak.
3. Sumsum lanjutan, berfungsi sebagai pusat pengendalian pernapasan,
penyempitan pembuluh darah, mengatur denyut jantung, mengatur suhu
tubuh dan kegiatan – kegiatan yang tidak disadari.
Sumsum Tulang Belakang
Sumsum Tulang Belakang memanjang di dalam rongga tulang belakanh,
mulai dari ruas – ruas tulang leher sampai ruas tulang pinggang kedua.
Sumsum tulang belakang berfungsi untuk menghantarkan impuls dari dan
ke otak serta untuk member kemungkinan jalan terpendek secara reflex.
8. SISTEM INTEGUMEN
Sistem integument merupakan sistem yang paling luas yang ada pada
tubuh manusia. Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh
suatu sistem yang disebut sebagai sistem integumen. Sistem ini terdiri dari
kulit dan kelengkapannya termasuk kuku, rambut, kelenjar dan reseptor
saraf khusus. Integument itu sendiri merupakan suatu kata yang bersal dari
bahasa latin “integumentum” yang berarti penutup. Fungsi sistem
integument adalah sebagai penutup organ atau jaringan dalam manusia
untuk melindungi dari kontak luar.
a. Kulit
Kulit berfungsi untuk mencegah terjadinya kehilangan cairan yang
berlebihan dan mencegah masuknya benda – benda asing yang berasal
daari luar seperti bakteri.
Selain itu fungsi kulit lainnya adalah :
Untuk mengeluarkan keringat
Untuk pelindung tubuh
Untuk mengatur suhu tubuh
Sebagai tempat pembuangan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan
sinar matahari
b. Rambut
Rambut adalah organ yang tumbuh di kulit yang berbentuk seperti
benang. Fungsi rambut yaitu :
Untuk melindungi kulir dari pengaruh buruk
Menyaring udara pada hidung
Sebagai pengatur suhu
Pendorong penguapan keringat
Dan sebagai indera peraba.
c. Kuku
Kuku merupakan sel yang mirip seperti jel dan mengeras. Fungsi utama
kuku adalah untuk melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf.
9. SISTEM HORMON
Kata hormone berasal dari bahasa yunani “hormaein” yang berarti
“memacu”. Hormone diproduksi oleh kelenjar endokrin dan berfungsi untuk
mengatur metabolism dalam tubuh, perkembangan, pertumbuhan,
reproduksi, dan tingkah laku.
Hormone diperlukan dalam jumlah tertentu. Jika kekurangan atau
kelebihan hormone maka akan menyebabkan suatu gangguan pada tubuh
seperti gigantisme (pertumbuhan raksasa) ataupun kerdil. Fungsi hormone
dalam tubuh adalah untuk mengatur kinerja tubuh. Kelenjar endokrin
menghasilkan hormone diantaranya yaitu sebagai berikut :
a. Kelenjar hipofisis dan hipotalamus
Kelenjar hipotalamus memiliku peranan yang sangat penting dalam sistem
koordinasi tubuh manusia.
b. Kelenjar tiroid
Kelenjar tiroid disebut juga sebagai kelenjar gondok. Kelenjar ini terletak di
leher bagian depan dan terdiri dari dua lobus. Kelenjar tiroid
mensekresikan 2 hormon yaitu tiroksin yang berfungsi untuk mengatur
metabolism tubuh dan hormone kalsitonin yang berfungsi untuk
menurunkan kadar kalsium dalam darah.
c. Kelenjar paratiroid
Menghasilkan hormone parathormon yang berfungsi untuk meningkatkan
kadar kalsium dalam darah dengan cara meningkatkan pengambilan
kembali kalsium dari ginjal, merangsang pembebasan kalsium dari tulang
keras sampai kadar kalsium dalam darah normal kembali.
d. Kelenjar timus
Merupakan tempat menimbun hormone pertumbuhan, dan setelah
manusia dewasa hormone ini tidak akan berfungsi lagi.
e. Kelenjar pancreas
Pancreas merupakan sekumpulan sel endokrin yang mensekreskan dua
macam hormone ke sistem sirkulasi.
f. Kelenjar adrenal
Kelenjar ini terdiri dari korteks adrenal dan medulla adrenal.
Korteks adrenal menghasilkan hormone:
Mineralokortikoid yang berfungsi untuk mengatur metabolism mineral
Glukokortikoid yang berfungsi untuk mengatuk metabolism glukosa
Medulla adrenal menghasilkan hormone adrenalin (epinefrin dan
noreepinefrin) yang berfungsi untuk mengubah glikogen menjadi glukosa,
menaikan denyut jantung, dan memperluas bronkiolus.
g. Kelenjar kelamin
Kelenjar kelamin terdiri atas testis (pada pria) dan ovarium (pada wanita).
Pada testis mengsilkan hormone mineralokortikoid yang berfungsi untuk
mengatur metabolisme mineral, mendorong pertumbuhan sekunder seperti
suara menjadi besar dll. Ovarium menghasilkan hormone esterogem yang
berfungsi untuk memicu ovulasi dan pertumbuhan sekunder wanita dan
hormone progesterone yang berfungsi untuk memicu pertumbuhan dinding
uterus (rahim) sebagai persiapan untuk ovulasi berikutnya.
Sistem Reproduksi
21FEB
Pendahuluan
Sistem reproduksi sangat esensial dalam kehidupan individu dalam mempertahankan
spesies agar tidak punah. Untuk memahami sistem reproduksi pada manusia maka
pemahaman tidak saja meliputi struktur dan fungsi organ-organ reproduksi, tetapi juga
bagaimana organ reproduksi menghasilkan dan menyimpan sel-sel reproduktif kemudian
menggabungkannya untuk membentuk individu baru serta mekanisme hormonal yang
berperan dalam memelihara fungsi reproduksi secara normal. Dalam modul ini
diketengahkan sistem reproduksi pria dan sistem reproduksi wanita.
1. 1. Pendahuluan
Sistem reproduksi pria, selain menghasilkan gamet juga menghasilkan hormon seks.
Organ utama pada sistem reproduksi pria adalah: Gonad (testis), merupakan organ
reproduksi yang menghasilkan gamet; duktus yang menerima dan membawa gamet;
kelenjar asesoris dan organ-organ yang mensekresikan cairan ke dalam duktus sistem
reproduksi atau ke duktus sekretoris lainnya serta struktur perineal yang secara
keseluruhan dikenal sebagai genetalia eksterna
Untuk memahami sistem reproduksi pada pria, maka pemahaman tidak saja meliputi
struktur dan fungsi organ-organ reproduksi pria, tapi juga bagaimana proses terjadinya
spermatogenesis dan mekanisme hormonal yang mempengaruhinya.
2.1. Testis
Pada pria, testis (Gambar 2) terdiri dari 2 buah berbentuk ovoid dengan panjang
sekitar 5 cm, lebar 3 cm, tebal 1.2 cm dengan bobot kira-kira 10-15 gram setiap testis.
Testis tergantung dalam skrotum. Skrotum dibagi ke dalam 2 bagian dimana keduanya
dibatasi oleh penebalan permukaan skrotum yang disebut raphe. Skrotum terdiri dari
lapisan kulit yang tipis dengan lapisan fasia supervisialis di bawahnya. Dermis terdiri dari
lapisan otot polos yaitu otot dartos. Pada saat otot beristirahat testis terangkat sehingga
mengakibatkan permukaan skrotum mengerut. Otot kremaster merupakan otot rangka
yang terdapat pada lapisan dalam. Kontraksi otot ini dapat mendorong terstis mendekati
tubuh sebagai respons terhadap penurunan suhu tubuh atau selama kebangkitan seksual.
Kedalaman tunika vaginanalis ditutupi oleh tunika albugenia yang merupakan lapisan
jaringan ikat padat yang kaya akan serabut-serabut kolagen. Terusan serabut-serabut ini
membentuk pembatas yang dikenal dengan septum.
Pada setiap lobulus terdapat kira-kira 800 tubulus seminiferous berbentuk silinder yang
berbelit rapat tempat dimana sperma dihasilkan. Sperma dihasilkan melalui proses yang
dikenal dengan spermatogenesis.
Spermatogenesis : Pada kehidupan fetal, saat sel-sel benih primordial tiba genetal
ridge mereka bergabung dengan sexs cord dan tetap disana sampai mengalami
pematangan. diwaktu mana sexs cord melubangi membentuk tubulus seminiferous.
Mitosis : Setelah mencapai gonad maka sel-sel benih akan membagi menjadi
spermatogonium. A.. Pada saat matang maka spermatogonium A membagi lebih
banyak spermatogonium A1 dimana setiap spermatogonium A1 merupakan selsel
batang yang dapat menghasilkan sel baru A2 dan seterusnya A3, A4 dan menurunkan
permatogonium intermedia. Spermatogonium intermedia kemudian menjadi
spermatogonium B yang nantinya membagi secara mitosis menjadi spermatosit primer
Miosis : Setiap spermatosit primer mengalami pembelahan miosis I membentuk
spermatosit sekunder yang kemudian dilengkapi dengan pembelahnan miosis II
membentuk spermatit
Spermiogenesis: Merupakan langkah dimana terjadi pematangan sperma serta
diferensiasi sel secara fisik memjadi spermatozoa dewasa.
Selain terdapat sel-sel spermatogenik, juga terdapat sel Sertoli atau sel-sel pemelihara.
Adapun fungsi dari sel pemelihara adalah:
3) Mensekresikan inhibin
4) Mensekresikan Androgen-Binding Protein.
Di antara tubulus terdapat ruangan yang mengandung sejumlah pembuluh darah dan sel-
sel intersisial (sel intersisial Leydig). Sel-sel intersisial Leydig menghasilkan hormon
testosteron, merupakan hormon seks yang banyak terdapat pada pria.
1. Memantau dan mengatur komposisi cairan yang dihasilkan oleh tubulus seminiferous.
Sel-sel epitel kolumnar bertingkat semu dengan steriosilis yang melapisi epididmis
berfungsi untuk meningkatkan tersedianya area absorbsi dan sekresi cairan yang lebih
luas di dalam tubulus,
2. Bekerja untuk mendaur ulang spermatozoa yang rusak. Mengabsorbsinya dalam
epididimis melalui pemecahan secara enzimatik dan melepaskannya ke cairan
intersisial sel sekelilingnya untuk diambil oleh pembuluh darah epididimis.
3. Menyimpan dan melindungi spermatozoa dan menfasilitasi pematangan fungsional.
Spermatozoa melalui epididimis dan melengkapi pematangan sperma dalam waktu
kira-kira 2 minggu. Meskipun pematangan sperma berlangsung di epididimisnamun
mereka masih belum mempunyai kemampuan untuk bergerak.. Untuk mendapatkan
kemampuan bergerak dan fungsional sepenuhnya sperma harus mengalami
kapasitasi. Secara normal, kapasitasi terjadi melalui 2 langkah yaitu: 1) apabila
bercampur dengan sekresi kelenjar seminalis dan 2) apabila sukses melakukan
fertilisasi ketika terpapar dengan kondisi di saluran reproduksi wanita.
Perjalanan sperma di epididimis melibatkan kombinasi pergerakan cairan dan gerakan
peristaltik otot polos dinding epididimis. Setelah melewati epididimis, sperma masuk ke
duktus deferent.
2.5. Uretra
Pada pria, uretra panjangnya 18-20 cm dari vesika urinaria sampai ujung penis yang terdiri
dari daerah prostatik, membranous dan spons. Uretra pada pria merupakan pelintasan
bersama urinaria dan sistem reproduksi.
3.4. Semen
Pada umumnya, eyakulasi mengeluarkan 2-5 ml semen. Ketidaknormalan dimana
jumlah volume yang rendah merupakan indikasi kegagalan kelenjar prostat atau kelenjar
seminalis. Volume cairan yang dihasilkan ketika eyakulasi disebut eyakulat.
4) Membentuk dan memelihara karakter seks sekunder seperti distribusi rambut di wajah,
meningkatkan massa tubuh dan ukuran tubuh, cadangan jaringan lemak
RANGKUMAN
Dari uraian mengenai system reproduksi pria maka dapatlah disimpulkan sebagai berikut:
Sistem reproduksi pria dipengaruhi oleh hormon yang berasal dari adenohipofisis
yaitu gonadotropin yang terdiri dari FSH dan LH. Bersama testosteron yang dihasilkan oleh
sel sel intersisiel, FSH meningkatkan proses spermatogenesis. LH berfungsi merangsang
sel-sel intersisial untuk menghasilkan testosteron yang berperan penting dalam proses
spermatogenesis dan membentuk serta memelihara karakter seks sekunder pria.
2.1. Ovarium
Ovarium terdapat sepasang, merupakan organ yang berbentuk almond berada dekat
dinding lateral rongga pelvis. Fungsi ovarium adalah: 1) menghasilkan ovum (oosit), 2)
mensekresikan hormon seks wanita dan 3) mensekresikan inhibin yang terlibat dalam
pengaturan mekanisme umpan balik produksi FSH di pituitari. Ovarium memiliki panjang
kira-kira 5 cm, lebar 2.5 cm dan ketebalan 8 mm dengan bobot kira-kira 6-8 g. Posisi setiap
ovarium diseimbangkan oleh mesovarium dan ligamen penunjang ligament ovarium dan
ligament infundibulopelvis.
Ligamen infundibulopelvis mengandung pembuluh darah utama arteri dan vena ovari
yang dihubungkan ke ovarium pada hilum dimana ovarium berhubungan dengan
mesovarium. Ovarium terdiri dari bagian korteks dan medulla. Dibagian korteks terdapat
banyak folikel mulai dari folikel primer sampai folikel de Graff, korpus luteum hingga korpus
albikans sedangkan pada bagian medulla terdapat banyak kapiler darah.
1). Oogenesis
Produksi ovum dimulai sebelum lahir, meningkat pada waktu pubertas dan berakhir
pada waktu menopause. Antara pubertas dan menopause oogenesis terjadi setiap bulan
berdasarkan siklus ovarium. Oogonium atau sel-sel benih (stem cells) melengkapi
pembagian mitosisnya antara bulan ke-3 dan ke-7 perkembangan fetal. Oogonium
membagi secara mitosis menjadi sel-sel anak oosit primer yang kemudian mengalami
miosis. Oosit primer tetap melangsung pada profase kemudian terhenti, sampai kemudian
dilanjutkan ketika individu mencapai pubertas, ketika level FSH meningkat. Tidak semua
oosit primer mencapai pubertas. Pada waktu lahir, ovarium mengandung kira-kira 2 juta
folikel primordial yang setiap folikel mengandung oosit primer dan pada waktu lahir
berkurang menjadi 400.000. Sisanya mengalami atresia. Oosit primer kemudian
mengalami miosis I menjadi oosit sekunder dan miosis ke II menjadi oosit.
2). Siklus ovarium
Folikel ovarium merupakan struktur khusus yang terdapat di korteks dimana pertumbuhan
oosit dan miosis I berlangsung. Oosit primer terdapat di bagian luar korteks ovarium dekat
dengan tunika albugenia. Setiap oosit primer dikelilingi oleh lapisan sel-sel folikel selapis
skuamosa. Oosit primer bersama folikel disebut dengan folikel primordial. Pembentukan
folikel adalah sebagai berikut :
2.3. Uterus
Uterus merupakan organ yang berbentuk buah pir dengan panjang kira-kira 7.5 cm,
lebar maksimum 5 cm dengan bobot 30-40 g. Uterus sangat penting dalam pertumbuhan
dan perkembangan embrio dan fetus karena berfungsi memberikan perlindungan
mekanik, suplai nutrisi dan membuang sisa metabolisme. Selanjutnya dinding otot uterus
sangat penting dalam mengeluarkan fetus pada saat kelahiran. Uterus difiksasi
ditempatnya oleh 3 pasang ligamen untuk membatasi pergerakannya yaitu ligamen
uterosakral, ligamen round dan ligament cardinal.
Uterus terdiri dari daerah fundus yang merupakan bagian yang berhubungan dengan
tuba uterus, korpus yang merupakan bagian yang terbesar dari uterus dan isthmus bagian
akhir dari korpus. Bagian bawah isthmus meluas ke vagina yang dikenal dengan serviks.
Uterus menerima darah dari percabangn arteri uterin yang muncul dari percabangan arteri
iliaka internal dan dari arteri ovarium yang berasal dari aorta abdominal inferior. Uterus
dipersarafi oleh saraf otonom yang berasal dari pleksus hipogastrik (simpatis) dan dari
segmen sakral S3 dan S4 (parasimpatis). Informasi sensoris mencapai SSP dalam akar
dorsal saraf spinal T11 dan T12..
Dinding uterus terdiri dari endometrium yang merupakan lapisan sebelah dalam yang
tipis, banyak mengandung kelenjar, sedangkan sebelah luar adalah lapisan otot yang tebal
miometrium. Uterus dibungkus oleh membran serosa perimetrium. Endometrium
memberikan kontribusi 10% sedangkan miometerium 90 % terhadap bobot uterus.
2.4. Vagina
Vagina merupakan saluran elastis yang berotot yang terletak antara serviks dan vestibula
dengan panjang 7.5-9 cm, namun bervariasi dalam diameter karena dapat
menggelembung. Pada ujung proksimal vagina terdapat tonjolan masuk ke kanal vagina.
Vagina disuplai darah oleh percabangan vagina dari arteri iliaka internal (uterine).
Persarafan berasal dari pleksus hipogastrik, saraf sakral S2-S4 dan percabangan saraf
pudendal. Vagina berfungsi:
2). Menerima penis selama koitus dan menampung spermatozoa sebelum masuk ke
uterus
3) Membentuk kanal inferior saluran kelahiran pada saat melahirkan. Antara vagina dan
vestibula dipisahkan oleh lipatan epithelial elastis yang disebut hymen.
2.5. Genetalia eksterna
Daerah genetalia eksterna pada wanita adalah vulva atau pudendum. Vagina terbuka
ke vestibulum ruangan sentral yang dikelilingi oleh lipatan kecil yang disebut labia minora
yang ditutupi oleh kulit yang kurang rambut. Uretra terbuka ke dalam vestibula tepat
anterior jalan masuk vagina. Kelenjar parauretralis menyalurkan isinya ke dalam uretra
dekat bukaan uterta eksternal. Tepat di depan bukaan terdapat klitoris berbatasan dengan
baian luar vulva mons pubis dan labia mayora.
3. Hormon-hormon reproduksi wanita
Aktivitas sistem reproduksi wanita di bawah pengaturan hormon. Hormon-hormon yang
terlibat yaitu:
b. Memelihara kehamilan
RANGKUMAN
Dari uraian mengenai sistem reproduksi wanita dapatlah disimpulkan sebagai berikut:
Sistem reproduksi wanita selain menghasilkan gamet dan hormon seks, juga
menunjang pemeliharaan dan pertumbuhan embrio serta anak yang baru dilahirkan. Organ
utama sistem reproduksi wanita adalah ovarium yang menghasilkan gamet, tuba uterus,
uterus dan genetalia eksterna. Ovarium terdapat sepasang, tempat dimana oosit atau sel
telur dihasilkan melalui proses oogenesis. Ovarium mengalami siklus dimulai dari
pembentukan folikel primer sampai folikel tertier yang siap diovulasikan dan pembentukan
korpus luteum. Tuba uterus merupakan tempat lintasan oosit maupun sperma untuk
mengadakan fertilisasi. Uterus merupakan kompartemen dimana embrio berkembang
menjadi fetus hingga siap dilahirkan.
Aktivitas sistem reproduksi wanita sangat dipengaruhi oleh hormon: GN-RH yang
dihasilkan oleh hipotalamus, gonadotropin yang dihasilkan oleh adenohipofisis dan
estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh ovarium.
DAFTAR PUSTAKA
Berne, R.M., M.N. Levy. 1990. Principles of Physiology.Wolfe Publication, Ltd. USA.
Campbell, N.A., J.B. Reece., L.G. Mitchell. 2004. Biologi. 5th ed. Alih bahasa : Wasmen
Manalu. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Despopoulos, A. dan S. Silbernagl. 1991. Color Atlas of Physiology. Georg Thieme Verlag.
Stuttgart, Germany.
Guyton, A.C. 1991. Fisiologi kedokteran. 5th ed. Alih bahasa A. Dharma dan P. Lukmanto.
Penerbit Buku Kedokteran jakarta
Knobil, E., J. D. Neil. 1988. The Physiology of Reproduction. Raven Press. New York.
Martini, F.H. and J. L. Nath 2009. Fundamental of Anatomy and Physiology. Pearson
International. USA.
McDonald, L.E. , M.H. Pineda. 1989. Veterinary Endocrinology and Reproduction. Lea
and Febiner. Philadelphia, London.
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia. 2nd ed. Alih bahasa Brahm U.Pendit. Penerbit
Buku Kedokteran. Jakarta.
Setchell, B.P. 1982. Spermatogenesis and Spermatozoa. Dalam Germ Cells and
Fertilitation. Austin C.R. and R.V. Short. Cambridge University Press. Cambridge.
Sistem Koordinasi pada Manusia
Semua sistem organ dalam tubuh manusia bekerja secara teratur dan selaras, kecuali jika ada
gangguan atau kelainan. Hal ini disebabkan karena ada sistem yang mengatur kerja
berbagai sistem organ. Sistem organ ini disebut sistem koordinasi. Sistem koordinasi pada
manusia terdiri dari sistem saraf, sistem indera, dan sistem hormon (endokrin). Sistem saraf
bersama-sama dengan sistem hormon berfungsi untuk mengatur dan memelihara fungsi tubuh,
misalnya mengatur kontraksi otot, perubahan alat-alat tubuh bagian dalam, dan sekresi
berbagai kelenjar dalam tubuh.
Sel saraf atau neuron merupakan unit struktural dan fungsional yang terkecil dari sistem saraf.
Sel-sel ini sudah tidak mengalami pembelahan lagi, sehingga bila mengalami kerusakan tidak
dapat diperbaiki.
a. Sel Saraf (Neuron)
Sel saraf berfungsi untuk menghantarkan impuls. Bagian-bagian sel saraf adalah
sebagai berikut.
Badan sel, di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel yang terbungkus oleh selaput
plasma. Fungsi badan sel saraf adalah menerima dan meneruskan impuls dari dendrit ke
neurit atau akson.
Dendrit, merupakan juluran dan bercabang-cabang yang keluar dari badan sel, berfungsi
menerima dan membawa rangsang ke badan sel.
Neurit atau akson merupakan juluran badan sel yang berfungsi untuk menghantarkan
rangsang dari badan sel ke sel saraf lainnya.
Daerah pertemuan ujung-ujung neurit dengan dendrit disebut sinapsis. Di tempat inilah
rangsangan diteruskan dari satu sel saraf ke sel saraf yang lain.
Berdasarkan fungsinya, sel saraf dapat dibedakan menjadi sel saraf sensorik, motorik, dan
perantara.
Sel saraf sensorik, berfungsi untuk menerima rangsang dari reseptor (indera) dan
meneruskan ke otak atau sumsum tulang belakang.
Sel saraf motorik, berfungsi untuk menyampaikan perintah dari otak atau sumsum
tulang belakang menuju reseptor (otot/kelenjar tubuh).
Sel saraf perantara/asosiasi (interneuron), sebagai perantara neuron sensorik dengan
neuron motorik.
Mekanisme kerja sistem saraf adalah sebagai berikut. Rangsangan yang diterima reseptor
diteruskan menuju susunan saraf pusat. Dendrit membawa rangsang ke badan sel dan
diteruskan menuju neurit. Rangsang diteruskan ke dendrit sel saraf yang lain melalui sinapsis.
Pada sinapsis terdapat cairan neurotransmitter berupa asetilkolin. Asetilkolin dihasilkan oleh
ujung neurit yang berfungsi untuk menghantarkan impuls dari neurit ke dendrit sel saraf lain.
Kerja asetilkolin dapat terganggu oleh obat-obatan tertentu. Apabila kerja asetilkolin terganggu,
sinapsis tidak akan mampu menghantarkan impuls saraf. Akibatnya akan terjadi gangguan pada
koordinasi tubuh.
b. Susunan Saraf pada Manusia
Susunan saraf manusia terdiri dari susunan saraf sadar dan saraf tak sadar (otonom). Sistem
saraf sadar terdiri dari saraf pusat dan saraf tepi. Sedangkan sistem saraf tak sadar terdiri
dari saraf simpatik dan parasimpatetik. Untuk lebih jelasnya perhatikan bagan berikut.
dibedakan menjadi otak besar (serebrum), otak kecil (serebelum) dan sumsum lanjutan
(medula oblongata). Otak besar mencakup 80% berat otak, permukaan luarnya disebut korteks
yang berwarna kelabu (disebut substansi grisea). Bagian ini tersusun dari enam lapisan sel
yang berfungsi sebagai penerima, menganalisis, dan menyimpan informasi. Oleh karena itu
bagian otak besar memegang peranan penting dalam aktivitas intelektual. Di bawah korteks
terdapat bagian medula yang berwarna putih (disebut substabsi alba). Medula terdiri dari
akson-akson yang bermielin dan banyak serabut saraf. Otak besar terbagi menjadi dua belahan
yang mengendalikan kegiatan tubuh yang berbeda. Belahan kiri mengendalikan kegiatan
tubuh sebelah kanan dan sebaliknya belahan kanan mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kiri.
Fungsi otak besar yaitu untuk menyimpan memori, tempat berpikir, pusat kesadaran dan
kemauan, tempat menerjemahkan rangsangan yang masuk baik melalui pendengaran maupun
penglihatan, dan mengoordinasikan gerak serta mengendalikan semua kegiatan yang disadari.
Otak kecil berbentuk seperti kupu-kupu dan terletak di belakang otak besar. Otak kecil terdiri
dari dua belahan kanan dan kiri. Ada bagian yang berbentuk bulat (disebut vermis) dan seperti
sayap (disebut hemisfer). Fungsi otak kecil adalah mengatur gerak tak sadar dari otot-otot
rangka, bekerja sama dengan telinga dalam untuk mengatur keseimbangan tubuh, dan
mempertahankan postur tubuh.
Sumsum lanjutan merupakan penghubung antara otak kecil dan sumsum tulang belakang.
Terletak di bawah otak besar dan di depan otak kecil. Sumsum lanjutan tersusun dari
dua lapisan, yaitu lapisan berwarna putih di sebelah luar, sedangkan lapisan berwarna abu-abu
di sebelah dalam. Fungsinya adalah untuk mengatur kegiatan tubuh yang tidak disadari,
misalnya pengaturan suhu tubuh, denyut jantung, dan pernapasan.
Sumsum tulang belakang berbentuk silinder agak gepeng. Letaknya memanjang di antara
ruas-ruas tulang belakang dimulai dari ruas tulang leher sampai dengan tulang pinggang kedua.
Susunan sumsum tulang belakang sama dengan sumsum lanjutan. Lapisan luar berwarna
putih (substansi alba), terdiri dari dendrit dan neurit. Lapisan dalam berwarna abu-abu
(substansi grisea) yang banyak mengandung sel saraf. Kalau kamu perhatikan, susunan ini
berkebalikan dengan susunannya pada otak. Pada bagian dalam sumsum tulang belakang
terdapat bagian yang berbentuk seperti sayap kupu-kupu. Sayap ini ada yang mengarah ke
depan dan ada yang ke belakang. Bagian sayap yang mengarah ke depan disebut akar ventral
yang banyak mengandung sel saraf motorik. Sedangkan sayap yang mengarah ke belakang
disebut akar dorsal yang banyak mengandung sel saraf sensorik. Kedua sel saraf ini
dihubungkandengan saraf konektor (saraf penghubung).
Fungsi sumsum tulang belakang yaitu sebagai pusat gerak refleks, pengantar rangsangan
sensorik dari indera ke otak, dan membawa impuls motorik dari otak ke alat tubuh.
b) Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi merupakan saraf penghubung antara sistem saraf pusat dengan organ-organ
tubuh. Terdiri dari serabut-serabut saraf yang keluar dari otak dan sumsum tulang belakang,
yaitu 12 pasang serabut saraf otak dan 31 pasang serabut saraf sumsum tulangbelakang.
Serabut saraf yang keluar dari otak disebut sistem saraf kranial, arahnya menuju ke alat tubuh
atau otot tertentu. Serabut saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang disebut sistem saraf
spinal, arahnya menuju alat-alat tubuh misalnya kaki dan tangan.
2) Sistem Saraf Tak Sadar
Sistem saraf tak sadar/saraf otonom bekerja di luar pengaruh sistem saraf sadar. Sistem saraf
tak sadar terdiri dari sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik. Kedua saraf itu bekerja pada
efektor (alat/organ tubuh) yang sama, tetapi sifat kerjanya sering berkebalikan.
Sistem Saraf Simpatetik. Terdiri dari 25 pasang simpul saraf/ganglion yang terletak di
sepanjang tulang belakang sebelah depan, dimulai dari ruas tulang leher sampai tulang
ekor. Masing-masing simpul saraf dihubungkan dengan sistem saraf spinal yang keluar
menuju organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, ginjal, pembuluh darah,
dan pencernaan. Perhatikan fungsi saraf simpatetik pada Tabel.
Sistem Saraf Parasimpatetik Susunan saraf parasimpatetik ini berkaitan
dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Sarafparasimpatetik menuju organ
yang dikendalikan oleh saraf simpatetik, sehingga bekerja pada efektor yang sama.
Fungsi sistem saraf parasimpatetik disajikan pada Tabel.
Epilepsi, merupakan kelainan pada sel-sel saraf di otak sehingga penderita tidak dapat
merespon berbagai rangsangan. Otot-otot rangka penderita sering berkontraksi secara
tidak terkontrol. Epilepsi dapat disebabkan karena cacat sejak kelahiran, kelainan
metabolisme, infeksi, adanya racun yang merusak sel-sel saraf, kecelakaan pada
kepala, dan tumor.
Neuritis, adalah luka pada neuron atau sel-sel saraf. Disebabkan oleh infeksi,
kekurangan vitamin, karena pengaruh obat-obatan dan racun.
Amnesia, atau penyakit lupa, yaitu sulit mengingat kejadiankejadian yang telah berlalu.
Amnesia dapat disebabkan karena goncangan batin atau cidera pada otak.
Stroke, adalah kerusakan otak akibat pecah, penyempitan, atau tersumbatnya pembuluh
darah di otak. Strok sering terjadi pada orang yang menderita tekanan darah tinggi