Askep CKD Ajal
Askep CKD Ajal
BIODATA PASIEN
1. Nama : An. S
2. Umur : 15 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. No. Register : 17-02-18
5. Alamat : Jln. Mangga Raya No. 45, Rt/Rw 06/002, Depok, Jawa Barat
6. Status Perkawinan : Belum Menikah
7. Keluarga terdekat : Orang Tua (Ibu)
8. Diagnosa Medis : CKD stadium 5
ANAMNESIS
A. Riwayat Keperawatan
1. Berat badan : 50 kg
2. Tinggi badan : 148 cm
3. Tekanan darah : 170/80 mmHg
4. Nadi : 89 x/menit
5. Frekuensi nafas : 28 x/menit
6. Suhu tubuh : 36,5 ◦C
1. Inspeksi
a. Bentuk torak: (O) Normal chest ( ) Pigeon chest/dada burung
( ) Funnel chest/sternum menonjol kedalam
d. Jenis pernafasan :
2. Perkusi
(O) sonor (normal) ( ) Hipersonor ( ) dullnes/pekak
3. Auskultasi
Suara nafas vesikuler
a. Penilaian Kualitatif
(O) Compos mentis ( ) Sopor
( ) Apatis ( ) Koma
( ) Somnolen ( ) Soporcoma
Tidak membuka :1
Hanya mengerang :2
a. Pembicaraan
b. Aktivitas Motorik
( ) Lesu ( ) Tegang (O) Gelisah ( ) Agitasi
c.Alam perasaan
(O) Sedih ( ) Ketakutan ( ) Putus asa
d. Afek
(O) Datar ( ) Tumpul ( ) Labil ( ) Tidak sesuai
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Lab :
PT 13 detik
INR 1.09 deti
APTT 31, 3 detik
Hb 10,3 g/ dl
Ht 31%
Leukosit 17.300/mm3
Trombosit 282.000/mm3
Natrium 132 mEq/L
Kalium 3,8 mEq/L
Ureum 156 g/dl
Kreatinin 3,4 g/dl
- Diagnostic
Hasil rontgen toraks kardiomegali
EKG : irama sinus
Jakarta,..................................
Mahasiswa
(....................................................)
ASUHAN KEPERAWATAN
DATA FOKUS
Data tambahan:
Perilaku distraksi
Putus as
Focus menyempit
Bunyi napas tambahan
Hepatomegaly
Oliguria
Penambahan berat badan dalam
waktu singkat
Distensi vena juguralis
Gelisah
Ketakutan
Anoreksia
ANALISA DATA
TD 170/80 mmHg
N 89× /m
Tampak sesak
RR 28×/ m
Klien mengeluh
benjolan bertambah
besar
Do:
Hb 10,3 g/ Dl
Ht 31%
Leukosit 17.300/mm3
Trombosit
282.000/mm3
Natrium 132 mEq/L
Kalium 3,8 mEq/L
Ureum 156 g/Dl
Kreatinin 3,4 g/Dl
Hasil rontgen toraks
kardiomegali
EKG : irama iranus
N 89× /m
Tampak sesak
RR 28×/ m
DT:
Penambahan berat
badan dalam waktu
singkat
Distensi vena juguralis
Klien mengatakan
sesak
Klien mengatakan
takut pada
penyakitnya
Do:
Gelisah
Ketakutan
Anoreksia
RENCANA TINDAKAN
Penyakit Ginjal
Penyakit Ginjal adalah kelainan yang mengenai organ Ginjal. Penyakt ini timbul
akibat berbagai faktor, misalnya infeksi, tumor, kelainan bawaan, penyakit metabolik atau
degeneratif, dan lain-lain. Penyakit Ginjal kronis, biasanya timbul secara perlahan dan
sifatnya menahun.
Data Global Burden of Disease tahun 2010 menunjukkan, Penyakit Ginjal Kronis
merupakan penyebab kematian ke-27 di dunia tahun 1990 dan meningkat menjadi urutan
ke 18 pada tahun 2010. Lebih dari 2 juta penduduk di dunia mendapatkan perawatan
dengan dialisis atau transplantasi Ginjal dan hanya sekitar 10% yang benar-benar
mengalami perawatan tersebut.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, menunjukkan bahwa
prevalensi penduduk Indonesia yang menderita Gagal Ginjal sebesar 0,2% atau 2 per 1000
penduduk dan prevalensi Batu Ginjal sebesar 0,6% atau 6 per 1000 penduduk. Prevalensi
Penyakit Gagal Ginjal tertinggi ada di Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 0,5%.
Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi gagal Ginjal pada laki-laki (0,3%) lebih
tinggi dibandingkan dengan perempuan (0,2%). Berdasarkan karakteristik umur
prevalensi tertinggi pada kategori usia di atas 75 tahun (0,6%), dimana mulai terjadi
peningkatan pada usia 35 tahun ke atas. Berdasarkan strata pendidikan, prevalensi gagal
Ginjal tertinggi pada masyarakat yang tidak sekolah (0,4%). Sementara Berdasarkan
masyarakat yang tinggal di pedesaan (0,3%) lebih tinggi prevalensinya dibandingkan di
perkotaan (0,2%).
Berdasarkan Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2016, sebanyak 98%
penderita gagal Ginjal menjalani terapi Hemodialisis dan 2% menjalani terapi Peritoneal
Dialisis (PD). Penyebab penyakit Ginjal kronis terbesar adalah nefropati diabetik (52%),
hipertensi (24%), kelainan bawaan (6%), asam urat (1%), penyakit lupus (1%) dan lain-
lain.
Jumlah pasien hemodialisis baik pasien baru maupun pasien aktif sejak tahun 2007
sampai 2016 mengalami peningkatan, terutama pada tahun 2015 hingga 2016.
Berdasarkan usia, pasien hemodialisis terbanyak adalah kelompok usia 45 64 tahun, baik
pasien baru maupun pasien aktif.
Pada awalnya, penyakit Ginjal kronis tidak menunjukkan gejala yang khas
sehingga penyakit ini sering terlambat diketahui. Tanda dan gejala yang timbul karena
penyakit Ginjal sangat umum dan dapat ditemukan pada penyakit lain seperti tekanan
darah tinggi, perubahan frekuensi buang air kecil dalam sehari, adanya darah dalam urin,
mual dan muntah serta bengkak, terutama pada kaki dan pergelangan kaki.
Bila ditemukan tanda dan gejala penyakit Ginjal, maka yang harus dilakukan
adalah kontrol gula darah pada penderita diabetes, kontrol tekanan darah pada penderita
hipertensi, dan pengaturan pola makan yang sesuai dengan kondisi Ginjal.
Hari Ginjal Sedunia diperingati setiap tahunnya pada Kamis minggu kedua di
bulan Maret. Tahun ini jatuh pada tanggal 8 Maret 2018. Tema Hari Ginjal Sedunia pada
tahun 2018 ini adalah ''Kidneys and Womens Health : Include, Value, Empower''. Dengan
tema ini diharapkan semua pihak ikut mempromosikan akses yang terjangkau dan adil
terhadap pendidikan kesehatan, perawatan kesehatan dan pencegahan penyakit Ginjal bagi
semua wanita dan anak perempuan di dunia.
Di Indonesia peringatan Hari Ginjal Sedunia diisi dengan rangkaian kegiatan
seperti: 1) melaksanakan sosialisasi dan diseminasi informasi tentang penyakit Ginjal
kronis melalui berbagai media dan 2) Bekerjasama dengan lintas program, lintas sektor,
organisasi profesi, pelaku usaha dan organisasi masyarakat melalui kegiatan Forum
Diskusi Dialisis.
Secara khusus Kementerian Kesehatan mengimbau kepada pemerintah, swasta
maupun masyarakat untuk dapat berpartisipasi dan mendukung upaya pencegahan dan
pengendalian Penyakit Ginjal Kronis dengan meningkatkan upaya promotif dan preventif
dengan modifikasi gaya hidup untuk pencegahan penyakit Ginjal kronis, yaitu dengan 1)
Melakukan aktivitas fisik teratur; 2) Makan makanan sehat (rendah lemak, rendah garam,
tinggi serat); 3) Kontrol tekanan darah dan gula darah; 4) Monitor berat badan dan
mempertahankan berat badan normal; 5) Minum air putih minimal 2 liter per hari; 6)
Tidak konsumsi obat-obatan yang tidak dianjurkan; dan 7) Tidak merokok.
Selain itu, Kemenkes mendorong implementasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) serta mendorong kementerian dan
lintas sektor terkait lainnya untuk meningkatkan kerjasama dalam mengatasi masalah
kesehatan sehingga semua kebijakan yang ada berpihak pada kesehatan.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Cegah Dan Kendalikan Penyakit
Ginjal Dengan Cerdik Dan Patuh. Diakses pada 10/9/2019 dari
http://www.depkes.go.id/print/18030700007/cegah-dan-kendalikan-penyakit-ginjal-
dengan-cerdik-dan-patuh.html