Step 7
Step 7
Reflex Fisiologis
Reflek-refleks yang dapat terjadi pada orang dewasa sebagai rangsangan yang
adekuat terhadap reseptor saraf yang tidak di sadari.
1. Reflek kornea à Dengan cara menyentuhkan kapas pada limbus, hasil positif
bila mengedip (N IV &VII )
2. Reflek faring à Faring digores dengan spatel, reaksi positif bila ada reaksi
muntahan ( N IX & X )
5. Reflek Anal à Menggores kulit anal, positif bila ada kontraksi spincter ani ( S
3-4-5 )
6. Reflek Bulbo Cavernosus à Tekan gland penis tiba-tiba jari yang lain
masukkan kedalam anus, positif bila kontraksi spincter ani (S3-4 / saraf spinal )
12. Reflek Moro à Reflek memeluk pada bayi saat dikejutkan dengan tangan
13. Reflek Babinski à Goreskan ujung reflak hammer pada lateral telapak kaki
mengarah ke jari, hasil positif pada bayi normal sedangkan pada orang dewasa
abnormal ( jari kaki meregang / aduksi ektensi )
16. Rooting reflek à Bayi menoleh saat tangan ditempelkan ke sisi pipi
Reflex patologis
Refleks –refleks yang tidak dapat di bangkitkan pada orang-orang yang sehat,
kecuali pada bayi dan anak kecil. Kebayakan merupakan gerakan relektorik
defensif atau postural yang pada orang dewasa yang sehat dan di tekan oleh
aktivitas susunan piramidalis.
4. Reflek Glabella à Mengetuk dahi diantara kedua mata, hasilnya positif bila
membuat kedua mata klien tertutup.
6. Reflek sucking à Menaruh jari pada bibir klien, positif bila klien menghisap
jari tersebut.
7. Reflek Grasp à Taruh jari pada tangan klien, positif bila klien memegangnya.
8. Reflek Palmomental à Gores telapak tangan didaerah distal, positif bila otot
dagu kontraksi.
9. Reflek rosolimo à Ketuk telapak kaki depan, positif bila jari kaki ventrofleksi.
10. Reflek Mendel Bechterew à Mengetuk daerah dorsal kaki2 sebelah depan,
positif bila jari kaki ventrofleksi.
Sumber : Muttaqin A. 2008. Pengantar asuhan keperawatan klien dengan
gangguan sistem persarafan. Jakarta: Salemba medika.
Pemeriksaan sensorik
a. foto rontgen
b. CT scan
c. PET (Positron Emission Tomography)
d. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
e. Angiografi serebri
f. Mieolografi
g. EEG (Eletroensefalografi)
h. EMG (Elektomiografi)
i. Lumbal fungsi
j. Pemeriksaan Ach
Sumber: Muttaqin A. 2008. Pengantar asuhan keperawatan klien dengan
gangguan sistem persarafan. Jakarta: Salemba medika.
Pemeriksaan yang lain:
a. pemeriksaan darah ,
b. pemeriksaan mata lengkap
c. Tensilon tes.
d. Tes motorik otot, dan keseimbangan
Sumber : Mahendra Indonesia Makalah. Oleh Refraksionis Optisien – Arini
Susanti, Amd di bawah pengawasan DR. Rini MS, SpM.
b. DD skenario
Werdnig-Hoffmann
Sindrom Cushing
Miastenia gravis
Miopati peradangan
Distrofi otot
Miopati kongenital
Polio
Timoma
Tumor Otot
Tumor saraf
Sindroma Guillain-Barre.
Myasthenia Gravis
Tanda meliputi :
kelemahan otot wajah termasuk kelopak mata yg menggantung
penglihatan ganda
kesulitan bernafas , berbicara & mengunyah
kelemahan pada otot tangan & kaki
kelelahan yg disebabkan karena factor emosional
Gejala yang umum yang terlihat pada pasien dengan Myasthenia gravis adalah :
* Diplopia( penglihatan ganda )
* Ptosis ( kelopak mata yang menggantung )
* dan mata yang tidak dapat menutup rapat
Gejala ini timbul karena lemahnya otot yang mengontrol bola mata dan pergerakan
kelopak mata, sensitif terhadap cahaya
Etiologi
Patogenesis/patofisiologi
b. Plasmaparesis
Plasmaparesis atau plasma exchange bertujuan untuk mengeluarkan faktor
autoantibodi yang beredar. Pemakain plasmaparesis memperlihatkan
hasilyang baik, berupa perbaikan klinis yang lebih cepat, penggunaan alat
bantu nafasyang lebih sedikit, dan lama perawatan yang lebih pendek.
Pengobatan dilakukan dengan mengganti 200-250 ml plasma/kg BB dalam
7-14 hari.
Pengobatan imunosupresan:
1. Imunoglobulin IV
Pengobatan dengan gamma globulin intervena lebih menguntungkan
dibandingkan plasmaparesis karena efek samping/komplikasi lebih ringan.
Dosis
maintenance 0.4 gr/kg BB/hari selama 3 hari dilanjutkan dengan dosis
maintenance 0.4 gr/kg BB/hari tiap 15 hari sampai sembuh.
2. Obat sitotoksik
Pemberian obat sitoksik yang dianjurkan adalah:
‹ 6 merkaptopurin (6-MP)
‹ azathioprine
‹ cyclophosphamid
Efek samping dari obat-obat ini adalah: alopecia, muntah, mual dan sakit
kepala.
c. Prognosa
Pada umumnya penderita mempunyai prognosa yang baik tetapi pada
sebagian kecil penderita dapat meninggal atau mempunyai gejala sisa. 95%
terjadi
penyembuhan tanpa gejala sisa dalam waktu 3 bulan bila dengankeadaan
antaralain:
‹ pada pemeriksaan NCV-EMG relatif normal
‹ mendapat terapi plasmaparesis dalam 4 minggu mulai saat onset
‹ progresifitas penyakit lambat dan pendek
‹ pada penderita berusia 30-60 tahun.
Sumber : Mahendra Indonesia Makalah. Oleh Refraksionis Optisien – Arini
Susanti, Amd di bawah pengawasan DR. Rini MS, SpM.
10. Apa saja derajat kekuatan otot?
0=tidak berkontraksi
1=sedikit kontraksi
2=Cuma bisa bergeser
3=bisa melawan gravitasi tapi jatuh lagi
4=bisa melawan gravitasi tapi ada tekanan jatuh
5=normal