Anda di halaman 1dari 8

Soal Pretest DM KKI 16 Oktober 2019

1. Jelaskan secara singkat tentang prinsip pelayanan kesehatan dokter keluarga (nilai 25)

Memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada

keluarga, dengan tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi

sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tapi bila perlu aktif

mengunjungi penderita atau keluarganya

Prinsip Pelayanan Kesehatan Dokter Keluarga yaitu;

1) Pelayanan yang holistik dan komprehensif


dilakukan layanan komprehensif dengan pendekatan holistik yang berisi 5 aspek,

yaitu aspek personal, klinis, internal, ekstrernal dan fungsi sosial.

2) Pelayanan yang kontinu atau berkelanjutan

3) Pelayanan yang mengutamakan pencegahan


Pencegahan yang dilakukan berupa pencegahan primordial, primer, sekunder dan

tersier.

4) Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif

5) Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya

6) Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan


tempat tinggalnya

7) Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum

8) Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertangungjawabkan

9) Pelayanan yang sadar biayadan sadar mutu


2. Jelaskan tentang Konsep Holistik Komprehensif (nilai 30)

. Holistik sendiri berasal dari bahasa yunani yang artinya holos (seluruh) dan

kesehatan holistik memandang beberapa aspek meliputi aspek fisik, intelektual, social

budaya, psikologis dan spiritual dari kehidupan pasien sebagai suatu keseluruhan yang

terpadu dan saling berhubungan Sehingga dokter wajib melihat pasien secara keselurahan

dikarenakan aspek-aspek tersebut memiliki hubungan yang erat satu sama lain yang

mungkin berhubungan dengan keadaan pasien tersebut

Setelah melakukan diagnostic holistic dokter harus melakukan penangan terhadap

masalah yang dialami pasien dan akan dilanjutkan dengan pemeriksaan komperhensif

merupakan suatu pemeriksaan menyeluruh dan sistematis. Pemeriksaan dilakukan secara

sistematis mulai dari pemeriksaan fisik yang sederhana hingga ke pemeriksaan tambahan

lain yang dibutuhkan, dan pemeriksaan komprehensif juga menekankan agar kita melihat

suatu keadaan secara menyeluruh.

Komprehensif tidak hanya kuratif saja tetapi juga berorientasi pencegahan meliputi

health promotion, spesific protection (primer), early case detection, prompth treatmen

(sekunder) dan disability limitation/rehabilitation (tersier). terapi komprehensif yang benar

harus mencakup lebih dari sekedar penangan kumpulan gejala tapi harus tetap

mempertimbangkan keberadaan manusia secara utuh yang diantaranya adalah mental,

emosi dan fisik ( internal dan eksternal) dan lingkungan dimana mereka berada.

Pada diagram mandala talah dijelaskan mengenai cara memandang masalah kesehatan

pada dibagi menjadi 2 faktor internal maupun eksternal


 faktor internal : aspek fisik, pikiran, imunitas dan gaya hidup

sedangkan

 factor eksternal :terdapat faktor keluarga, lingkungan baik fisi,

social, dan pekerjaan yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kesehatan

seseorang.

Diagnosis holistic dan komprehensif telah tercantum pada standar kompetensi dokter

Indonesia( SKDI) 2012 dimana lulusan dokter Indonesia harus memiliki kemampuan

tersebut dan menjalankan nya

Pendekatan nya yang terdiri dari 5 Aspek ;

Aspek 1: Aspek personal, merupakan aspek yang mendasari penderita untuk mencari

atau memerlukan pertolongan dari tenaga medis, yang dapat meliputi keluhan utama

terhadap masalah kesehatannya, ketakutan dan harapan dari penderita.

Aspek 2: Aspek klinis, merupakan diagnosis klinis (diagnosis kerja dan diagnosis

banding). Penentuan diagnosis ini menggunakan ICD 10

Aspek 3: Aspek faktor internal, merupakan faktor yang meliputi pengaruh genetik,

persepsi terhadap kesehatan dan perilaku kesehatan dari individu serta keluarga yang

memberikan pengaruh terhadap masalah kesehatan yang terjadi.

Aspek 4:Aspek faktor eksternal, merupakan faktor yang meliputi kondisi/hubungan

psikososial penderita dalam keluarga maupun dengan komunitasnya, problem

ekonomi, pekerjaan dan faktor lingkungan penderita (fisik, biologi, kimia, sosial,

budaya) yang memberikan pengaruh terhadap masalah kesehatan yang terjadi.


Aspek 5: Aspek fungsi sosial, merupakan fungsi sosial penderita terhadap komunitas

sekitarnya dalam hal ini ketergantungan penderita terhadap keluarga maupun

komunitas diluar keluarga dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari. Aspek ini dibagi

dalam 5 (lima) tingkatan, yaitu:

 Tingkat 1, bila penderita tidak memiliki ketergantungan sama sekali dengan

orang lain.

 Tingkat 2, bila penderita hanya tergantung kepada orang lain untuk melakukan

kegiatan yang memang memerlukan bantuan orang lain, misalnya:

membersihkan rumah, mencuci mobil, memasak.

 Tingkat 3, bila penderita dalam aktivitas dasar kehidupannya mampu

melakukan sendiri namun bila lebih dari aktivitas kehidupan dasar, dia akan

memerlukan bantuan orang lain, misalnya penderita yang menggunakan alat

bantu gerak.

 Tingkat 4, bila penderita memerlukan bantuan orang lain pada sebagian besar

aktivitas sehari-harinya, misalnya seperti anak balita dimana masih

memerlukan bantuan orangtuanya untuk mandi, makan dan berpakaian.

 Tingkat 5, bila penderita mutlak atau sangat tergantung dengan oranglain

dalam melakukan setiap aktivitasnya sehari-hari, misalnya seperti anak bayi

atau penderita yang mengalami lumpuh total pada anggota gerak


3. Jelaskan tentang Strategi Penatalaksanaan Penyakit Akibat Kerja (nilai 25)

Secara keseluruhan penanganan gangguan kesehatan / kecelakaan kerja dapat dilakukan

atau dilaksanakan berdasarkan beberapa tahap yaitu

1. Proses produksi (dapat dilakukan segala upaya yang ditujukan pada proses produksi):

a. Pada lingkup keluarga

Mengetahui segala kegiatan fisik dan psikologi anggota keluarga sehingga dapat

diperkirakan factor apa saja yang berhubungan dengan setiap masalah kesehatan

yang dialami oleh pasien tersebut

b. Pada lingkup pekerjaan

Mengetahui segala kegiatan produksi dari awal sampai end product meliputi bahan

baku, cara produksi, bahan samping, ergonomic kerja sehingga dapat dilakukan

pengendalian terhadap factor-faktor yang dapat mengganggu kesehatan karyawan.

Yang dapat berpotensi menganggu kinerja karyawan tersebut

2. Lingkungan kerja

Upaya yang dilakukan dengan cara :

a. Mengindentifikasi lingkungan fisik dan perubahannya agar menilai dan memberikan

saran yang berhubungan dengan kesehatan

b. Melakukan pengukuran terhadap kandungan berbahaya pada kesehatam serta

memberikan advis untuk perbaikannya secara berbeda

c. Melakukan pemantauan terhadap sarana kebersihan lingkuhan dan kesehatan kerja


3. Pekerja

Hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan tingkatan pencegahan/prefentif

a.Pencegahan primer

b. Pencegahan sekunder

c. Pencegahan tersier

4. Kebijakan manajemen

o Terhadap proses kerja yang meliputi :

 Suatu kebijakan dengan pabrik, perbaikan alat-alat proses

 Suatu kebijakan subtitusi

o Suatu kebijakan jadwal produksi

 Terhadap lingkungan kerja

 Kebijakan erhadap jadwal kerja, biaya, standart lingkungan

dipekerjaan

 Terhadap karyawan

 Menunjang program pelayanan yang holistik, profesional dan

berkualitas

 Mengembangkan system reward dan punishment

 Peraturan dan perundang-undangannya


4. Jelaskan tentang Universal Health Coverage (nilai 20)

UHC bertumpu pada upaya promotif, preventif termasuk pengendalian penyakit

serta pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitatif dengan mengarusutamakan pelayanan

kesehatan primer yang berkualitas, Universal Health Coverage merupakan salah tujuan

bangsa Indonesia. Cakupan yang luas masih belum diiringi dengan pelayanan kesehatan

yang tersedia. Peran tenaga kesehatan masyarakat sangat berperan dalam mengembangkan

Sistem Kesehatan Nasional ini.

UHC merupakan sebuah skema sistem kesehatan di mana setiap orang memiliki

akses yang sama terhadap pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif) tanpa menimbulkan dampak kesulitan keuangan

Menurut Direktur Jenderal WHO, cakupan universal berarti bahwa kualitas

perawatan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat tidak membuat penduduk tersebut

mengalami kemiskinan dan menjadi tantangan untuk memperluas pelayanan kesehatan

bagi masyarakat dan agar pemerintah dapat membuat keputusan yang cerdas dan dapat

menghindari inefisiensi

Undang Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) No. 40 tahun 2004, yang

menjadi dasar hukum penyelenggaraan program jaminan sosial mengamanatkan bahwa

dalam jaminan ini seluruh masyarakat Indonesia akan dijamin dalam satu skema asuransi

sosial. Asuransi kesehatan sosial dapat meningkatkan akses ke pelayanan kesehatan dalam

meningkatkan manfaat di kalangan penduduk miskin,


Saat ini ada salah pengertian, seakan-akan cakupan kesehatan semesta sama

dengan cakupan kepesertaan semesta dan bila seluruh penduduk Indonesia telah menjadi

peserta JKN maka cakupan kesehatan semesta dianggap telah tercapai.

Cakupan kesehatan semesta telah tercapai kalau masyarakat telah menjadi peserta

JKN dan seluruh penduduk sudah memiliki akses terhadap layanan kesehatan yang

komprehensif dan bermutu, baik upaya promotif, preventif, deteksi dini, pengobatan,

rehabilitatif dan paliatif tanpa terkendala masalah biaya. Jadi jauh lebih kompleks dari

sekedar kepesertaan JKN.

Selain Indonesia, Malaysia dan Thailand juga merupakan negara yang mengalami

perubahan belanja kesehatan dan menjalankan pembiayaan kesehatan secara universal .

Pemanfaatan pelayanan kesehatan dan belanja publik di Indonesia tertinggal jauh di

belakang negara negara Asia Tenggara

Anda mungkin juga menyukai