Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Limbah adalah sisa dari kegiatan atau aktivitas manusia. Sangat penting bagi kita untuk
mengerti dan memahami tentang apa itu limbah. Hal ini sebagain besar jenis limbah yang
dihasilkan manusia memberikan dampak yang tidak baik untuk lingkungan. Ada beberapa jenis
limbah di sekitar kita, antara lain : limbah rumah tangga, limbah industri atau pabrik, limbah
pariwisata, limbah medis, limbah pertanian, dan masih banyak lagi jenis limbah lainnya.
Dari sekian banyak jenis limbah, ada satu jenis limbah yang akan menjadi fokus
bahasan kita kali ini, yaitu tentang limbah pertanian. Limbah pertanian adalah bagian tanaman
pertanian diatas tanah atau bagian pucuk, batang yang tersisa setelah dipanen atau diambil hasil
utamanya. Berdasarkan artinya pengertian limbah pertanian dapat diartikan sebagai bahan yang
dibuang di sektor pertanian. Walaupun terbilang limbah organik dan dapat cepat terurai,
namun jika kita salah dalam mengolah limbah akan berdampak negatif untuk lingkungan.
Beberapa sub tema yang akan kita bahas dalam artikel tentang limbah pertanian ini
antara lain : jenis dan wujud limbah pertanian, sifat kimia dari limbah pertanian, penyebab
terjadinya limbah pertanian, dampak limbah pertanian, dan cara penanganan limbah pertanian.
II. TUJUAN
1. Mengetahui jenis dan wujud limbah pertanian
2. Mengetahui sifat pestisida dan dampak penggunaan pestisida
3. Mengetahui cara penanganan limbah pertanian
2
BAB II
ISI
Dalam kegiatan pertanian, penggunaan pupuk buatan, zat kimia pemberantas hama
(pestisida), dan pemberantas tumbuhan pengganggu (herbisida) dapat mencemari tanah, dan
air.
a. Herbisida merupakan pestisida yang 40% produknya sudah digunakan di dunia. Para
petani menggunakan herbisida untuk mengontrol atau mematikan sehingga tanaman
pertanian dapat tumbuh dengan baik.
b. Fungisida merupakan pestisida yang digunakan untuk mengontrol atau memberantas
cendawan (fungi) yang dianggap sebagai wabah atau penyakit. Penyemprotan fungisida dapat
melindungi tanaman pertanian dari serangan cendawan parasit dan mencegah biji (benih)
menjadi busuk di dalam tanah sebelum berkecambah. Akan tetapi, sejak metal merkuri sangat
beracun terhadap manusia, biji-bijian yang telah mendapat perlakuan fungisida yang
mengandung metal merkuri tidak pernah dimanfaatkan untuk bahan makanan. Fungisida
dapat memberi dampak buruk terhadap lingkungan.
3
c. Insektisida merupakan bahan kimia yang digunakan untuk membunuh serangga hama.
Jenis pestisida ini sudah digunakan manusia sejak lama.
Dalam penerapannya, tidak semua pestisida sampai ke sasaran. Kurang dari 20%
pestisida sampai ke tumbuhan. Selebihnya lepas begitu saja. Akumulasi dari pestisida dapat
mencemari lahan pertanian dan apabila masuk dalam rantai makanan, dapat menimbulkan
macam-macam penyakit, misalnya kanker, mutasi, bayi lahir cacat, dan CAIDS.
Pestisida yang paling merusak adalah pestisida sintesis, yaitu golongan organoklorin. Tingkat
kerusakan yang dihasilkan lebih tinggi ketimbang senyawa lain, mengingat jenis ini peka
akan sinar matahari dan tidak mudah terurai. Di Indonesia, kasus pencemaran
karena pestisida telah menimbulkan kerugian. Di Lembang dan Pangalengan, tanahdisekitar
pertanian kebun wortel, tomat, kubis dan buncis tercemar oleh organoklorin. Sungai
Cimanuk juga tercemar akibat hasil-hasil pertanian yang tercemar pestisida.
Menurut data WHO yang dipublikasikan pada tahun 1990, dampak dan risiko
penggunaan pestisida kimia selama ini 25 juta kasus dan meningkat pada tiap tahunnya. Data
lain dari ILO pada tahun 1996 menunjukkan 14% pekerja di pertanian terkena bahaya pestisida
dan 10%-nya terkena bahaya yang fatal. Fenomena seperti ini juga terjadi di sentra
pertanian Indonesia seperti Brebes dan Tegal. Penelitian FAO pada tahun '92 menunjukkan,
ada 19 gejala keracunan yang disebabkan pestisida pada petani cabe dan bawang. Di
perkebunan Luwu, Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa 80-100% petani yang
memeriksakan dirinya ke rumah sakit mengindikasikan keracunan pestisida.
1. Melalui Kulit
Hal ini dapat terjadi apabila pestisida terkena pada pakaian atau langsung pada kulit.
Ketika petani memegang tanaman yang baru saja disemprot, ketika pestisida terkena pada
kulit atau pakaian, ketika petani mencampur pestisida tanpa sarung tangan, atau ketika
anggota keluarga mencuci pakaian yang telah terkena pestisida. Untuk petani atau
pekerja lapangan, cara keracunan yang paling sering terjadi adalah melalui kulit.
1. Melalui Pernapasan
Hal ini paling sering terjadi pada petani yang menyemprot pestisida atau pada orang-
orang yang ada di dekat tempat penyemprotan. Perlu diingat bahwa beberapa pestisida
yang beracun tidak berbau.
2. Melalui Mulut
Hal ini terjadi bila seseorang meminum pestisida secara sengaja ataupun tidak,
ketika seseorang makan atau minum air yang telah tercemar, atau ketika makan dengan
tangan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah berurusan dengan pestisida.
Di sisi lain, pestisida juga memiliki dampak langsung yang merugikan bagi tumbuhan,
seperti rendahnya pertumbuhan rambut akar, penguningan tunas, dan terhambatnya
pertumbuhan.
Fungisida yang digunakan pada usaha budi daya kacang tanah diketahui dapat
membunuh cacing tanah, sehingga mengancam keberadaan burung dan mamalia yang
memangsa mereka. Beberapa pestisida tersedia dalam wujud butiran, sehingga burung dan
6
hewan lainnya dapat memakan butiran tersebut karena disangka sebagai biji-bijian. Herbisida
ketika mengalami kontak dengan telur burung, akan mengakibatkan pertumbuhan embrio yang
abnormal dan mengurangi jumlah telur yang akan menetas. Herbisida juga dapat
mengurangi populasi burung karena begitu banyaknya tumbuhan penunjang habitat mereka
yang mati.
Pada beberapa dekade yang lalu, penurunan populasi amfibi terjadi di seluruh dunia,
karena alasan yang tak bisa dijelaskan yang bervariasi tapi beberapa pestisida kemungkinan
ikut menjadi penyebab. Campuran beberapa pestisida menunjukkan efek racun yang kumulatif
pada kodok. Kecebong dari kolam dengan beberapa pestisida menunjukkan di dalam air
bahwa si kecebong bermetamorfosis dalam bentuk yang lebih kecil, menurunkan kemampuan
mereka dalam menangkap mangsa dan menghindar dari predator.
Sebuah studi dari Kanada menunjukkan bahwa kecebong yang terpapar endosulfan,
sebuah pestisida organoklorida pada level yang sepertinya menunjukkan kematian pada habitat
dekat bidang yang disiram dengan pembunuhan kimia pada kecebong dan menyebabkan
keanehan pada perilaku pertumbuhan.
Ikan dan biota akuatik lainnya dapat mengalami efek buruk dari perairan yang
terkontaminasi pestisida. Aliran permukaan yang membawa pestisida hingga sungai membawa
dampak yang mematikan bagi kehidupan di perairan, dan dapat membunuh ikan dalam jumlah
besar.
Penerapan herbisida di perairan dapat membunuh ikan ketika tanaman yang mati
membusuk dan proses pembusukan tersebut mengambil banyak oksigen di dalam air, sehingga
membuat ikan kesulitan bernafas. Beberapa herbisida mengandung tembaga sulfit yang
beracun bagi ikan dan hewan air lainnya. Penerapan herbisida pada perairan dapat mematikan
7
tanaman air yang menjadi makanan dan penunjang habitat ikan, menyebabkan berkurangnya
populasi ikan.
c
10
Limbah pestisida mempunyai aktifitas dalam jangka waktu yang lama dan ketika terbawa aliran
air keluar dari daerah pertanian, dapat mematikan hewan yang bukan sasaran seperti ikan,
udang dan hewan air lainnya. Pestisida mempunyai sifat relatif tidak larut dalam air, tetapi
mudah larut dan cenderung konsentrasinya meningkat dalam lemak dan sel-sel tubuh mahluk,
ini dinamakan Biological Amplification sehingga apabila masuk dalam rantai makanan
konsentrasinya makin tinggi dan yang tertinggi adalah pada konsumen puncak.
Limbah jika dikelola dengan tepat, akan menjadi sumber pendapatan baru bagi petani, untuk
menangani limbah pertanian limbah dapat dibuat berbagai macam produk antara lain :
a. Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktifitas anaerobic atau fermentasi dari bahan-bahan
organic seperti kotoran manusia dan hewan atau sisa-sisa limbah pertanian
b. Biofull adalah jenis bahan bakar terbaru biasanya ditemukan dalam bentuk cair yang telah
disuling dan diproduksi dari berbagai bentuk biji-bijian dan lemak nabati, biasanya jagung yang
digunakan.
c. Asap cair adalah campuran larutan dari disperse asapkayu dalam air yang dibuat dengan
mengkondensasi asap cair hasil pirolisis
d. Briket adalah sumber energy alternative pengganti minyak tanah dan LPG dari bahan-bahan
bekas atau bahan yang sudah tidak terpakai lagi.
e. Media tumbuh
h. Biopestisida adalah agen biologi atau produk-produk alam yang digunakan untuk
mengkontrol hama pada tanaman.
12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Ada beberapa jenis dan wujud limbah pertanian yaitu berwujud padat dan cair.
2. Pestisida selain bermanfaat, juga menghasilkan dampak lingkungan. Disamping
bermanfaat untuk meningkatkan hasil pertanian, ia juga menghasilkan dampak buruk
baik bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Lebih dari 98% insektisida dan 95%
herbisida menjangkau tempat selain yang seharusnya menjadi target, termasuk spesies
non-target, perairan, udara, makanan, dan sedimen. Pestisida dapat menjangkau dan
mengkontaminasi lahan dan perairan ketika disemprot secara aerial, dibiarkan mengalir
dari permukaan ladang, atau dibiarkan menguap dari lokasi produksi dan penyimpanan.
Penggunaan pestisida berlebih justru akan menjadikan hama dan gulma resistan
terhadap pestisida.
3. Limbah jika dikelola dengan tepat, akan menjadi sumber pendapatan baru bagi petani,
untuk menangani limbah pertanian limbah dapat dibuat berbagai macam produk antara
lain biogas, biofull, asap cair, briket, media tumbuh, pupuk organik, bioremediasi,
biopeptisida.