KOTA PADANG
NPP : 27.0098
KELAS : A1
MANAJEMEN PEMERINTAH
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dengan
ridho dan nikmat dari-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan critical paper
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Aset Institut Pemerintahan Dalam
Negeri.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam makalah ini sehingga kritik dan
saran yang membangun penulis butuhkan demi kesempurnaan makalah ini .Semoga
makalah ini dapat memberi manfaat bagi Instansi pemerintahan dalam hal
pengelolaan keuangan agar terciptanya akuntabilitas dalam hal pengelolaan keuangan
serta bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri dalam menambah ilmu
pengetahuan. Penulis akhiri dengan, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
mengalami kesulitan untuk mengembangkan pemanfatan aset pada masa yang akan
datang.
Aset tetap merupakan salah satu unsur yang harus dikelola dengan baik agar
menghasilkan informasi yang andal dalam laporan keuangan daerah. Pengelolaan aset
tetap daerah merupakan upaya meningkatkan efisiensi, efektifitas dan menciptakan
nilai tambah dalam mengelola aset, menjadi modal awal bagi pemerintah daerah untuk
melakukan pengembangan kemampuan keuangannya serta dapat menunjang peran dan
fungsi pemerintah daerah sebagai pemberi pelayanan publik kepada masyarakat.
Pengelolaan aset tetap yang baik guna menghasilkan informasi dalam penyusunan
laporan keuangan pada akhirnya tidak lepas dari kelengkapan dokumen yang menjadi
dasar/sumber dalam pelaksanaan setiap siklus pengelolaan barang milik daerah sesuai
peraturan yang berlaku, dalam hal ini Permendagri No.17 Tahun 2007 Tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah.
2
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
a. Menentukan dan menganalisis apa saja kendala dalam penatausahaan
aset tetap Pemerintah Kota Padang dan tugas dan fungsi BPKAD Kota
Padan.
b. Pengembangan teknologi informasi pemerintahan kota Padang untuk
mengakses, mengelola dan mendayagunakan informasi secara tepat, cepat
dan akurat
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2) Pengadaan;
Semua proses ini bukan hanya dilakukan oleh pejabat yang menangani
administrasi aset/barang milik daerah, melainkan juga perlu melibatkan para
pimmpinan pelaksana teknis kegiatan (jika ada penerimaan aset dari pihak
swasta/ketiga, dan apabila diberi kewenangan oleh pengguna anggaran/barang).
Selanjutnya diserahkan kepada bendahara barang untuk disimpan dan dicatat.
Penyaluran adalah kegiatan untuk menyalurkan/pengiriman barang milik daerah dari
gudang ke unit kerja pemakai.
4) Penggunaan;
5) Penatausahaan;
5
6) Pemanfaatan;
8) Penilaian;
Penilaian adalah suatu proses kegiatan penelitian yang selektif didasarkan pada
data/fakta yang obyektif dan relevan dengan menggunakan metode/teknis tertentu
untuk memperoleh nilai barang milik daerah.
9) Penghapusan;
10) Pemindahtanganan;
6
Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan barang milik daerah sebagai
tindak lanjut dari penghapusan dengan cara dijual, dipertukarkan, dihibahkan atau
disertakan sebagai modal Pemerintah Daerah.
Siklus ini diperlukan agar tidak mudah dimanipulasi pengguna aset karena aset
daerah banyak ragam dan kepentingannya yang dilaksanakan oleh pejabat pengelola
aset/barang milik daerah dan aparat pengawasan.
12) Pembiayaan;
Setiap aset yang hilang baik yang dilakukan bendahara maupun oleh pejabat
atau pegawai berdasarkan kelalaiannya harus dilakukan tuntutan ganti rugi
aset/barang milik daerah agar aset tetap terjaga dengan baik.
Aset Tetap
Definisi aset tetap menurut PP No.71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan, dalam kegiatan
pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
7
Klasifikasi Aset Tetap
1. Tanah
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh
dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam
kondisi siap dipakai. Tanah merupakan aset pemerintah yang sangat vital dalam
operasional pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh
dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam
kondisi siap dipakai.
Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun
oleh pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi
siap dipakai.
Golongan aset ini jelas jelas disebutkan dalam Permendagri No.17 Tahun 2007
yang terdiri atas buku perpustakaan, buku terbitan berkala, barang-barang
8
perpustakaan, barang bercorak kesenian/kebudayaan, serta hewan/ternak dan tumbuh
tumbuhan.
Golongan barang ini dicatat sebesar biaya yang di keluarkan sampai dengan
akhir masa pengerjaan pada tahun yang bersangkutan.
9
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dilihat dari kondisi hidrolgi, wilayah Kota Padang dilalui oleh banyak aliran
sungai besar dan kecil. Terdapat tidak kurang dari 23 aliran sungai yang mengalir di
wilayah Kota Padang dengan total panjang mencapai 155,40 Km ( 10 sungai besar
dan 13 sungai kecil ).
Luas wilayah Kota Padang adalah 694,96 km2 dengan kondisi geografi
berbatasan dengan laut dan dikelilingi perbukitan dengan ketinggian mencapai 1.853
mdpl. Kota Padang dibagi menjadi 11 kecamatan yang meliputi :
10
BPKA Kota Padang merupakan Badan/SKPD yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2015. Sebelumnya BPKA Kota Padang merupakan
SKPD yang bernama Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPKA) Kota Padang,
namun seiring dengan kebutuhan peningkatan kinerja pemerintah dan organisasi,
maka DPKA Kota Padang dipecah menjadi dua SKPD yakni BPKAD Kota Padang
yang dibentuk dengan Perda Nomor 6 Tahun 2015 dan Dinas Pendapatan Daerah
(Dipenda) Kota Padang yang dibentuk dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun
2015. BPKA berganti nomenklaturdari BPKA menjadi BPKAD (Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah) Kota Padang setelah terbit Peraturan Pemerintah Nomor
18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah dan Peraturan Walikota Padang Nomor 89
Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.
Tugas Pokok BPKAD Kota Padang adalah membantu Walikota Padang dalam
menyelenggarakan urusan pengelolaan keuangan daerah dan aset.Terkait dengan
Tugas Pokok dan Fungsi tersebut, BPKAD mempunyai tugas memimpin dan
mengatur penyelenggaraan urusan pengelolaan keuangan dan aset berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan demi terwujudnya pengelolaan keuangan
dan aset yang akuntabel untuk mendukung keberhasilan pembangunan daerah.
11
3. Merumuskan program kerja BPKAD berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku agar penyelenggaraan urusan pengelolaan
keuangan dan aset dapat terukur secara tepat dan optimal;
12
9. Mengarahkan penyelenggaraan urusan pengelolaan keuangan dan aset
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku demi
tercapainya pelaksanaan tugas tepat sasaran;
13. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.
Rencana Kerja
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) Kota Padang (BPKA) Kota
Padang dibentuk melalui Perda No. 16 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan
Organisasi Badan Daerah.Badan ini merupakan gabungan antara Badan Pendapatan
dengan Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kota Padang. Dengan penggabungan ini
pengelolaan keuangan baik belanja maupun pendapatan bahkan aset dikelola secara
terpadu. Selanjutnya BPKA pada tahun 2012 mengalami beberapa perbaikan struktur
13
dan penambahan kewenangan akibat dari dihilangkannya bagian perlengkapan pada
Sekretariat Daerah.
Rencana Strategi
14
2. Pengelolaan Aset
15
Upaya mengatasi permasalahan di atas mencerminkan kemampuan
penyelenggaraan pemerintahan terutama dalam proses administrasi dan pelayanan
umum yang tanggap, sistem administrasi yang baik didukung oleh budaya kerja yang
produktif, birokrasi yang efektif dan efisien, sistem pelayanan satu atap dan satu
pintu merupakan salah satu ukuran pelayanan yang baik karena dapat menghindari
peluang tindak korupsi dan kolusi. Selain itu ketersediaan data dan informasi sebagai
dasar merencana dan mengembangkan pola kerja yang terarah, terpadu, terkendali
melalui peningkatan koordinasi dalam organisasi. Mekanisme birokrasi dalam
pelayanan umum yang dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat akan
mempengaruhi tingkat kepuasan terhadap kinerja pemerintah. Kepuasan terhadap
pelayanan umum memberi rangsangan untuk berpartisipasi dan berkorelasi positif
antara tingkat kepuasan dan partisipasi masyarakat.
CONTOH KASUS
Kasus yang terjadi pada tahun 2009 dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset
(DPKA) Kota Padang terpaksa melakukan inventarisir aset sebanyak dua kali
pada tahun 2009. Selain itu opini yang di berikan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) atas audit Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Padang,
selama tiga tahun yaitu wajar dengan pengecualian (WDP). Pemberian opini ini
tidak terlepas dari permasalahan aset tetap yang belum tertata dengan baik.
Pengecualian pada opini BPK untuk LKPD tahun anggaran 2009, menyatakan
bahwa nilai aset gedung dan bangunan sekolah pada Dinas Pendidikan sebesar
Rp. 5.829.555.883,00 tidak diyakini kewajarannya karena tidak memuat seluruh
nilai gedung dan bangunan sekolah yang berasal dari dana selain APBD serta
tidak didukung dengan dokumen yang memadai.
16
Dari adanya indikasi belum optimalnya penatausahaan aset/barang milik
daerah, menyebabkan pemerintah daerah kesulitan untuk mengetahui secara pasti
aset yang dikuasai/dikelolanya, sehingga aset-aset yang dikelola pemerintah
daerah cenderung tidak optimal dalam penggunaannya, serta disisi lain
pemerintah daerah akan mengalami kesulitan untuk mengembangkan pemanfatan
aset pada masa yang akan datang. Hal ini juga berpengaruh terhadap keakuratan
nilai aset yang tersaji di neraca pemerintah daerah, padahal keakuratan nilai aset
ini sangat mendukung dalam pemberian opini BPK.
Pada tahun 2018 Pemerintah Kota Padang meraih predikat opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI. Predikat WTP kali
ini merupakan yang keenam kalinya diraih Pemko Padang, sekaligus predikat kelima
yang diraih secara bertuurut-turut. Laporan hasil pemeriksaan keuangan Pemko
Padang sudah bagus dan sesuai dengan yang diharapkan, sehingga menuai hasil
kembali sukses meraih opini WTP untuk ke lima kalinya secara berturut-turut.
BPKP Provinsi Sumatera Barat melakukan berbagai upaya untuk membina dan
mendampingi Pemerintah daerah di Wilayah Provinsi Sumatera Barat utamanya
dalam pengelolaan keuangan daerah secara professional, terbuka transparan dan
bertanggungjawab. Upaya tersebut salah satunya dengan memfasilitasi Pemerintah
Daerah dalam penggunaan sistem pengelolaan keuangan daerah berbasis sistem
Informasi yang di kembangkan oleh BPKP. Hal tersebut tergambar dari Implementasi
Aplikasi SIMDA Keuangan yang telah digunakan oleh pemerintah daerah
danpemerintah daerah yang akan menggunakan pada tahun 2019 yaitu Pemerintah
Kabupaten Dharmasraya.
17
Dalam rangka melengkapi implementasi pengelolaan keuangan dengan
menggunakan aplikasi SIMDA Keuangan, BPKP Pusat melalui tim pengembang
SIMDA telah mengembangkan subsistem perencanaan yang dapat digunakan untuk
perencanaan pembangunan daerah sesuai dengan ketentuan dan praktek pengelolaan
yang baik, aplikasi tersebut adalah aplikasi SIMDA Perencanaan. Dengan hadirnya
SIMDA Perencanaan, relevansi antara dokumen perencanaan dapat lebih valid dan
memadai dan tentu harus diiringi dengan konten, substansi dan proses perencanaan
yang juga memadai.
18
opini yang tidak baik, yaitu “ Tidak Wajar (TW)”. Hal tersebut juga berarti laporan
keuangan yang dapat dipercaya atau diandalkan dalam pengambilan keputusan
semakin sedikit (kecenderungan menurun). Sebaliknya, laporan keuangan yang tidak
dapat diandalkan untuk pengambilan keputusan semakin banyak (kecenderungan
naik).
Data pendukung aset tetap merupakan penunjang agar data aset yang disajikan
di laporan aset dapat dipertanggungjawabkan keberadaannya, pengurus barang masih
kesulitan dalam mendapatkan informasi/data tentang dokumen (tanggal dan nomor
kontrak), tahun pembelian/perolehan serta harga atas barang/aset tetap tersebut.
Dalam pelaksanakan penatausahaan aset tetap di pemerintah kota padang dalam
mengisi format KIB dan KIR masih ditemukan kekurangan yang disebabkan sulitnya
memperoleh dokumen atas aset tetap milih daerah yang sudah lama dan tidak jelas
statusnya.
19
3. Keterbatasan Sumber Daya Manusia
20
teknologi informasi yang lebih baik.
3. Memperkuat basis pemerintah daerah dalam melaksanakan otonomi daerah.
Sejauh ini dampak dari perubahan aplikasi SIMDA Keuangan yaitu pegawai yang
instansi/ kantornya sudah menerapkan Aplikasi SIMDA Keuangan harus menyesuaikan
diri kembali terhadap perubahan aplikasi tersebut. Hal ini yang membuat pegawai
lebih memilih untuk membuat laporan keuangan secara manual karna belum
terbiasa menggunakan aplikasi tersebut. Program aplikasi ini digunakan untuk
pengelolaan keuangan daerah secara terintegrasi, terdiri dari penganggaran,
penatausahaan, akuntansi dan pelaporannya. Aplikasi ini biasa digunakan oleh Bendahara
Penerimaan, Bendahara Pengeluaran serta pegawai yang berhubungan dengan
pelaporan keuangan. Adapun output yang dihasilkan aplikasi ini antara lain:
1) Penganggaran
2) Penatausahaan
Surat Penyediaan Dana (SPD), Surat Permintaan Pembayaran (SPP), Surat
Perintah Membayar (SPM), Surat Pertanggungjawaban (SPJ), Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D), Surat Tanda Setoran (STS), beserta register- register, dan
formulir-formulir pengendalian anggaran lainya.
3) Akuntansi dan Pelaporan
21
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemaparan temuan dan analisis hasil studi kasus terhadap evaluasi
penatausahaan aset tetap Pemerintah Kota Padang, peneliti menyimpulkan, antara lain :
1. Pemerintah Kota Padang telah melaksanakan penatausahaan aset tetap sesuai dengan
peraturan perundang- undangan yang berlaku yaitu permendagri nomor 17 tahun
2007 tentang pedoman teknis pengelolaan barang milik daerah.
2. Dalam melaksanakan penatausahaan aset tetap, kendala yang ditemui oleh Pemerintah
Kota Padang yaitu: keterbatasan data pendukung aset tetap, sosialisasi peraturan
tentang penatausahaan aset masih lemah, keterbatasan Sumber Daya Manusia,
kurangnya kompensansi yang memadai terhadap kesejahteraan pegawai di bidang
penatausahaan aset.
4.2 SARAN
Pemerintah Kota Padang hendaknya segera memperbaiki atau menyelesaikan
kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalam pelaksanaan penatausahaan barang milik
daerah barang milik daerah. Apabila kekurangan yang ada telah diperbaiki, maka
penatausahaan barang milik daerah akan dapat memiliki peran penting di dalam mendukung
pengelolaan barang milik daerah yang efektif dan efisien. Peningkatan kualitas terhadap
Sumber Daya Manusia pelaksana pembukuan, inventarisasi, pelaporan barang milik daerah
perlu diupayakan dalam bentuk pendidikan, pelatihan, atau bimbingan teknis, aparat yang
bertugas dalam pengelolaan barang milik daerah harus memiliki kesamaan pemahaman agar
terbina sistem dan mekanisme pengelola barang yang baik di tiap-tiap SKPD. Pemerintah
Kota Padang sebaiknya juga menerapkan aplikasi pengelolaan barang milik daerah yang di
dalamnnya tercakup pentausahaan aset tetap melalui Sistem Informasi Manajemen Barang
22
Daerah (SIMBADA). Hal ini dilakukan untuk mempercepat perolehan informasi mengenai
inventarisasi barang milik daerah dan untuk mendapatkan data barang milik daerah yang
benar dan lebih akurat (up to date).
23
DAFTAR PUSTAKA
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/viewFile/7556/7108 diakses pada 5 Juli 2019
pukul 17.00 WIB
http://journal.febi.uinib.ac.id/index.php/almasraf/article/downloadSuppFile/169/ANALISIS%20
PENERAPAN%20SISTEM%20INFORMASI%20MANAJEMEN%20DAERAH%20%28SIMD
A%29%20KEUANGAN%20PADA%20PEMERINTAHAN%20KOTA%20PARIAMAN
diakses pada 5 Juli 2019 pukul 17.00 WIB
http://www.bpkp.go.id/sumbar/berita/read/20695/0/Deputi-Bidang-PKD-BPKP-Sampaikan-
Keynote-Speech-Workshop-SIMDA-Perencanaan-di-Sumatera-Barat.bpkp diakses pada 5 Juli
2019 pukul 17.00 WIB
24