3. Penataan desa
a. Pembentukan desa
merupakan tindakan mengadakan Desa baru di luar Desa yang ada.
b. Penghapusan desa
Desa dapat dihapus karena bencana alam dan/atau kepentingan program
nasional yang strategis.
c. Penggabungan desa
Dua Desa atau lebih yang berbatasan dapat digabung menjadi Desa baru
berdasarkan kesepakatan Desa yang bersangkutan dengan memperhatikan
persyaratan yang ditentukan dalam Undang-Undang ini.
d. Perubahan status
1
Desa dapat berubah status menjadi kelurahan berdasarkan prakarsa
Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa melalui Musyawarah
Desa dengan memperhatikan saran dan pendapat masyarakat Desa
e. Penetapan desa
Pembentukan, penghapusan, penggabungan, dan/atau perubahan status
Desa menjadi kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 9,
Pasal 10, dan Pasal 11 atau kelurahan menjadi Desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ditetapkan dalam Peraturan Daerah
4. Kewenangan desa
Kewenangan Desa meliputi:
a. kewenangan berdasarkan hak asal usul;
b. kewenangan lokal berskala Desa;
c. kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,
atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan
d. kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
2
c. menerima penghasilan tetap setiap bulan, tunjangan, dan penerimaan lainnya
yang sah, serta
mendapat jaminan kesehatan;
d. mendapatkan pelindungan hukum atas kebijakan yang dilaksanakan; dan
e. memberikan mandat pelaksanaan tugas dan kewajiban lainnya kepada
perangkat Desa
Kepala Desa berkewajiban:
a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-
Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan memelihara
keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika;
b. meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa;
c. memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa;
d. menaati dan menegakkan peraturan perundang-undangan;
e. melaksanakan kehidupan demokrasi dan berkeadilan gender;
f. melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Desa yang akuntabel, transparan,
profesional, efektif dan efisien, bersih, serta bebas dari kolusi, korupsi, dan
nepotisme;
g. menjalin kerja sama dan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan di
Desa;
h. menyelenggarakan administrasi Pemerintahan Desa yang baik;
i. mengelola Keuangan dan Aset Desa;
j. melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Desa;
k. menyelesaikan perselisihan masyarakat di Desa;
l. mengembangkan perekonomian masyarakat Desa;
m. membina dan melestarikan nilai sosial budaya masyarakat Desa;
n. memberdayakan masyarakat dan lembaga kemasyarakatan di Desa;
o. mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan
hidup; dan
p. memberikan informasi kepada masyarakat Desa.
Dalam melaksanakan tugas, kewenangan, hak, dan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Kepala
Desa wajib:
a. menyampaikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa setiap akhir
tahun anggaran kepada Bupati/Walikota;
b. menyampaikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa pada akhir
masa jabatan kepada Bupati/Walikota;
c. memberikan laporan keterangan penyelenggaraan pemerintahan secara
tertulis kepada Badan Permusyawaratan Desa setiap akhir tahun anggaran; dan
d. memberikan dan/atau menyebarkan informasi penyelenggaraan
pemerintahan secara tertulis kepada masyarakat Desa setiap akhir tahun
anggaran
3
b. pelaksana kewilayahan; dan
c. pelaksana teknis
Musyawarah Desa merupakan forum permusyawaratan yang diikuti
oleh Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat
Desa untuk memusyawarahkan hal yang bersifat strategis dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Musyawarah Desa dilaksanakan paling
kurang sekali dalam 1 (satu) tahun.
4
d. memelihara dan mengembangkan nilai permusyawaratan, permufakatan,
kekeluargaan, dan
kegotongroyongan di Desa; dan
e. berpartisipasi dalam berbagai kegiatan di Desa.
7. Peraturan desa
Jenis peraturan di Desa terdiri atas Peraturan Desa, peraturan bersama
Kepala Desa, dan peraturan Kepala Desa.
5
11. Kerja sama desa
Kerja sama antar-Desa meliputi:
a. pengembangan usaha bersama yang dimiliki oleh Desa untuk mencapai nilai
ekonomi yang
berdaya saing;
b. kegiatan kemasyarakatan, pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan
masyarakat antar-Desa; dan/atau
c. bidang keamanan dan ketertiban.
Kerja sama Desa dengan pihak ketiga dilakukan untuk mempercepat dan
meningkatkan penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan
masyarakat Desa.