Pertama-tama, penulis ucapkan syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kiranya
tak akan selesai tanpa bantuan dari beberapa pihak yang terus mendorong penulis untuk
menyelesaikannya.
Penyusunan makalah yang berjudul "Dinamika Sosial di Pasar Baru" memang tidak mudah.
Sebab, penulis harus melihat gejala sosial langsung di lapangan dan menyimpulkannya dalam
sebuah analisis yang komprehensif. Kendala-kendala utama yang penulis rasakan selama
penyusunan makalah ini ialah pada melakukan survei di sekitar Pasar Baru.
Bilamana ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, izinkan penulis
menghaturkan permohonan maaf. Sebab, makalah ini tiada sempurna dan masih memiliki banyak
kelemahan.
Besar harapan penulis, di kemudian hari, makalah ini bisa menjadi patokan atau tolok ukur
pembuatan makalah ilmiah mengenai dinamika sosial di lingkup pasar tradisional. Adapun,
penulis juga berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembacanya ataupun penelitian
selanjutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
a. bahwa Desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat dan berperan mewujudkan cita-
cita kemerdekaan berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
b. bahwa dalam perjalanan ketatanegaraan Republik Indonesia, Desa telah
berkembang dalam berbagai bentuk sehingga perlu dilindungi dan
diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga
dapat menciptakan landasan yang kuat dalam melaksanakan pemerintahan
dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera;
c. bahwa Desa dalam susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan perlu diatur tersendiri dengan undang-undang;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang Desa
Desa memang pelik, memiliki berbagai komponen yang perlu didorong untuk
dapat bermanfaat bagi warganya. Pelik karena berhubungan langsung dengan
keperluan dan kebutuhan masyarakat yang secara cepat harus bisa dirampungkan.
Selain kepelikan tersebut adalah kekuatan, dimana pengendalian inflasi maupun
perekonomian yang nyata ada di masyarakat ada di sini. Kenyamanan dan
kesejahteraan masing-masing orang di desa merupakan kekuatan dan modal
menghalau bayangan krisis ekonomi yang menghadang setiap saat. Mereka
menggunakan dan mengumpulkan uang dari hasil bumi dan desanya,
membelanjakan di lingkungan demi perputaran ekonomi. Jika dihitung satu per
satu mungkin tidak begitu fantastis namun apabila diakumulasikan, merekalah
sebenaranya sumbu ekonomi nasional.
UU 6 tahun 2014 tentang desa ini mendefinisikan bahwa desa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan NKRI.
Desa atau yang disebut dengan nama lain telah ada sebelum Negara Kesatuan
Republik Indonesia terbentuk. Sebagai bukti keberadaannya, Penjelasan Pasal 18
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (sebelum
perubahan) menyebutkan bahwa:
Dalam territori Negara Indonesia terdapat lebih kurang 250 “Zelfbesturende landschappen” dan
“Volksgemeenschappen”, seperti desa di Jawa dan Bali, Nagari di Minangkabau, dusun dan
marga di Palembang, dan sebagainya. Daerah-daerah itu mempunyai susunan Asli dan oleh
karenanya dapat dianggap sebagai daerah yang bersifat istimewa. Negara Republik Indonesia
menghormati kedudukan daerah-daerah istimewa tersebut dan segala peraturan negara yang
mengenai daerah-daerah itu akan mengingati hak-hak asal usul daerah tersebut.
B. Rumusan Masalah
- Siapa saja lembaga pemerintahan desa berdasarkan UU No.6 Tahun 2014 ?
- Apa saja tugas lembaga pemerintahan desa berdasarkan UU No.6 Tahun 2014 ?
BAB II
PEMBAHASAN
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, WEWENANG, HAK DAN KEWAJIBAN
KEPALA DESA