Di Indonesia banjir dan kekeringan bisa terjadi pada waktu bersamaan, dan kejadian ini terjadi berulang
kali, sehingga orang sudah menganggap hal ini menjadi suatu kejadian yang wajar dan tidak ada yang aneh
dengan kejadian ini. Jika dilihat dari konsep hidrologi, kejadian dapat dijelaskan berdasarkan ruang dan
waktu, maka dari itu :
Selain itu keberadaan air juga dilihat dari kondisinya baik secara kualitas dan kuantitasnya, saat banjir
kondisi banyak air belum tentu menjamin kebutuhan air masyrakat yang ada dikawasan banjir, apalagi
dikawasan yang terjadi kekeringan oleh karena itu :
b. Jelaskan konsep hidrologi berdasarkan kualitas dan kuantitasnya berdasarkan kondisi tersebut!
Berdasarkan kedua gambar serta penjelasan diatas analisis kondisi kualitas dan kecukupan air tanah di
kawasan kota mataram.
JAWABAN:
1. Berikut adalah
a. Berlangsungnya musim kemarau di Indonesia bersamaan dengan
bertiupnya angin musim timur dan terjadi antara bulan Maret-
September. Namun pada bulan Maret dan September, ada
kemungkinan hujan tetap turun karena gerakan angin yang tidak
menentu. Musim kemarau di Indonesia kebanyakan berlangsung
antara bulan April sampai bulan September. Ketika musim kemarau
berlangsung, kelembaban udara cenderung sangat rendah. Sedangkan
Musim hujan di Indonesia terjadi karena bertiupnya angin musim barat
dan terjadi antara bulan September dan bulan Maret. Musim hujan di
Indonesia berlangsung antara bulan Oktober sampai bulan Febuari. Di
beberapa wilayah sering kali hujannya sedemikian lebat hingga terjadi
banjir. Nah dari selang waktu diatas itu dari maret-april ada sebagian
wilayah Indonesia yang mengalami kemarau dan ada juga sebagain
wilayah Indonesia masih mengalami musim hujan, maka dari ini di
Indonesia sering terjadi kemarau dan hujan terjadi secara bersamaan.
Ini juga ada kaitannya dengan faktor waktu, seperti yang kita ketahui
Indonesia ternyata memiliki 3 zona waku, Ketiga zona waktu tersebut
adalah Waktu Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA),
dan Waktu Indonesia Timur (WIT), dari masing-masing zona waktu di
Indonesia ini memiliki selisih jam yang berbeda. Dari selisih jam itulah
terjadinya selisih zona musim (ZOM) sehingga menyebabkan sebagian
pulau Indonesia yang mengalami kemarau dan sebagian pula pulau di
Indonesia mengalami hujan. Jadi dapat kita deskipsikan bahwa hujan
dan kemarau terjadi secara bersamaan itu sudah sangat lumrah di
indonesia dikarenakan di indonesia terdapat 3 zona yanh berbeda. Dari
zona tersebut juga musim-musim di setiap daerah berbeda-beda maka
sering terjadi juga daerah lain kekeringan dan daerah lainnya
mengalami musim hujan.
Seperti yang kita lihat pada gambar diatas bahwa kota samarinda
terjadi banjir pada tanggal 10 juni 2019 sedangkan didaerah jawa-bali
mengalami kekeringan pada tanggal 4 juli 2019. Maka dapat kita lihat
dari contoh tersebut.
b. Kualitas dan kuantitas air pada contoh gambar tersebut semakin turun
terus menerus, sedangkan disisi lain kebutuhan air cenderung semakin
tinggi atau meningkat. Akibatnya permasalahan pengelolaan sumber daya
air bersih dan air mineral mengalami kekeringan ditambah dengan kondisi
lingkungan yang kritis, seperti pendangkalan didaerah aliran sungai (DAS),
pencemaran air, pencemaran air bersih sungai & danau dan monopoli
mata air, pada akhirnya menyebabkan berkurangnya sumber air bersih,
sedangkan pada saat kebanjiran. Berarti dapat kita deskripsikan bahwa
ketika hujan dan kemarau terjadi bersamaan akan mengakibatkan
turunnya kualitas dan kuantitas air disuatu daerah dikarenakan tingginya
tingkat evorasi diudara sehingga partikel partikel yang jatuh di permukaan
tidak hanya air saja tetapi juga berisi partikel partikel yang di angkut
keatas, sehingga kualitas air hujan menjadi turun, dan kuantitas air men
jadi turun juga dikarenakan dipermukaan mengalami kekeringan sehingga
air tak bisa di serap oleh tanah
Air merupakan kebutuhan vital bagi umat manusia, nyaris kehidupan ini tidk dapat berlngsung jika
taidak ada air dipermukaan bumi. Jumlah air di bumi diperkirakan sebesar 326 juta kubik. JikaJika
difikirkan mungkin lumayan tidak seimbang dengan jumlah manusia yang terus bertambah di bumi
dan tingkat kebutuhan akan air yang juga semakin besar. Jumlah air, jika kita menyaksikan secara
kasatmata akan dijumpai bahwa air bertambah pada saat musim hujan dan menjadi sangat sedikit
pada saat musim kemarau. namun sebenarnya air dipermukaan bumi jumlahnya tetap.
Perubahannya hanya terjadi pada bentuk, sifat dan persebaran air. Air hanya akan mengalami
perubahan bentuk secara berkelanjutan atau hanya akan berubah dari segi kualitas, sedangkan
Volume atau jumlah air tetap.
Hal ini dikarenakan air memiliki siklus hidrogen, siklus hidrogen air yaitu :
1. Proses evaporasi yaitu, proses penguapan yang terjadi pada lautan atau sumber sumber air yang
besar. Evaporasi hanya akan menguapkan H20 (Air) ke atmosfer
2. Transpirasi, proses transpirasi merupakan proses yang penguapan, mirip dengan evaporasi,
namuan transpirasi hanya berlangsung pada tumbuhan.
3. Kondensasi, setelah air terangkat dari permukaan bumi dalam proses evaporasi dalam bentuk
uap air, maka air akan mengalami penggabungan/kondensasi membentuk awan-awan. awan ini
kemudia lama kelamaan akan menjadi jenuh, ditandai dengan warna awan yang semakin
menghitam, hal ini menunjukkan bahwa hujan akan terjadi di permukaan bumi.
4. Prespitasi, yaitu proses turunnya hujan atau salju, hanya ada beberapa bagian dipermuakaan
bumi yang mengalami salju ataupun hujan. contoh di negara tropis, tidak mengalami salju
5. Infiltrasi, merupakan penyerapan air yang tergenang di permukaan tanah, menuju ke dalam
tanah. dipengaruhi oleh seberapa besar tekanan air terhadap tanah
6. Perkolasi, merupakan gerakan air menuju tempat yang lebihdalam lagi atau yang jenuh. Proses
inilah yang menggenangi wduk, danau dll. sedangkan air sungai yg terbentuk dr proses ini menjadi
bermuara ke laut.
2. Nilai kedalaman muka air tanah di lokasi penelitian terbagi dalam tiga kategori
kedalaman yaitu 0-2 l meter dengan nilai 1,0, kedalam 2-5 meter dengan nilai
0,9 dan kedalam 5-10 meter dengan nilai 0,8. Nilai Parameter Jenis litologi
diatas akuifer tersusun oleh endapan aluvial dengan nilai 0,5 sedangkan
parameter jenis akuifer merupakan akuifer bebas dengan nilai 1,0. Nilai
tersebut bila dirata-ratakan maka diperoleh nilai 0,8. Nilai tersebut dalam
sistem GOD dikategorikan kedalam tingkat kerentanan sedang. Hal tersebut
menunjukan bahwa airtanah bebas di Kota Mataram memiliki potensi
kerentanan sedang untuk tercemar, karena disusun oleh material yang dapat
menyerap polutan ke dalam tanah dengan cepat.
Hasil analisis parameter fisik, parameter kimia dan parameter biologi airtanah
di lokasi penelitian menunjukan bahwa air telah tercemar.Terdapat beberapa
parameter air yang telah melampaui batas maksimum. Parameter yang telah
melampaui batas maksimum.