Di susun oleh :
Tim Interpretasi Foto Udara (kelompok )
ADIT NUR PRATAMA NIM. 1805155031
DIONISIUS NIM. 18051550
NELA NIM. 18051550
NOVI SETYANI NIM. 18051550
ii
f. Bayangan ................................................................................................ 6
g. Situs.......................................................................................................... 7
h. Asosiasi ................................................................................................... 7
i. Konvergensi bukti ................................................................................. 7
BAB III
HASIL INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN .................................................. 8
A. HASIL INTERPRETASI .......................................................................... 8
B. PEMBAHASAN ......................................................................................... 9
1. Sungai ...................................................................................................... 9
2. Kompleks Gedung UGM ....................................................................... 9
3. Hutan Kota .............................................................................................. 9
4. Jalan Raya ............................................................................................... 9
5. Pemukiman ........................................................................................... 10
6. Stadion Sepak Bola ............................................................................... 10
7. Hotel ....................................................................................................... 10
8. Masjid .................................................................................................... 10
9. Taman .................................................................................................... 10
10. Degung Rektorat UGM .................................................................... 11
11. Graha Sabha Pramana UGM .......................................................... 11
12. Bundaran ........................................................................................... 11
13. Persawahan........................................................................................ 11
BAB IV
PENUTUP ............................................................................................................. 12
A. KESIMPULAN ......................................................................................... 12
B. SARAN ...................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13
iii
KATA PENGANTAR
Penyusun,
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Interpretasi citra dalah suatu ilmu, seni, dan tehnik untuk mengetahui
benda, gejala, dan area dari jarak jauh dengan menggunakan alat pengindra
berupa sensor buatan yang digunakan dalam Interpretasi citra (dapat berupa
kamera,sensor,radiometer,atau magnetometer yang di pasang pada wahana
pesawat terbang, satelit, pesawat ualang alik,dan sebangainnya).
Dari kacamata awam, aktivitas interpretasi citra biasanya terkait dengan
penafsiran atau interpretasi foto udara. Kemajuan teknologi memungkinkan
analis untuk merekam dan menginterpretasi citra hasil perekaman melalui
sensor yang terpasang di satelit, pesawat ulang-alik, pesawat ultraringan, dan
bahkan platform dalam bentuk menara serta crane. Sensor pengindera tidak
hanya berupa kamera, tetapi juga telah berkembang dalam bentuk pemindai
multispektral, radar, dan juga perangkat laser.
2. Alat Dan Bahan
1) Plastik transparan
2) Spidol transparan
3) Penggaris
4) Ballpoint/Pensil
5) Kertas HVS
3. TUJUAN INTERPRETASI
Untuk mengidentifikasi objek geografi yang terdapat pada foto udara kota
Yokyakarta.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2
d. Foto inframerah asli (true infrared photo), yaitu foto yang dibuat
dengan menggunakan spektrum inframerah dekat hingga panjang
gelombang 0,9 µm dan hingga 1,2 µm bagi film inframerah dekat yang
dibuat secara khusus.
e. Foto inframerah modifikasi, yaitu foto yang dibuat dengan spektrum
inframerah dekat dan sebagian spektrum tampak pada saluran merah
dan sebagian saluran hijau.
Hingga sekarang foto pankromatik masih merupakan foto yang paling
banyak digunakan di dalam penginderaan jauh sistem fotografik. Ia telah
dikembangkan paling lama, harganya lebih murah bila dibanding dengan
harga foto lain, dan banyak orang yang terbiasa menggunakan foto jenis
ini.
2. Sumbu Kamera
Foto udara dapat dibedakan berdasarkan arah sumbu kamera ke
permukaan bumi, yaitu:
a. Foto vertikal, yakni foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak
lurus terhadap permukaan bumi.
b. Foto condong, yakni foto yang dibuat dengan sumbu kamera menyudut
terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumi. Sudut ini pada
umumnya sebesar 10o atau lebih besar. Apabila sudut condongnya
berkisar antara 1o – 4o, foto yang dihasilkannya masih dapat
digolongkan sebagai foto vertikal.
Foto condong dibedakan lebih jauh atas:
1) Foto sangat condong (high oblique photograph), yakni bila pada
foto tampak cakrawalanya.
2) Foto agak condong (low oblique photograph), yakni bila
cakrawala tidak tergambar pada foto.
3. Sudut Liputan Kamera
Sudut liputan kamera diukur sepanjang diagonalnya. Paine (1981)
membedakan citra foto berdasarkan sudut liputan (angular coverage)
kamera atas empat jenis yang terlihat pada tabel di bawah ini:
3
Tabel: Sudut Liputan
Panjang Fokus Sudut
Jenis Kamera Jenis Foto
(mm) Liputan
Sudut kecil (narrow angle) 304,8 < 60o Sudut kecil
Sudut normal
209,5 60o – 75o Sudut normal
(normal angle)
Sudut lebar (wide angle) 152,4 75o – 100o Sudut lebar
Sudut sangat lebar 88,9 > 100o Sudut sangat lebar
4. Jenis Kamera
Berdasarkan kamera yang digunakan di dalam penginderaan, citra foto
dapat dibedakan atas:
a. Foto tunggal, yaitu foto yang dibuat dengan kamera tunggal. Tiap
daerah liputan foto hanya tergambar oleh satu lembar foto.
b. Foto jamak, yaitu beberapa foto yang dibuat pada saat yang sama dan
menggambarkan daerah liputan yang sama. Foto jamak dapat dibuat
dengan tiga cara, yaitu dengan: Multikamera atau beberapa kamera
yang masing-masing diarahkan ke satu daerah sasaran; Kamera
multilensa atau satu kamera dengan beberapa lensa; Kameratunggal
berlensa tunggal dengan pengurai warna.
5. Warna Yang Digunakan
Berdasarkan warna yang digunakan, foto berwarna dibedakan atas:
a. Foto berwarna semu (false color) atau foto inframerah berwarna. Pada
foto berwarna semu, warna obyek tidak sama dengan warna foto.
Obyek seperti vegetasi yang berwarna hijau dan banyak memantulkan
spektrum inframerah, tampak merah pada foto.
b. Foto warna asli (true color), yaitu foto pankromatik berwarna.
6. Sistem Wahana
4
Ada dua jenis foto yang dibedakan berdasarkan wahana yang digunakan,
yaitu:
a. Foto udara, yakni foto yang dibuat dari pesawat udara atau dari balon.
b. Foto satelit atau foto orbital, yakni foto yang dibuat dari satelit.
5
Data interpretasi citra dapat berupa data numerik maupun data
visual. Oleh karena itu interpretasi datanya dilakukan secara digital bagi
data numerik dan secara manual bagi data visual. Interpretasi
data dilakukan untuk mengubah data numerik atau data visual menjadi
informasi bagi keperluan tertentu. Analisis dalam bidang tertentu
kemudian dilakukan berdasarkan informasi yang berasal dari
data interpretasi citra tersebut. Berikut ini dikemukakan interpretasi data
penginderaan jauh secara manual maupun secara digital.
D. UNSUR UNSUR INTREPRETAASI CITRA
Interpretasi foto udara disesuaikan dengan kenampakan pada citra dan ciri
ciri dari objek yang ada dilapangan. Alat untuk menginterpretasi citra
pengindraan jauh yaitu stereoskop. Unsur interpretasi citra ada 9 (Sembilan)
yaitu:
a. Rona dan warna; rona merupakan tingkat kegelapan atau kecerahan
objek pada citra. Warna merupakan wujud yang tampak dengan
menggunakan spectrum yang sempit. Contoh: batuan kapur tanpak cerah.
b. Bentuk adalah kerangka suatu objek. Contoh: gunung api bentuk kerucut.
c. Ukuran dalah atribut objek berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan volume.
Contoh: lapngan olahraga selain di cirikan bentuk segi empat, tetapi juga
di cirikan ukuran 80 m x 100 m (lapangan sepak bola) dan 15 m x 30 m
(lapangan tenis).
d. Tekstur adalah frekuensi perubahan rona dan citra, tekstur sering di
nyatakan dengan kasar,sedang, dan halus. Contoh: hutan berstektur kasar.
e. Pola adalah ciri yang menandai banyaknya objek bentukan manusia atau
alam. Contoh: pola aliran sungai denritik mencirikan tanah dan batuan
yang sama.
f. Bayangan adalah bayangan objek yang dapat di jadikan kunci pengenalan
objek yang tampak,justru melalui bayangannya. Contoh: bak air yang di
pasanng tinggi.
6
g. Situs adalah ciri objek secara lansung melainkan dalam kaitannya dengan
lingkugan sekitarnya. Contoh: situs kebun kopi terletak pada lahan yang
miring karna membutuhkan drainase yang baik.
h. Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lain
sehingga asosiasi dapat dijadikan petunjuk bagi adanya objek lain. Contoh:
lapangan bola mudah diidentifikasi denagn danya gawang. Gawang
merupakan asosiasi terhadap lapangan.
i. Konvergensi bukti adalah penggunaan beberapa interpretasi citra
sehingga lingkupnya menjadi semakin menyempit ke satu arah sehingga
diperoleh kesimpulan tentu dari objek tersebut.
7
BAB III
HASIL INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN
A. HASIL INTERPRETASI
8
B. PEMBAHASAN
1. Sungai
Sungai dalam hasil citra Kota Yokyakarta (kompleks UGM) memiliki
warna hijau sedikit kelabu karna hasil pembiasan air sungai yang cukup
jernih mengakibatkan warna sedikit kelabu. Kemudian untuk mengetahui
sunga dari hasil citra tersebuat juga bias kita lihat dari pinggiran sungai
yang mempunyai banyak vegetasi dan biasaanya di sepanjang sungai
banyak di tumbuhi pepohonan, biasanya juga sungai itu identik dengan
bentuknya yang berkelok kelok disebabkan oleh faktor alam itu sendiri.
2. Kompleks Gedung UGM
Kompleks gedung UGM di kenali melalui bentuk bangunanya
menyeruapai huruf L,H,P,U,T dst, kemudian lokasinya berdekatan satu
sama lain dengan kata lain berkompleks kemudian ukuranya lebih besar
dan panjang dari rumah pemukiman warga.
Warna yang terlihat dari gedung tersebut kemerah- merahan karna atap
bangunanya biasanya memakai genteng
3. Hutan Kota
Hutan kota yang terdapat dalam citra terlihat permukaannya kasar
menghasilkan rona yang gelap dan warnanya hijau gelap.
Permukaan kasar di hasilkan dari banyaknya pohon yang tinggi dan besar
yang ukuranya tidak sama.
Kita lihat dengan kasat mata terdapat bundaran –bundaran kecil tak
beraturan, bundaran kecil tersebut itu adalah pohon.
4. Jalan Raya
Hal yang paling mudah kita kenal bahwa itu adalah jalan raya adalah
bentuknya garis lurus menajang dan memiliki bayak cabang atau
percabangan. Warnanya cerah keputih-putihan dan biasanya di sepanjang
jalan raya di bewarna hijau karna di tumbuhi pepohonan yang ridang.
Akiabat dari warna cerahnya jalan raya disebabkan oleh lebih sedikit
menyerap tenaga dan lebih banyak memantulkan tenaga
9
5. Pemukiman
Permukiman dapat kita ketahui dari pola tidak beraturan, dengan
bentuk dan jarak yang tidak sama. Biasanya ukuran dari bangunanya
relative kecil dari yang lainya.
Kita juga bisa melihat perumahan di Kota Yoyakarta (komplek UGM)
ini dalam komplek perumahan jarang terlihat pepohonan karna susunan
rumahnya yang relative dekat dan berjejer.
6. Stadion Sepak Bola
Lapangan olahraga bisa kita ketahui melalui bentuknya yang begitu
khas yaitu persegi panjang dan telihat lapang tidak terdapat vegetasi
menjadikan sinar pantulan foto langsung dipantulkan sehingga warna yang
muncul tampak cerah, biasanya pada area ujung persegi panjang
tersebut sedikit terlihat putih yang menandakan disanalah letak
gawangnya.
Lapangan sepak bola yang terlihat dicitra berbentuk memiliki laintasan
lari dan berbentuk elips.
7. Hotel
Hotel dapat kita kenali dalam hasil citra terrsebut dari adanya kolam
yang berwarna biru di sekitar bangunan (hotel). Kolam adalah salah satu
pasilitas yang di miliki oleh hotel untuk pemandian dan untuk keperluan
lainnya.
8. Masjid
Masjid dapat dikenali dari bentunya yang reratif persegi dan bentuk
khas dari kubahnya yang terdapat di tengah – tengah bangunan dan
biasanya masjid memiliki halaman di sekitarnya.
9. Taman
Taman dapat kita kenali dari hasil citra tersebut dari bentuknya lapang
dan pantulan cahayanya terang. Susunan pepohonan yang tumbuh dalam
area tersebut tersusun denagn pola-pola teratur tidak seperti hutan yang
susunan pohonya tidak tertur.
10
10. Degung Rektorat UGM
Gedung Rektorat UGM di kenali dari ukuran bangunanya yang relative
besar dari sekitar komplek UGM, kemudian membentuk menyerupai
persegi dan di tengahnya kosong.
11. Graha Sabha Pramana UGM
Kegunaan Graha Sabha Pramana untuk tempat parkir mobil civitas
akademika acara/kegiatan yang diadakan antara lain Wisuda Diploma,
Sarjana, S2 & S3, Job Fair, Research Week, Ekstra kurikuler, dll.
12. Bundaran
Bundaran jalan raya terdapat pada perempatan jalan raya yang di
tandai dengan adanya objek hijau bundar di tengah jalan raya tersebut.
Dalam hasil citra Kota Yoyakarta (komplek UGM) tersebut dapat kita
temui 3 bundaran jalan raya.
13. Persawahan
Sawah biasanya berbentuk persegi panjang dan terdapat di daerah
yang dekat dengan aliran sungai sebab sawah membutuhkan pengairan
yang baik dan cukup. Sawah irigasi dari hasil foto udara tersebut
mempunyai warna hijau gelap, lapang dan sedikit vegetasi.
11
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah kami lakukan, maka kesimpulan yang dapat
diambil dari interpretasi citra Kota Yokyakarta (kompleks UGM) :
1. Tujuan dari interpretasi kita adalah untuk mengidentifikasi objek geografi
yang terdapat pada foto udara kota Yokyakarta ( kompleks UGM ).
2. Landasan teori yang kami bahas disini ada beberapa diantaranya: Citra
foto (photographic image), Citra nonfoto (non-photographic image),
unsur- unsur interpretasi citra. Dari landasan teori tersebut kita melangkah
dan menjadi dasr kita dalam melakukan interpretasi citra tersebut.
3. Hasil interpretasi citra Kota Yokyakarta (kompleks UGM) kita telah
menemukan 13 poin penting yang kami temukan dalam hasil citra
tersebut. Kita memberikan simbol dan kode kode tersendiri dalam
menentukan objek yang kita amati kemudian kita memberikan delinasi di
sekitas objek tersebut.
4. Pembahasan kita disini membahas poin yang 13 tadi dari hasil interpretasi.
Disini kita memberikan penjelasan lebih terperinci apa alasan kami dalam
menentukan objek tesebut.
B. SARAN
Demikian hasil laporan kami tentang Interpretsi citra Kota Yokyakarta
(kompleks UGM). Semoga laporan kami bisa menjadi bahan rukukan dalam
mata pelajaran Geografi kedepannya semoga bisa memberikan mamfaat bagi
kita semuadan menambah wawasan kita tentang interpretasi foto uadara ini
Kami sadar sebagai penyusun laporan ini jauh dari kesempurnaan dalam
melakukan interpretassi ini oleh karenanya, kami sangat mengharapkan
kepada kita semua untuk memberikan kritik dan saran yang tentunya bersifat
membangun untuk kemajuan kita bersama.
12
DAFTAR PUSTAKA
Eni Anjani dan Tri Haryanto,2009,Geografi Untuk Kelas XII SMA/MA, Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
Bahpira dan Mulya, 2009, Mandiri Geografi SMA Kelas XII, Jakarta: Erlangga
https://skepticalinquirer.wordpress.com/2015/07/05/penginderaan-jauh
interpretasi-citra/
https://www.UGM.go.id/peta_revisi_4_1/
13