Anda di halaman 1dari 3

Keterangan

Stph = staphylococcus aureus

S.A. = staphylococcus aureus

Resisten metisilin = bakteri yg resis thd metisilin

Pbp2a

MRSA berbeda secara genetik dari isolat S. aureus yang sensitif terhadap metisilin dengan adanya
DNA asing (40-60 Kb), yang disebut sebagai elemen mec pada kromosom dan keberadaan gen mecA
yang mengkode 76 KDa PBP2a (juga disebut sebagai PBP2 ′). Gen mecA diketahui berasal dari
Staphylococcus sciuri. Meskipun mekanisme perpindahan gen dari spesies ini tidak diketahui, namun
dua gen (ccrA dan ccrB) yang ada pada elemen mec dari satu isolat, diketahui berfungsi untuk
mengkode protein rekombinase yang mampu memotong dan mengintegrasikan elemen mec ke
dalam kromosom. Penelitian pada sejumlah besar isolat MRSA mendapatkan hasil bahwa transfer
gen mecA terjadi sekali dan Isolat MRSA yang ada saat ini merupakan keturunan dari satu klon.
Meskipun susunan dan komposisi elemen mec dapat bervariasi di antar isolat, gen mecA bersifat
sangat conserved. seperti PBP lain, PBP2a memiliki struktur yang PBP lainnya, namun tingkat
afinitasnya terhadap antibiotik β-laktam sangat berkurang. Akibatnya, ketika antibiotic β-laktam
mampu berikatan dan menghambat aktivitas transpeptidasional PBP lain, PBP2a tetap aktif dan
tetap memproses ikatan silang rantai glycan pada peptidoglikan. PBP2a sendiri tidak dapat
melakukan proses cross linking dengan optimal dikarenakan keberadaan metisilin yang mengikat
PBP lain menyebabkan penurunan tingkat ikatan silang. Namun, proses cross-linking yang tetap
berlangsung oleh PBP2a tetap dapat mempertahankan rigiditas dinding sel dan memastikan
kelangsungan hidup sel bakteri.

Regulasi ekspresi PBP2a

Didekat mecA pada kromosom staph adalah gen, mecR1 dan mecI. Gen mecR1 mengkodekan
membrane-bound signal transduction protein (MecR1) sementara mecI mengkodekan regulator
transkripsi (MecI). diantara gen mecA dan mecR1 terdapat promotor untuk masing-masing gen.
MecR1 dan MecI masing-masing memiliki homologi sekuens yaitu, BlaR1 dan BlaI, masing-masing,
yang terlibat dalam ekspresi gen pengkode β-laktamase, blaZ. staph yang memiliki gen pengkode
blaZ dapat mengekspresikan PBP2a dan menjadikan MRSA.

sistem signal untuk ekspresi β-laktamase sebagai berikut. BlaI (protein pengikat DNA) mengikat
region operator dan menekan transkripsi RNA dari blaZ dan blaR1-blaI. Hal ini membuat ketika tidak
terdapat antibiotik β-laktam, β-laktamase diekspresikan pada level yg rendah. BlaR1, terdapat pada
dalam membran sitoplasma, mendeteksi keberadaan β-laktam dengan menggunakan extracellular
penicillin binding domain dan mentransmisikan sinyal melalui intracellular zinc metalloprotease
signalling domain. Senyawa β-laktam akan berikatan dengan BlaR1 dan mengaktifkan signal yang
dapat melepaskan ikatan DNA oleh Blal sehingga transkripsi gen BlaZ dan blar1-blal dapat
berlangsung dan terjadi sintesis β-laktamase. Gen tambahan, BlaR2, juga mengatur sintesis β-
laktamase.
Tidak seperti sintesis β-laktamase, ekspresi PBP2a tidak diinduksi scr kuat pada isolate yang memiliki
gen regulasi normal (mecA dan mecR1-mecI) dan induksinya berlangsung lebih lama (15 menit buat
sintesis β-laktamase dan 48 jam untuk PBP2a). hal ini dikarenkan sebagian besar β-laktamas tidak
dapat mengaktifkan MecR1 scr efisien, yang menghasilkan bakteri pre-MRSA, yaitu S.A yg tetap
sensitive sama metisilin meskipun punya mecA. Namun, kondisi yang menekan seperti penggunakan
antibiotic menyebabkan S.A bermutasi dengan mendelesi region mecI atau promotor mecA yang
membuat ekspresi PBP2a menjadi lebih tinggi. Isolate yg bermutasi ini dapat memiliki satu atau dua
fenotip metisilin resisten, yaitu resisten homogen dan heterogen S.A. resisten homogen S.A adalah
mutasi yang menyebabkan semua populasi sel menjadi resisten thd metisilin dosis tinggi (>128
mg/L). resisten heterogen adalah hanya sebagian kecil saja yang jadi resisten.

Modulasi resisten metisilin

Sintesis PBP2a diregulasi oleh protein MecI - MecR1 dan BlaZ. Resisten homogen dapat terjadi
tergantung pada mutasi yang terjadi. Serta factor internal dan external dapat mempengaruhi
resisten metisilin.

Factor internal yg mempengaruhi resisten metisilin

Karena PBP2a penting dalam resisten metisilin, segala factor yang dapat mengganggu ekspresi gen
mecA atau aktivitas PBP2a akan mempengaruhi resisten metisilin. PBP2a memiliki kebutuhan
substrat yang spesifik. Hal ini menyebabkan faktor2 yg dapat mempengaruhi pembentukan substrat
tsb berpotensi dapat memodulasi resisten metisilin. PBP2a memerlukan:

1. Rantai glikan dengan panjang tertentu. B-laktam hanya menghambat proses transpeptidasi,
tapi tidak menghambat proses transglikosilasi. Penggunaan senyawa yang dapat
menghambat proses transglikosilasi dapat menyebabkan terbentuknya rantai glikan yang
pendek dan dapat mengurangi kemampuan resisten metisilin
2. Konfigurasi normal dari stem peptide. Penambahan glisin dalam media tumbuh
menyebabkan step peptide pada peptidoglikan memiliki ujung berupa dua residu glisin,
bukan residu alanine. Hal ini dapat mengurangi resisten metisilin karena resisten metisilin
memerlukan susunan stem peptide yang normal.
3. Ikatan silang jembatan pentaglisin yang terikat. femA, FemB dan FemX bertanggungjawab
dalam pembentukan jembatan pentaglisin (ikatan silang antar tetrapeptida) yang
menghubungkan rantai glikan menjadi satu dan terikat dengan ikatan silang. Inaktifasi gen
yang Fem Adan FemB dapat menyebabkan penurunan resisten metisilin karena dapat
mencegah pembentukan jembatan pentaglisin dan dapat mempengaruhi sekresi factor
virulensi yang dapat mengurangi kemampuan bakteri dalam menyebabkan infeksi.

factor external yang mempengaruhi resisten metisilin

factor eksternal yg dapat mempengaruhi resisten metisilin yaitu konsentrasi garam, pH, komposisi
media, osmolaritas dan suhu.

Senyawa yang dapat memodulasi resisten metisilin

Senyawa baicalin dan tripeptide dapat meningkatkan susceptibility MRSA thd B-laktam tapi
mekanismenya gimana belum diketahui. Ada juga senyawa polyoxotungstates dan totarol yang
dapat mengurangi sintesis PBP2a, tapi mekanisme kok bias ngurangi juga belum tau. Lainnya ada
polidocanol dan glycerol monolaurat yang dapat mengganggu proses kerja MecR1 dalam memberi
signal untuk proses transkripsi gen pengkode B-laktamase. Senyawa lain yang dapat menghambat
aktivitas PBP2a yaitu licoricidin (fenol) dan pewarna triazine, cibacron blue F3GA39. Senyawa-
lainnya juga disebutkan yang telah dilaporkan dapat mengatasi bekteri resisten metisilin seperti
senyawa epicatechin galat dan corilagin.

Kesimpulan

Sintesis peptidoglikan merupakan proses kompleks yang melibatkan koordinasi jalur biosintesis dan
degradasi. PBP2a tidak berasal dari S.A, dan perlu menyesuaikan dengan system S.A. PBP2a memiliki
sifat yang tidak sensitive terhadap mekanisme aksi metisilin dan menyebabkan bakteri resisten thd
metisilin. Namun, PBP2a memiliki syarat2 yang cukup ketat agar dapat berfungsi dengan baik dalam
mempertahankan kehidupan sel, dan ini merupakan kelemahan untuk dapat dipelajari dan
dieksploitasi. Dengan menarget dan menghambat proses Fem Adan FemB, yang terlibat dalam
pembentukan substrat, resisten metisilin dapat dimodulasi. Senyawa seperti epicatechin galat dan
corilagin merupakan senyawa yang menarik untuk dikembangkan menjadi agen terapeutik krn
senyawa tsb telah diketahui dapat memodulasi resisten metisilin.

Anda mungkin juga menyukai