Anda di halaman 1dari 3

KEBIJAKAN BAGIAN SUMBER DAYA INSANI RUMAH SAKIT

1. Perencanaan kebutuhan staf rumah sakit berdasarkan rencana strategis (Renstra) rumah sakit dan
program kerja dan anggaran tahunan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit dengan mengikuti kaidah
syariah.
2. Pola ketenagaan dan kebutuhan jumlah staf sesuai dengan data dan analisa kebutuhan tenaga yang
dijadikan untuk menyusun perencanaan dan penetapan staf di setiap unit.
3. Penyelenggaraan Sumber Daya Insani (SDI) sesuai dengan aturan pemerintah yang berlaku dalam hal
pemenuhan kebutuhan dan kompetensi pegawai.
4. Penyelenggaraan Sumber Daya Insani berdasar pada ketetapan Kementerian Ketenagakerjaan.
5. Penempatan dan penempatan kembali staf dilakukan sesuai aturan rumah sakit.
6. Evaluasi dan pemutakhiran data yang up date sesuai pola ketenagaan.
7. Jumlah staf rumah sakit ditetapkan dengan mempertimbangkan misi rumah sakit, keragaman pasien,
jenis pelayanan dan teknologi yang digunakan dalam asuhan pasien.
8. Rumah sakit menetapkan pendidikan, ketrampilan, dan pengetahuan disertai dengan penetapan uraian
tugas, tanggung jawab, dan wewenang sesuai peraturan perundang-undangan.
9. Penempatan kembali staf dari satu unit ke unit layanan lain berdasarkan alasan kompetensi, kebutuhan
pasien, atau kekurangan staf dengan mempertimbangkan nilai-nilai kepercayaan dan agama staf.
10. Proses rekrutmen tersentralisasi dan efisien melalui Bagian Sumber Daya Insani (SDI) rumah sakit
berbasis Islami.
11. Proses rekrutmen staf sesuai dengan perencanaan tenaga dan kompetensinya, dan proses dikelola sesuai
prinsip syariah.
12. Rumah sakit melakukan kerja sama rekrutmen dengan institusi pendidikan kesehatan Islam.
13. Pelaksanaan pemeliharaan pegawai, meliputi :
a. Penyelenggaraan kegiatan yang menambah keimanan dan ketakwaan pegawai kepada Allah SWT.
b. Pemberian kesejahteraan yang berprinsip pada keadilan.
c. Pemeliharaan kesehatan dan keselamatan kerja.
d. Penilaian kinerja berbasis Islami.
14. Pengembangan pegawai melalui pendidikan, pelatihan, serta pengembangan berbasis Islami.
15. Penyelenggaraan Sumber Daya Insani (SDI) dilaksanakan berdasarkan Akad Ijarah antara Musta’jir
(penerima jasa atau rumah sakit) dan Mu’jir (pemberi jasa atau pegawai) dalam perjanjian kerja
pegawai.
16. Sumber Daya Insani (SDI) dilarang menerima riswah dalam bentuk apa pun demi suatu kepentingan
yang semestinya terlaksana tanpa pembayaran dari pihak-pihak yang berkepentingan.
17. Proses seleksi staf klinik mempertimbangkan pengetahuan, ketrampilan, dan kompetensi staf klinik
sesuai kebutuhan pasien.
18. Evaluasi staf klinis dilakukan dan didokumentasi secara berkala minimal 1 (satu) tahun sekali sesuai
regulasi.
19. Proses seleksi staf non klinis mempertimbangkan dan memastikan pengetahuan, ketrampilan, dan
kompetensi staf non klinis sesuai kebutuhan rumah sakit.
20. Evaluasi staf non klinis dilakukan dan didokumentasi secara berkala minimal 1 (satu) tahun sekali
sesuai regulasi.
21. Kepada staf klinis dan staf non klinis baru diberikan orientasi umum dan orientasi khusus sesuai
Panduan Orientasi.
22. Program pendidikan pelatihan berdasarkan sumber data yang meliputi :
a. Hasil kegiatan pengukuran mutu dan keselamatan.
b. Monitor dari program manajemen fasilitas.
c. Penggunaan teknologi medis baru.
d. Ketrampilan dan pengetahuan yang diperoleh melalui evaluasi kinerja.
e. Prosedur klinis baru.
f. Rencana memberikan layanan baru di kemudian hari.
23. Mandatory training diselenggarakan untuk semua staf rumah sakit meliputi :
a. Basic Life Suport (BLS) atau bantuan hidup dasar.
b. Pelatihan bahaya kebakaran.
c. Pelatihan penanganan bencana.
d. Refresh hand hygiene.
e. Customer service.
f. Mandatory fiqih pasien.
24. Pelatihan untuk staf dilakukan sesuai program kerja dan anggaran atau minimal 2 (dua) tahun sekali.
25. Pelatihan bantuan hidup dasar lanjutan diberikan kepada staf yang menjadi anggota Tim Kode Biru.
26. Pengembangan staf rumah sakit dilakukan dengan cara internal maupun eksternal untuk meningkatkan
kompetensi staf.
27. Rumah sakit menyedia
kan jadwal, anggaran, dan fasilitas untuk semua staf dalam berpartisipasi mengikuti pendidikan
pelatihan yang diperlukan.
28. Pegawai yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan membuat laporan kegiatan dan rencana
implementasi yang bisa dilakukan untuk pengembangan rumah sakit.
29. Rumah sakit membuka kerja sama dengan institusi pendidikan (khususnya institusi pendidikan Islam)
dalam bentuk Praktek Kerja Lapangan (PKL), dan magang untuk profesi yang ada di rumah sakit sesuai
dengan Panduan.
30. Kesehatan dan keselamatan staf diatur sesuai ketentuan di rumah sakit
31. Penanganan terhadap kekerasan di tempat kerja diatur sesuai Perjanjian Kerja Bersama.
32. Hospital By Laws (HBL) rumah sakit mencakup proses penerimaan, kredensial, penilaian kinerja dan
rekredensial staf medis.
33. Proses kredensial dan pemberian wewenang klinis oleh rumah sakit untuk pelayanan diagnostik,
konsultasi, dan tata laksana yang diberikan dokter praktek mandiri dari luar rumah sakit, seperti
kedokteran jarak jauh (telemedicine), radiologi jarak jauh (teleradiology), dan intpretasi untuk
pemeriksaan diagnostik lain, seperti elektrokardiogram (EKG), elektroensefalogram (EEG), dan
elektromiogram (EMG), serta pemeriksaan lain yang serupa.
34. Penerimaan staf medis merupakan proses yang seragam dan transparan di rumah sakit yang tertuang
dalam Panduan rekrutmen staf medis
35. Rumah Sakit melakukan Kredensial dan rekredensial bagi profesi tenaga kesehatan yang ada di ruam
sakit minimal tiap 3 (tiga ) tahun sekali
36. Kewenangan klinis ditetapkan oleh Direktur berdasarkan rekomendasi dari Komite Medis dalam
bentuk RKK dan SPK.
37. Surat Penugasan Klinis (SPK) dan Rincian Kewenangan Klinis (RKK) anggota staf medis dalam
bentuk tercetak atau elektronik (softcopy) atau media lain tersedia di semua unit pelayanan (termasuk
di IBS, IGD, ICU), di mana staf medis tersebut memberikan pelayanan.
38. Rumah sakit menetapkan penilaian kinerja untuk evaluasi mutu praktik profesional berkelanjutan, etik
dan disiplin staf medis.
39. Monitoring dan evaluasi mutu praktik profesional berkelanjutan, etik dan disiplin staf medis meliputi :
perilaku, pengembangan profesional, dan kinerja klinis
40. Data monitoring dikaji sekurang- kurangnya 12 bulan oleh kepala unit layanan, ketua kelompok staf
medis, sub komite mutu, Direktur Pelayanan. Hasil data monitoring didokumentasi di dalam file
kredensial staf medis atau dokumen lain.
41. Ada proses tindak lanjut terhadap temuan yang berdampak terhadap pemberian kewenangan staf klinis
dan tindakan disimpan dalam file staf medis dan disampaikan ke tempat staf medis memberikan
layanan.
42. Rekredensial dilaksanakan berdasarkan monitoring dan evaluasi berkelanjutan, dengan kewenangan
klinis tetap, bertambah atau berkurang.
43. Kredensial tenaga keperawatan dan staf Profesi Pemberi Asuhan (PPA) Lain dilakukan melalui proses
yang efektif untuk mengumpulkan, verifikasi, dan mengevaluasi kredensial staf keperawatan dan PPA
lain(pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan dan pengalaman)
44. SPK dan RKK staf keperawatan dilakukan melalui proses kredensial berdasar rekomendasi dari Komite
Keperawatan
45. SPK dan RKK staf Profesional Pemberi Asuhan lainnya dan staf klinis lainnya dilakukan melalui
rekomendasi dari Komite Tenaga Kesehatan Lain
46. Penilaian pegawai dilakukan minimal 1 (satu) tahun sekali pada bulan Januari atau sewaktu-waktu bila
diperlukan.
47. Setiap pegawai wajib melakukan absensi sesuai jadwal kerjanya baik pada waktu datang maupun
pulang kerja.
48. Hak dan kewajiban diatur dalam Peraturan Pokok Kepegawaian dituangkan dalam Perjanjian Kerja
Bersama (PKB).

Anda mungkin juga menyukai