1. LATAR BELAKANG
Bayi baru lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu masalah kesehatan
yang ada di sebagian masyarakat Indonesia ditandai dengan berat badan lahir bayi
kurang dari 2500 gram. BBLR pun merupakan prediktor utama penyebab kematian
pada bulan pertama kelahiran seorang bayi. Kejadian BBLR bisa menjadi salah satu
penyebab terjadinya gangguan pada masa kehidupan bayi, ketika pada masa awal
Prevalensi BBLR secara global hingga saat ini masih tetap berada
dikisaran 10-20% dari seluruh bayi yang lahir hidup setiap tahunya. (WHO, 2011)
persebaran BBLR lebih banyak terjadi di negara berkembang, yaitu sebanyak 95%
menurut data Balitbangkes dan Kemenkes RI, 2013 menyatakan bahwa untuk
anemia pada ibu selama hamil dengan kejadian berat badan bayi lahir rendah
sebanyak 57,7%.
BBLR pun merupakan faktor utama dam peningkatan mortalitas, morbiditas dan
masalah pada semua sistem organ tubuh meliputi gangguan pada pernafasan
sistem persyarafan (respon rangsangan lambat). Selain itu bayi berat lahir rendah
dapat mengalami gangguan mental dan fisik serta tumbuh kembang. BBLR
berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak
kecerdasan. Bayi yang lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) memerlukan
perawatan yang tepat agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan bayi seperti
maka perlu penanganan yang memadai untuk mencegah terjadinya masalah BBLR
maupun komplikasi lebih lanjut. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik
untuk menyusun penelitian tentang hubungan anemia pada ibu hamil dengan
kejadian BBLR.
2. Identifikasi Masalah