OLEH
PRODI S1 ARSITEKTUR
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah yang berjudul “PENANGKAL PETIR PADA BANGUNAN TINGGI” ini
bisa selesai pada waktunya.
Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membaca
PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Dalam sebuah gedung atau kantor terdapat berbagai macam peralatan dan
perlengkapan bangunan yang menggunakan energi listrik yang memiliki spesifikasi
teknis, kapasitas dan kebutuhan energi listrik yang berbeda-beda. Apabila energi listrik
yang diberikan kepada peralatan atau perlengkapan tersebut tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis, kapasitas atau kebutuhan peralatan, maka peralatan atau perlengkapan
tersebut tidak dapat berkerja atau digunakan secara maksimal bahkan dapat merusak
peralatan atau perlengkapan tersebut. Ketidaksesuaian ini diantaranya dapat diakibatkan
karena adanya konsleting instalasi listrik, sambaran petir atau kesalahan lainnya baik dari
internal maupun eksternal.
Sebuah gedung atau kantor harus memiliki sistem pentanahan yang handal dan
memenuhi standar keamanan bagi manusia dan peralatan. Sistem pentanahan yang
digunakan harus benar-benar dapat mencegah bahaya ketika terjadi gangguan. Dimana
pada saat terjadi gangguan, arus yang mengalir kebagian peralatan dan kepiranti
pentanahan dapat diketanahkan sehingga gradien tegangan disekitar area 2 pentanahan
menjadi merata sehingga tidak menimbulkan beda potensial antara titik-titik disekitar
terjadinya gangguan.
Skema sistem pentanahan yang digunakan harus cocok dan sesuai dengan
peralatan yang terpasang pada sistem tersebut. Untuk menghindari bahaya
kontak/sambaran petir, berbagai bangunan tinggi dan fasilitas penting lainnya senantiasa
diberi pengaman berupa penangkal petir.
Pemasangan penangkal petir ini diharapkan dapat memperkecil resiko rambatan
petir yang dapat merusak peralatan atau perangkat elektronik. Rangkaian jalur
difungsikan sebagai jalan bagi arus lebih yang ditimbulkan petir menuju ke permukaan
tanah, tanpa merusak benda-benda yang dilewatinya.
Mekanisme distribusi petir menuju bumi, sangat bergantung pada kemampuan
material yang akan menerima dan menyalurkannya dalam waktu yang singkat.
A. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Sebagai tugas tambahan yang diberikan oleh dosen mata kuliah
2. Menambah ilmu pengetahuan tentang system penangkal petir
BAB II
PEMBAHASAN
Daerah di sekitar sambaran petir (Ag), adalah daerah disekitar gedung dimana suatu
sambaran ke tanah menyebabkan suatu tambahan lokasi
potensial tanah yang dapat mempengaruhi gedung. Sambaran petir dapat
mengakibatkan
beberapa kerusakan, yaitu: kematian atau korban jiwa, kerusakan mekanis, kerusakan
thermal dan
kerusakan elektrik. Sistem pengaman gedung dibuat untuk melindungi gedung
tersebut dari berbagai macam gangguan. Salah satu sistem pengaman gedung adalah
sistem penangkal petir beserta pembumiannya. Instalasi bangunan yang menurut
letak, bentuk, penggunaanya dianggap mudah terkena sambaran petir dan perlu
dipasang penangkal petir adalah sebagai berikut:
1. bangunan tinggi,
2. bangunan penyimpanan bahan mudah terbakar,
3. bangunan sarana umum, dan bangunan fungsi khusus perlu.
Adapun jenis penangkal petir juga dipengaruhi oleh keadaan atap dari gedung yang
akan diamankan.
Untuk bangunan dengan atap datar, yaitu bangunan yang memiliki selisih tinggi antara
bumbungan dan lisplang kurang dari 1 meter maka sistem yang sesuai adalah
sistem
faraday yaitu sistem penangkal petir keliling pada atap datar. Sedangkan untuk atap
runcing atau
selisih tinggi bumbungan dan lisplang lebih dari 1 meter, maka sistem yang sesuai adalah
metode
franklin yaitu sistem penangkal petir dengan elektroda batang (fiial).
Contoh penangkal petir yang digunakan pada bangunan Telkom kota Tegal
Data Perlindungan Petir Tegak, jenis perlindungan petir yang digunakan adalah
jenis Franklin, pelindung petir batang tegak terdiri dari kepala berujung runcing dan
batang besi peninggi yang terpasang tegak. Pemasangan sebagai berikut :
1. Pertama, dilakukan pemasangan Satu buah batang finial dan besi batang tegak
setinggi 3 meter dan di pasang pada tower pada bagian atasnya setinggi 45 meter.
2. Kedua, jarak pemasangan perlindungan petir tegak dengan sisi bangunan bagian
tepi adalah kurang lebih 5 meter. Sistem Grounding atau Sistem pengetanahan
yang dipakai adalah dengan elektroda batang yang ditanam tegak lurus pada
permukaan tanah sampai didapat tahanan pentanahan sebesar kurang dari 5 Ω.
Dari hasil pengukuran dilapangan didapat untuk elektroda batang dari pipa besi
dengan Ǿ 1” yang ujungnya dipasang runcingan tembaga dengan panjang 2 meter dengan
tahanan 3 Ω. Perletakannya dari tepi bangunan atau benda lain yang dikhawatirkan dapat
rusak karena sambaran petir adalah 2 meter dengan perhitungan, untuk perhitungan jarak
aman dapat Resiko Kegagalan Proteksi, dikarenakan luas penampang penghantar tidak
sesuai dengan data yang ada, Dengan menggunakan persamaan-persamaan yang telah
diberikan sebelumnya, maka akan didata kegagalan proteksi berdasarkan data-data yang
ada.
Dengan memilih besaran arus minimum (dianjurkan 5 kA) dapat diketahui jarak sumber
yang terjadi.
Dari harga arus minimum ini dicari kemungkinan untuk mendapatkan serangan
dengan besaran arus akan berkurang atau sama dengan sebuah penghasil kegagalan.
Manusia selalu mencoba untuk menjinakan keganasan alam, salah satunya adalah bahaya
sambaran petir, metoda yang pernah di kembangkan terkait tentang industri penangkal petir atau
anti petir di dunia adalah :
Kedua ilmuwan tersebut Faraday dan Franklin menjelaskan system yang hampir
sama, yakni system penyalur arus listrik yang menghubungkan antara bagian atas
bangunan dan grounding, sedangkan system perlindungan yang di hasilkan
ujung penerima/splitzer adalah sama pada rentang 30 – 40 derajat. Perbedaannya adalah
system yang di kembangkan Faraday bahwa kabel penghantar berada pada sisi luar
bangunan dengan pertimbangan bahwa kabel penghantar juga berfungsi sebagai material
penerima sambaran petir, yaitu berupa sangkar elektris atau biasa di sebut dengan
sangkar faraday.
Penelitian terus berkembang akan sebab terjadinya petir, dan semua ilmuwan
sepakat bahwa terjadinya petir karena ada muatan listrik di awan berasal dari proses
ionisasi, maka untuk menggagalkan proses ionisasi dilakukan dengan cara menggunakan
zat berradiasi seperti Radiun 226 dab Ameresium 241 karena kedua bahan ini mampu
menghamburkan ion radiasinya yang dapat menetralkan muatan listrik awan. Maka
manfaat lain hamburan ion radiasi tersebut akan menambah muatan pada ujung
finial/splitzer, bila mana awan yang bermuatan besar tidak mampu di netralkan zat radiasi
kemudian menyambar maka akan cenderung mengenai penangkal petir atau anti petir ini.
Keberadaan penangkal petir atau anti petir jenis ini telah dilarang pemakaiannya,
berdasarkan kesepakatan internasional dengan pertimbangan mengurangi zat beradiasi di
masyarakat, selain itu penangkal petir ini dianggap dapat mempengaruhi kesehatan
manusia.
Penangkal Petir Elektrostatis
Prinsip kerja penangkal petir elektrostatis mengadopsi sebagian system penangkal petir
radio aktif, yaitu menambah muatan pada ujung finial/splitzer agar petir selalu melilih ujung
ini untuk di sambar. Perbedaan dengan system radio aktif adalah jumlah energi yang dipakai.
Untuk penangkal petir radio aktif muatan listrik dihasilkan dari proses hamburan zat
berradiasi sedangkan pada penangkal petir elektrostatis energi listrik yang dihasilkan dari
listrik awan yang menginduksi permukaan bumi. Penangkal petir elektrostatis saat ini
menjadi solusi petir terbaik di dunia, bahkan Anti Petir Flash Vectron telah di design khusus
untuk di terapkan didaerah tropis seperti di Indonesia. Acuannya :
Besarnya kebutuhan suatu bangunan akan adanya sistem penangkal petir dapat
ditentukan berdasarkan indeks-indeks yang menyatakan faktor-faktor tertentu seperti
pada Tabel 1 sampai 5. (Departemen Pekerjaan Umum RI, 18-20.
Secara garis besar, cara pemasangan instalasi penangkal petir atau anti petir Flash
Vectron sebagai berikut :
Penangkal Petir atau anti petir adalah istilah yang sudah keliru dalam bahasa kita, kesan yang
ditimbulkan dua istilah ini adalah aman 100 % dari bahaya petir, akan tetapi pada kenyataannya
tidak demikian. Dalam penanganan bahaya petir memang ada beberapa faktor yang sangat
mempengaruhi, bilamana kita ingin mencari solusi total akan bahaya petir maka kita harus
mempertimbangkan faktor tersebut.
Sambaran petir tidak langsung pada bangunan yaitu petir menyambar di luar areal perlindungan
dari instalasi penangkal petir yang telah terpasang, kemudian arus petir ini merambat melalui
instalasi listrik, kabel data atau apa saja yang mengarah ke bangunan, akhirnya arus petir ini
merusak unit peralatan listrik dan elektronik di dalam bangunan tersebut. Masalah ini semakin
runyam karena peralatan elektronik menggunakan tegangan kecil, DC yang sangat sensitif.
Pada dasarnya system pengamanan sambaran petir langsung bukan membuat posisi kita aman
100 % dari petir melainkan membuat posisi bangunan kita terhindar dari kerusakan fatal akibat
sambaran langsung serta mengurangi dampak kerusakan peralatan listrik dan elektronik bila ada
sambaran petir yang mengenai bangunan kita. Maka istilah yang paling tepat untuk pengamanan
petir adalah PENYALUR PETIR.
Internal protection atau surge arrester merupakan sebuah instalasi penangkal petir yang
berfungsi untuk mengantisifasi induksi listrik yang disebabkan oleh sambaran petir. Induksi arus
petir dapat mempengaruhi bahkan merusak jaringan listrik, jaringan PABX, jaringan elektronik
dan jaringan LAN atau internet. Dalam sebuah instalasi yang menggunakan kabel baik didalam
atau diluar bangunan tidak menutup kemungkinan menjadi jalan masuk untuk dilalui induksi
arus petir.
Misalnya :
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Jurnal Edukasi Elektro, Vol. 1, No. 2, November 2017 ISSN 2548-8260 (Media Online)
http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: 1979-911X Yogyakarta,
15 November 2014
https://www.academia.edu/12907044/Makalah-penangkal-petir
Di Akses pada tanggal 02 April 2019, jam 10.10