Isolasi Dan Identifikasi Khamir Secara Morfologi D PDF
Isolasi Dan Identifikasi Khamir Secara Morfologi D PDF
Biosantifika
Berkala Ilmiah Biologi
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/biosaintifika
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia
Alamat korespondensi: ISSN 2085-191X
FMIPA UNNES Gd D6 Lt 1 Jln. Raya Sekaran- Gunungpati- Semarang 50229
Telp./Fax. (024) 8508033; E-mail: j_myarf@yahoo.co.id
Jumiyati dkk. / Biosaintifika 4 (1) (2012)
28
Jumiyati dkk. / Biosaintifika 4 (1) (2012)
tentang isolasi dan identifikasi khamir pada Semarang. Penelitian ini merupakan
ekosistem tanah Kebun Wisata Pendidikan penelitian eksplorasi dan deskriptif kualitatif.
Unnes secara morfologi sebagai langkah Populasi penelitian ini yaitu khamir di
awal upaya konservasi mikroorganisme. tanah Kebun Wisata Pendidikan Unnes.
Sampel penelitian adalah khamir hasil
METODE PENELITIAN isolasi dari tanah Kebun Wisata Pendidikan
Unnes. Lokasi pengambilan sampel tanah
Penelitian ini dilaksanakan di dilakukan secara Purposive Sampling dimana
Laboratorium Mikrobiologi Jurusan pengambilan sampel dilakukan dengan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu pertimbangan tertentu. Pengambilan sampel
Pengetahuan Alam Universitas Negeri secara purposif yaitu tanpa membandingkan
Tabel 1. Morfologi koloni khamir tanah Kebun Wisata Pendidikan Unnes pada media PDA
Kode
Biakan Bentuk Warna Kilap Tekstur Tepian Elevasi
isolat
Biakan Krem
muda kuning Halus / Rata
K1 Sirkuler Kilap Cembung
Kuning licin (Entire)
Biakan tua
kecoklatan
Biakan Rata
muda Krem kun- Halus / (Entire)
K2 Sirkuler Kilap Cembung
ing licin Seperti
Biakan tua
rumbai
Biakan
muda Halus / Rata Sedikit
K3 Sirkuler Putih susu Kilap
licin (Entire) cembung
Biakan tua
Biakan Rata
muda (Entire)
Putih Sedikit
Halus / Seperti
K4 Sirkuler kekuning- Kilap cembung
licin rumbai
Biakan tua kuningan
panjang-
panjang
Biakan Rata
muda (Entire) Sedikit
Halus /
K5 Sirkuler Putih krem Kilap cembung
licin Seperti
Biakan tua
rumbai
Biakan
muda Agak Halus / Rata Meninggi
K6 Sirkuler Putih susu
kilap licin (Entire) (Raised)
Biakan tua
Biakan Halus / Rata
Kuning Kilap Cembung
muda licin (Entire)
K7 Sirkuler berkerut
Seperti berbukit-
Biakan tua Putih kusam Kusam dan ber-
rumbai bukit
lipat-lipat
Keterangan: K1=khamir ke-1, K2=khamir ke-2, K3=khamir ke-3, dst, Biakan muda= biakan
umur 24 - 48 jam, Biakan tua= biakan umur 1 - 3 minggu
29
Jumiyati dkk. / Biosaintifika 4 (1) (2012)
Tabel 2. Morfologi sel khamir hasil isolasi dari tanah Kebun Wisata Pendidikan Unnes
10 µm 10 µm 10 µm
K1 K2 K3
10 µm 5 µm 10 µm
K4 K5 K6
10 µm
K7
Gambar 1. Morfologi sel khamir dengan pewarnaan sederhana menggunakan reagen Metilen
blue hasil isolasi dari tanah Kebun Wisata Pendidikan Universitas Negeri Semarang
30
Jumiyati dkk. / Biosaintifika 4 (1) (2012)
Kode
Uji pertumbuhan pada media cair
isolat
K1 Tumbuh didasar media dan terdapat endapan berwarna putih, media jernih
K2 Tumbuh didasar media dan terdapat endapan berwarna putih, media jernih
K3 Tumbuh didasar, terdapat endapan putih dan ada yang melayang di dalam media
K4 Tumbuh didasar, terdapat endapan putih dan ada yang melayang di dalam media
K5 Tumbuh didasar, terdapat endapan putih dan ada yang melayang di dalam media
K6 Tumbuh didasar, terdapat endapan putih dan ada yang melayang di dalam media
K7 Tumbuh sedikt didasar dan permukaan media membentuk pelikel berwarna putih
kekuningan
antara satu tempat dengan tempat yang Pengamatan koloni dilakukan untuk
lain, karena tempat pengambilan sampel mengetahui bentuk, warna, kilap, tekstur,
dianggap homogen. Area kebun di bagi tepian, dan elevasi koloni khamir (Tabel
menjadi lima zona dan setiap zona diambil 1). Pengamatan morfologi sel bertujuan
secara acak 5 titik pengambilan pada untuk mengetahui bentuk, ukuran, pola
kedalaman 2 - 10 cm (Akmal & Hendri, 1993, pertunasan, ada tidaknya pseudohifa,
Gandjar et al. 2006) kemudian sampel tanah hifa sejati dan reproduksi seksual (Tabel
dihomogenkan. Sampel tanah kemudian 2). Satu individu khamir dapat memiliki
dibawa ke Laboratorium untuk dianalisis nama genus yang berbeda tergantung pada
mikrobiologi yaitu meliputi tahap isolasi, fase reproduksi yang terlihat pada saat
purifikasi, identifikasi secara morfologi pengamatan morfologi (Yarrow 1998).
koloni dan sel khamir (Nurhariyati et al. Uji pertumbuhan khamir pada media
2004; Tuntiwongwanich & Leenanon 2009). SB menunjukkan pertumbuhan khamir
Metode pengumpulan data diperoleh fermentataif dan khamir oksidatif. Khamir
dari data utama, yaitu hasil pemeriksaan oksidatif tumbuh membentuk lapisan (film)
khamir secara morfologi koloni dan sel pada atau pelikel pada biakan cair, sedangkan
media Potato Dextrose Agar (PDA) serta khamir fermentatif biasanya tumbuh di
uji pertumbuhan khamir pada media cair seluruh cairan. Pada Tabel 3 menunjukkan
Saboroud Broth (SB). Data pendukung berupa bahwa khamir K1, K2, K3, K4, K5, dan K6
hasil pengukuran faktor lingkungan meliputi tumbuh di dasar media dan membentuk
pengukuran bahan organik, kelembaban, endapan sehingga termasuk khamir
pH, dan suhu tanah. Data di analisis fermentatif Sedangkan khamir K7 tumbuh
secara deskriptif kualitatif berdasarkan sedikit pada dasar media membentuk
buku panduan Nurhariyati et al. (2004) dan sedimen dan pelikel pada permukaan media
Rafiqah (2010). dan merupakan khamir oksidatif.
Berdasarkan analisis deskriptif
HASIL DAN PEMBAHASAN kualitatif berdasarkan buku The Yeast A
Taxonomic study oleh Nurhariyati et al.
Data hasil isolasi dan identifikasi (2004) dan Rafiqah (2010), hasil identifikasi
khamir secara morfologi dari tanah Kebun isolat khamir berturut-turut dari kode
Wisata Pendidikan Unnes disajikan pada isolat K1 - K7 digolongkan dalam genus:
Tabel 1 sampai Tabel 3, sedangkan morfologi Saccharomyces, Candida, Debaromyces,
secara visual ditunjukkan dalam Gambar 1. Candida, Candida, Brettanomyces, dan
Identifikasi khamir secara morfologi Saccharomycodes.
dilakukan melalui pengamatan koloni,sel Berdasarkan data hasil pengamatan
dan uji pertumbuhan pada media cair. identifikasi secara morfologi khamir K1 mirip
31
Jumiyati dkk. / Biosaintifika 4 (1) (2012)
dengan genus Saccharomyces. Menurut memiliki ciri sel berbentuk bulat, reproduksi
Kreger-van Rij (1984) dalam Rafiqah (2010) vegetatif dengan pertunasan multilateral,
genus Saccharomyces memiliki ciri sel pseudohifa dapat dihasilkan atau tidak
bentuk bulat, oval atau silindris, pertunasan dihasilkan, menghasilkan askospora ber-
multilateral, dapat membentuk pseudohifa bentuk bulat atau oval dengan dinding
namun tidak membentuk septa, askospora spora bergerigi dan biasanya berjumlah 1 - 3
bulat - oval pendek biasanya berjumlah per askus dan tidak mudah dilepaskan dan
1 - 4 per askus, asci kuat dan tidak mudah beberapa spesies dapat menghasilkan 4 spora
pecah. Hasil penelitian Nurhariyati et al. per askus, kadang menghasilkan blastospora
(2004) genus Saccharomyces memiliki ciri (Nurhariyati et al. 2004). Berdasarkan
sel berbentuk bulat, oval pendek dan oval, kemiripan tersebut disimpulkan bahwa
pertunasan multilateral, ukuran sel [(2,5- khamir K3 adalah Debaryomyces sp.
5) x (3,5-5)] - [(3-6) x (5-7,5)] µm, tidak Berdasarkan data hasil isolasi dan
membentuk pseudohifa dan hifa sejati, pengamatan identifikasi khamir secara
serta menghasilkan 1 - 4 askospora. Ciri sel morfologi khamir K4 mirip dengan genus
Saccharomyces berdasarkan Rafiqah (2010) Candida. Menurut Kreger-van Rij (1984)
sel tidak berbentuk ogival, menghasilkan dalam Nurhariyati et al. (2004) dan Rafiqah
askospora bentuk bulat - oval dengan (2010) genus Candida memiliki ciri sel
asci yang tidak mudah pecah serta tidak dengan bentuk yang bervariasi yaitu bulat,
menghasilkan ballistospora. Berdasarkan oval pendek - oval - oval memanjang,
kemiripan tersebut disimpulkan bahwa silindris sampai memanjang (elongate),
khamir K1 adalah Saccharomyces sp. jarang berbentuk apikulat, ogival, triangular
Berdasarkan data hasil isolasi dan atau berbentuk botol. Ukuran bervariasi
pengamatan identifikasi khamir secara yaitu antara (2-5) x (2,5-10) µm. Reproduksi
morfologi khamir K2 mirip dengan genus vegetatif dengan pertunasan multilateral,
Candida. Genus Candida merupakan genus pseudohifa berkembang baik atau tidak ada,
khamir yang memiliki spesies terbanyak. pada beberapa spesies membentuk miselium
Menurut Kreger-van Rij (1984) dalam sejati. Dapat membentuk blastospora dan
Nurhariyati et al. (2004) dan Rafiqah (2010) klamidospora, tidak membentuk askospora,
genus Candida memiliki ciri sel dengan teliospora, ballistospora dan arthrospora.
bentuk yang bervariasi yaitu bulat, oval Berdasarkan kemiripan tersebut disimpulkan
pendek - oval - oval memanjang, silindris bahwa khamir K4 adalah Candida sp.
sampai memanjang (elongate), jarang Berdasarkan data hasil isolasi dan
berbentuk apikulat, ogival, triangular pengamatan identifikasi khamir secara
atau berbentuk botol. Ukurannya juga morfologi khamir K5 mirip dengan genus
bervariasi diameter x panjang yaitu antara Candida. Menurut Kreger-van Rij (1984)
(2-5) x (2,5-10) µm. Reproduksi vegetatif dalam Nurhariyati et al. (2004) dan Rafiqah
dengan pertunasan multilateral, pseudohifa (2010) genus Candida memiliki ciri sel
berkembang baik atau tidak ada, pada dengan bentuk yang bervariasi yaitu bulat,
beberapa spesies membentuk miselium oval pendek - oval - oval memanjang,
sejati. Dapat membentuk blastospora dan silindris sampai memanjang (elongate),
klamidospora, tidak membentuk askospora, jarang berbentuk apikulat, ogival, triangular
teliospora, ballistospora dan arthrospora. atau berbentuk botol. Ukurannya juga
Berdasarkan kemiripan tersebut disimpulkan bervariasi diameter x panjang yaitu antara
bahwa khamir K2 adalah Candida sp. (2-5) x (2,5-10) µm. Reproduksi vegetatif
Berdasarkan data hasil isolasi dan dengan pertunasan multilateral, pseudohifa
pengamatan identifikasi khamir secara berkembang baik atau tidak ada. Beberapa
morfologi khamir K3 mirip dengan genus spesies membentuk miselium sejati. Dapat
Debaryomyces. Menurut dan Kreger-van membentuk blastospora dan klamidospora,
Rij (1984) dalam Nurhariyati et al. (2004) tidak membentuk askospora, teliospora,
dan Rafiqah (2010) genus Debaryomyces ballistospora dan arthrospora. Berdasarkan
32
Jumiyati dkk. / Biosaintifika 4 (1) (2012)
Tabel 4. Hasil pengukuran faktor lingkungan tanah Kebun Wisata Pendidikan Unnes pada
saat penelitian
33
Jumiyati dkk. / Biosaintifika 4 (1) (2012)
rendah pada saat penelitian. Kebanyakan key to the yeast. New York: American
khamir tumbuh paling baik pada kondisi Elsevier Publishing Company Inc.
dengan persediaan air cukup. Tetapi karena Fardiaz S. 1992. Mikrobiologi pangan. Jakarta:
khamir dapat tumbuh pada medium dengan Gramedia Pustaka Utama.
konsentrasi gula atau garam lebih tinggi Gandjar I, Sjamsuridzal W & Oetari A. 2006.
maka khamir membutuhkan air lebih sedikit Mikologi dasar dan terapan. Jakarta:
untuk pertumbuhannya (Fardiaz 1992). Yayasan Obor Indonesia.
Hasil pengukuran pH menunjukkan Kanti A. 2005. Keragaman khamir tanah
bahwa tanah bersifat agak masam hingga asal Taman Nasional Kalimutu dan
netral. pH tanah di kebun Wisata Pendidikan Taman Wisata Alam Ruteng Nusa
Unnes menunjukkan rentang kisaran pH Tenggara Timur. Laporan Penelitian
pertumbuhan untuk khamir. Khamir dapat Bidang Zoologi. Bogor: Pusat Penelitian
tumbuh pada kisaran pH yang cukup Biologi-LIPI.
luas yaitu 1,5 - 8,5. Suhu tanah pada hasil . 2006. Marga Candida, khamir tanah
pengukuran menunjukkan kisaran dari 24oC pelarut posfat yang diisolasi dari
sampai 28,5o C. Suhu tanah menunjukkan tanah Kebun Biologi Wamena Papua.
kisaran yang baik bagi pertumbuhan Biodiversitas. 7(2): 105-108.
mikroorganisme jamur benang dan . 2007. Penapisan khamir selulolitik
khamir. Suhu lingkungan optimum untuk Cryptocoous sp. yang diisolasi dari tanah
pertumbuhan khamir berkisar antara 25o C - Kebun Biologi Wamena Jaya Wijaya
30o C dan suhu maksimum 35o C - 47o C. Hal Propinsi Papua. Laporan Penelitian
ini menunjukkan bahwa tanah Kebun Wisata Bidang Mikrobiologi. Bogor: Pusat
Pendididkan Unnes memiliki rentang suhu Penelitian Biologi-LIPI.
lingkungan optimal untuk pertumbuhan Kurtzman CP and Fell JW. 2006. Yeast
mikroorganisme khamir. systematics and phylogeny-implication
of molecular identification methods for
SIMPULAN studies in ecology. Biodiversity and
Ecophysiology of Yeast. Berlin:
Dari hasil penelitian ditemukan Springer-verlag.
sebanyak 7 isolat khamir hasil isolasi Kurtzman CP and Piskur J. 2006. Taxonomy
dari tanah Kebun Wisata pendidikan and phylogenetic diversity among the
Unnes, dan berdasarkan identifikasi secara yeasts. Berlin: Springer-verlag.
morfologi diketahui bahwa isolat khamir Nurhariyati T, Ni’matuzahroh & Surtiningsih
yang ditemukan termasuk ke dalam T. 2004. Keanekaragaman khamir
5 genus khamir yaitu Saccharomyces, pendegradasi minyak hasil isolasi dari
Candida, Debaromyces, Brettanomyces, dan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Saccharomycodes. Berk. Penelitian Hayati 9: 87-91.
Rafiqah N. 2010. Studi viabilitas khamir
DAFTAR PUSTAKA pada fermentasi tauco dalam larutan
garam. Tesis. Medan: Universitas
Akmal HA & Hendri. 1993. Penelitian Sumatra Utara.
pendahuluan penapisan mikro- Saono S. 2000. Keanekaragaman dan peran
organisme tanah yang dapat meng- jasad renik dalam pembangunan
hasilkan senyawa anti-biotika dari berkelanjutan di Indonesia. Laporan
sampel tanah di kawasan Hutan Raya Penelitian. Bogor: Puslitbang Bio-
Bung Hatta Padang. Majalah Farmasi teknologi-LIPI.
Indonesia 4(3): 107-112. Sutedjo MM dan Kartasapoetra AG. 2005.
Anonim. 2009. Profil Kebun Wisata Pendidikan Pengantar ilmu tanah. Jakarta: Rineka
Universitas Negeri Semarang. Semarang: Cipta.
Jurusan Biologi FMIPA UNNES. Tuntiwongwanich S & Leenanon B. 2009.
Barnett JA & Pankhurst RJ. 2000. A new Morphology and identification of
34
Jumiyati dkk. / Biosaintifika 4 (1) (2012)
yeasts isolated from toddy Palm in Yarrow D. 1998. Methods for the isolation,
Thailand. Journal of Microscopy Society maintenance and identification of yeast
of Thailand. 23(1): 34-37. dalam Ediningsari, A.R. Identifikasi
Wijanarka, Endang K & Hermin. 2008. khamir dari perairan mangrove dan laut
Identifikasi khamir inulinolitik BAT- cagar alam Pulau Rambut berdasarkan
2 dari umbi dahlia (Dahlia variabilis daerah internal transcribed spacer
Willd) dan kemampuan enzimnya. (ITS). Skripsi. Depok: Universitas
Berkala Ilmiah Biologi. 7(1) : 27-31. Indonesia.
35