Anda di halaman 1dari 9

Biosaintifika 4 (1) (2012)

Biosantifika
Berkala Ilmiah Biologi

http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/biosaintifika

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KHAMIR SECARA MORFOLOGI DI TANAH


KEBUN WISATA PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Jumiyati, Siti Harnina Bintari, Ibnul Mubarok

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Tujuan penelitian untuk mengisolasi dan mengidentifikasi khamir secara morfologi
Diterima September 2011 di tanah Kebun Wisata Pendidikan Unnes. Penelitian ini merupakan penelitian
Disetujui Desember 2011 eksplorasi yang dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA
Dipublikasikan Maret Unnes. Populasi penelitian adalah khamir di tanah Kebun Wisata Pendidikan
2012 Unnes. Sampel penelitian adalah isolat khamir yang diambil dengan teknik
Purposive Sampling yaitu membagi kebun menjadi lima zona dan setiap zona diambil
Keywords: secara acak lima titik pengambilan kemudian dihomogenkan. Sampel dibawa ke
Educational garden Laboratorium untuk dilakukan isolasi, purifikasi dan identifikasi secara morfologi
Identification koloni dan sel. Simpulan penelitian ditemukan tujuh isolat khamir dan termasuk
Morphology ke dalam lima genus yaitu Saccharomyces, Candida, Debaromyces, Brettanomyces
dan Saccharomycodes.
Yeast
Abstract
The purpose of the research was to isolate and to identify morphologically the
individually-isolated yeasts from the soil of Biology Educational Garden Semarang
State University. The exploration research was conducted in the Microbiology
Laboratory Department of Biology, FMIPA Semarang State University. The yeasts
were collected using purposive sampling technique in five zones and from each
zone five random plots were selected to obtain the samples. Samples were isolated,
purified and identified morphologically in terms of the colonies and the cells. Result
revealed that seven isolated yeasts from five generas (Saccharomyces, Candida,
Debaromyces, Brettanomyces, and Saccharomycodes) had been collected from the
soil of Biology Educational Garden Semarang State University.

© 2012 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2085-191X
FMIPA UNNES Gd D6 Lt 1 Jln. Raya Sekaran- Gunungpati- Semarang 50229
Telp./Fax. (024) 8508033; E-mail: j_myarf@yahoo.co.id
Jumiyati dkk. / Biosaintifika 4 (1) (2012)

PENDAHULUAN yang telah dikembangkan terutama berkaitan


dengan Biologi yaitu progam penghijauan,
Indonesia merupakan negara yang pengolahan sampah organik dan anorganik,
terletak di daerah tropis dengan ke- taman keanekaragaman hayati, inventarisasi
limpahan keanekaragaman hayati be- dan identifikasi flora dan fauna (burung,
rupa keanekaragaman flora, fauna dan katak, kodok dan kupu-kupu) di kampus
mikroorganisme. Keberadaan mikro- pusat Unnes. Selain keanekaragaman hayati
organisme di alam sangat luas meliputi yang berupa flora dan fauna (Anonim 2009),
daratan atau tanah, perairan dan udara. Jenis- lingkungan kampus Unnes juga diperkirakan
jenis mikroorganisme meliputi protista (alga, memiliki potensi keragaman mikroorganisme
protozoa), monera (bakteri, cyanobakteria) tanah. Hal ini karena mikroorganisme
dan fungi (jamur benang dan khamir). di dalam tanah berkaitan erat dengan
Keberadaan mikroorganisme khamir di tanah keanekaragaman hayati yang tumbuh di
tidak begitu tinggi jika dibandingkan dengan atasnya (Saono 2000). Saat ini keberadaan
bakteri dan jamur benang. Namun, khamir mikroorganisme tanah di kebun belum
di tanah memegang peranan penting dalam banyak diketahui. Untuk itu perlu dilakukan
menstimulasi dekomposisi dan mineralisasi penelitian tentang mikroorganisme tanah.
senyawa organik di dalam tanah. Selain itu Penelitian tentang mikroorganisme
khamir juga memegang peran penting dalam tanah dapat menjadi inventarisasi koleksi
hidrolisis selulosa yang berada di dalam mikroorganisme untuk keperluan konservasi
tanah (Kanti 2007). mikroorganisme tanah. Lingkungan kampus
Khamir dikenal memiliki rentang yang menjadi tempat penelitian adalah
ekologi yang cukup luas dan mampu hidup Kebun Wisata Pendidikan Unnes. Kebun
pada daerah ekstrem serta umumnya banyak Wisata Pendidikan Unnes merupakan salah
ditemukan pada lingkungan yang memiliki satu kawasan ekosistem yang dilestarikan
bahan organik tinggi (Kanti 2006). Beberapa di lingkungan kampus Unnes dan memiliki
kelompok khamir yang dominan ditemukan kekayaan biodiversitas relatif tinggi yaitu
dalam ekosistem tanah adalah genus memiliki 103 jenis tanaman dengan
Cryptococcus, Candida dan Debaryomyces keragaman yang berbeda-beda di Kebun
(Kanti 2005). Menurut Kurtzman & Piskur Wisata Pendidikan Unnes (Anonim 2009).
(2006) baru sekitar 1% khamir dilakukan Kebun juga potensial untuk dilakukan
isolasi dan identifikasi dari total perkiraan eksplorasi dan isolasi mikroorganisme. Hal ini
keanekaragaman khamir di dunia. Diantara karena tanah banyak mengandung senyawa
89 genera khamir yang pernah terdaftar organik dan mineral yang merupakan salah
dalam monograf khamir sebanyak 37 genera satu ekosistem subur untuk kehidupan dan
atau 42% ditemukan di Indonesia (Kurtzman pertumbuhan mikroorganisme tanah (Kanti
& Fell 2006). Penelitian tentang khamir 2005).
banyak dilakukan dalam bentuk eksplorasi Identifikasi untuk mengetahui nama
dari berbagai ekosistem di Indonesia. Hal ini genus atau spesies khamir dapat dilakukan
karena diyakini jumlah khamir di alam jauh dengan pe ngamatan morfologi (morfologi
lebih tinggi dibandingkan khamir yang telah koloni dan sel), uji fisiologis dan biokimia
diketahui selama ini. (Barnett & Pankhurst 2000). Pengamatan
Universitas Negeri Semarang (Unnes) morfologi merupakan dasar utama yang
merupakan perguruan tinggi negeri yang digunakan untuk melakukan identifikasi dan
terletak di Desa Sekaran Kecamatan klasifikasi khamir yaitu dengan pe ngamatan
Gunungpati Kota Semarang. Unnes morfologi sel (pembentukan askospora,
melakukan dan menggalakkan suatu morfologi sel vegetatif, reproduksi aseksual,
perubahan dan peran sebagai universitas ada tidaknya produksi miselium sejati,
konservasi. Substansi dari universitas pseudomiselium, ciri koloni, dan ciri
konservasi adalah lingkungan dan budaya di pertumbuhan pada media cair. Berdasarkan
Unnes. Konservasi dalam bidang lingkungan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian

28
Jumiyati dkk. / Biosaintifika 4 (1) (2012)

tentang isolasi dan identifikasi khamir pada Semarang. Penelitian ini merupakan
ekosistem tanah Kebun Wisata Pendidikan penelitian eksplorasi dan deskriptif kualitatif.
Unnes secara morfologi sebagai langkah Populasi penelitian ini yaitu khamir di
awal upaya konservasi mikroorganisme. tanah Kebun Wisata Pendidikan Unnes.
Sampel penelitian adalah khamir hasil
METODE PENELITIAN isolasi dari tanah Kebun Wisata Pendidikan
Unnes. Lokasi pengambilan sampel tanah
Penelitian ini dilaksanakan di dilakukan secara Purposive Sampling dimana
Laboratorium Mikrobiologi Jurusan pengambilan sampel dilakukan dengan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu pertimbangan tertentu. Pengambilan sampel
Pengetahuan Alam Universitas Negeri secara purposif yaitu tanpa membandingkan

Tabel 1. Morfologi koloni khamir tanah Kebun Wisata Pendidikan Unnes pada media PDA

Kode
Biakan Bentuk Warna Kilap Tekstur Tepian Elevasi
isolat
Biakan Krem
muda kuning Halus / Rata
K1 Sirkuler Kilap Cembung
Kuning licin (Entire)
Biakan tua
kecoklatan
Biakan Rata
muda Krem kun- Halus / (Entire)
K2 Sirkuler Kilap Cembung
ing licin Seperti
Biakan tua
rumbai
Biakan
muda Halus / Rata Sedikit
K3 Sirkuler Putih susu Kilap
licin (Entire) cembung
Biakan tua
Biakan Rata
muda (Entire)
Putih Sedikit
Halus / Seperti
K4 Sirkuler kekuning- Kilap cembung
licin rumbai
Biakan tua kuningan
panjang-
panjang
Biakan Rata
muda (Entire) Sedikit
Halus /
K5 Sirkuler Putih krem Kilap cembung
licin Seperti
Biakan tua
rumbai
Biakan
muda Agak Halus / Rata Meninggi
K6 Sirkuler Putih susu
kilap licin (Entire) (Raised)
Biakan tua
Biakan Halus / Rata
Kuning Kilap Cembung
muda licin (Entire)
K7 Sirkuler berkerut
Seperti berbukit-
Biakan tua Putih kusam Kusam dan ber-
rumbai bukit
lipat-lipat

Keterangan: K1=khamir ke-1, K2=khamir ke-2, K3=khamir ke-3, dst, Biakan muda= biakan
umur 24 - 48 jam, Biakan tua= biakan umur 1 - 3 minggu

29
Jumiyati dkk. / Biosaintifika 4 (1) (2012)

Tabel 2. Morfologi sel khamir hasil isolasi dari tanah Kebun Wisata Pendidikan Unnes

Kode Ukuran sel Pola + / - Pseudohifa Reproduksi


Bentuk sel*
isolat (µm)* pertunasan* & hifa sejati * seksual**
Askospora (1-4)
K1 Oval 2 x (4-5) Multilateral - bentuk bulat -
oval
Bulat -
K2 (1-1,5) x 3 Multilateral Hifa Blastospora
Oval
Bulat - Askospora (1)
K3 2,5 x (2,5-3) Multilateral -
Semi bulat bentuk bulat
Oval, (2,5-4) x (3-6)
K4 Multilateral Pseudohifa Blastospora
Silindris (1-4) x (7-13)
Oval-
K5 memanjang (1,5-2) x (3-6) Multilateral Pseudohifa Blastospora
/ elongate
Oval -
(1,5-3) x (2-3)
Ogival
K6 Multilateral - -
Silindris (2-4) x (7-11)
Askospora (4-8)
Oval, Api-
K7 (3-5) x (4-8) Bipolar - bentuk bulat -
kulat
oval
Keterangan: * Khamir umur 24 - 72 jam, ** Khamir umur 1 - 3 minggu

10 µm 10 µm 10 µm

K1 K2 K3

10 µm 5 µm 10 µm

K4 K5 K6

10 µm

K7

Gambar 1. Morfologi sel khamir dengan pewarnaan sederhana menggunakan reagen Metilen
blue hasil isolasi dari tanah Kebun Wisata Pendidikan Universitas Negeri Semarang
30
Jumiyati dkk. / Biosaintifika 4 (1) (2012)

Tabel 3. Uji pertumbuhan khamir pada media cair Sabouraud Broth / SB

Kode
Uji pertumbuhan pada media cair
isolat
K1 Tumbuh didasar media dan terdapat endapan berwarna putih, media jernih
K2 Tumbuh didasar media dan terdapat endapan berwarna putih, media jernih
K3 Tumbuh didasar, terdapat endapan putih dan ada yang melayang di dalam media
K4 Tumbuh didasar, terdapat endapan putih dan ada yang melayang di dalam media
K5 Tumbuh didasar, terdapat endapan putih dan ada yang melayang di dalam media
K6 Tumbuh didasar, terdapat endapan putih dan ada yang melayang di dalam media
K7 Tumbuh sedikt didasar dan permukaan media membentuk pelikel berwarna putih
kekuningan

antara satu tempat dengan tempat yang Pengamatan koloni dilakukan untuk
lain, karena tempat pengambilan sampel mengetahui bentuk, warna, kilap, tekstur,
dianggap homogen. Area kebun di bagi tepian, dan elevasi koloni khamir (Tabel
menjadi lima zona dan setiap zona diambil 1). Pengamatan morfologi sel bertujuan
secara acak 5 titik pengambilan pada untuk mengetahui bentuk, ukuran, pola
kedalaman 2 - 10 cm (Akmal & Hendri, 1993, pertunasan, ada tidaknya pseudohifa,
Gandjar et al. 2006) kemudian sampel tanah hifa sejati dan reproduksi seksual (Tabel
dihomogenkan. Sampel tanah kemudian 2). Satu individu khamir dapat memiliki
dibawa ke Laboratorium untuk dianalisis nama genus yang berbeda tergantung pada
mikrobiologi yaitu meliputi tahap isolasi, fase reproduksi yang terlihat pada saat
purifikasi, identifikasi secara morfologi pengamatan morfologi (Yarrow 1998).
koloni dan sel khamir (Nurhariyati et al. Uji pertumbuhan khamir pada media
2004; Tuntiwongwanich & Leenanon 2009). SB menunjukkan pertumbuhan khamir
Metode pengumpulan data diperoleh fermentataif dan khamir oksidatif. Khamir
dari data utama, yaitu hasil pemeriksaan oksidatif tumbuh membentuk lapisan (film)
khamir secara morfologi koloni dan sel pada atau pelikel pada biakan cair, sedangkan
media Potato Dextrose Agar (PDA) serta khamir fermentatif biasanya tumbuh di
uji pertumbuhan khamir pada media cair seluruh cairan. Pada Tabel 3 menunjukkan
Saboroud Broth (SB). Data pendukung berupa bahwa khamir K1, K2, K3, K4, K5, dan K6
hasil pengukuran faktor lingkungan meliputi tumbuh di dasar media dan membentuk
pengukuran bahan organik, kelembaban, endapan sehingga termasuk khamir
pH, dan suhu tanah. Data di analisis fermentatif Sedangkan khamir K7 tumbuh
secara deskriptif kualitatif berdasarkan sedikit pada dasar media membentuk
buku panduan Nurhariyati et al. (2004) dan sedimen dan pelikel pada permukaan media
Rafiqah (2010). dan merupakan khamir oksidatif.
Berdasarkan analisis deskriptif
HASIL DAN PEMBAHASAN kualitatif berdasarkan buku The Yeast A
Taxonomic study oleh Nurhariyati et al.
Data hasil isolasi dan identifikasi (2004) dan Rafiqah (2010), hasil identifikasi
khamir secara morfologi dari tanah Kebun isolat khamir berturut-turut dari kode
Wisata Pendidikan Unnes disajikan pada isolat K1 - K7 digolongkan dalam genus:
Tabel 1 sampai Tabel 3, sedangkan morfologi Saccharomyces, Candida, Debaromyces,
secara visual ditunjukkan dalam Gambar 1. Candida, Candida, Brettanomyces, dan
Identifikasi khamir secara morfologi Saccharomycodes.
dilakukan melalui pengamatan koloni,sel Berdasarkan data hasil pengamatan
dan uji pertumbuhan pada media cair. identifikasi secara morfologi khamir K1 mirip

31
Jumiyati dkk. / Biosaintifika 4 (1) (2012)

dengan genus Saccharomyces. Menurut memiliki ciri sel berbentuk bulat, reproduksi
Kreger-van Rij (1984) dalam Rafiqah (2010) vegetatif dengan pertunasan multilateral,
genus Saccharomyces memiliki ciri sel pseudohifa dapat dihasilkan atau tidak
bentuk bulat, oval atau silindris, pertunasan dihasilkan, menghasilkan askospora ber-
multilateral, dapat membentuk pseudohifa bentuk bulat atau oval dengan dinding
namun tidak membentuk septa, askospora spora bergerigi dan biasanya berjumlah 1 - 3
bulat - oval pendek biasanya berjumlah per askus dan tidak mudah dilepaskan dan
1 - 4 per askus, asci kuat dan tidak mudah beberapa spesies dapat menghasilkan 4 spora
pecah. Hasil penelitian Nurhariyati et al. per askus, kadang menghasilkan blastospora
(2004) genus Saccharomyces memiliki ciri (Nurhariyati et al. 2004). Berdasarkan
sel berbentuk bulat, oval pendek dan oval, kemiripan tersebut disimpulkan bahwa
pertunasan multilateral, ukuran sel [(2,5- khamir K3 adalah Debaryomyces sp.
5) x (3,5-5)] - [(3-6) x (5-7,5)] µm, tidak Berdasarkan data hasil isolasi dan
membentuk pseudohifa dan hifa sejati, pengamatan identifikasi khamir secara
serta menghasilkan 1 - 4 askospora. Ciri sel morfologi khamir K4 mirip dengan genus
Saccharomyces berdasarkan Rafiqah (2010) Candida. Menurut Kreger-van Rij (1984)
sel tidak berbentuk ogival, menghasilkan dalam Nurhariyati et al. (2004) dan Rafiqah
askospora bentuk bulat - oval dengan (2010) genus Candida memiliki ciri sel
asci yang tidak mudah pecah serta tidak dengan bentuk yang bervariasi yaitu bulat,
menghasilkan ballistospora. Berdasarkan oval pendek - oval - oval memanjang,
kemiripan tersebut disimpulkan bahwa silindris sampai memanjang (elongate),
khamir K1 adalah Saccharomyces sp. jarang berbentuk apikulat, ogival, triangular
Berdasarkan data hasil isolasi dan atau berbentuk botol. Ukuran bervariasi
pengamatan identifikasi khamir secara yaitu antara (2-5) x (2,5-10) µm. Reproduksi
morfologi khamir K2 mirip dengan genus vegetatif dengan pertunasan multilateral,
Candida. Genus Candida merupakan genus pseudohifa berkembang baik atau tidak ada,
khamir yang memiliki spesies terbanyak. pada beberapa spesies membentuk miselium
Menurut Kreger-van Rij (1984) dalam sejati. Dapat membentuk blastospora dan
Nurhariyati et al. (2004) dan Rafiqah (2010) klamidospora, tidak membentuk askospora,
genus Candida memiliki ciri sel dengan teliospora, ballistospora dan arthrospora.
bentuk yang bervariasi yaitu bulat, oval Berdasarkan kemiripan tersebut disimpulkan
pendek - oval - oval memanjang, silindris bahwa khamir K4 adalah Candida sp.
sampai memanjang (elongate), jarang Berdasarkan data hasil isolasi dan
berbentuk apikulat, ogival, triangular pengamatan identifikasi khamir secara
atau berbentuk botol. Ukurannya juga morfologi khamir K5 mirip dengan genus
bervariasi diameter x panjang yaitu antara Candida. Menurut Kreger-van Rij (1984)
(2-5) x (2,5-10) µm. Reproduksi vegetatif dalam Nurhariyati et al. (2004) dan Rafiqah
dengan pertunasan multilateral, pseudohifa (2010) genus Candida memiliki ciri sel
berkembang baik atau tidak ada, pada dengan bentuk yang bervariasi yaitu bulat,
beberapa spesies membentuk miselium oval pendek - oval - oval memanjang,
sejati. Dapat membentuk blastospora dan silindris sampai memanjang (elongate),
klamidospora, tidak membentuk askospora, jarang berbentuk apikulat, ogival, triangular
teliospora, ballistospora dan arthrospora. atau berbentuk botol. Ukurannya juga
Berdasarkan kemiripan tersebut disimpulkan bervariasi diameter x panjang yaitu antara
bahwa khamir K2 adalah Candida sp. (2-5) x (2,5-10) µm. Reproduksi vegetatif
Berdasarkan data hasil isolasi dan dengan pertunasan multilateral, pseudohifa
pengamatan identifikasi khamir secara berkembang baik atau tidak ada. Beberapa
morfologi khamir K3 mirip dengan genus spesies membentuk miselium sejati. Dapat
Debaryomyces. Menurut dan Kreger-van membentuk blastospora dan klamidospora,
Rij (1984) dalam Nurhariyati et al. (2004) tidak membentuk askospora, teliospora,
dan Rafiqah (2010) genus Debaryomyces ballistospora dan arthrospora. Berdasarkan

32
Jumiyati dkk. / Biosaintifika 4 (1) (2012)

Tabel 4. Hasil pengukuran faktor lingkungan tanah Kebun Wisata Pendidikan Unnes pada
saat penelitian

Parameter Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5


Bahan organik (%) 2,64 3,09 2,99 3,64 2,58
Kelembapan (%) 10 - 25 10 - 20 10 – 20 10 - 15 10 - 15
pH 5,8 - 6,8 6 - 6,9 6 - 6,8 6,6 - 6,8 6,5 - 7
Suhu (0C) 24 – 26 25 - 28,5 26 – 28 24 - 27 26 - 27

kemiripan tersebut disimpulkan bahwa dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan


khamir K5 adalah Candida sp. klasifikasi bahan organik, persentase bahan
Berdasarkan data hasil isolasi dan organik dari kelima zona termasuk dalam
pengamatan identifikasi khamir secara klasifikasi rendah - sedang. Berdasarkan
morfologi khamir K6 mirip dengan genus pengukuran bahan organik pada zona 1 dan
Brettanomyces. Karakteristik dari khamir zona 5 memiliki kadar yang paling rendah di
Brettanomyces adalah bentuk sel ogival. bandingkan dengan zona 2, zona 3 dan zona
Bentuk ogival merupakan bentuk memanjang 4 yaitu sebesar 2,65% dan 2,58%. Berkaitan
dimana salah satu ujung bulat dan ujung yang dengan hasil isolasi pada kedua zona
lain runcing. Menurut Kreger-van Rij (1984) tersebut tidak ditemukan adanya khamir dan
dalam Rafiqah (2010) genus Brettanomyces lebih dominan jamur benang, sedangkan
memiliki ciri sel dengan bentuk bulat, semi pada zona 2, zona 3 dan zona 4 yang
bulat, oval, lebih sering berbentuk ogival, memiliki kadar bahan organik lebih tinggi
silindris sampai memanjang (elongate). dari zona 1 dan zona 5 ditemukan adanya
Reproduksi vegetatif dengan pertunasan pertumbuhan khamir. Hal ini menunjukkan
multilateral, tidak menghasilkan askospora bahwa khamir hidup pada lingkungan yang
maupun ballistospora. Pada Malt Ekstrak memiliki bahan organik tinggi. Kanti (2006)
dan Malt Agar pertumbuhannya lambat juga menyebutkan bahwa khamir memiliki
(Kreger-van Rij 1984 dalam Rafiqah 2010). rentang ekologi yang cukup luas, mampu
Berdasarkan kemiripan tersebut disimpulkan hidup pada daerah ekstrem dan banyak
bahwa khamir K6 adalah Brettanomyces sp. ditemukan pada lingkungan yang memiliki
Berdasarkan data hasil isolasi dan bahan organik tinggi.
pengamatan identifikasi khamir secara Kelembaban tanah dari hasil penelitian
morfologi khamir dengan kode isolat K7 mirip menunjukkan kisaran yang bervariasi namun
dengan genus Saccharomycodes. Menurut memiliki rentang yang tidak beda jauh,
Kreger-van Rij (1984) dalam Rafiqah (2010) yaitu antara 10 - 25%. Berdasarkan hasil
genus Saccharomycodes memiliki ciri sel pengukuran kelembaban di tanah Kebun
yang besar-besar berbentuk apikulat atau Wisata Pendidikan Unnes menunjukkan
memanjang (elongate), reproduksi vegetatif bahwa tingkat kelembaban dikategorikan
dengan pertunasan bipolar atau pembelahan, rendah. Hal ini sesuai dengan kondisi saat
dapat membentuk pseudohifa tetapi sangat pengambilan sampel yaitu pada akhir musim
sedikit dan tidak berkembang baik, spora kemarau. Pada zona 1 kelembaban tanah
bulat dengan dinding spora yang halus dan memiliki rentang yang paling tinggi diantara
biasanya berjumlah 4 spora. Pada beberapa zona yang lain. Hal ini mungkin yang
strains spora membentuk buluh kecambah menyebabkan pada zona 1 lebih dominan
tanpa melakukan konjugasi. Berdasarkan ditumbuhi oleh jamur benang dan khamir
kemiripan tersebut dapat disimpulkan bahwa kurang berkembang atau tidak terdapat
khamir K7 adalah Saccharomycodes sp. khamir. Khamir dapat ditemukan dan
Hasil pengukuran faktor lingkungan tumbuh dengan baik pada zona 2, zona 3
tanah Kebun Wisata Pendidikan Unnes dan zona 4 yang memiliki kelembaban tanah

33
Jumiyati dkk. / Biosaintifika 4 (1) (2012)

rendah pada saat penelitian. Kebanyakan key to the yeast. New York: American
khamir tumbuh paling baik pada kondisi Elsevier Publishing Company Inc.
dengan persediaan air cukup. Tetapi karena Fardiaz S. 1992. Mikrobiologi pangan. Jakarta:
khamir dapat tumbuh pada medium dengan Gramedia Pustaka Utama.
konsentrasi gula atau garam lebih tinggi Gandjar I, Sjamsuridzal W & Oetari A. 2006.
maka khamir membutuhkan air lebih sedikit Mikologi dasar dan terapan. Jakarta:
untuk pertumbuhannya (Fardiaz 1992). Yayasan Obor Indonesia.
Hasil pengukuran pH menunjukkan Kanti A. 2005. Keragaman khamir tanah
bahwa tanah bersifat agak masam hingga asal Taman Nasional Kalimutu dan
netral. pH tanah di kebun Wisata Pendidikan Taman Wisata Alam Ruteng Nusa
Unnes menunjukkan rentang kisaran pH Tenggara Timur. Laporan Penelitian
pertumbuhan untuk khamir. Khamir dapat Bidang Zoologi. Bogor: Pusat Penelitian
tumbuh pada kisaran pH yang cukup Biologi-LIPI.
luas yaitu 1,5 - 8,5. Suhu tanah pada hasil . 2006. Marga Candida, khamir tanah
pengukuran menunjukkan kisaran dari 24oC pelarut posfat yang diisolasi dari
sampai 28,5o C. Suhu tanah menunjukkan tanah Kebun Biologi Wamena Papua.
kisaran yang baik bagi pertumbuhan Biodiversitas. 7(2): 105-108.
mikroorganisme jamur benang dan . 2007. Penapisan khamir selulolitik
khamir. Suhu lingkungan optimum untuk Cryptocoous sp. yang diisolasi dari tanah
pertumbuhan khamir berkisar antara 25o C - Kebun Biologi Wamena Jaya Wijaya
30o C dan suhu maksimum 35o C - 47o C. Hal Propinsi Papua. Laporan Penelitian
ini menunjukkan bahwa tanah Kebun Wisata Bidang Mikrobiologi. Bogor: Pusat
Pendididkan Unnes memiliki rentang suhu Penelitian Biologi-LIPI.
lingkungan optimal untuk pertumbuhan Kurtzman CP and Fell JW. 2006. Yeast
mikroorganisme khamir. systematics and phylogeny-implication
of molecular identification methods for
SIMPULAN studies in ecology. Biodiversity and
Ecophysiology of Yeast. Berlin:
Dari hasil penelitian ditemukan Springer-verlag.
sebanyak 7 isolat khamir hasil isolasi Kurtzman CP and Piskur J. 2006. Taxonomy
dari tanah Kebun Wisata pendidikan and phylogenetic diversity among the
Unnes, dan berdasarkan identifikasi secara yeasts. Berlin: Springer-verlag.
morfologi diketahui bahwa isolat khamir Nurhariyati T, Ni’matuzahroh & Surtiningsih
yang ditemukan termasuk ke dalam T. 2004. Keanekaragaman khamir
5 genus khamir yaitu Saccharomyces, pendegradasi minyak hasil isolasi dari
Candida, Debaromyces, Brettanomyces, dan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Saccharomycodes. Berk. Penelitian Hayati 9: 87-91.
Rafiqah N. 2010. Studi viabilitas khamir
DAFTAR PUSTAKA pada fermentasi tauco dalam larutan
garam. Tesis. Medan: Universitas
Akmal HA & Hendri. 1993. Penelitian Sumatra Utara.
pendahuluan penapisan mikro- Saono S. 2000. Keanekaragaman dan peran
organisme tanah yang dapat meng- jasad renik dalam pembangunan
hasilkan senyawa anti-biotika dari berkelanjutan di Indonesia. Laporan
sampel tanah di kawasan Hutan Raya Penelitian. Bogor: Puslitbang Bio-
Bung Hatta Padang. Majalah Farmasi teknologi-LIPI.
Indonesia 4(3): 107-112. Sutedjo MM dan Kartasapoetra AG. 2005.
Anonim. 2009. Profil Kebun Wisata Pendidikan Pengantar ilmu tanah. Jakarta: Rineka
Universitas Negeri Semarang. Semarang: Cipta.
Jurusan Biologi FMIPA UNNES. Tuntiwongwanich S & Leenanon B. 2009.
Barnett JA & Pankhurst RJ. 2000. A new Morphology and identification of

34
Jumiyati dkk. / Biosaintifika 4 (1) (2012)

yeasts isolated from toddy Palm in Yarrow D. 1998. Methods for the isolation,
Thailand. Journal of Microscopy Society maintenance and identification of yeast
of Thailand. 23(1): 34-37. dalam Ediningsari, A.R. Identifikasi
Wijanarka, Endang K & Hermin. 2008. khamir dari perairan mangrove dan laut
Identifikasi khamir inulinolitik BAT- cagar alam Pulau Rambut berdasarkan
2 dari umbi dahlia (Dahlia variabilis daerah internal transcribed spacer
Willd) dan kemampuan enzimnya. (ITS). Skripsi. Depok: Universitas
Berkala Ilmiah Biologi. 7(1) : 27-31. Indonesia.

35

Anda mungkin juga menyukai