Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENDAPATAN

DOSEN PENGAMPU :
FITRI KOMARIYAH, SE., MSA

ANGOTA KELOMPOK :
AMALIA ARISTA ( 18310067 )
DIKA PRAYOGI ( 18310077 )
INDAH YULIANA (18310079)
PUTRI DESTY PUJI HAJAR ( 18310084 )
NISWATUL CASANAH ( 18310098 )
HAIDI IDHA Z.I ( 19350158 )

PRODI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAHARDIKA
Jalan Wisata Menanggal 42 A, Surabaya
Telp. 031-8550077, 8550099, Fax.031-8530066

AKUNTANSI KEUANGAN 2 (PENDAPATAN) I


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunianya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pendapatan“. Makalah ini disusun sebagai
salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Keuanagn 2.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Iu Fitri Komariyah, SE.,
MSA selaku dosen pengampu Mata Kuliah Akuntansi Keuangan 2. Kami sebagai Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun selalu penulis harapkan agar menjadi koreksi bagi diri penulis maupun untuk
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini dan mohon maaf apabila terdapat kesalahan
tulisan yang tidak sengaja.

Surabaya, 22 Septemer 2019

Kelompok 5

AKUNTANSI KEUANGAN 2 (PENDAPATAN) II


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1


1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................. 2


2.1 Pengertian Pendapatan ...................................................................................................... 2
2.2 Pengukuran Pendapatan .................................................................................................... 2
2.3 Pengakuan Pendapatan...................................................................................................... 3
2.4 Perlakuan Akuntansi Pendapatan ...................................................................................... 5

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 14


3.1. KESIMPULAN ...................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 15

AKUNTANSI KEUANGAN 2 (PENDAPATAN) III


AKUNTANSI KEUANGAN 2 (PENDAPATAN) IV
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Akuntasi memang sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan lantaran dengan


akuntansi kita bisa memantau kinerja perusahaan dan kondisi perusahaan yang kita jalani,
apakah memperoleh keuntungan atau mendapatkan kerugian, dengan akuntansi kitapun
sanggup memperoleh warta yang nantinya berkhasiat untuk pemakainya baik itu pihak ekstern
maupun intern. Dengan adanya warta ini kita juga bisa membayar pajak kepada pemerintah
demi kesejahteraan sosial. Semua warta beliau atas terkait halnya dengan sebareba banyak
pendapatan yang kita peroleh dari kegiatan perusahaan kita, kerana pendapatan ialah sesuatu
yang sangat penting dalam setiap perusahaan. Tanpa ada pendapatan tidak mungkin akan
didapat penghasilan atau earnings. Pendapatan ialah penghasilan yang timbul dari acara
perusahaan yang biasa dikenal atau disebut penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen,
royalti dan sewa. Menurut PSAK nomor 23 paragraf 6 ialah sebagai berikut : Pendapatan ialah
arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari acara normal perusahaan selama
suatu periode bila arus masuk itu menjadikan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari bantuan
penanaman modal.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pendapatan ?

2. Bagaimana pengukuran pendapatan?

3. Bagaimana pengakuan pendapatan ?

4. Bagaimana perlakuan akuntansi pendapatan ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian pendapatan.

2. Mengetahui bagaimana pengukuran pendapatan.

3. Mengetahui bagaimana pengakuan pendapatan.

4. Mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi pendapatan.

AKUNTANSI KEUANGAN 2 (PENDAPATAN) 1


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendapatan

Menurut Ikatan akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan


(PSAK) No. 23, Pendapatan ialah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari acara
normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk iti menjadikan kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari bantuan penanam modal.

Disamping definisi yang dinyatakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia. Untuk menyatakan
gambaran yang lebih lengkap mengenai pengertian pendapatan, penulis mengutip pendapat-
pendapat yang diambil dari beberapa buku.

Menurut Zaki Baridwan dalam Buku Intermediate Accounting, “Pendapatan ialah anutan
masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan perjuangan atau pelunasan utang (atau kombinasi
dari keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang,
penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan lain yang merupakan kegiatan
utama adan usaha.”

Menurut M. Munandar (1981:16) yang mengemukakan bahwa “Pendapatan adalah Sutau


pertambahan assets yang menjadikan bertambahnya Owner’s Equity, tetapi bukan lantaran
panambahan modal dari pemiliknya, dan bukan pula merupakan pertambahan assets yang
disebabkan lantaran betambahnya liabilities”.

2.2 Pengukuran Pendapatan

Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada ketika suatu pendapatan diakui, yaiti pengukuran
pendapatan dengan satuan atau ukuran moneter dan penetapan waktu bahwa pendapatan tersebut
sanggup dilaporkan sebagai pendapatan. Ikatan Akuntan Indonesia (2002:23) memperlihatkan
ketentuan mengenai pengukuran pendapatan yang dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan
yang isinya sebagai berikut:

“Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang sanggup diterima, jumlah
pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antra
perusahaan pembeli atau pemakai perusahaan tersebut. Jumlah tersebut, sanggup diukur denga
nilai masuk akal imbalan yang diterima atau yang sanggup diterima perusahaan dikurangi jumlah
diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan perusahaan”.

AKUNTANSI KEUANGAN 2 (PENDAPATAN) 2


Nilai wajar adalahharga yang akan diterima untuk menjual suatu asset atau hara yang
akan diabyar untuk mengalihkan liabiliats dalam tarnsaksi teratur anatr pelaku pasar pada
tangagl pengukuran (PSAK 68 Penukuran Nilai Wajar).

Pendapatan sanggup diukur dengan nilai tukar, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam
nilai tukar ini yaitu sebagai berikut:

Potongan pembayaran dan pengurangan lain dari harga menyerupai rugi piutang ragu-ragu
perlu disesuaikan untuk menghitung net cash yang sebenarnya.

Untuk transaksi bukan dengan kas., apabila nilai dari barang/jasa yang diterima tidak tersedia
atau idak dapat ditentukan, maka pendapatan diakui seebsar nilai wajar barang/jasa yang
diberikan. Jika transaksi pertukaran barang tidak serupa tersebut sebagian meliabatkan aliran
kas, maka pendapatan diukur pada nilai wajar setelah disesuaikan dengan jumlah nilai kas yang
dialihkan.

2.3 Pengakuan Pendapatan

Tujuan dari semua aktifitas usaha pada dasarnya adalah untuk mendapatkan pendapatan
yang bias meningkatkan nilai perusahaan. Secara umum, pendapatan diakui pada ketika
realisasinya atau sepanjang tahap (siklus) operasi. Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 menjelaslan kapan suatu pendapatan diakui ialah
sebagai berikut:

1. Pendapatan dari transaksi penjuala produk diakui pasa ketika tanggal penjualan, biasanya
merupakan tanggal penyerahan produk kepada pelanggan.

2. Pendapatan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada ketika jasa tersebut
telah dilakukan sanggup dibentuk fakturnya.

3. Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva sumber-sumber ekonomi perusahaan oleh
pihak lain, seperti” pendapata bunga, dan royalty diakui sejalan dengan berlalunya waktu
atau pada ketika aktiva digunakan.

4. Pendapatan dari penjualan aktiva diluar barang dagangan menyerupai penjualan aktiva
tetap atau surat berharga diakui pada ketika tangal penjualan.

Pendapatan harus diukur dengan nilai masuk akal imbalan yang diterima atau yang
sanggup diterima. Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas. Bila arus masuk
dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai masuk akal dari imbalan tersebut mungkin kurang dari
jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang sanggup diterima.

AKUNTANSI KEUANGAN 2 (PENDAPATAN) 3


Berkaitan dengan problem pendapatan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diketahui
perihal prinsip pengakuan pendapatan yang menyatakan bahwa pendapatan harus diakui dalam
laporan keuangan ketika:

Pendapatan dihasilkan.

Pendapatan direalisasi atau sanggup direalisasi.

Pengakuan pendapatan mendapat hambatan yaitu proses penentuan kapan pendapatan


sanggup diakui dan dilaporkan untuk suatu periode tertentu dan berapa jumlahnya, proses penetuan
waktu dan besarnya pendapatan yang diakui ini berkaitan dengan konsep realisasi pendapatan
(Revenue Realization). Secara teoritik penakuan pendapatan dapat dilakukan pada saat :

1. Pengakuan pendapatan sebelum penyerahan barang/jasa.

Pengakuan pendapatan sebelum penyerahan barang/jasa biasanya dilakukan oleh


perusahaan kontruksi yang menjalankan produksi untuk kontrak kontruksi jangka panjang.
GAAP memperbolehkan dua metode akuntansi untu pendapatan atas kontrak jangka panjang,
yaitu Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion Method) dan Metode Biaya
Terpulihkan ( Cost Recovery Method)

2. Pengakuan pendapatan pada ketika baran/jasa selesai diproduksi, namun belum diserahkan
kepada pembeli.

Pengakuan pendapatan atas dasar penyelesaian produksi ditujukan untuk produk


dalam kriteria :

Adanya harga jual yang sanggup ditentukan atau harga pasar yang stabil.

Biaya pemasaran yang tidak besar.

Unit-unit yang dipertukarkan pelaporan pendapatan pada waktu penyelesaian produksi


tergantung pada tingkat kepastian diaman harga jual dan biaya aksesori sanggup diestimasi.

Kriteria utama untuk menggunakan metode ini ialah kemampuan realisasi yang handal
yaitu produk harus sanggup dipasarkan segera pada harga tertentu yang sanggup dipengaruhi
produsen tertentu.

3. Pengakuan pandapatan pada ketika penyerahan barang/penjualan

Untuk tujuan pengakuan pendapatan ketika terjadinya penjualan merupakan dasar


yang paling utama. Hal tersebut didukung dengan alasan antara lain:

Harga produk kini sudah lebih pasti.

AKUNTANSI KEUANGAN 2 (PENDAPATAN) 4


Produk telah berada diluar perusahaan dan aktiva gres sudah menggantikannya, yakni
pertukaran telah terjadi.

Untuk sebagian perusahaan, penjualan diasumsikan sebagai bencana keuangan yang paling
penting dalam kegiatan ekoknomi perusahaan.

Sebagian besar biaya yang menyangkut pembuatan atau peroleha produk dan biaya
pelepasan kini

telah terjadi atau kini sudah ditentukan.

Dasar pengakuan ini sangat tepat untuk diterapkan pada perusahaan yang bergerak
dalam perusahaan dagang. Kegiatan penjualan merupakan hal yang paling mempunyai arti
keuangan alasannya ialah transaksi penjualan menjadikan masuknya aktiva kedalam
perusahaan yang berupa kas atau piutang.

4. Pengakuan pendapatan pada ketika penerimaan kas

Penerimaan kas merupakan hal yang signifikan dalam pengukuran pendapatan.


Umumnya, tidak kritis dalam proses opersaional untuk meningkatkan aktiva higienis
perusahaan. Penerapan dasar penerimaan kas paling banyak dijumpai dalam perusahaan yang
melaksanakan penjualan yang bayarannya secara angsuran.

Dalam perusahan jasa, kalau satuan jasa dilakukan dalam waktu relative pendek.
Misalnya, perusahaan angkutan atau bioskop maka ketika penerimaan uang dari konsumen
hampir bersamaan dengan penyerahan jasa sehingga keduanya sanggup dijadikan dasar dalam
pengukuran dan akreditasi pendapatan. Untuk jangka panjang didalam satuan jasa, contohnya
penyewaan ruangan atau bangunan maka terdapat perbedaan antara jumlah rupiah pendapatan
yang diakui dala suatu periode atas dasar penerimaan uang.

2.4 Perlakuan Akunansi Pendapaatan

Dalam PSAK 23, pendapatan terdiri dari :

1. Penjualan barang
2. Penjualan jasa
3. Bunga,royalty dan deviden
Perlakuan masing-masing jenis pendapatan menurut PSAK adalah:
1. Pendapatan Jasa

AKUNTANSI KEUANGAN 2 (PENDAPATAN) 5


Paragraf 20 PSAK 23 menyatakan bahwa “Jika hasil transaksi yang terkait dengan
penjualan jasa dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan sehubungan dengan
transaksi tersebut diakui dengan mengacu pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada
akhir periode pelaporan. Hasil transaksi dapat diestimasi secara andal jika seluruh kondisi
berikut ini terpenuhi:

Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.


Kemungkinan besar manfaat ekonomik sehubungan dengan transaksi tersebut
akan mengalir ke entitas.
Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan dapat
diukur dengan andal.
Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transaksi
tersebut dapat diukur dengan andal.

Apabila salah satu dari keempat syarat tersebut tidak terpenuhi dalam suatu transaksi
penjualan jasa, maka entitas tidak dapat mengakuinya sebagai suatu pendapatan.
a) Perlakuan Akunansi untuk pendapatan jasa kontrak kontruksi jangka panjang
Kontark kontruksi jangka panjangg adalah kontark yang secara kusus
dinegosiasikan untuk kontruksi suatu aset tunggal atau beberapa asset yang berhubungan
satu sama lain dan atau beberapa asset yang saling tergantung dalam rancangannya.
Periode dimulainya pekerjaan dengan penyelesaian aktifitas kontruksi biasanya berada
dalam periode akuntansi yang berbeda. Ada 2 metode pengakuan Pendapatan untuk
kontrak konstruksi jangka panjang, yaitu sebagai berikut :
1) Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion Method)

Metode persentase penyelesaian ialah bentu alternative atas metode kontrak selesai.
Dalam metode ini, akreditasi pendapatan dicatat berdasarkan tingkat kemajuan pekerjaan
atau dengan kata lain jumlah pendapatan yang diakui untuk tiap periode ditentukan
berdasarkan tingkat penyelesaian, episode pendapatan dan beban (dan juga laba) diakui
ketika dihasilkan pada setiap periode akuntansi.

Besarnya tingkat penyelesaian dari suatu kontrak harus diukur dimana pengukuran
yang biasa dipakai ialah pengukuran masukan dan pengukuran keluaran.

Pegukuran masukan (input measure)

Pengukuran masukan ialah upaya yang dikorbankan pada suatu proyek pada
tanggal tertentu dibandingkan dengan total upaya yang diperkirakan yang dibutuhkan
untuk menuntaskan proyek. Pengukuran ini meliputi:

AKUNTANSI KEUANGAN 2 (PENDAPATAN) 6


1) Metode biaya ke biaya (cost to cost method)

Metode ini paling sering digunakan, dimana tingkat penyelesaian ditentukan


dengan membandingkan biaya yang telah dikeluarkan dengan estimasi biaya total yang
diharapkan.

2) Metode perjuangan yang diupayakan (effort expended method)

Metode ini didasarkan oleh ukuran dari pelaksanaan pekerjaan yang mencakup jam
kerja, upah, jam mesin, atau kuantitas bahan. Bahan penyelesaian dengan memakai
metode ini diperoleh dengan cara yang sama menyerupai metode biaya ke biaya.

Pengukuran keluaran (output measure)

Pengukuran keluraran ialah hasil pada tanggal tertentu dibandingkan dengan total
hasil kerja proyek yang diselesaikan. Pengukuran pendapatan dengan memakai ukuran
keluaran didasarkan pada hasil yang dicapai dengan nilai tambah.

Study kasus :
PT Wijaya Karya menandatangani kontrak yang dimulai pada bulan Januai 2017 untuk
membuat jembatan dengan nilai kontrak sebesar Rp9.000.000.000. Pekerjaan ini
diharapkan selesai pada bulan Desember 2019, dengan taksiran biaya Rp8.000.000.000.
Pada akhir tahun 2019, taksiran biaya penyelesaian naik menjadi Rp8.100.000.000. Berikut
ini data lain yang berkaitan dengan kontrak tersebut:

Keterangan 2017 2018 2019


Biaya sampai dengan tahun Rp 2.000.000.000 Rp 5.832.000.000 Rp 8.100.000.000
Taksiran biaya penyelesaian kontrak Rp 6.000.000.000 Rp 2.268.000.000 -
Tagihan kontra / termin Rp 1.800.000.000 Rp 4.800.000.000 Rp 2. 400.000.000
Kas yang diterima Rp 1.500.000.000 Rp 3.500.000.000 Rp 4.000.000.000

Presenase Penyelesaian Kontrak di hitung dengan :


( Dalam ,000)
Keterangan 2017 2018 2019
Harga kontrak 9,000,000 9,000,000 9,000,000
Biaya Estimasi
Biaya sampai tgl ini 2,000,000 5,832,000 8,100,000
Est biaya penyele 6,000,000 2,268,000
Est biaya total (8,000,000) (8,100,000) (8,100,000)
Est total Laba kotor 1,000,000 900,000 900,000
Presentase selesai 25% 72% 100%
2,000,000 5,832,000 8,100,000

AKUNTANSI KEUANGAN 2 (PENDAPATAN) 7


Jurnal untuk mencatat,biaya konstruksi,termin dan hasil penagihan :
(Dalam ,000)
Keterangan 2017 2018 2019
Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit
Untuk mencatat
biaya konstruksi :
Kons. Dlm Proses 2,000,000 3,832,000 2,268,000
Bahan,Kas,Hutang,dll 2,000,000 3,832,000 2,268,000

Untuk mencatat
termin :
Piutang Usaha 1,800,000 4,800,000 2,400,000
Penagihan KDP 1,800,000 4,800,000 2,400,000
Untuk mencatat
hasil penagihan :
Kas 1,500,000 3,500,000 4,000,000
Piutang Usaha 1,500,000 3,500,000 4,000,000

Estimasi Pendapatan, beban dan Laba Kotor yang diakui PT Wijaya Karya :

Akumulasi Diakui di Diakui di


periode lalu periode
berjalan
Tahun 2017
Pendapatan (9,000,000,000 x 25%) 2,250,000,000 2,250,000,000
Beban (2,000,000,000) (2,000,000,000)
Laba/rugi 250.000,000 250,000,000
Tahun 2018
Pendapatan (9,000,000,000 x 72%) 6,480,000,000 2,250,000,000 4,230,000,000
Beban (5,832,000,000) (2,000,000,000) (3,832,000,000)
Laba/rugi 648,000,000 250,000,000 398,000,000
Tahun 2019
Pendapatan (9,000,000,000 x 9,000,000,000 4,230,000,000 4,770,000,000
100%)
Beban (8,100,000,000) (3,832,000,000) 4,268,000,000
Laba/rugi 900,000,000 398,000,000 502,000,000

2) Metode Biaya Terpulihkan ( Cost Recovery Method)

Dalam beberapa kondisi saat metode presentase penyelesaian tidak dapat


digunakan, maka menurut metode ini pendapatan hanya diakui sebesar biaya yang telah
terjadi sepanjang biaya tersebut diperkirakan dapat dipulihkan. Ketika semua biaya telah
diakui maka laba baru dapat diakui. Perusahaan mengakumulasi biaya konstruksi dalam

AKUNTANSI KEUANGAN 2 (PENDAPATAN) 8


satu akun yaitu pekerjaan dalam peoses ( Contruction in process) dan mengakumulasi
penagihan termin dalam akun kontra yaitu termin (progress billing).

Study Kasus :
Dengan menggunakan ilustrasi yang sama pada PT Wijaya Karya asumsi perusahaan
menggunakan metode biaya terpulihkan karena hasil dari biaya kontrak tidak dapat
diukur dengan andal, maka PT Wijaya Karya mengakui pendapatan hanya sebesar biaya
yang terjadi yang diharapkan dapat terpulihkan. Jika demikian maka Pt Wijaya Karya
akan melaporkan pendapatan selama tahun pertama sampai tahun ketiga seperti pada
table berikut :

Akumulasi Diakui di periode lalu Diakui di periode berjalan


Tahun Pertama
Pendapatan 2,000,000,000 2,000,000,000
Beban 2,000,000,000 2,000,000,000
Laba Kotor - -
Tahun Kedua
Pendapatan 5,832,000,000 2,000,000,000 3,832,000,000
Beban 5,832,000,000 2,000,000,000 3,832,000,000
Laba Kotor
Tahun Ketiga
Pendapatan 9,000,000,000 5,832,000,000 3,168,000,000
Beban 8,100,000,000 5,832,000,000 2,268,000,000
Laba Kotor 900,000,000 - 900.000.000

2. Pendapatan penjualan barang


Paragraf 14 PSAK 23 menyatakan bahwa “Pendapatan dari penjualan barang
diakui jika seluruh kondisi berikut dipenuhi:

Entitas telah memindahkan resiko dan manfaat kepemilikan barang secara


signifikan kepada pembeli.
Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan
kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang
yang dijual.
Jumlah pendapatan dapat diukur secara handal.
Kemungkinan besar manfaat ekonomik yang terkait dengan transaksi tersebut
akan mengalir ke entitas.
Biaya yg terjadi atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan tersebut
dapat diukur dengan andal”.

Apabila salah satu dari kelima syarat tersebut tidak terpenuhi dalam suatu transaksi
penjualan, maka entitas tidak dapat mengakuinya sebagai suatu pendapatan.
Berikut ini beberapa transaksi penjualan yan memiliki pebedaan saat pengakuan
pendapatan :

AKUNTANSI KEUANGAN 2 (PENDAPATAN) 9


a) Penjualan dengan pembayaran dimuka
Jurnalnya :
Keterangan Debet Kredit
Pada saat Penerimaan Uang dimuka :
Kas Rp xxx
Pendapatan diterima dimuka Rp xxx
Pada saat barang diserahkan kepada
konsumen :
Pendapatan diterima dimuka Rp xxx
Pendapatan Rp xxx

b) Penjualan dengan perjanjian memebeli kembali

Study Kasus :
PT Pianika menjual barang dagangnya berupa alat musik kepada PT Hiburan senilai Rp
80.000.000. Harga pokok penjualan barang tersebut adalah Rp 60.000.000. PT Pianika
setuju untuk membeli kembali barang tersebut dua tahun lagi pada nilai wajarnya. PT
Hiburan membayar penuh harga jual tersebut pada saat penyerahan barang dari PT
Pianika dan tidak ada pembatasan kepada PT Hiburan dalam menggunakan barang
tersebut selama 2 tahun.
Dalam kasus ini, tampak bahwa risiko dan manfaat signifikan telah berpindah kepada PT
Hiburan, karena PT Hiburan akan menerima nilai wajar pada saat pembelian kembali
oleh PT Pianika menunjukan bahwa PT Pianika telah memindahkan risiko pada PT
Hiburan. Tambah lagi tidak ada pembatasan apapun dalam penggunaan barang yang
artinya PT Pianika telah memindahkan manfaat signifikan dari barang tersebut kepada PT
Hiburan. Dengan demikian penjualan dapat diakui sebagai berikut.
Jurnalnya :
Keterangan Debet Kredit
Kas Rp 80.000.000
Penjualan Rp 80.000.000
Beban Pokok Penjualan Rp 60.000.000
Persediaan Rp 60.000.000
c) Penjualan Barang Kosinyasi

Study Kasus :
PT Indah mengirimkan barang konsinyasi untuk dijual oleh PT Balada senilai Rp
67.000.000. Ongkos kirim barang tersebut untuk sampai ke PT Balada adalah Rp
3.000.000. Sampai akhir periode diketahui bahwa 60% dari barang konsinyasi terjual
senilai Rp 50.000.000 tunai. PT Balada mengirimkan nota pemberitahuan penjualan
barang konsinyasi dengan menyerahkan uang kas dari penjualan kepada PT Indah dengan
memotong komisi penjualan sebesar 10%. Bagaimana ayat jurnal terkait transaksi
konsinyasi tersebut dikedua belah pihak?

Jurnalnya :
PT Indah (Consignor) PT Balada (Consignee)
Pengiriman barang konsinyasi

AKUNTANSI KEUANGAN 2 (PENDAPATAN) 10


Persediaan Konsinyasi Rp 67.000.000 Tidak ada jurnal
Persediaan Barang Jadi Rp (hanya memo penerimaan barang konsinyasi
67.000.000
Pembayaran ongkos angkut ke cosignee
Persediaan Konsinyasi Rp 30.000.0000 Tidak ada jurnal
Kas Rp
30.000.000
Penjualan barang konsinyasi
Tidak ada jurnal Kas Rp 50.000.000
Utang kepada Consignor Rp 50.000.000
Laporan penjualan dan pembayaran oleh consignee
Kas Rp 45.000.000 Utang kepada Consignor Rp 50.000.000
Beban Komisi Rp 5.000.000 Pendapatan Komisi Rp 5.000.000
Penjualan Rp Kas Rp 45.000.000
50.000.000
Jurnal penyesuaian oleh consignor
Beban Pokok Penjualan Rp 42.000.000 Tidak ada jurnal
Persediaan Konsinyasi Rp
42.000.000
(Rp 67.000.000 + Rp 3.000.000) × 60%

d) Penjualan dengan Retur

Study Kasus :
PT Tugu Indah menjual peralatan pertanian senilai Rp 4.000.000 pada 10 Agustus 2015
dan asumsikan jumlah retur dapat diestimasi dengan handal pada tanggal 30 Agustus
2015, terdapat retur senilai Rp 10.000. Pada tanggal 31 Desember 2015 berdasarkan
pengalaman masa lalu, PT Tugu Indah mengestimasikan jumlah retur diperkirakan
sebesar 2% dari penjualan. Bagaimana PT Tugu Indah mengambil pendapatannya?

Jurnalnya :
Keterangan Debet Kredit
10 Agustus 2015
Piutang Rp 4.000.000
Penjualan Rp 4.000.000
30 Agustus 2015
Retur Penjualan Rp 10.000
Piutang Rp 10.000
31 Agustus 2015
Retur Penjualan Rp 70.000
Penyisihan Retur Penjualan Rp 70.000
((Rp 4.000.000 × 2%) – Rp 10.000)

3. Pendapatan Bunga dan Royalty


Paragraf 29 PSAK 23 menyatakan bahwa “ Pendapatan yang timbul dari
penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti dan dividen
diakui jika:

AKUNTANSI KEUANGAN 2 (PENDAPATAN) 11


Kemungkinan besar manfaat ekonomik sehubungan dg transaksi tsb akan
mengalir ke entitas;
Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.

Paragraf 30 dinyatakan bahwa Pendapatan diakui dengan dasar sebagai berikut:

Pengakuan pendapatan bunga mengiliti konsep akuntansi akrual. Bunga diakui


menggunakan metode suku bunga efektif.
Royalti diakui dengan dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang
relevan; dan
Dividen diakui jika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran
ditetapkan.

a) Pendapatan bunga
Study Kasus
Pada tanggal 8 september 2018 dideposiokan uang ke bank Rp 100.000.000 untuk 3
bulan dengan bunga 6% per tahun. Bunbga deposio diterima secara bulanan setiap
tangal 1 pada bulan berikunya.

Jurnalnya :
Tanggal Keterangan Debet Kredit
1/Ok/18 Kas Rp 500.000
Pendapatan bunga deposito Rp 500.000

b) Pendapatan Royalti
Study Kasus :
PT A (Developer) pada awal tahun 2018 menyetujui pemeian lisensi sebuah game
kepada PT B (Publisher). Sebagai gantinya PT B akan membayar royalty kepada PT
Adalam 2 tahap, yaitu Rp 10.000.000 saat penanda tanganan kontrak dan
pembayaran tahunan sebesar Rp 20.000/game yang tejual.
Pada akhir tahun 2018 sebanyak 400 game yang terjual.

Junalnya :
Tanggal Keterangan Debet Kredit
01/Jan/18 Kas Rp10.000.000
Pendapatan Royalti DDM Rp10.000.000
(Tahap pertama pembayaran
royalty)

AKUNTANSI KEUANGAN 2 (PENDAPATAN) 12


31/Des/18 Pendapatan Royalti DDM Rp 8.000.000
Pendapatan Royalti Rp 8.000.000
(Pembayaran royalty untuk 400
game yang terjual)

c) Pendapatan Deviden
Study Kasus :
Pada 3 agustus 2018 PT K encana dalam RUPS memutuskan dan mengumumkan
membagi deviden senilai Rp 25 per lembar saham kepada pemegang saham yang
akan dibayarkan pada 3 bulan yang akan dating. Oleh karena PT Cipat memiliki
50.000 lembar saham , maka PT Cipta memiliki hak aats pendapatan deviden senilai
Rp 1.250.000.

Junalnya :
Tanggal Keterangan Debet Kredit
4/Ags/18 Piutang deviden Rp1.250.000
Pendapatan Deviden Rp1.250.000
(Pengumuman Pembagian Deviden)

4/Nov/18 Kas Rp1.250.000


Piutang deviden Rp1.250.000
(Penerimaan Deiden)

AKUNTANSI KEUANGAN 2 (PENDAPATAN) 13


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendapatan ialah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada
sektor produksi. Ada juga pendapatan ialah hasil berupa uang atau materi lainnya yang
sanggup dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor produksi. Prinsip akreditasi pendapatam
tetapkan bahwa pendapatan diakui pada saat:

1. Direalisasikan bila barang-barang dan jasa-jasa dipertukarkan dengan kas atau klaim atas
kas (piutang).

2. Dapat direalisasikan bila aktiva yang diterima segera sanggup dikonversikan pada jumlah
kas atau klaim atas kas yang diketahui. Dihasilkan, bila kesatuan itu sebagian besar telah
menuntaskan apa yang seharusnya telah dilakukan semoga berhak atas manfaat yang
diberikan pendapatan. Sebagian besar perusahaan didirikan dengan tujuan untuk
menghasilkan keuntungan yang optimal sehingga kelangsungan hidup perusahaan sanggup
tercapai. Laba diperoleh sebagai kelebihan pendapatan atas beban.

AKUNTANSI KEUANGAN 2 (PENDAPATAN) 14


DAFTAR PUSTAKA
D Martani, S Veonica NPS, R Wardhani, A Farahnita, E Tanujaya, T Hidayat, ( Akuntansi
Keuanan Menengah berbasis PSAK)

AKUNTANSI KEUANGAN 2 (PENDAPATAN) 15

Anda mungkin juga menyukai