Anda di halaman 1dari 36

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT

NOMOR : 005/ RSTB/ AKR-KPS/ VII/ 2015

TENTANG
PENETAPAN PEDOMAN PENGORGANISASIAN RUMAH SAKIT DAN
UNIT KERJA
DI RUMAH SAKIT

DIREKTUR RUMAH SAKIT

Menimbang : a. bahwa untuk kelancaranoperasional Rumah Sakit dan Unit Kerja di


Rumah Sakit yang optimal perlu ditetapkan Kebijakan tentang
pedoman pengorganisasian Rumah Sakit dan unit kerja yang baku
sehingga operasional tiap unit berjalan lancar.
b. bahwa untuk maksud tersebut perlu diatur dengan Surat Keputusan
Direktur Rumah Sakit .

Mengingat : 1.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 436/Menkes/SK/VI/1993
tentang berlakunya standar pelayanan Rumah Sakit dan Standar
Pelayanan Medis di Rumah Sakit.
4. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 1994 Tentang
Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2001
Tentang Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PEDOMAN


PENGORGANISASIAN RUMAH SAKIT DAN UNIT KERJA
DIGUNAKAN SEBAGAI ACUAN UNTUK KELANCARAN
OPERASIONAL PELAYANAN DI MASING-MASING UNIT
KERJA RUMAH SAKIT

KESATU : Semua pihak yang terkait wajib menjalankan perannya dengan


penuh dedikasi dan tanggung jawab sesuai tugas dan fungsinya
masing-masing. Diharapakan dan dibutuhkan oleh rumah sakit ;

KEDUA : Semua kegiatan di Rumah Sakit dan unit kerja di Rumah Sakit Telaga
Bunda supaya berpedoman pada tata kerja dan uraian tugas
sebagaimana terlampir ;

KETIGA : Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan dan


apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan maka akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya;

Ditetapkandi Bireuen
Pada tanggal 03 Juli 2015
DIREKTUR RS
PANDUAN

PENGORGANISASIAN RUMAH
SAKIT dan UNIT KERJA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Definisi Rumah Sakit


Berdasarkan Undang-Undang tentang Rumah Sakit No. 44 Tahun 2009 rumah sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat.
Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan sebagai intitusi pemberi pelayanan
kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan individu terlatih dan terdidik dalam
menangani masalah medik untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang lebih baik.
Upaya kesehatan yang dilakukan dalam setiap kegiatan bertujuan untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan sehingga mampu mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat.Sarana kesehatan berfungsi dalam melayani kesehatan dasar,
kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Upaya kesehatan diselenggarakan
dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

1.2 Fungsi dan Tugas Rumah Sakit


1.2.1 Fungsi Rumah Sakit

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009, rumah sakit


mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
Menurut Permenkes RI No. 159b/MenKes/Per/1998, fungsi rumah sakit adalah :
a. Menyelenggarakan dan menyediakan pelayanan medik, penunjang medik,
rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan kesehatan.
b. Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi di bidang
kesehatan.
c. Menyediakan tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medik dan
paramedik.

1.2.2 Tugas Rumah Sakit


Rumah sakit merupakan sebuah organisasi yang mempunyai tingkat kompleksitas
tinggi karena terdapat otoritas formal yang dipresentasikan oleh manajemen keilmuan dan
keahlian yang dimiliki oleh kelompok dokter.
Menurut Handoyo et, al.. 2008, tugas rumah sakit bersifat pelayanan yang
mengharuskan setiap personal dalam penyelengaraan rumah sakit harus memenuhi standar
dan kriteria minimum. Tugas rumah sakit pada umumnya sebagai pemeliharaan dan
pemulihan kesehatan, melaksanakan pelayanan kesehatan dengan mengutamakan kegiatan
penyembuhan penderita maupun pemulihan keadaan cacat badan dan jiwa, yang
dilaksanakan secara terpadu dengan upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif)
serta melaksanakan upaya rujukan.

1.3 Persyaratan Umum Rumah Sakit


Rumah sakit harus memiliki persyaratan umum agar mampu bersaing di bidang
pelayanan kesehatan dan mampu memberikan layanan terbaik bagi masyarakat
maupun tenaga kerja yang terkait dalam intitusi tersebut.
1. Nama Rumah Sakit
a. Tidak boleh memakai nama orang yang masih hidup.
b. Penamaan rumah sakit harus sesuai dengan misi, tugas, dan fungsinya.

2. Lokasi
Lokasi rumah sakit harus sesuai dengan analisa kebutuhan pelayanan kesehatan dan
rencana umum tata ruang Kota atau daerah setempat.
3. Organisasi
a. Mempunyai pengaturan kedudukan, tugas, fungsi, tanggung jawab, susunan
organisasi, tata kerja dan tata laksana rumah sakit yang sesuai dengan kelas
rumah sakit dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Struktur organisasi terdiri dari unsure pimpinan, unsure bantuan
administrasi, dan bantuan medis teknis yang berpedoman pada organisasi
rumah sakit pemerintah.
c. Badan hokum selaku pemilik rumah sakit bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan
perumah sakitan dan penggunaan dana bantuan yang diterima untuk rumah
sakit
d. Rumah sakit diharuskan mempunyai Dewan Penyantun Rumah Sakit yang
mempunyai tugas memberikan saran atau nasihat kepada pemilik rumah
sakit dan direktur rumah sakit dalam penyelenggaraan dan pengelolaan
rumah sakit.
4. Bangunan
a. Jumlah tempat tidur minimal
- Rumah sakit umum milik badan hukum sosial memiliki minimal 50
tempat tidur.
- Rumah sakit umum milik badan hukum lain memiliki minimal 100
tempat tidur.
- Rumah sakit khusus memiliki minimal 25 tempat tidur.
b. Luas bangunan minimal 50 m2 setiap penyediaan 1 tempat tidur.
c. Luas tanah
- Bangunan tidak bertingkat luas tanah minimak 1,5 kali luas bangunan.
- Bangunan bertingkat luas tanah minimal 2 kali luas bangunan dari lantai
dasar.
d. Tanah diluar digunakan untuk parkir, taman dan jalan.
e. Bangunan, ruang rumah sakit terdiri dari :
- Ruang rawat inap dengan jumlah tempat tidur sesuai ketentuan.
- Ruangan rawat jalan
- Ruangan gawat darurat
- Kamar operasi
- Ruangan instalasi penunjang medic minimal mempunyai laboratorium,
radiologi dan pelayanan obat
- Ruangan penunjang sarana rumah sakit, yaitu gudang, dapur, tempat
cuci, bengkel sederhana, dan kamar jenazah.
- Ruangan administrasi, ruangan tenaga medis, ruangan paramedis, dan
ruang pertemuan staff.
f. Seluruh bangunan berpedoman pada standarisasi bangunan rumah sakit
pemerintah yang disesuaikan dengan kelasnya.
g. Seluruh ruangan memenuhi persyaratan minimal untuk kebersihan, bebas
polusi, fentilasi, penerangan, tenaga, dan system pemadam kebakaran yang
akurat.
h. Sistem keselamatan kerja, kebakaran, dan kewaspadaan bencana.
i. Tersedianya fasilitas listrik dan penyediaan air minum setiap hari selama 24
jam yang memenuhi persyaratan kesehatan.
j. Tersedianya pengolahan air limbah dan pembuangan sampah sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

5. Peralatan
a. Peralatan kelengkapan medik dan penunjang medic disesuaikan dengan
kelas rumah sakit dan pelayanan medik yang berlaku.
b. Pengadaan peralatan canggih harus berdasarkan analisa kebutuhan dan
kelas rumah sakit serta terlebih dahulu melakukan konsultasi dengan Dinas
Kesehatan yang berwenang dengan konsultasi dari ka.Bid Pelayanan
Medik.
c. Persediaan obat-obatan berpedoman pada DOI (Data Obat Indonesia) dan
formularium rumah sakit yang kelasnya setingkat dengan rumah sakit
pemerintah.
d. Peralatan atau kelengkapan non medis yang harus disediakan :
- Perlengkapan kebutuhan rawat inap, rawat darurat dan rawat jalan.
- Perlengkapan kebutuhan dapur dan cuci
- Perlengkapan kebutuhan perkantoran.
- Perlengkapan perbengkelan sederhana dan pemadam kebakaran sesuai
kebutuhan.
- Perlengkapan pengelolaan air limbah dan sampah.
- Alat tranportasi pasien, elevator atau lift dan ram untuk gedung-gedung
bertingkat

6. Ketenagaan
a. Direktur rumah sakit adalah seorang dokter (dokter umum atau dokter
spesialis) yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan manajemen
rumah sakit, bekerja purna waktu, dan berkewarganegaraan Indonesia
dengan batas umur maksimal 70 tahun.
b. Direktur rumah sakit diangkat dan diberhentikan oleh Badan Hukum
Pemilik Rumah Sakit dengan surat keputusan dan sepengetahuan serta tidak
ada keberatan dari Kepala Dinas Kesehatan yang berwenang.
c. Jumlah tenaga medis, paramedik dan non medis yang dipekerjakan sesuai
dengan kebutuhan dan berpedoman pada kelas rumah sakit dan peraturan
ketenagaan rumah sakit yang berlaku. Jumlah tenaga medis purna waktu
sesuai dengan kelas rumah sakit minimal dua orang.
d. Tenaga medis, paramedis, dan non medis purna waktu mempunyai surat
pengangkatan dari Direktur Rumah Sakit.
e. Tenaga medis yang bekerja secara paruh waktu mempunyai ijin atasan
langsung dari unitnya.
f. Semua tenaga medis mempunyai surat penugasan (SP) yang dikeluarkan
oleh Departemen Kesehatan dan Surat Ijin Praktek (SIP) sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
g. Penggunaan tenaga medis asing hanya diperbolehkan sebagai konsultan,
tidak memberi pelayanan serta memenuhi persyaratan yang berlaku bagi
tenaga medis asing yang bekerja di Indonesia sesuai ketentuan yang
berlaku.
h. Penggunaan tenaga medis asing dalam rangka pelayanan yang bersifat
sosial harus bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran dan ikatan profesi
atau organisasi profesi setempat dan mendapat ijin dari Ka.Bid Pelayanan
Medik.
7. Tarif
a. Ketentuan tariff rumah sakit ditetapkan oleh Yayasan Rumah Sakit dengan
mempertimbangkan biaya satuan, kemampuan rumah sakit dan kemampuan
membayar dari masyarakat, serta peraturan pola tarif untuk rumah sakit
swasta yang berlaku atau Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
282/Menkes/SK/III/1993 tentang Pola TarifRumah sakit Swasta.
b. Penetepan besaran tariff untuk kelas III berpedoman pada Tarif Kepala
Kantor Wilayah Departemen Kesehatan setempat.
8. Kegiatan Pelayanan
a. Memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit sesuai dengan standar
pelayanan rumah sakit, standar pelayanan medik dan prosedur tetap.
b. Melaksanakan kegiatan rekam medik serta pencatatan dan pelaporan sesuai
denga ketentuan yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan.
c. Menyelenggarakan administrasi keuangan sebagai kegiatan administrasi
rumah sakit yang dipertanggungjawabkan Direktur Rumah Sakit kepada
pemilik rumah sakit.
d. Mempunyai buku keuangan yang dapat diperlihatkan apabila suatu hal
tertentu diperlukan pemeriksaan
e. Bersedia dilakukan akreditasi rumah sakit
f. Telah memiliki ijin penyelenggaraan.

1.4 Struktur Rumah Sakit


Perancangan struktur organisasi rumah sakit meliputi penekenan pada proses
pelayanan inti (strategic), peningkatan integrasi berbagai kegiatan (synchronized),
penghapusan birokrasi yang berlebihan (small or lean), pengurangan kompleksitas
(simple) dan peningkatan kecepatan untuk memberikan pelayanan (speedy).
1.4.1 Struktur Rumah Sakit Umum Kelas A
1. Seorang Direktur Utama
2. Direktur utama membawahi 4 Direktorat
3. Masing – masing Direktorat terdiri paling banyak 3 bidang atau 3 Bagian
4. Masing – masing Bidang terdiri paling banyak 3 Seksi
5. Masing – masing Bagian terdiri paling banyak 3 Subbagian
1.4.2 Struktur Rumah Sakit Umum Kelas B Pendidikan
1. Seorang Direktur Utama
2. Direktur utama membawahi paling banyak 3 Direktorat
3. Direktorat membawahi paling banyak 3 Bidang atau 3 Bagian
4. Masing masing bidang terdiri paling banyak 3 Seksi
5. Masing masing bagian terdiri paling 3 Subbagian
1.4.3 Struktur Rumah Sakit Umum Kelas B Non Pendidikan
1. Seorang Direktur Utama
2. Direktur membawahi paling banyak 2 Direktorat
3. Masing masing Direktorat terdiri dari paling banyak 3 Bidang atau 3
Bagian
4. Masing masing Bidang terdiri paling banyak 3 Seksi
5. Masing masing Bagian terdiri paling banyak 3 Subbagian
1.4.4 Struktur Rumah Sakit Umum Kelas C
1. Seorang Direktur
2. Direktur membawahi paling banyak 2 Bidang dan 1 Bagian
3. Masing masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 Seksi
4. Bagian terdiri dari paling banyak 3 Subbagian
1.4.5 Struktur Rumah Sakit Umum Kelas D
1. Seorang DirekturDirektur membawahi 2 Seksi dan 3 Subbagian
2. Masing masing Bidang terdiri paling banyak 3 Seksi
3. Bagian terdiri paling banyak 3 Subbagian
1.4.6 Struktur Rumah Sakit Khusus Kelas A
1. Seorang Direktur Utama
2. Direktur Utama membawahi paling banyak 4 Direktorat
3. Masing masing Direktorat terdiri paling banyak 3 Bidang atau 3 Bagian
4. Masing masing Bidang terdiri paling banyak 3 Seksi
5. Masing masing Bagian terdiri paling banyak 3 Subbagian
1.4.7 Struktur Rumah Sakit Khusus Kelas B
1. Seorang Direktur Utama
2. Direktur Utama membawahi paling banyak 2 Direktorat
3. Masing masing Direktorat terdiri dari 2 Bidang atau 2 Bagian
4. Masing masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 Seksi
5. Masing masing Bagian terdiri dari paling banyak 3 Subbagian
1.4.8 Struktur Rumah Sakit Khusus Kelas C
1. Seorang Direktur
2. Direktur membawahi 2 Seksi dan 3 Subbagian
1.4.9 Unit - unit Non Struktural
1. Satuan Pengawas Intern
2. Komite
3. Unit

1.5 Jenis dan Klasifikasi Rumah Sakit


1.5.1 Jenis Rumah Sakit
Berdasarkan Jenis Pelayanan yang diberikan, rumah sakit dikategorikan menjadi 2,
yaitu :
A. Rumah Sakit Umum
Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis
penyakit.Yang termasuk jenis rumah sakit ini adalah rumah sakit swasta dan rumah sakit
pemerintah/daerah.Rumah Sakit Pemerintah Pusat dan Daerah diklasifikasikan menjadi
Rumah Sakit Umum kelas A, B, C, dan D. Klasifikasi tersebut didasarkan pada unsur
pelayanan, ketenagaan fisik, dan peralatan. Berikut ini klasifikasinya :
1. Rumah Sakit Umum Kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medic spesialistik luas dan subspesialistik
luas.
2. Rumah Sakit Umum kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunayi
fasilitas dan kemampuan pelayanan medis sekurang kurangnya 11 spesialistik
dan subspesialistik terbatas.
3. Rumah Sakit Umum kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai
faslitas dan kemampuan pelayanan medic spesialistik dasar
4. Rumah Sakit Umum kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar.
B. Rumah Sakit Khusus
Rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis
penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umr, organ, jenis penyakit atau
kekhususan lainnya.
Rumah sakit khusus meliputi :
a. Rumah Sakit Jiwa
b. Rumah Sakit Kusta
c. Rumah Sakit Ibu dan Anak
d. Rumah Sakit Bersalin
e. Rumah Sakit khusus lainnya.

1.5.2 Klasifikasi Rumah Sakit


Rumah sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria sebagai berikut :
1. Kepemilikan
Klasifikasi berdasarkan kepemilikan terdiri atas
a. Rumah Sakit Pemerintah terdiri atas
1. Rumah sakit vertical yang dikelola oleh Departemen Kesehatan
2. Rumah sakit pemerintah daerah
3. Rumah sakit militer
4. Rumah sakit BUMN

b. Rumah sakit swasta adalah rumah sakit yang dikelola oleh masyarakat

2. Jenis Pelayanan
Klasifikasi berdasarkan jenis pelayanannya terdiri atas
a. Rumah sakit umum member pelayanan kepada berbagai penderita dengan berbagai
jenis kesakitan, member pelayanan diagnosis dan terapi untuk berbagai kondisi
medic, seperti penyakit dalam, bedah, psikiatrik, ibu hamil, dan sebagainya.
b. Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang member pelayanan diagnosis dan
pengobatan untuk penderita dengan kondisi medic tertentu baik bedah maupun non
bedah, seperti rumah sakit kanker, bersalin, psikiatri, pediatric, ketergantungan obat,
rumah sakit rehabilitative, dan penyakit kronis.

3. Lama tinggal
Berdasarkan lama tinggal, rumah sakit terdiri atas :
a. Rumah sakit perawatan jangka pendek adalah rumah sakit yang merawat penderita
selama rata rata kurang dari 30 hari
b. Rumah sakit perawatan jangka panjang adalah rumah sakit yang merawat penderita
dalam waktu rata rata 30 hari atau lebih.

4. Kapasitas tempat tidur


Klasifikasi rumah sakit berdasarkan kapasitas tempat tidurnya sebagai berikut:
a. Di bawah 50 tempat tidur
b. 50 – 99 tempat tidur
c. 100 – 199 tempat tidur
d. 200 – 299 tempat tidur
e. 300 – 399 tempat tidur
f. 400 – 499 tempat tidur
g. 500 tempat tidur atau lebih
5. Klasifikasi pendidikan
Klasifikasi berdasarkan afiliasi pendidikan terdiri atas dua jenis yaitu :
a. Rumah sakit pendidikan adalah rumah sakit yang melaksanakan program pelatihan
dalam bidang medic, bedah, pediatric, dan bidang spesialis lain.
b. Rumah sakit non pendidikan adalah rumah sakit yang tidak memiliki afiliasi dengan
universitas disebut rumah sakit non pendidikan.

6. Status akreditasi
Rumah sakit berdasarkan status akreditasi rumah sakit yang telah diakreditasi dan
rmah sakit yang belum diakreditasi.Rumah sakit telah diakreditasi adalah rumah sakit yang
telah diakui secara formal oleh suatu badan sertifikasi yang diakui, yang menyatakan
bahwa suatu rumah sakit telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan tertentu.

1.6. Akreditasi Rumah Sakit


Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang
digunakan sebagai batas penerimaan minimal atau disebut pula sebagai kisaran variasi
yang masih dapat diterima. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam standar terutama dalam
pelayanan rumah sakit adalah
1. Standar pelayanan RS merupakan standar minimal yang harus dipenuhi oleh sebuah
RS agar dapat menjalankan fungsi yang diembannya, yaitu fungsi pelayanan,
pendidikan, penelitan, dan penapisan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
2. Standar pelayanan RS merupakan acuan dan pelengkap untuk RS
3. Standar pelayanan RS merupakan standar masukan dan satndar profesi
4. Sebagai standar yang selalu berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi, maka secara berkala standar ini perlu dievaluasi.

Akreditasi rumah sakit adalah suatu pengakuan oleh pemerintah kepada RS yang
telah memenuhi standar yang ditetapkan. Legislasi akreditasi mengacu kepada UU NO 44
Tahun 2009 tentang RS pasal 40 yang menyatakan bahwa akreditasi RS dilakukan
minimal setiap 3 tahun sekali dan dilakukan oleh badan Independent. Tujuan umum dari
akreditasi rumah sakit adalah meningkatkan mutu layanan rumah sakit sedangkan
khususnya adalah memberikan jaminan, kepuasan, dan pelindungan masyarakat,
memberikan pengakuan kepada RS yang telah menerapkan standar pelayanan RS, dan
menciptakan lingkungan intern RS yang kondusif untuk penyembuhan dan pengobatan
termasuk peningkatan dan pencegahan sesuai standar struktur, proses, dan hasil.standar
akreditasi merupakan suatu pernyataan yang mendefinisikan harapan terhadap kinerja,
struktur proses yang harus dimiliki rumah sakit untuk memberikan pelayanan dan asuhan
bermutu serta aman.
Akreditasi menunjukkan komitmen sebuah RS untuk meningkatkan keselamatan dan
mutu asuhan pasien, memastikan bahwa lingkungan pelayanan dan senantiasa berupaya
mengurangi resiko bagi para pasien dan staf RS, sebagai cara efektif untuk mengevaluasi
mutu suatu RS, yang sekaligus berperan sebagai sarana manajemen. Akreditasi dirancang
untuk meningkatkan budaya keselamatan dan budaya kualitas di RS sehingga senantiasa
berupaya meningkatkan mutu dan keamanan layanannya.
Standar akreditasi yang terbaru mengacu pada Standar Akreditasi Tahun 2012 yang
merupakan upaya Kementerian kesehatan menyediakan suatu perangkat yang mendorong
RS senantiasa meningkatkan mutu dan keamanan pelayanan dengan penekanan bahwa
akreditasi adalah suatu proses belajar, maka RS distimulasi melakuka perbaikan yang
berkelanjutan dan terus menerus. Proses akreditasi terdiri dari kegiatan survey oleh tim
Survivor dan proses pengambilan keputusan pada Pengurus KARS (Komisi Akreditasi
Rumah Sakit).
Peran Standarisasi dalam akreditasi RS adalah
1. Sebagai dasar dalam penyusunan instrument akreditasi
2. Sebagai dasar dalam penyusunan criteria akreditasi
3. Sebagai dasar penyusunan indikator output
Akreditasi dilaksanakan secara bertahap, yaitu
1. Tahap pertama : akreditasi tingkat dasar ( 5 kegiatan pelayanan)
2. Tahap kedua : akreditasi tingkat lanjut ( 12 kegiata pelayanan)
3. Tahap ketiga : akreditasi tingkat lengkap ( 16 kegiatan pelayanan)
Dalam pelaksanaan akeditasi rumah sakit, RS boleh memilih antara akreditasi 5, 12,
atau 16 kegiatan pelayanan tergantung kemampuan RS tersebut. RS yang telah diakreditasi
bisa melakukan akreditasi ulang dan diperbolehkan memilih tetap 5 pelayanan atau
meningkat menjadi 12 pelayanan tergantung rumah sakit tersebut
Adapun sebanyak 15 kriteria yang dinilai pada proses akreditasi suatu rumah sakit,
diantaranya :
1. Sasaran Keselamatan Pasien
2. Hak Pasien dan Keluarga
3. Pendidikan Pasien dan Keluarga
4. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
5. Milenium Development Goals
6. Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
7. Asessmen Pasien
8. Pelayanan Pasien
9. Pelayanan Anestesi dan Bedah
10. Manajemen Penggunaan Obat
11. Kualifikasi dan Pendidikan Staf
12. Manajemen Komunikasi dan Informasi
13. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
14. Tata kelola, Kepemimpinan, dan Pengarahan
15. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan

Sedangkan tingkatan kelulusan dan kriterianya adalah sebagai berikut


1. Tingkat Dasar
Apabila criteria no 1 – 4, nilai minimum 80% dan criteria no 5 – 15 nilai
minimum 15 %
2. Tingkat Madya
Apabila criteria no 1 – 8, nilai minimum 80 % dan criteria 9 – 15, nilai
minimum 20 %
3. Tingkat Utama
Apabila criteria no 1 – 12, nilai minimum 80 % dan criteria 13 – 15, nilai
minimum 20 %
4. Tingkat Paripurna
Seluruh criteria 1 – 15, nilai minimum 80 %

1.7 Pelayanan Medis Rumah sakit


Menurut Dubois dan Miley, Sistem Pelayanan Kesehatan merupakan jaringan
pelayanan interdisipliner, komprehensif, dan kompleks, terdiri dari aktivitas diagnosis,
treatment, rehabilitasi, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan untuk masyarakat pada
seluruh kelompok umur dan dalam berbagai keadaan. Berbagai system pelayanan
kesehatan meliputi pelayanan kesehatan masyarakat, rumah sakit rumah sakit, klinik klinik
medical, organisasi organisasi pemeliharaan kesehatan, lembaga kesehatan rumah,
perawatan dalam rumah, klinik klinik kesehatan mental, dan pelayanan pelayanan
rehabilitative.
Pelayanan Kesehatan dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
1. Pelayanan Kesehatan primer atau pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan
kesehatan yang paling depan, yang pertama kali diperlukan masyarakat saat terjadinya
gangguan kesehatan atau kecelakaan. Pelayanan ini merupakan tulang punggung
pelayanan kesehatan serta mengutamakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif.
Keberhasilan pelayanan ini akan mendukung pelaksanaan Jaminan Sosial Kesehatan
Nasional, dimana akan mengurangi jumlah pasien yang dirujuk. Bentuk bentuk
pelayanan primer, contohnya adalah Posyandu, dana sehat, Polindes (Poliklinik Desa),
Pos Obat Desa (POD), Pengembangan Masyarakat atau Community Development,
Perbaikan Sanitasi Lingkungan, Upaya Peningkatan Pendapatan (Income Generating),
dan sebagainya. Adapun prinsip pelayanan dokter layanan primer, yaitu :
a. Primary Care
b. Promotif dan Preventif
c. Personal Care
d. Comprehensive Care
e. Holistic Care
f. Integrated Care
g. Continuum Care
h. Koordinatif dan kerjasama
i. Berorientasi pada keluarga dan komunitas
j. Patient safety

Kemudian Prasyarat untuk dokter layanan primer adalah sebagai berikut :


a. Memiliki fasilitas kesehatan
b. Memiliki SDM kesehatan
c. Memiliki peralatan pelayanan kesehatan
d. Mampu memberikan pelayanan sesuai jenis pelayanan yang telah ditetapkan
e. Memiliki system administrasi dan manajemen pelayanan kesehatan
f. Mampu menetapkan biaya pelayanan
g. Memiliki SPO pelayanan
h. Memiliki jejaring rujukan
2. Pelayanan Kesehatan Sekunder dan Tersier adalah Rumah Sakit, tempat masyarakat
memerlukan perawatan lebih lanjut / rujukan. Pelayanan Kesehatan ini merupakan
pelayanan kesehatan rujukan. Pelayanan kesehatan yang termasuk kepada pelayanan
rujukan contohnya rumah sakit mulai dari tipe D sampai dengan tipe A. Pengelola atau
pemilik rumah sakit di Indonesia dikelompokkan menjadi empat yakni :
a. Rumah sakit pemerintah, yang dibedakan menjadi rumah sakit Departemen
Kesehatan dan Rumah Sakit Pemda (Pemerintah Daerah), yang dibedakan lagi
menjadi rumah sakit Pemda Provinsi dan rumah sakit Pemda Kodia / Kabupaten.
b. Rumah sakit ABRI, yang dibedakan menjadi rumah sakit Angkatan Darat, Angkatan
Udara, Angkatan Laut, dan rumah sakit Polri.
c. Rumah sakit departemen lain yang biasanya dimiliki BUMN, seperti rumah sakit
Pertamina, rumah sakit Perkebunan, dan sebagainya.
d. Rumah sakit swasta yang dikelola LSM atau perusahaan LSM penyelenggaraan
rumah sakit ini biasanya dibedakan menjadi rumah sakit yang didirikan lembaga
keagamaan dan rumah sakit netral
Agar pelayanan kesehatan dapat terjamin maka mutu pelayanan kesehatan harus
ditingkatkan. Mutu pelayanan kesehatan merupakan pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasan
rata rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan standard an kode etik profesi.
Agar mutu pelayanan kesehatan ini bisa tercapai harus memenuhi beberapa strategi yang
harus dilakukan yaitu :
1. Pelanggan dan harapannya
Harapan pelanggan mendorong upaya peningkatan mutu pelayanan.Organisasi
pelayanan kesehatan mempunyai banyak pelanggan potensial.Harapan mereka harus
diidentifikasi dan diprioritaskan lalu membuat criteria untuk menilai kesuksesan.

2. Perbaikan Kinerja
Bila harapan pelanggan telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah
mengidentifikasi dan melaksanakan kinerja staf dan dokter untuk mencapai konseling,
adanya pengakuan, dan pemberian reward.

3. Proses Perbaikan
Proses perbaikan juga penting. Seringkali kinerja disalahkan karena masalah pelayanan
dan ketidakpuasan pelanggan saat proses itu sendiri tidak dirancang dengan baik untuk
mendukung pelayanan. Dengan melibatkan staf dalam proses pelayanan, maka dapat
diidentifikasi masalah proses yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan,
mendiagnosis penyebab, mengidentifikasi, dan menguji pemecahan atau perbaikan.
4. Budaya yang mendukung perbaikan terus menerus
Untuk mencapai pelayanan prima diperlukan organisasi yang tertib.Itulah sebabnya
perlu untuk memperkuat budaya organisasi sehingga dapat mendukung peningkatan
mutu.Untuk dapat melakukannya, harus sejalan dengan dorongan peningkatan mutu
pelayanan terus menerus.

BAB II

2.1 Nama dan Sejarah Rumah Sakit


Rumah Sakit merupakan sebuah rumah sakit swasta, berlokasi diBireuen, Aceh.
adalah rumah sakit swasta yang dikelola oleh yayasan Telaga Amal. Rumah sakit ini
hadir untuk memenuhi kebutuhan pelayanan yang diaharapkan dapat membantu
masyarakat aceh,dan Bireun khususnya.

2.2 Visi dan Misi


Visi:
1. Menjadi penyelenggara layanan kesehatan yang berintegritas, profesional,
inovatif dan terpercaya
2. Menjadi rumah sakit yang bisa melayani masyarakat sepenuhnya.
Misi:
1. Bekerja sama dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat
komprehensif.
2. Meningkatkan jumlah tenaga medis yang berkompeten, profesional, berbudi
pekerti luhur, serta mampu berpikir secara global dan bertindak untuk
menciptakan kehidupan lingkungan sekitar menjadi lebih baik.
3. Menyediakan sarana dan prasarana yang berkualitas dengan teknologi terkini.
4. Menciptakan rumah sakit yang dikenal secara luas, mampu berkerja dengan baik
dalam tim, bertanggungjawab, dan secara konsisten dapat meningkatkan mutu
pelayanan.
5. Mengedepankan pelayanan yang berfokus kepada pasien.

Value : Respect, compassion, excellence, and integrity

- Respect
Menghargai, menghormati, dan memperlakukan semua pasien dengan baik seperti anda
ingin diperlakukan oleh orang lain.
- Compassion
Memberikan perawatan yang memberikan rasa aman dan nyaman yang dapat mendorong
kesembuhan pasien
- Excellence
Memberikan layanan kesehatan yang terbaik setiap waktu dan berkomitmen untuk terus
meningkatkan mutu dan inovasi
- Integrity
Menjalankan standar professional dan berperilaku sesuai dengan kode etik

2.3 Tujuan
Tujuan :

- Memberikan pelayanan medis yang menjangkau seluruh pelosok daerahDengan sarana


dan prasarana yang memadai dan terstandar.
- Membuat perubahan dalam skala global dan berkolaborasi untuk membuat hidup
masyarakat lebih baik dalam bidang kesehatan.
Berkolaborasi : Menerima perbedaan yang ada dengan pikiran yang terbuka dan
menghargai kontribusi setiap orang dalam bekerja sama untuk mencapai tujuan.

2.4 Motto dan Filosofi


Motto :

Ikhlas di hati melayani dengan nurani

Filosofi :

Pelayanan yang berfokus pada pasien yang mengedepankan mutu pelayanan dengan
berlandaskan keikhlasan, kepercayaan, profesionalisme, inovasi, kemanusiaa.

2.5 Keunggulan
- Pelayanan kedokteran terpadu yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan

2.6 Struktur Organisasi


Struktur Organisasi Rumah Sakit

Jabatan Struktural Rumah Sakit adalah sebagai berikut :

1. Ketua Yayasan
Yayasan adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat
sosial, keagamaan dan kemanusiaan, didirikan dengan memperhatikan persyaratan
formal yang ditentukan dalam undang-undang
Ketua yayasan bertanggung jawab penuh atas kepengurusan Yayasan untuk
kepentingan Yayasan serta penyusunan Program Kerja dan Rancangan Anggaran
Tahunan Yayasan.
2. Direktur
Direktur Rumah Sakit mempunyai tugas pokok untuk memimpin dan membantu
dalam pengelolaan Rumah Sakit, penyelenggaraan penelitian dan pelayanan
kesehatan, pelayanan medik, pelayanan diagnostik, pelayanan penunjang medik
kepada masyarakat di Kabupaten Bireun.

Dalam menyelenggarakan tugas, Direktur Rumah Sakit mempunyai tugas dan fungsi
sebagai berikut :
- Perumusan kebijakan Rumah Sakit
- Penyusunan rencana strategik Rumah Sakit
- Penyelenggaraan pelayanan umum di bidang kesehatan
- Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan, program dan kegiatan
Rumah Sakit
- Merencanakan, mengorganisasikan dan melaksanakan serta mengarahkan
karyawan dalam melaksanakan tugas.
- Menetapkan anggaran belanja dan pendapatan Operasional tahunan.
- Melaksanakan program kerja dan kegiatan pelayanan serta anggaran Operasional.
- Mengevaluasi hasil pelaksanaan program kerja, kegiatan pelayanan dan anggaran
- Menetapkan Uraian Tugas seluruh karyawan
- Melaksanakan Penilaian Kinerja karyawan

4. Kepala Bidang Pelayanan Medik

Kepala Seksi Pelayanan Medik mempunyai tugas pokok untuk menyiapkan perumusan
dan fasilitasi medis di Rumah Sakit .

 Bidang Perencanaan dan Rekam Medik

Bidang Perencanaan dan Rekam Medik mempunyai tugas menyusun rencana strategi
rumah sakit, melakukan audit program, sistem rumah sakit, mutu pelayanan dan kinerja
serta penelitian dan pengembangan produk-produk rumah sakit, baik medis maupun non
medis termasuk pengembangan sumber daya manusia rumah sakit dan urusan rekam
medik.

5. Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan

Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan, mempunyai tugas pokok untuk menyiapkan


perumusan dan fasilitas Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit .

1.2 Kepala Bidang Perlengkapan Medik dan Non Medik

Kepala Seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik mempunyai tugas pokok untuk
menyiapkan perumusan dan fasilitas Perlengkapan Medik dan Non Medik di Rumah
Sakit .

1.3 Unit

a) Unit adalah pelayanan nonstruktural yang menyediakan fasilitas dan


menyelenggarakan kegiatan pelayanan, pendidikan dan penelitian rumah sakit.
b) Pembentukan unit ditetapkan oleh Direktur sesuai kebutuhan rumah sakit.

c) Unit dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur.

d) Kepala unit dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh tenaga-tenaga fungsional


dan atau non medis.

e) Pembentukan dan perubahan jumlah dan jenis unit ditetapkan oleh Direktur.

f) Unit meliputi:

a. Unit Rawat Inap, mempunyai tugas menyediakan semua fasilitas dan kebutuhan
untuk menyelenggarakan kegiatan bagi pasien rawat inap.
b. Unit Rawat Jalan, mempunyai tugas menyediakan semua fasilitas dan
kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan bagi pasien rawat jalan.
c. Unit Rawat Darurat, mempunyai tugas menyediakan semua fasilitas dan
kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan bagi pasien rawat darurat.
d. Unit Perawatan Intensif (HCU), mempunyai tugas menyediakan semua fasilitas
dan kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan perawatan intensif.
e. Unit Bedah (OK), mempunyai tugas menyediakan semua fasilitas dan kebutuhan
untuk menyelenggarakan kegiatan bedah sentral.
f. Unit Radiologi, mempunyai tugas menyediakan semua fasilitas dan kebutuhan
untuk menyelenggarakan kegiatan diagnose penyakit melalui pemeriksaan
radiologi/sonografi dan pengobatan melalui radio terapi
g. Unit Farmasi, mempunyai tugas menyediakan semua fasilitas dan kebutuhan
untuk menyelenggarakan kegiatan pelayanan obat dan alat kesehatan
h. Unit Gizi, mempunyai tugas menyediakan semua fasilitas dan kebutuhan untuk
menyelenggarakan kegiatan pengolahan, penyediaan dan penyaluran makanan,
terapi gizi dan konsultasi gizi
i. Unit Laboratorium, mempunyai tugas menyediakan semua fasilitas dan
kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan pemeriksaan darah, urine, faeces,
cairan tubuh dan jaringan tubuh
j. Unit Pemeliharaan Sarana dan sanitasi, mempunyai tugas menyediakan semua
fasilitas dan kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan dan
perbaikan sarana Rumah Sakit.

1.4 Kepala Seksi Logistik dan Diagnostik


Kepala Seksi Logistik dan Diagnostik, mempunyai tugas pokok untuk menyiapkan
perumusan dan fasilitasi Perlengkapan Logistik dan Diagnostik di Rumah Sakit

 Kepala Seksi Sarana dan Prasarana


Kepala Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai tugas pokok untuk menyiapkan
perumusan dan fasilitasi perlengkapan sarana dan prasarana di Rumah Sakit

1.5 Kepala Bagian Tata Usaha

Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok untuk memberikan pelayanan
teknis dan administrasi kepada semua unsur dilingkungan kantorRumah Sakit .

1.6 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas merencakana


operasionalisasi, memberi tugas, memberi petunjuk, menyediakan, mengatur,
mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan administrasi umum dan kepegawaian.

1.7 Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan

Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan mempunyai tugas


merencanakan operasionalisasi kerja, memberi tugas, memberi petunjuk, menyelia,
mengatur, mengevaluasi dan melaporkan tugas dibidang perencanaan, evaluasi dan
pelaporan.

 Kepala Sub Bagian Keuangan dan Asset


Kepala Sub Bagian Keuangan dan Asset mempunyai tugas untuk merencanakan
operasionalisasi, memberi petunjuk, memberi tugas, menyediakan, mengatur,
mengevaluasi, dan melaporkan urusan keuangan, kegiatan kebendaharawan dalam
rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Rumah Sakit .

 KEPALA SATUAN PENGAWAS INTERN (SPI)


Tugas pokok Satuan Pengawasan Intern adalah melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan tugas semua satuan kerja, baik struktural, fungsional maupun yang non
struktural seperti panitia, tim dan sebagainya, agar dapat berjalan sesuai denganrencana
dan peraturan perundangan yang berlaku.
KETUA KOMITE MEDIK

Tugas Komite Medis

1. Membantu direktur rumah sakit menyusun standar pelayanan medis dan memantau
pelaksanaanya
2. Melaksanakan pembinaan etika profesi, disiplin profesi dan mutu profesi
3. Mengatur kewenangan profesi antar kelompok staf medis
4. Membantu direktur menyusun medical staff by laws dan memantau pelaksanaanya
5. Membantu direktur rumah sakit menyusun kebijakan dan prosedur yang terkait
dengan mediko-legal
6. Membantu direktur rumah sakit menyusun kebijakan dan prosedur yang terkait
dengan etiko-legal
7. Melakukan koordinasi dengan kepala bidang pelayanan medik dalam melaksanakan
pemantauan dan pembinaan pelaksanaan tugaskelompok staf medis
8. Meningkatkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan
pengembangan dalam bidang medis
9. Melakukan monitoring dan evaluasi mutu pelayanan medis antara lain melalui
monitoring dan evaluasi kasus bedah, penggunaan obat, farmasi dan terapi, ketepatan,
kelengkapan dan keakuratan rekam medis, tissue review, mortalitas dan motdibitas,
medical care review/peer review/audit medis melalui pembentukan sub komite-sub
komite.
10. Memberikan laporan kegiatan kepada direktur rumah sakit.

Wewenang Komite Medis

1. Memberikan pertimbangan tentang rencana pengadaan, penggunaan dan pemeliharaan


peralatan medis dan penunjang medis serta pengembangan pelayanan medis
2. Monitoring dan evaluasi yang terkait dengan mutu pelayanan medis sesuai yang
trcantum didalam tugas komite medis
3. Monitoring dan evaluasi efisiensi dan efektifitas penggunaan alat kedokteran di rumah
sakit
4. Melaksanakan pembinaan etika profesi serta mengatur kewenangan profesi antara
kelompok staf medis
5. Membentuk Tim Klinis yang mempunyai tugas menangani kasus-kasus pelayanan
medik yang memerlukan koordinasi lintas profesi, misal penanggulangan kanker
terpadu, pelayanan jantung terpadu dan lain sebagainya
6. Memberikan rekomendasi tentang kerjasama antara rumah sakit dan fakultas
kedokteran/kedokteran gigi/institusi pendidikan lain

KETUA KOMITE MUTU


TUGAS :
1. Menyusun garis besar kebijakan medis di bidang mutu profesi medis

2. Memantau dan mengevaluasi rencana /program kerja

3. Memantau dan mengevaluasi panduan mutu pelayanan medis

4. Melakukan pemantauan dan pengawasan mutu pelayanan medis

5. Menyusun indicator mutu klinik (berkoordinasi dengan kelompok staf medis)

6. Melakukan koordinasi dengan komite peningkatan mutu rumah sakit

7. Melakukan pencatatan dan pelaporan secara berkala.

- WEWENANG

Melaksanakan kegiatan upaya peningkatan mutu pelayanan medis secara lintas sektoral
dan lintas fungsi sesuai kebutuhan.

2.7 Tim Dokter

Terdiri atas:

- dokter pelayanan primer dan dokter gigi


- 6 dokter spesialis, mencakup Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis
Anak, Spesialis Kandungan dan Kebidanan, Spesialis Bedah, Spesialis
THT, Spesialis Mata.

2.8 Pelayanan Medis

I. Pelayanan medis umum


a. Pelayanan unit gawat darurat (UGD)
Pelayanan resusitasi, pelayanan bedah, pelayanan nonbedah, obstetrik ginekologi dan
pediatrik yang meliputi kegiatan :
- Monitoring supervisi pelayanan medis di R. Tindakan, Observasi/Rawat
Sementara.
- Monitoring supervisi keluhan pasien/pelanggan lain.
- Audit pelayanan dan audit kematian.
- Pendataan dan penanganan kasus bermasalah.
- Pengawasan transportasi pasien gawat darurat dari IGD ke OK atau ICU.
- Melakukan pelayanan kasus tidak gawat tidak darurat melaluipelayanan poliklinik
24 jam.
- Pelayanan penanggulangan gawat darurat terpadu bencana (SPGDTB).
- Pelayanan siaga VIP.
- Pelayanan komunikasi dan informasi.
- Pelayanan ambulans
- Pelayanan siaga dengan pendataan kerawanan dan potensi sumber daya (geomedic
mapping).
- Penyiapan tim reaksi cepat (rapid respons) pada saat terjadi bencana.
b. Pelayanan poliklinik dokter umum atau dokter gigi

II. Dokter spesialis dasar


1. Spesialis penyakit dalam
Memberikan pelayanan penanganan masalah kesehatan organ dalam tanpa bedah, seperti
diabetes mellitus, gangguan ginjal, sakit lambung, lever, alergi dll.
Ditangani oleh dokter ahli penyakit dalam yang profesional dan berpengalaman
dibidangnya serta ditunjang dengan fasilitas yang memadai sesuai dengan kebutuhan
pasien sehingga keluhan pasien mengenai penyakit dalam dapat ditangani dengan baik.

2. Spesialis anak
Memberikan Pelayanan kesehatan bagi anak meliputi :
a. Konsultasi dan layanan kesehatan anak
b. Pemeriksaan bayi sehat (pengawasan tumbuh kembang)
c. Pemeriksaan bayi sakit
d. Imunisasi lengkap dan vaksinasi TORCH
e. Diagnosis dini kelainan bawaan dan keganasan dan foto terapi

3. Spesialis Kandungan dan kebidanan


Memberikan pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan alat reproduksi wanita dan
penanganan penyakit kandungan, antara lain :
a. Konsultasi seputar masalah kandungan dan kebidanan
b. Perawatan Antenatal dan Postnatal
c. USG ( Ultrasonography) Kebidanan
d. Pap Smear
e. Keluarga Berencana dengan suntik, spiral, pil dan MOW (Mini Operasi Wanita)
f. Penanganan Penyakit kebidanan dan kandungan
g. Penanganan Infertilitas

4. Spesialis Bedah
Memberikan Pelayanan bedah kepada pasien dengan cepat dan tepat didukung oleh dokter
dan perawat yang profesional dengan teknologi yang canggih dan terkini. Pelayanan yang
diberikan antara lain :
a. Konsultasi dan Penegakkan diagnose kasus bedah
b. Penangganan kasus bedah minor yang dapat ditangani tanpa melalui kamar operasi
c. Kontrol Pre dan Post Pembedahan
Pelayanan spesialis lain

1. Spesialis THT
Memberikan pelayanan kesehatan dan solusi masalah kesehatan khususnya pada
telinga, hidung dan tenggorokan. Melalui dokter spesialis THT yang ahli di bidangnya,
serta ditunjang peralatan medis yang modern, lengkap dan memadai, meliputi :

a. Konsultasi dan Pemeriksaan rutin THT


b. Penanganan kasus THT antara lain : Spoeling telinga, Cauterisasi kimia, ekstraksi
corpus alienum, trauma pada THT (Luka& Perdarahan)
c. Pengobatan infeksi pada telinga, hidung dan tenggorokan

2. Spesialis mata
Memberikan pelayanan kesehatan mata yang dilayani oleh tenaga medis yang
kompeten dibidangnya dan didukung adanya peralatan yang modern. Pelayanan yang
diberikan meliputi :

a. Konsultasi dan diagnosa dini penyakit/ kelainan mata


b. Berbagai macam Pemeriksaan guna menegakkan diagnosa gangguan penglihatan
c. Penanganan kasus penyakit mata antara lain : insisi hordeolum, kalazion,
glaucoma, katarak dan lain sebagainya
o Spesialis Pelayanan medik
1. Spesialis anestesi
2. Spesialis radiologi

2.9 Sarana dan Prasarana

 Unit rawat jalan


Termasuk di dalamnya Poliklinik THT, Poliklinik Kebidanan, Poliklinik Anak,
Poliklinik Bedah, Poliklinik Mata, Poliklinik Penyakit Dalam, Poliklinik Gigi dan Mulut.

 Unit rawat inap


Instalasi rawat inap tersebar digedung utama dan kedua menempati lantai 2 hingga
lantai 4 yang terdiri atas kamar rawat inap mulai dari kelas III hingga VIP.
Kelas Fasilitas
 Kamar ukuran 4 x 5 m
 1 buah tempat tidur
 1 duable bed untuk keluarga
 1 buah AC
 1 buah TV LCD 21”
VIP
 1 buah Box kecil
 1 buah dispenser air minum
 1 buah kulkas 1 pintu
 1 buah lemari pakaian
 1 kamar mandi dengan toilet duduk.
 Kamar ukuran 3 x 3 m
 1 buah tempat tidur
 1 duable bed untuk keluarga
 1 buah AC
 1 buah TV LCD 21”
Kelas I
 1 buah Box kecil
 1 buah dispenser air minum
 1 buah kulkas 1 pintu
 1 buah lemari pakaian
 1 kamar mandi dengan toilet
 2 buah tempat tidur
 1 buah AC
 1 buah dispenser
Kelas II
 1 kamar mandi
 2 box kecil
 1 lemari 2 pintu
 2-3 buah tempat tidur
 1 buah AC
Kelas III
 1 kamar mandi
 2 box kecil
 Unit Gawat Darurat
Merupakan unit pelayanan 24 jam yang terletak di lantai 1. Unit ini menggunakan
sistem triage dengan membagi pasien menjadi 4 label; label hijau untuk pasien yang
memerlukan penanganan dan perhatian dokter dalam beberapa jam atau hari namun tidak
darurat, label kuning untuk pasien stabil yang memerlukan perawatan rumah sakit serta
pengawasan dan re-triage berkala oleh tenaga medis terlatih, dan label merah untuk pasien
yang memerlukan tindakan bedah segara atau tatalaksana lain untuk mempertahankan
hidupnya, dan label hitam untuk pasien yang sudah tidak bisa bisa dilakukan tindakan apa-
apa lagi/kecil kemungkinan untuk dapat diselamatkan.

 HCU
Demi memenuhi fungsi perawatan HCU yang maksimal, Rumah Sakit
menyediakan sebuah ruangan khusus untuk pasien yang memerlukan perwatan khusus
untuk jangka waktu 2-3 hari, apabila dalam 2-3 hari pasien tidak menunjukan kemajuan,
maka pasien akan segera dirujuk ke rumah sakit umum daerah stempat. Terletak di lantai
3, HCU Rumah Sakit mampu menampung 2 pasien untuk 72 tempat tidur yang tersedia di
rumah sakit, dengan 2 tabung oksigen dan monitor portable di masing-masing tempat tidur
untuk pengukuran tanda vital.

 NICU
Sebuah area di ruang perinatologi yang diperuntukkan untuk perawatan bayi
dengan kondisi kritis, NICU RS terletak di lantai 1 dan dilengkapi dengan 4 inkubator,
sistem pengukuran tanda vital menggunakan monitor portabel, prasarana dan sarana yang
terstandardisasi, serta seorang dokter penanggung jawab yang berkompeten.

 Kamar Operasi
Terdapat 1 kamar operasi yang terdapat di dalam unit bedah sentral di lantai 3,
diperuntukkan untuk 4 spesialis yang perlu melakukan tindakan pembedahan, yakni bedah
umum, obstetri-ginekologi, mata, dan THT.

 Ruang Fisioterapi
Terletak di lantai 3, area ini telah dirancang sedemikian rupa untuk membantu
pelatihan serta pemulihan bagi pasien-pasien.Dilengkapi dengan sarana dan prasarana
yang modern dan terstandardisasi.

 Laboratorium
Terletak di lantai 2, Rumah Sakit memiliki laboratorium mini yang didesain
sedemikian rupa dan mampu memenuhi permintaan pelayanan membantu penegakan
diagnosis serta memantau perkembangan penyakit pasien.

 Apotik Rumah Sakit


Terletak di lantai 1, apotik melayani penukaran resep dari rumah sakit maupun
pembelian obat secara umum.

 Unit Radiologi
Menyediakan pelayanan diagnostik, terapeutik, serta layanan intervensi bagi para
pasien.Terletak di lantai 4, unit dibangundengan sedemikian rupa hingga radiasi yang
berada di dalam tidak menyebar ke lingkungan rumah sakit.Dilengkapi dengan X-Ray.

 Dapur
Terletak di , merupakan area khusus yang dirancang untuk memenuhi standar
dapur rumah sakit internasional. Menggunakan perabot dari stainless steel serta wadah
penyimpanan bahan makanan dengan pengatur suhu, area dapur memastikan tersedianya
makanan bersih, bergizi, dan hangat demi kenyamanan dan kesembuhan pasien.

 Pantry
Terletak di lantai 5, merupakan rest area bagi para staf, dokter dan pengunjung
rumah sakit.Di area ini tersedia tempat makan dengan berbagai menu yang disajikan.

 Ruang Tunggu
Terletak di lobi dan koridor sepanjang lantai 1 Rumah Sakit . Rumah Sakit
berusaha tetap memperhatikan kenyamanan pengunjung. Tersedia 30 tempat duduk yang
tersebar, 1 buah TV LCD yang menampilkan ceramah-ceramah singkat, serta lantunan
ayat suci Al-Quran.

 Ruang Tenaga Medis


Terletak dilantai 5 sesuai dengan unit masing-masing.
 Ruang sterilisasi
 Ruang Sasprans
 Ruang Laundry
Sebuah aula berukuran 7 x 20 m, merupakan sebuah area yang dirancang untuk
berbagai bentuk kegiatan seperti pelatihan, rapat kerja, dan seminar.Terletak di lantai 1
gedung yayasan.

 Mushalla
Berada di lantai 1 rumah sakit, sehingga memberikan kemudahan bagi para staf, dokter,
maupun pengunjung rumah sakit dalam beribadah.

 Tempat Pengolahan Limbah


Terletak di dalam kompleks rumah sakit.

 Kantor Administrasi
Terletak di lantai 5, berdampingan dengan pantry

 Area parkir
Terletak di halaman gedung kedua (di komplek yayasan) rumah sakit, berjarak 50 meter
dari Rumah Sakit dengan ekstimasi 80 kendaraan roda empat dan roda dua dapat
tertampung dalam satu waktu.

 Ambulans
Menggunakan minibus sebagai mobil ambulans, Rumah Sakit menyediakan ambulans
yang mampu mengangkut lebih banyak peralatan pertolongan pertama, meliputi
emergency box, Tabung O2, minor set, dan sebuah bed, dan layanan antar jemput pasien
yang membutuhkan sarana transpor dari dan ke Rumah Sakit.
 Lift Pengunjung
Akif selama 24 jam, dan berfungsi untuk trasnportasi pengunjung atau keluarga pasien
yang ingin berkunjung.

 Lift Pasien
Digunakan untuk mengangkut pasien dan transportasi dokter agar lebih mudah dan cepat
menangani pasien yang bermasalah.

2.10 Anggaran
No Sarana Prasarana Anggaran (Rp)
1 Admisi 150.000.000.000
2 UGD 300.000.000.000
3 Poliklinik 400.000.000.000
4 Pelayanan Dokter Spesialis 500.000.000.000
5 Pelayanan Dokter Umum
8 Rawat Inap VIP 580.000.000.000
9 Rawat Inap Kelas I 570.000.000.000
10 Rawat Inap Kelas II 560.000.000.000
11 Rawat Inap Kelas III 550.000.000.000
12 HCU 400.000.000.000
13 NICU 410.000.000.000
15 Kamar Operasi 625.000.000.000
17 Ruang Fisioterapi 400.000.000.000
20 Laboratorium 450.000.000.000
21 Apotik 700.000.000.000
22 Unit Radiologi 600.000.000.000
23 Dapur 200.000.000.000
28 Ruang Tunggu 200.000.000.000
30 Ruang Tenaga Medis 400.000.000.000
31 Ruang Sterilisasi 500.000.000.000
32 Ruang Sarpras 500.000.000.000
33 Ruang Laundry 300.000.000.000
35 Tempat Ibadah 500.000.000.000
36 Tempat Pengolahan Limbah 200.000.000.000
37 Kantor Administrasi 300.000.000.000
40 Lapangan Parkir 300.000.000.000
41 Ambulans
TOTAL 21.030.100.000.000

2.11 Program Kerja


Sumber
No Program/kegiatan Lokasi Indikator kinerja Target pencapaian Kebutuhan dana
dana
1. Pendidikan dan pelatihan RSTB Jumlah pelatihan Biaya
formal yang diikuti :
-Manajemen BBLR
-Resusitasi Neonatus
-Basic kamar bedah
-BTLS perawat
-ACLS dokter
-Audit Keperawatan

1. PROGRAM KERJA

a. Program optimalisasi pelayanan rumah sakit.


1. Pelayanan rutin rawat jalan.
2. Pelayanan rutin rawat inap.
3. Pelayanan rutin Laboratorium.
4. Pelayanan rutin Farmasi.
5. Pelayanan OK.
6. Pelayanan UGD / VK

b. Program pengendalian mutu pelayanan rumah sakit.


1. Akreditasi Rumah Sakit.
2. Survey kepuasan pasien.
3. Pengumpulan Indikator Klinik.

c. Program pengembangan sarana, prasarana, dan peralatan rumah sakit.


1. Pembangunan Gedung.
2. Pengadaan prasarana dan peralatan.
3. Pengadaan suku cadang peralatan non medis.
4. Pemeliharaan sarana, prasarana, dan peralatan.

IV. Program pengembangan sumber daya manusia.


1. Program pelatihan keperawatan.
2. Program pelatihan Rekam Medik.
3. Program pelatihan Laboratorium.
4. Program pelatihan K3 RS.
5. Program Orientasi Pegawai Baru.

V. Program keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit.


1. Program Peningkatan Keamanan Pasien, Pengunjung, dan Petugas rumahsakit.
2. Program Pemeliharaan Kesehatan Pegawai.
3. Program Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun.
4. Program Kesehatan Lingkungan Kerja.

VI. Program keselamatan pasien rumah sakit.


1. Program Penyusunan Pedoman Penyelenggaraan KPRS.
2. Program Pencatatan KNC, KTD dan Sentinel di rumah sakit.
3. Program Pelaporan KNC, KTD, dan Sentinel di rumah sakit.
4. Program Penunjukan DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan)

V. SUMBER DANA
Sumber dana penyelenggaraan program kerja tahun 2015-2016 adalah anggaran
Rumah Sakit tahun 2015-2016

Anda mungkin juga menyukai