GGJG
GGJG
TENTANG
PENETAPAN PEDOMAN PENGORGANISASIAN RUMAH SAKIT DAN
UNIT KERJA
DI RUMAH SAKIT
KEDUA : Semua kegiatan di Rumah Sakit dan unit kerja di Rumah Sakit Telaga
Bunda supaya berpedoman pada tata kerja dan uraian tugas
sebagaimana terlampir ;
Ditetapkandi Bireuen
Pada tanggal 03 Juli 2015
DIREKTUR RS
PANDUAN
PENGORGANISASIAN RUMAH
SAKIT dan UNIT KERJA
BAB I
PENDAHULUAN
2. Lokasi
Lokasi rumah sakit harus sesuai dengan analisa kebutuhan pelayanan kesehatan dan
rencana umum tata ruang Kota atau daerah setempat.
3. Organisasi
a. Mempunyai pengaturan kedudukan, tugas, fungsi, tanggung jawab, susunan
organisasi, tata kerja dan tata laksana rumah sakit yang sesuai dengan kelas
rumah sakit dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Struktur organisasi terdiri dari unsure pimpinan, unsure bantuan
administrasi, dan bantuan medis teknis yang berpedoman pada organisasi
rumah sakit pemerintah.
c. Badan hokum selaku pemilik rumah sakit bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan
perumah sakitan dan penggunaan dana bantuan yang diterima untuk rumah
sakit
d. Rumah sakit diharuskan mempunyai Dewan Penyantun Rumah Sakit yang
mempunyai tugas memberikan saran atau nasihat kepada pemilik rumah
sakit dan direktur rumah sakit dalam penyelenggaraan dan pengelolaan
rumah sakit.
4. Bangunan
a. Jumlah tempat tidur minimal
- Rumah sakit umum milik badan hukum sosial memiliki minimal 50
tempat tidur.
- Rumah sakit umum milik badan hukum lain memiliki minimal 100
tempat tidur.
- Rumah sakit khusus memiliki minimal 25 tempat tidur.
b. Luas bangunan minimal 50 m2 setiap penyediaan 1 tempat tidur.
c. Luas tanah
- Bangunan tidak bertingkat luas tanah minimak 1,5 kali luas bangunan.
- Bangunan bertingkat luas tanah minimal 2 kali luas bangunan dari lantai
dasar.
d. Tanah diluar digunakan untuk parkir, taman dan jalan.
e. Bangunan, ruang rumah sakit terdiri dari :
- Ruang rawat inap dengan jumlah tempat tidur sesuai ketentuan.
- Ruangan rawat jalan
- Ruangan gawat darurat
- Kamar operasi
- Ruangan instalasi penunjang medic minimal mempunyai laboratorium,
radiologi dan pelayanan obat
- Ruangan penunjang sarana rumah sakit, yaitu gudang, dapur, tempat
cuci, bengkel sederhana, dan kamar jenazah.
- Ruangan administrasi, ruangan tenaga medis, ruangan paramedis, dan
ruang pertemuan staff.
f. Seluruh bangunan berpedoman pada standarisasi bangunan rumah sakit
pemerintah yang disesuaikan dengan kelasnya.
g. Seluruh ruangan memenuhi persyaratan minimal untuk kebersihan, bebas
polusi, fentilasi, penerangan, tenaga, dan system pemadam kebakaran yang
akurat.
h. Sistem keselamatan kerja, kebakaran, dan kewaspadaan bencana.
i. Tersedianya fasilitas listrik dan penyediaan air minum setiap hari selama 24
jam yang memenuhi persyaratan kesehatan.
j. Tersedianya pengolahan air limbah dan pembuangan sampah sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
5. Peralatan
a. Peralatan kelengkapan medik dan penunjang medic disesuaikan dengan
kelas rumah sakit dan pelayanan medik yang berlaku.
b. Pengadaan peralatan canggih harus berdasarkan analisa kebutuhan dan
kelas rumah sakit serta terlebih dahulu melakukan konsultasi dengan Dinas
Kesehatan yang berwenang dengan konsultasi dari ka.Bid Pelayanan
Medik.
c. Persediaan obat-obatan berpedoman pada DOI (Data Obat Indonesia) dan
formularium rumah sakit yang kelasnya setingkat dengan rumah sakit
pemerintah.
d. Peralatan atau kelengkapan non medis yang harus disediakan :
- Perlengkapan kebutuhan rawat inap, rawat darurat dan rawat jalan.
- Perlengkapan kebutuhan dapur dan cuci
- Perlengkapan kebutuhan perkantoran.
- Perlengkapan perbengkelan sederhana dan pemadam kebakaran sesuai
kebutuhan.
- Perlengkapan pengelolaan air limbah dan sampah.
- Alat tranportasi pasien, elevator atau lift dan ram untuk gedung-gedung
bertingkat
6. Ketenagaan
a. Direktur rumah sakit adalah seorang dokter (dokter umum atau dokter
spesialis) yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan manajemen
rumah sakit, bekerja purna waktu, dan berkewarganegaraan Indonesia
dengan batas umur maksimal 70 tahun.
b. Direktur rumah sakit diangkat dan diberhentikan oleh Badan Hukum
Pemilik Rumah Sakit dengan surat keputusan dan sepengetahuan serta tidak
ada keberatan dari Kepala Dinas Kesehatan yang berwenang.
c. Jumlah tenaga medis, paramedik dan non medis yang dipekerjakan sesuai
dengan kebutuhan dan berpedoman pada kelas rumah sakit dan peraturan
ketenagaan rumah sakit yang berlaku. Jumlah tenaga medis purna waktu
sesuai dengan kelas rumah sakit minimal dua orang.
d. Tenaga medis, paramedis, dan non medis purna waktu mempunyai surat
pengangkatan dari Direktur Rumah Sakit.
e. Tenaga medis yang bekerja secara paruh waktu mempunyai ijin atasan
langsung dari unitnya.
f. Semua tenaga medis mempunyai surat penugasan (SP) yang dikeluarkan
oleh Departemen Kesehatan dan Surat Ijin Praktek (SIP) sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
g. Penggunaan tenaga medis asing hanya diperbolehkan sebagai konsultan,
tidak memberi pelayanan serta memenuhi persyaratan yang berlaku bagi
tenaga medis asing yang bekerja di Indonesia sesuai ketentuan yang
berlaku.
h. Penggunaan tenaga medis asing dalam rangka pelayanan yang bersifat
sosial harus bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran dan ikatan profesi
atau organisasi profesi setempat dan mendapat ijin dari Ka.Bid Pelayanan
Medik.
7. Tarif
a. Ketentuan tariff rumah sakit ditetapkan oleh Yayasan Rumah Sakit dengan
mempertimbangkan biaya satuan, kemampuan rumah sakit dan kemampuan
membayar dari masyarakat, serta peraturan pola tarif untuk rumah sakit
swasta yang berlaku atau Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
282/Menkes/SK/III/1993 tentang Pola TarifRumah sakit Swasta.
b. Penetepan besaran tariff untuk kelas III berpedoman pada Tarif Kepala
Kantor Wilayah Departemen Kesehatan setempat.
8. Kegiatan Pelayanan
a. Memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit sesuai dengan standar
pelayanan rumah sakit, standar pelayanan medik dan prosedur tetap.
b. Melaksanakan kegiatan rekam medik serta pencatatan dan pelaporan sesuai
denga ketentuan yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan.
c. Menyelenggarakan administrasi keuangan sebagai kegiatan administrasi
rumah sakit yang dipertanggungjawabkan Direktur Rumah Sakit kepada
pemilik rumah sakit.
d. Mempunyai buku keuangan yang dapat diperlihatkan apabila suatu hal
tertentu diperlukan pemeriksaan
e. Bersedia dilakukan akreditasi rumah sakit
f. Telah memiliki ijin penyelenggaraan.
b. Rumah sakit swasta adalah rumah sakit yang dikelola oleh masyarakat
2. Jenis Pelayanan
Klasifikasi berdasarkan jenis pelayanannya terdiri atas
a. Rumah sakit umum member pelayanan kepada berbagai penderita dengan berbagai
jenis kesakitan, member pelayanan diagnosis dan terapi untuk berbagai kondisi
medic, seperti penyakit dalam, bedah, psikiatrik, ibu hamil, dan sebagainya.
b. Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang member pelayanan diagnosis dan
pengobatan untuk penderita dengan kondisi medic tertentu baik bedah maupun non
bedah, seperti rumah sakit kanker, bersalin, psikiatri, pediatric, ketergantungan obat,
rumah sakit rehabilitative, dan penyakit kronis.
3. Lama tinggal
Berdasarkan lama tinggal, rumah sakit terdiri atas :
a. Rumah sakit perawatan jangka pendek adalah rumah sakit yang merawat penderita
selama rata rata kurang dari 30 hari
b. Rumah sakit perawatan jangka panjang adalah rumah sakit yang merawat penderita
dalam waktu rata rata 30 hari atau lebih.
6. Status akreditasi
Rumah sakit berdasarkan status akreditasi rumah sakit yang telah diakreditasi dan
rmah sakit yang belum diakreditasi.Rumah sakit telah diakreditasi adalah rumah sakit yang
telah diakui secara formal oleh suatu badan sertifikasi yang diakui, yang menyatakan
bahwa suatu rumah sakit telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan tertentu.
Akreditasi rumah sakit adalah suatu pengakuan oleh pemerintah kepada RS yang
telah memenuhi standar yang ditetapkan. Legislasi akreditasi mengacu kepada UU NO 44
Tahun 2009 tentang RS pasal 40 yang menyatakan bahwa akreditasi RS dilakukan
minimal setiap 3 tahun sekali dan dilakukan oleh badan Independent. Tujuan umum dari
akreditasi rumah sakit adalah meningkatkan mutu layanan rumah sakit sedangkan
khususnya adalah memberikan jaminan, kepuasan, dan pelindungan masyarakat,
memberikan pengakuan kepada RS yang telah menerapkan standar pelayanan RS, dan
menciptakan lingkungan intern RS yang kondusif untuk penyembuhan dan pengobatan
termasuk peningkatan dan pencegahan sesuai standar struktur, proses, dan hasil.standar
akreditasi merupakan suatu pernyataan yang mendefinisikan harapan terhadap kinerja,
struktur proses yang harus dimiliki rumah sakit untuk memberikan pelayanan dan asuhan
bermutu serta aman.
Akreditasi menunjukkan komitmen sebuah RS untuk meningkatkan keselamatan dan
mutu asuhan pasien, memastikan bahwa lingkungan pelayanan dan senantiasa berupaya
mengurangi resiko bagi para pasien dan staf RS, sebagai cara efektif untuk mengevaluasi
mutu suatu RS, yang sekaligus berperan sebagai sarana manajemen. Akreditasi dirancang
untuk meningkatkan budaya keselamatan dan budaya kualitas di RS sehingga senantiasa
berupaya meningkatkan mutu dan keamanan layanannya.
Standar akreditasi yang terbaru mengacu pada Standar Akreditasi Tahun 2012 yang
merupakan upaya Kementerian kesehatan menyediakan suatu perangkat yang mendorong
RS senantiasa meningkatkan mutu dan keamanan pelayanan dengan penekanan bahwa
akreditasi adalah suatu proses belajar, maka RS distimulasi melakuka perbaikan yang
berkelanjutan dan terus menerus. Proses akreditasi terdiri dari kegiatan survey oleh tim
Survivor dan proses pengambilan keputusan pada Pengurus KARS (Komisi Akreditasi
Rumah Sakit).
Peran Standarisasi dalam akreditasi RS adalah
1. Sebagai dasar dalam penyusunan instrument akreditasi
2. Sebagai dasar dalam penyusunan criteria akreditasi
3. Sebagai dasar penyusunan indikator output
Akreditasi dilaksanakan secara bertahap, yaitu
1. Tahap pertama : akreditasi tingkat dasar ( 5 kegiatan pelayanan)
2. Tahap kedua : akreditasi tingkat lanjut ( 12 kegiata pelayanan)
3. Tahap ketiga : akreditasi tingkat lengkap ( 16 kegiatan pelayanan)
Dalam pelaksanaan akeditasi rumah sakit, RS boleh memilih antara akreditasi 5, 12,
atau 16 kegiatan pelayanan tergantung kemampuan RS tersebut. RS yang telah diakreditasi
bisa melakukan akreditasi ulang dan diperbolehkan memilih tetap 5 pelayanan atau
meningkat menjadi 12 pelayanan tergantung rumah sakit tersebut
Adapun sebanyak 15 kriteria yang dinilai pada proses akreditasi suatu rumah sakit,
diantaranya :
1. Sasaran Keselamatan Pasien
2. Hak Pasien dan Keluarga
3. Pendidikan Pasien dan Keluarga
4. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
5. Milenium Development Goals
6. Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
7. Asessmen Pasien
8. Pelayanan Pasien
9. Pelayanan Anestesi dan Bedah
10. Manajemen Penggunaan Obat
11. Kualifikasi dan Pendidikan Staf
12. Manajemen Komunikasi dan Informasi
13. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
14. Tata kelola, Kepemimpinan, dan Pengarahan
15. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
2. Perbaikan Kinerja
Bila harapan pelanggan telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah
mengidentifikasi dan melaksanakan kinerja staf dan dokter untuk mencapai konseling,
adanya pengakuan, dan pemberian reward.
3. Proses Perbaikan
Proses perbaikan juga penting. Seringkali kinerja disalahkan karena masalah pelayanan
dan ketidakpuasan pelanggan saat proses itu sendiri tidak dirancang dengan baik untuk
mendukung pelayanan. Dengan melibatkan staf dalam proses pelayanan, maka dapat
diidentifikasi masalah proses yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan,
mendiagnosis penyebab, mengidentifikasi, dan menguji pemecahan atau perbaikan.
4. Budaya yang mendukung perbaikan terus menerus
Untuk mencapai pelayanan prima diperlukan organisasi yang tertib.Itulah sebabnya
perlu untuk memperkuat budaya organisasi sehingga dapat mendukung peningkatan
mutu.Untuk dapat melakukannya, harus sejalan dengan dorongan peningkatan mutu
pelayanan terus menerus.
BAB II
- Respect
Menghargai, menghormati, dan memperlakukan semua pasien dengan baik seperti anda
ingin diperlakukan oleh orang lain.
- Compassion
Memberikan perawatan yang memberikan rasa aman dan nyaman yang dapat mendorong
kesembuhan pasien
- Excellence
Memberikan layanan kesehatan yang terbaik setiap waktu dan berkomitmen untuk terus
meningkatkan mutu dan inovasi
- Integrity
Menjalankan standar professional dan berperilaku sesuai dengan kode etik
2.3 Tujuan
Tujuan :
Filosofi :
Pelayanan yang berfokus pada pasien yang mengedepankan mutu pelayanan dengan
berlandaskan keikhlasan, kepercayaan, profesionalisme, inovasi, kemanusiaa.
2.5 Keunggulan
- Pelayanan kedokteran terpadu yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
1. Ketua Yayasan
Yayasan adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat
sosial, keagamaan dan kemanusiaan, didirikan dengan memperhatikan persyaratan
formal yang ditentukan dalam undang-undang
Ketua yayasan bertanggung jawab penuh atas kepengurusan Yayasan untuk
kepentingan Yayasan serta penyusunan Program Kerja dan Rancangan Anggaran
Tahunan Yayasan.
2. Direktur
Direktur Rumah Sakit mempunyai tugas pokok untuk memimpin dan membantu
dalam pengelolaan Rumah Sakit, penyelenggaraan penelitian dan pelayanan
kesehatan, pelayanan medik, pelayanan diagnostik, pelayanan penunjang medik
kepada masyarakat di Kabupaten Bireun.
Dalam menyelenggarakan tugas, Direktur Rumah Sakit mempunyai tugas dan fungsi
sebagai berikut :
- Perumusan kebijakan Rumah Sakit
- Penyusunan rencana strategik Rumah Sakit
- Penyelenggaraan pelayanan umum di bidang kesehatan
- Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan, program dan kegiatan
Rumah Sakit
- Merencanakan, mengorganisasikan dan melaksanakan serta mengarahkan
karyawan dalam melaksanakan tugas.
- Menetapkan anggaran belanja dan pendapatan Operasional tahunan.
- Melaksanakan program kerja dan kegiatan pelayanan serta anggaran Operasional.
- Mengevaluasi hasil pelaksanaan program kerja, kegiatan pelayanan dan anggaran
- Menetapkan Uraian Tugas seluruh karyawan
- Melaksanakan Penilaian Kinerja karyawan
Kepala Seksi Pelayanan Medik mempunyai tugas pokok untuk menyiapkan perumusan
dan fasilitasi medis di Rumah Sakit .
Bidang Perencanaan dan Rekam Medik mempunyai tugas menyusun rencana strategi
rumah sakit, melakukan audit program, sistem rumah sakit, mutu pelayanan dan kinerja
serta penelitian dan pengembangan produk-produk rumah sakit, baik medis maupun non
medis termasuk pengembangan sumber daya manusia rumah sakit dan urusan rekam
medik.
Kepala Seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik mempunyai tugas pokok untuk
menyiapkan perumusan dan fasilitas Perlengkapan Medik dan Non Medik di Rumah
Sakit .
1.3 Unit
c) Unit dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur.
e) Pembentukan dan perubahan jumlah dan jenis unit ditetapkan oleh Direktur.
f) Unit meliputi:
a. Unit Rawat Inap, mempunyai tugas menyediakan semua fasilitas dan kebutuhan
untuk menyelenggarakan kegiatan bagi pasien rawat inap.
b. Unit Rawat Jalan, mempunyai tugas menyediakan semua fasilitas dan
kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan bagi pasien rawat jalan.
c. Unit Rawat Darurat, mempunyai tugas menyediakan semua fasilitas dan
kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan bagi pasien rawat darurat.
d. Unit Perawatan Intensif (HCU), mempunyai tugas menyediakan semua fasilitas
dan kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan perawatan intensif.
e. Unit Bedah (OK), mempunyai tugas menyediakan semua fasilitas dan kebutuhan
untuk menyelenggarakan kegiatan bedah sentral.
f. Unit Radiologi, mempunyai tugas menyediakan semua fasilitas dan kebutuhan
untuk menyelenggarakan kegiatan diagnose penyakit melalui pemeriksaan
radiologi/sonografi dan pengobatan melalui radio terapi
g. Unit Farmasi, mempunyai tugas menyediakan semua fasilitas dan kebutuhan
untuk menyelenggarakan kegiatan pelayanan obat dan alat kesehatan
h. Unit Gizi, mempunyai tugas menyediakan semua fasilitas dan kebutuhan untuk
menyelenggarakan kegiatan pengolahan, penyediaan dan penyaluran makanan,
terapi gizi dan konsultasi gizi
i. Unit Laboratorium, mempunyai tugas menyediakan semua fasilitas dan
kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan pemeriksaan darah, urine, faeces,
cairan tubuh dan jaringan tubuh
j. Unit Pemeliharaan Sarana dan sanitasi, mempunyai tugas menyediakan semua
fasilitas dan kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan dan
perbaikan sarana Rumah Sakit.
Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok untuk memberikan pelayanan
teknis dan administrasi kepada semua unsur dilingkungan kantorRumah Sakit .
1. Membantu direktur rumah sakit menyusun standar pelayanan medis dan memantau
pelaksanaanya
2. Melaksanakan pembinaan etika profesi, disiplin profesi dan mutu profesi
3. Mengatur kewenangan profesi antar kelompok staf medis
4. Membantu direktur menyusun medical staff by laws dan memantau pelaksanaanya
5. Membantu direktur rumah sakit menyusun kebijakan dan prosedur yang terkait
dengan mediko-legal
6. Membantu direktur rumah sakit menyusun kebijakan dan prosedur yang terkait
dengan etiko-legal
7. Melakukan koordinasi dengan kepala bidang pelayanan medik dalam melaksanakan
pemantauan dan pembinaan pelaksanaan tugaskelompok staf medis
8. Meningkatkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan
pengembangan dalam bidang medis
9. Melakukan monitoring dan evaluasi mutu pelayanan medis antara lain melalui
monitoring dan evaluasi kasus bedah, penggunaan obat, farmasi dan terapi, ketepatan,
kelengkapan dan keakuratan rekam medis, tissue review, mortalitas dan motdibitas,
medical care review/peer review/audit medis melalui pembentukan sub komite-sub
komite.
10. Memberikan laporan kegiatan kepada direktur rumah sakit.
- WEWENANG
Melaksanakan kegiatan upaya peningkatan mutu pelayanan medis secara lintas sektoral
dan lintas fungsi sesuai kebutuhan.
Terdiri atas:
2. Spesialis anak
Memberikan Pelayanan kesehatan bagi anak meliputi :
a. Konsultasi dan layanan kesehatan anak
b. Pemeriksaan bayi sehat (pengawasan tumbuh kembang)
c. Pemeriksaan bayi sakit
d. Imunisasi lengkap dan vaksinasi TORCH
e. Diagnosis dini kelainan bawaan dan keganasan dan foto terapi
4. Spesialis Bedah
Memberikan Pelayanan bedah kepada pasien dengan cepat dan tepat didukung oleh dokter
dan perawat yang profesional dengan teknologi yang canggih dan terkini. Pelayanan yang
diberikan antara lain :
a. Konsultasi dan Penegakkan diagnose kasus bedah
b. Penangganan kasus bedah minor yang dapat ditangani tanpa melalui kamar operasi
c. Kontrol Pre dan Post Pembedahan
Pelayanan spesialis lain
1. Spesialis THT
Memberikan pelayanan kesehatan dan solusi masalah kesehatan khususnya pada
telinga, hidung dan tenggorokan. Melalui dokter spesialis THT yang ahli di bidangnya,
serta ditunjang peralatan medis yang modern, lengkap dan memadai, meliputi :
2. Spesialis mata
Memberikan pelayanan kesehatan mata yang dilayani oleh tenaga medis yang
kompeten dibidangnya dan didukung adanya peralatan yang modern. Pelayanan yang
diberikan meliputi :
HCU
Demi memenuhi fungsi perawatan HCU yang maksimal, Rumah Sakit
menyediakan sebuah ruangan khusus untuk pasien yang memerlukan perwatan khusus
untuk jangka waktu 2-3 hari, apabila dalam 2-3 hari pasien tidak menunjukan kemajuan,
maka pasien akan segera dirujuk ke rumah sakit umum daerah stempat. Terletak di lantai
3, HCU Rumah Sakit mampu menampung 2 pasien untuk 72 tempat tidur yang tersedia di
rumah sakit, dengan 2 tabung oksigen dan monitor portable di masing-masing tempat tidur
untuk pengukuran tanda vital.
NICU
Sebuah area di ruang perinatologi yang diperuntukkan untuk perawatan bayi
dengan kondisi kritis, NICU RS terletak di lantai 1 dan dilengkapi dengan 4 inkubator,
sistem pengukuran tanda vital menggunakan monitor portabel, prasarana dan sarana yang
terstandardisasi, serta seorang dokter penanggung jawab yang berkompeten.
Kamar Operasi
Terdapat 1 kamar operasi yang terdapat di dalam unit bedah sentral di lantai 3,
diperuntukkan untuk 4 spesialis yang perlu melakukan tindakan pembedahan, yakni bedah
umum, obstetri-ginekologi, mata, dan THT.
Ruang Fisioterapi
Terletak di lantai 3, area ini telah dirancang sedemikian rupa untuk membantu
pelatihan serta pemulihan bagi pasien-pasien.Dilengkapi dengan sarana dan prasarana
yang modern dan terstandardisasi.
Laboratorium
Terletak di lantai 2, Rumah Sakit memiliki laboratorium mini yang didesain
sedemikian rupa dan mampu memenuhi permintaan pelayanan membantu penegakan
diagnosis serta memantau perkembangan penyakit pasien.
Unit Radiologi
Menyediakan pelayanan diagnostik, terapeutik, serta layanan intervensi bagi para
pasien.Terletak di lantai 4, unit dibangundengan sedemikian rupa hingga radiasi yang
berada di dalam tidak menyebar ke lingkungan rumah sakit.Dilengkapi dengan X-Ray.
Dapur
Terletak di , merupakan area khusus yang dirancang untuk memenuhi standar
dapur rumah sakit internasional. Menggunakan perabot dari stainless steel serta wadah
penyimpanan bahan makanan dengan pengatur suhu, area dapur memastikan tersedianya
makanan bersih, bergizi, dan hangat demi kenyamanan dan kesembuhan pasien.
Pantry
Terletak di lantai 5, merupakan rest area bagi para staf, dokter dan pengunjung
rumah sakit.Di area ini tersedia tempat makan dengan berbagai menu yang disajikan.
Ruang Tunggu
Terletak di lobi dan koridor sepanjang lantai 1 Rumah Sakit . Rumah Sakit
berusaha tetap memperhatikan kenyamanan pengunjung. Tersedia 30 tempat duduk yang
tersebar, 1 buah TV LCD yang menampilkan ceramah-ceramah singkat, serta lantunan
ayat suci Al-Quran.
Mushalla
Berada di lantai 1 rumah sakit, sehingga memberikan kemudahan bagi para staf, dokter,
maupun pengunjung rumah sakit dalam beribadah.
Kantor Administrasi
Terletak di lantai 5, berdampingan dengan pantry
Area parkir
Terletak di halaman gedung kedua (di komplek yayasan) rumah sakit, berjarak 50 meter
dari Rumah Sakit dengan ekstimasi 80 kendaraan roda empat dan roda dua dapat
tertampung dalam satu waktu.
Ambulans
Menggunakan minibus sebagai mobil ambulans, Rumah Sakit menyediakan ambulans
yang mampu mengangkut lebih banyak peralatan pertolongan pertama, meliputi
emergency box, Tabung O2, minor set, dan sebuah bed, dan layanan antar jemput pasien
yang membutuhkan sarana transpor dari dan ke Rumah Sakit.
Lift Pengunjung
Akif selama 24 jam, dan berfungsi untuk trasnportasi pengunjung atau keluarga pasien
yang ingin berkunjung.
Lift Pasien
Digunakan untuk mengangkut pasien dan transportasi dokter agar lebih mudah dan cepat
menangani pasien yang bermasalah.
2.10 Anggaran
No Sarana Prasarana Anggaran (Rp)
1 Admisi 150.000.000.000
2 UGD 300.000.000.000
3 Poliklinik 400.000.000.000
4 Pelayanan Dokter Spesialis 500.000.000.000
5 Pelayanan Dokter Umum
8 Rawat Inap VIP 580.000.000.000
9 Rawat Inap Kelas I 570.000.000.000
10 Rawat Inap Kelas II 560.000.000.000
11 Rawat Inap Kelas III 550.000.000.000
12 HCU 400.000.000.000
13 NICU 410.000.000.000
15 Kamar Operasi 625.000.000.000
17 Ruang Fisioterapi 400.000.000.000
20 Laboratorium 450.000.000.000
21 Apotik 700.000.000.000
22 Unit Radiologi 600.000.000.000
23 Dapur 200.000.000.000
28 Ruang Tunggu 200.000.000.000
30 Ruang Tenaga Medis 400.000.000.000
31 Ruang Sterilisasi 500.000.000.000
32 Ruang Sarpras 500.000.000.000
33 Ruang Laundry 300.000.000.000
35 Tempat Ibadah 500.000.000.000
36 Tempat Pengolahan Limbah 200.000.000.000
37 Kantor Administrasi 300.000.000.000
40 Lapangan Parkir 300.000.000.000
41 Ambulans
TOTAL 21.030.100.000.000
1. PROGRAM KERJA
V. SUMBER DANA
Sumber dana penyelenggaraan program kerja tahun 2015-2016 adalah anggaran
Rumah Sakit tahun 2015-2016