Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada khadirat Allah


SWT,dengan rahmat dan karunia-Nya penyusunan makalah dengan judul “
AUDIT KAS, BANK, DAN PIUTANG“ telah terselasaikan. Juga atas dukungan
moral dan materi yang diberikan untuk penyusunan makalah ini tak lupa kami
ucapkan banyak terimakasih.
Makalah ini disusun untuk memperluas ilmu dan pengetahuan
mengenai materi yang di sajikan dari berbagai sumber. Tugas ini di susun
bukan tanpa rintangan,baik itu dari dalam diri penyusun maupun luar diri
penyusun. Namun atas pertolongan Tuhan yang Maha Esa tugas ini dapat
diselesaikan.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan,oleh karena status kami yang masih dalam tahap belajar. Kami
membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari rekan-rekan
pembaca untuk menyempurnakannya. Semoga memberikann informasi bagi
para pembaca dan bermanfaat untuk mengembangkan wawasan dan
meningkatkan ilmu pengetahuan.

Jambi, november 2019

Tim penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. 1


DAFTAR ISI ................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 5
3.1 Pengertian Kas Dan Setara Kas .................................................................. 5
3.2 Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Kas Dan Setara Kas ................ 6
3.3 Prosedur Pemeriksaan Kas Dan Setara Kas ............................................. 7
3.4 Lapping Dan Check kitting ......................................................................... 8
3.5 Pengertian Piutang ....................................................................................... 9
3.6 Tujuan Pemeriksaan Piutang .................................................................... 10
3.7 Prosedur Pemeriksaan piutang ................................................................. 12
BAB III KESIMPULAN ........................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 14
3.2 Saran ............................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 16

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu aktiva yang menunjang peranan penting dalam perkembangan
perusahaan adalah kas. Kas merupakan salah satu aset perusahaan yang paling
penting karena kas merupakan aset yang paling cair (liquid (Soemarso,
2010:10). Kas mudah diabaikan (misappropriate) dari pada aktiva
lain,semacam inventory atau peralatan.karana alasan inilah,menjaga kas dan
membentuk system pengendalian internal terhadap kas merupakan perhatian
yang utama.(Manoppo,Rannita M.2013)
Piutang usaha suatu perusahaan pada umumnya merupakan salah satu
aktiva yang besar dari akiva lancar serta bagian terbesar dari total aktiva.
Pemberian piutang mengandung resiko bagi perusahaan berupa kerugian
apabila debitur tidak membayar kewajibannya. Kecurangan dalam suatu siklus
kerja juga sering terjadi sehingga membuat perusahaan mengalami kerugian.
(Hamel,Gary.2013)
Perusahaan yang memiliki sistem pengendalian internal yang baik adalah
perusahaan yang mampu memisahkan tanggung jawab fungsional secara
tegas, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang baik, dan sumber daya
yang memadai (Anastasia dan Lilis, 2010:82). Sistem pengendalian intern
bukanlah sebuah sistem yang dimaksudkan untuk menghindari semua
kemungkinan terjadinya kesalahan ataupun penyelewengan yang terjadi.
Sistem pengendalian intern yang baik adalah dimana sebuah perusahaan dapat
menekan terjadinya kesalahan dan penyimpangan yang mungkin terjadi.
Fungsi pengendalian yang baik dengan berlandaskan pada system manajemen

3
dan keuangan yang baik pula akan menciptakan aktivitas dalam perusahaan
menjadi lancar dan terkendali. (Manoppo,Rannita M.2013)
1.2 Rumusan Masalah
a) Menjelaskan Pengertian Kas dan Setara Kas
b) Menjelaskan Tujuan Pemeriksaan Kas dan Setara Kas
c) Menjelaskan Prosedur Pemeriksaan Kas dan Setara Kas
d) Menjelaskan Lapping dan Check Kitting
e) Menjeaskan Pengertian Piutang
f) Menjelaskan Tujuan Pemeriksaan Piutang
g) Mnejelaskan Prosedur Pemeriksaan Piutang
1.3 Tujuan Penulisan
a) Mengetahui Pengertian Kas dan Setara Kas
b) Mengetahui Pemeriksaan Kas dan Setara Kas
c) Mengetahui Pemeriksaan Kas dan Setara Kas
d) Mengetahui Pengertian Lapping dan Check Kitting
e) Mengetahui Pengertian Piutang
f) Mengetahui Tujuan Pemeriksaan Piutang
g) Mengetahui Prosedur Pemeriksaan Piutang

4
BAB II

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Kas Dan Setara Kas


Kas merupakan aset lancar perusahaan yang sangat menarik dan
mudah untuk diselewengkan. Selain itu banyak transaksi perusahaan yang
menyangkut penerimaan dan pengeluaran kas. Karena itu, untuk
memperkecil kemungkinan terjadinya kecurangan atau penyelewengan
yang menyangkut uang kas perusahaan. diperlukan adanya pengendalian
intern (internal control) yang baik atas kas dan setara kas.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan tahun 1994:
a) Yang dimaksud dengan kas ialah alat pembayaran yang siap dan bebas
dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.
b) Yang dimaksud dengan bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang
dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum
perusahaan.

Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai kas


dan setara kas adalah:

a) Kas kecil (Petty Cash) dalam rupiah maupun mata uang asing.
b) Saldo rekening giro di Bank dalam rupiah maupun mata uang asing.
c) Bon sementara (I O U).
d) Bon-bon kas kecil yang belum direimbursed.
e) Check tunai yang akan didepositokan.

5
Yang tidak dapat digolongkan sebagai bagian dari kas dan setara kas
pada laporan posisi keuangan (neraca) adaiah:

a. Deposito berjangka (time deposit).


b. Check mundur dan check kosong.
c. Dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu (sinking fund).
d. Rekening giro yang tidak dapat segera digunakan baik di dalam maupun
e. di luar negeri, misalnya karena dibekukan.

Menurut PSAK No.2, hal 2.2 dan 2.3 (IAI: 2002) :

a. Kas terdiri atas: saldo kas (cash on hand) dan rekening giro.
b. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid,
berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam
jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang
signifikan.

Setara kas adalah investasi jangka pendek dan sangat likuid yang
dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk
tujuan investasi atau lainnya. Oleh karena itu, investasi umumnya
diklasifikasikan sebagai setara kas hanya jika akan segera jatuh tempo
dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal perolehan. Cerukan bank
pada umumnya termasuk aktivitas pendanaan sejenis dengan pinjaman.
Namun, jika cerukan bank dapat ditarik sewaktu-waktu dan merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari pengelolaan kas entitas, maka cerukan
tersebut termasuk komponen kas dan setara kas (Agoes, Sukrisno, 2016).

3.2 Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Kas Dan Setara Kas


a) Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas
kas dan bank serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.

6
b) Untuk memeriksa apakah saldo kas dan bank yang ada di neraca per
tanggal neraca betul-betul ada dan dimiliki perusahaan (Existence).
c) Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas
dan bank.
d) Untuk memeriksa, seandainya ada saldo kas dan bank dalam valuta
asing, apakah saldo tersebut dikonversikan ke dalam rupiah dengan
menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca dan apakah selisih
kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi tahun
berjalan.
e) Untuk memeriksa apakah penyajian di Neraca sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (presentation dan
disclosure).
3.3 Prosedur Pemeriksaan Kas Dan Setara Kas
a) Pahami dan evaluasi internal control atas kas dan bank serta transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.
b) Buat top schedule kas dan bank per tanggal neraca (misal per 31-12-
2018) atau kalau belum selesai, boleh per 31-10-2018 atau 30-11-2018;
penambahan mutasi akan diperiksa kemudian, apakah ada hal-hal yang
unsual (di luar kebiasaan) atau tidak.
c) Lakukan cash count (perhitungan phisik uang kas) per tanggal neraca,
bisa juga sebelum atau sesudah tanggal neraca.
d) Kirim konfirmasi atau dapatkan pernyataan saldo dari kasir dalam hal
tidak dilakukan kas opname.
e) Kirim konfirmasi untuk seluruh rekening bank yang dimiliki
perusahaan.
f) Minta rekonsiliasi bank per tanggal neraca (misalkan per 31-12-2018)
kalau terpaksa, karena belum selesai yang dapat diminta per 31-11-
2018.
g) Lakukan pemeriksaan atas rekonsiliasi bank tersebut.

7
h) Review jawaban konfirmasi dari bank, notulen rapat dan perjanjian
kredit untuk mengetahui apakah ada pembatasan dari rekening bank
yang dimiliki perusahaan.
i) Periksa inter bank transfer kurang lebih 1 minggu sebelum dan sesudah
tanggal laporan posisi keuangan (neraca), untuk mengetahui adanya
kitting dengan tujuan untuk window dressing.
j) Periksa transaksi kas sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
(subsequent payment dan subsequent collection) sampai mendekati
tanggal selesainya pemeriksaan lapangan.
k) Seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam mata uang asing per
tanggal laporan posisi keuangan (neraca), periksa apakah saldo tersebut
sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah
BI pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan apakah selisih
kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi
tahun berjalan.
l) Periksa apakah penyajian kas dan setara kas di laporan posisi keuangan
(neraca) dan catatan atas laporan keuangan, sesuai dengan standar
akuntansi keuangan di lndonesia (SAK/ETAP/IFRS).
m) Buat kesimpulan di Top Schedule kas dan setara kas atau di memo
tersendiri mengenai kewajaran dari cash on hand dan in bank, setelah
kita menjalankan seluruh prosedur audit di atas (Agoes, Sukrisno,
2016).

3.4 Lapping Dan Check kitting


Secara umum fraud atau kecurangan terbagi dalam tiga yaitu:
a) Korupsi. Korupsi ini mencakup beberapa hal seperti konflik kepentingan
rekan atau keluarga dalam proyek, penyuapan, pengambilan dana secara
paksa, permainan dalam tender dan graftifikasi terselubung.

8
b) Pengambilan aset secara ilegal. Pengambilan aset secara ilegal ini
maksudnya adalah pengambilan aset secara tidak sah atau melawan
hukum.
Adapun pengambilan aset secara illegal ini mencakup 3 hal yaitu:
a) Skimming atau penjarahan, yaitu uang dijarah sebelum masuk kas
perusahaan. Dengan kata lain, dana diambil sebelum adanya
pembukuan.
b) Lapping atau pencurian, yaitu uang dijarah sesudah masuk kas
perusahaan. Contohnya adalah pembebanan tagihan yang tidak
sesuai dengan kenyataannya, pembayaran biaya-biaya yang tidak
logis serta pemalsuan cek.
c) Kitting atau penggelapan dana, yakni adanya bentuk
penggelembungan dana, atau adanya dana mengambang (free
money).
c) Kecurangan laporan keuangan Ini berupa salah saji material dan data
keuangan palsu.Salah saji material adalah kesalahan hitung dan angka
dalam laporan keuangan.Seperti menyajikan aset atau pendapatan lebih
tinggi dari yang sebenarnya atau sebaliknya.Sedangkan data keuangan
palsu adalah rekaan data keuangan
Lapping merupakan suatu ketidakberesan yang mengakibatkan
ketidaktepatan dalam jumlah penerimaan kas. Risiko terjadinya lapping
dapat dikurangi dengan cara menerapkan pemisahan tugas yang memadai
antara penerima atau pemegang kas dengan pencatatan peneriman kas.
Prosedur yang dapat dilakukan untuk mendeteksi lapping antara lain:
a) Melakukan perhitungan kas secara mendadak
b) Membandingkan rincian penjurnalan penerimaan kas dengan rincian
setoran harian ke bank.

3.5 Pengertian Piutang

9
Standar Akuntansi Keuangan menggolongkan piutang, menurut
sumber terjadinya. dalam dua kategori yaitu piutang usaha dan piutang
lain-lain. Piutang usaha adalah piutang yang berasal dari penjualan barang
dagangan atau jasa secara kredit. Piutang lain-Iain adalah piutang yang
timbul dari transaksi di luar kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang
usaha dan piutang Iain-Iain yang diharapkan bisa ditagih dalam waktu satu
tahun atau kurang diklasifikasikan sebagai piutang lancar.
Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai
piutang antara lain:
a) Piutang usaha.
b) Wesel tagih.
c) Piutang pegawai.
d) Piutang bunga.
e) Uang muka.
f) Uang jaminan (Refundable deposit).
g) Piutang Iain-Iain.
h) Allowancce for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih).

Perkiraan piutang pemegang saham dan piutang perusahaan afiliasi


harus dilaporkan tersendiri (tidak digabung dengan perkiraan piutang)
karena sifatnya yang berbeda. Piutang dinyatakan sebesar jumlah tagihan
dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih. Jumlah kotor
piutang harus tetap disajikan pada laporan posisi keuangan (neraca) diikuti
dengan penyisihan untuk piutang yang tidak dapat ditagih (Agoes,
Sukrisno, 2016).
3.6 Tujuan Pemeriksaan Piutang
a) Untuk mengetahui apakah terdapat internal control yang baik atas
piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas.
b) Untuk memeriksa validity dan authenticity dari piutang.

10
c) Untuk memeriksa collectibility piutang dan cukup tidaknya allowance
for bad debt.
d) Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat yang timbul dari
pendiskontoan wesel tagih.
e) Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di Laporan posisi keuangan
(neraca) sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia
(SAK/ETAP/iFFtS).
Menurut Standar Akuntansi Keuangan:
a) Piutang usaha, wesel tagih dan piutang iain-Iain harus disajikan secara
terpisah dengan identifikasi yang jelas.
b) Piutang dinyatakan sebesar jumlah kotor tagihan dikurangi dengan
taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih. Jumlah kotor piutang harus
tetap disajikan pada Iaporan posisi keuangan (neraca) diikuti dengan
penyisihan untuk piutang yang diragukan atau taksiran jumlah yang
tidak dapat ditagih.
c) Saldo kredit piutang individual jika jumlahnya material harus disajikan
dalam kelompok kewajiban.
d) Jumlah piutang yang dijaminkan harus diungkapkan daiam catatan atas
laporan keuangan.
e) Kewaiiban bersyarat dalam hubungannya dengan penjualan piutang
yang disertai perjanjian untuk dibeli kembali (sale of accounts
receivable/ notes receivable discounted with recourse) kepada suatu
lembaga keuangan harus dijelaskan secukupnya) (Agoes, Sukrisno,
2016).
Jika estimasi nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual melebihi
jumlah tercatat aset, maka estimasi harus menaikkan jumlah tercatat aset
tersebut ke nilai wajar dikurangi biaya untuk meniuai. tergantung dengan
pembatasan yang dijelaskan dalam paragraf berikut, Kenaikan tersebut
adalah pemulihan kerugian penurunan nilai.

11
Kenaikan jumlah tercatat aset yang dapat diatribusikan pada pemulihan
kerugian penurunan nilai aset tidak boleh melebihi jumlah tercatat yang telah
ditentukan (nilai bersih dari amortisasi atau penyusutan) tanpa kerugian
penurunan nilai yang diakui pada periode lalu. Selain itu penulis berpendapat
bahwa piutang pegawai, piutang direksi, pemegang saham, piutang
perusahaan afiliasi harus dilaporkan tersendiri dan dijelaskan apakah
dikenakan bunga atau tidak (Agoes, Sukrisno, 2016).

3.7 Prosedur Pemeriksaan piutang


a) Pahami dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi
penjualan, piutang dan penerimaan kas.
b) Buat Top Schedule dan Supporting Schedule Piutang per tanggal
laporan posisi keuangan (neraca).
c) Minta aging schedule dari piutang usaha per tanggal laporan posisi
keuangan (neraca) yang antara lain menunjukkan nama pelanggan
(customer), saldo piutang, umur piutang dan kalau bisa subsequent
collectionsnya. Selain itu perlu juga diminta rincian piutang pegawai,
wesel tagih, uang muka dan lain-iain, per tanggal laporan posisi
keuangan (neraca).
d) Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke
subledger lalu totalnya ke general Iedger.
e) Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang
dan sales invoice.
f) Kirimkan konfirmasi piutang.
g) Periksa subseqent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti
penerimaan kas untuk periode sesudah tanggal laporan posisi keuangan
(neraca) sampai mendekati tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan
(audit field work).

12
h) Periksa apakah ada wesel tagih (notes receivable) yang didiskontokan
untuk mengetahui kemungkinan adanya contingent liability.
i) Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah
jumlah yang disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu
besar dan tidak terlalu kecil.
j) Test sales cut-of dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note dan
lain-iain, lebih kurang 2 (dua) minggu sebelum dan sesudah tanggal
laporan posisi keuangan (neraca).
k) Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank,
dan correspondence file untuk mengetahui apakah ada piutang yang
dijadikan sebagai jaminan.
l) Periksa apakah penyajian piutang di laporan posisi keuangan (neraca)
dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia
(SAK/ETAPIIFRS).
m) Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa
(Agoes, Sukrisno, 2016)

13
BAB III

KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Kas merupakan aset lancar perusahaan yang sangat menarik dan
mudah untuk diselewengkan.
Tujuan pemeriksaan (audit objectives) kas dan setara kas ada lima,
salah satunya adalah Untuk memeriksa apakah terdapat internal control
yang cukup baik atas kas dan bank serta transaksi penerimaan dan
pengeluaran kas dan bank.
Prosedur pemeriksaan kas dan setara kas meliputi 13 langkah yang
dimulai dari : pahami dan evaluasi internal control atas kas dan bank serta
transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank sampai ke tahap buat
kesimpulan di top schedule kas dan setara kas atau di memo tersendiri
mengenai kewajaran dari cash on hand dan in bank, setelah kita
menjalankan seluruh prosedur audit di atas.
Secara umum fraud atau kecurangan terbagi dalam tiga yaitu: a)
korupsi, b) pengambilan aset secara ilegal, c) kecurangan laporan keuangan
ini berupa salah saji material dan data keuangan palsu. Lapping merupakan
suatu ketidakberesan yang mengakibatkan ketidaktepatan dalam jumlah
penerimaan kas. Prosedur yang dapat dilakukan untuk mendeteksi lapping
antara lain: a) melakukan perhitungan kas secara mendadak, b)
membandingkan rincian penjurnalan penerimaan kas dengan rincian
setoran harian ke bank.
Standar akuntansi keuangan menggolongkan piutang, menurut sumber
terjadinya. Dalam dua kategori yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain.

14
Tujuan pemeriksaan piutang ada lima, salah satunya adalah untuk
mengetahui apakah terdapat internal control yang baik atas piutang dan
transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas. Selain itu juga menurut
standar akuntansi keuangan salah satunya adalah piutang usaha, wesel tagih
dan piutang iain-iain harus disajikan secara terpisah dengan identifikasi
yang jelas.
Prosedur pemeriksaan piutang meliputi tiga belas tahap yang dimulai
dari memahami dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi
penjualan, piutang dan penerimaan kas sampai tahap menarik kesimpulan
mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.

3.2 Saran

Kami sadar makalah ini yang berjudul “Bukti Audit dan Kertas Kerja
Pemeriksaan” masih sangat jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami
meminta kritik dan sarannya yang bersifat membangun.

15
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2016. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntansi oleh


Kantor Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Hamel,Gary.2013. Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Terhadap Piutang Pada Pt


Nusantara Surya Sakti. Jurnal : Emba Vol 1 No 3. Juni

Manoppo,Rannita M.2013. Analisis Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Dan


Pengeluaran Kas Pada Pt Sinar Galesong Prima Cabang Manado. Jurnal :Emba
Vol 1 No 4. Desember.

16

Anda mungkin juga menyukai