Anda di halaman 1dari 47

ASKEP INDIVIDU PADA LANSIA

Yoga Kertapati

yoga.kertapati@gmail.com
Keperawatan Gerontik
Tujuan ASKEP lansia
1. Agar lansia dapat melakukan kegiatan sehari-
hari secara mandiri.
2. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan.
3. Membantu mempertahankan serta
membesarkan daya hidup atau semangat hidup
4. Menolong & merawat lansia yang menderita
sakit atau gangguan tertentu
5. Fokus asuhan keperawatan pada peningkatan
kesehatan, pencegahan p’sakit serta
mengoptimalkan fungsi fisik dan mental lansia
 Fokus
1. Peningkatan
kesehatan (health
promotion)
2. Pencegahan
penyakit
(Preventif)
3. Mengoptimalkan
fungsi mental
4. Mengatasi
gangguan
kesehatan
Faktor yang mempengaruhi pengkajian
pada lansia
 Interelasi antara aspek fisik & psikososial :
terjadi pe ↓ kemampuan thd stress, masalah
psikis me ↑ & perubahan fisik
 Penyakit & ketidakmampuan status
fungsional
 Penurunan efisiensi mekanisme homeostatic
 Kurangnya standar u/ norma kesehatan
Penyesuaian pengkajian pd lansia
•Ruang yang adekuat
•Kebisingan minimal
•Suhu cukup hangat
•Hindari cahaya langsung
•Posisi duduk yang nyaman
•Dekat dengan kamar mandi
•Privasi yang mutlak
•Bersikap sabar, relaks,
•Beri kesempatan pada klien u/ berfikir
•Waspadai tanda – tanda keletihan
•Lakukan pengkajian selama puncak energi
Pengkajian
• Aspek Fisik/Biologis
- Pandangan lansia tentang kesehatannya
- Kegiatan yang mampu dilakukan lansia
- Kekuatan fisik lansia
- Kebiasaan lansia merawat diri sendiri
- Kebiasaan makan,minum, istirahat, tidur, BAB,
BAK
- Kebiasaan gerak badan/olah raga
Lanjutan…..

- Perubahan-perubahan fungsi tubuh yg sangat


b’makna dirasakan
- Kebiasaan lansia dalam memelihara kshtn &
kebiasaan minum obat
- Masalah-masalah seksual yg dirasakan
• Aspek Psikologis
• Aspek Sosial – Ekonomi
• Aspek Spiritual
Perubahan fisiologis :
 Persepsi kesehatan mempengaruhi kualitas
kesehatan
 Integumen : pigmentasi, kering, keriput
 Distribusi lemak : menurun pd ekstremitas,
meningkat pd perut
 Mata : katarak, pe ↓ adaptasi gelap
 Gastro : pe ↓ enzim digestif, sekresi saliva,
peristaltic
 Kardio : pe ↑ sistolik, perub DJ istirahat
 Perkemihan : pe ↓ filtrasi renal, inkontinensia
 Muskuloskeletal : pe ↓ massa & kekuatan otot,
demineralisasi tulang
Pengkajian status fungsional
Indeks Katz : menilai 6 fungsi ;mandi, berpakaian, toileting,
berpindah, kontinen dan makan.

Tingkat Kemandirian Lansia :


 A : kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar
mandi, berpakaian dan mandi
 B : kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali
satu dari fungsi tambahan
 C : kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali
mandi dan satu fungsi tambahan
 D : kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali
mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan
 E : kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali
mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
 F : kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali
mandi, berpakaian, ke kamar kecil
 G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut
Kriteria
Tergantung:
 Makan: bantuan dalam makan, tidak makan, makan
perparentral,
 Mandi : Bantuan > 1 bagian tubuh, bantu masuk dan
keluar KM, tidak sendiri
 Berpakaian : Tidak memakai baju sendiri, atau sebagian
masih tidak menggunakan pakaian
 Kekamar kecil : Pakai bedpan/pispot, bantuan saat masuk
dan menggunakan toilet
 Berpindah : naik-turun tempat tidur/kursi, tidak pindah > 1
 Kontinen : Inkontinensia, kateter, urinal/ bedpan secara
teratur
Perubahan Kognitif

 Dimensia : Alzheimer, multi infark


 Delirium : sindrom otak menyerupai
dimensia ireversibel, disertai perubahan
perhatian & kesadaran
 Penyalahgunaan zat : alkohol
Pengkajian Status Kognitif
 SPMSQ (Short Portable Mental Status
Questionnaire) : mendeteksi adanya & tingkt
kerusakan intelektual.
 Menilai : orientasi, memori, kemampuan matematis
 MMSE (Mini Mental State Exam) menguji aspek
kognitif dari fungsi mental, orientasi, registrasi,
perhatian dan kalkulasi, mengingat kembali &
bahasa
 Depresi Beck : berisi gejala dan sikap yang
berhubungan dengan depresi. Setiap hal direntang
dengan menggunakan skala 4 poin untuk
menandakan intensitas gejala.
Perubahan psikososial
 Post Power syndrom
 Isolasi sikap terjadi krn nilai pribadi / budaya yg
menentang dan menolak lansia.
 Isolasi penampilan o/k penampilan yg tdk dpt
diterima / fx lain yg termasuk menampilkan diri sendiri
pada orang lain. Fx kontribusi lain adalah citra tubuh,
hygiene, tanda penyakit yang terlihat dan kehilangan
fungsi (Ebersole & Hess, 1990).
 Isolasi perilaku o/k perilaku yg tdk dpt diterima pd
semua klpo usia & terutama pd lansia, perilaku yg tdk
dpt diterima scr social menyebabkan seseorang
menarik diri (konfusi, dimensia, alkoholisme, dan
inkontinensia)
 Isolasi geografis tjd krn jauh dari keluarga, kejahatan
di kota dan barier institusi.
Pengkajian sosial

 APGAR Keluarga
 Adatation, partnership, growth, affection, resolve
 Digunakan jika masih di keluarga jika di panti
keluarga diganti teman
 Pertanyaan yang dijawab selalu(2), kadang-
kadang(1), hampir tidak pernah (0)
 Nilai < 3 menandakan disfungsi keluarga sangat
tinggi, nilai 4 – 6 disfungsi keluarga sedang.
KEAMANAN RUMAH
 Penerangan adekuat
 Jalan bersih bebas dari kabel/ keset yg koyak
 Alas kaki stabil
 Kursi, TT dg penopang cukup tinggi sesuai u/
duduk & bangkit
 Kain / keset di depan kamar mandi
 Pegangan kokoh pada tangga dan kamar
mandi
Masalah Keperawatan
 Ketegangan peran pemberi asuhan
 Gangguan interaksi social
 Kerusakan memori
 Koping individu tak efektif
 Strees relokasi
 Distress spiritual
 Inkontinensia fungsional
 Perubahan pola seksualitas
Distress Spiritual
 Kead ind/klpk mengalami/beresiko
mengalami gangg dlm sist keyakinan
atau nilai yg memberikan kekuatan,
harapan & arti kehidupan
 B/d penyakit terminal,kehilangan org
terdekat, keyakinan yg ditentang
keluarga, hambatan dlm plks
 Mayor : mengalami suatu gangg dlm
sistem keyakinan
Minor :
 Mempertanyakan makna kehidupan,
kematian & penderitaan
 Menunjukkan keputusasaan
 Tidak melaksanakan ritual
keagamaan
 Ragu thd keyakinan
 Perasaan kekosongan spiritual
Intervensi :
 Tunjukkan sikap tidak menghakimi
 Nyatakan pentingnya keb spiritual
 Berikan privasi & ketenangan
 Selalu bersedia & berkeinginan u/
mendengarkan keluhan klien
 Ajarkan ritual keagamaan
 Hubungi pemuka agama
Apakah sex masih
diperlukan di usia tua
Perubahan pola seksualitas
 Indv mengalami suatu perubahan
dalam kesehatan seksual. Kesehatan
seksual merupakan integrasi aspek
somatik, emosional, intelektual &
sosial dari seksualitas dlm cara
mencapai & meningkatkan
kepribadian, komunikasi & cinta
Faktor yg berhubungan :
• Penyakit, obat – obatan
• Masalah pasangan, depresi, nyeri
• Menopouse
Kriteria hasil :
• Menceritakan masalah fungsi seksual
• Mengidentifikasi stresor dlm hidup
• Mengekspresikan peningkatan kepuasan
• Melanjutkan aktivitas seksual sebelumnya
Intervensi :
• Berikan dorongan u/ bertanya ttg
seksualitas
• Gali hubungan pasien dengan pasangan
• Anjurkan u/ ikut klub
• Ajarkan keuntungan fisik & psikologis ttg
aktivitas fisik teratur (3x seminggu, 30’)
• Ajarkan tehnik u/ mengurangi konsumsi
oksigen, nyeri,beban berlebihan pd
jantung
Ketegangan peran pemberi
asuhan
• Indv mengalami beban fisik, emosional, sosial &
finansial dlm proses pemberian asuhan u/ orang
lain
Batasan :
• Melaporkan ttg ketdkcukupan waktu & energi
• Perasaan depresi, marah
• Kesulitan melakukan aktivitas pemberian asuhan
yg dibutuhkan
Intervensi :
 Memberikan empati
 Bicarakan pengaruh ttg jadwal yg
ada & tanggung jawab pd kes fisik,
emosi
 Bantu u/ mengidentifikasi bantuan
aktivitas yg diperlukan
 Identifikasi sumber bantuan yg ada

 Buat jadwal pengasuhan


Kerusakan interaksi sosial
 Indv mengalami respon negatif,
ketdkadekuatan, ketdkpuasan dari
interaksi
Mayor :
 Tdk mampu mempertahankan hub

 Ketdkpuasan dg jaringan sosial


Minor :
 Isolasi sosial

 Menghindari orang lain

 Menyalahkan orla

 Perasaan ttg penolakan, tdk


dimengerti
 Orla melaporkan ttg interaksi
bermasalah
Intervensi menarik diri

 Berkomunikasi dengan lansia harus


dengan kontak mata
 Ajak lansia untuk melakukan
kegiatan sesuai kemampuan fisiknya
 Menyediakan waktu untuk
berbincang dengan lansia
 Beri kesempatan lansia untuk
mengekspresikan perasaannya
 Hargai pendapat lansia
Pencegahan potensi kecelakaan
 Anjurkan memakai alat bantu misal :
tongkat
 Latih lansia u/ berpindah dari TT ke kursi
 Biasakan menggunakan pengaman TT
 Jika lansia mengalami masalah fisik ex :
rematik, latih u/ berjalan & menggunakan
alat bantu
 Usahakan ada yg menemani jika bepergian
Diagnosis Keperawatan

1. Fisik / Biologis
2. Psikologis / Sosial
3. Spiritual
Fisik/biologis
a. Gangguan nutrisi
; kurang dari
kebutuhan tubuh
b. Gangguan
persepsi
c. Risiko Jatuh
d. Sindrom
Kelemahan
e. Defisit perawatan
diri
f. Risiko Cedera
g. Inkontinensia Uri
Lanjutan…..

e. Perubahan pola eliminasi ;


fekal
f. Gangguan pola tidur
g. Gangguan pola nafas
h. Hambatan mobilisasi
Psikologis - sosial
a. Menarik diri dari lingkungan
b. Isolasi sosial
c. Depresi
d. Harga diri rendah
e. Koping individu tidak efektif
f. Cemas
Spiritual
a. Berkabung atau berduka
b. Penolakan terhadap proses penuaan
c. Distress spiritual
Perencanaan

 Tujuan :
1. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
2. Meningkatkan keamanan dan
keselamatan
3. Memelihara kebersihan diri
4. Memelihara keseimbangan
istirahat/tidur
5. Meningkatkan hubungan
interpersonal melalui komunikasi yang
efektif
Tindakan Keperawatan

1. Pemenuhan kebutuhan nutrisi


2. Meningkatkan keamanan dan
keselamatan lansia
3. Memelihara kebersihan diri
4. Memelihara keseimbangan
istirahat/tidur
5. Meningkatkan hubungan
interpersonal melalui komunikasi
Rencana pemenuhan nutrisi
untuk lansia
1. Berikan makanan porsi kecil tapi sering
2. Banyak minum dan kurangi makan
3. Beri makanan yang mengandung serat
sehingga buang air besar menjadi
mudah dan teratur
4. Batasi pemberian makanan yang
mengandung tinggi kalori agar berat
badan dalam keadaan seimbang
5. Membatasi minuman kopi dan the
6. Anjurkan makan secara rutin setiap
hari
Meningkatkan Keamanan &
Keselamatan Lansia
 Klien Lansia
- Biarkan lansia menggunakan alat bantu
untuk meningkatkan keselamatan
- Latih untuk pindah dari tempat tidur ke kursi
- Biasakan menggunakan pengaman tempat
tidur jika tidur
- Jika klien mengalami masalah fisik
- Bantu klien/lansia berjalan ke kamar mandi
terutama untuk lansia yg m’gunakan obat
penenang/diuretika
- M’gunakan kacamata jika b’jln or melakukan
sst
- Usahakn ada yg menemani jika bepergian
Lingkungan
 Tempatkn klien diruangan khusus dekat
dg “Nurse Station” shg mudah
diobservasi apabila lansia dirawat di
ruang perawatan lansia
 Letakkan bel dibawah bantal & ajarkan
cara menggunakannya
 Gunakan tempat tidur yang tidak terlalu
tinggi
 Letakkan meja kecil dekat tempat tidur
agar lansia mudah menempatkan alat-
alat yang selalu digunakannya
Lanjutan…..
 Upayakan lantai bersih, rata tidak licin dan
basah
 Kunci semua peralatan yang menggunakan
roda untuk lansia yang menggunakan pasang
pegangan di kamar mandi
 Hindari lampu yang redup & menyilaukan,
sebaiknya gunakan lampu 70 atau 100 watt
 Jika pindah ruang terang ke gelap ajarkan
lansia untuk memejamkan mata sesaat
 Gunakan sandal/sepatu yang beralas karet
 Gunakan perabotan yang penting2 saja di
ruang lansia
Memelihara Kebersihan Diri
 Mengingatkan/membantu lansia untuk
melakukan upaya kebersihan diri,
misalnya cuci rambut, sikat gigi, ganti
pakaian, dll
 Menganjurkan lansia untuk
menggunakan sabun lunak yang
mengandung minyak atau berikan lotion
 Mengingatkan/membantu lansia untuk
membersihkan lubang telinga, mata dan
gunting kuku secara teratur
Memelihara Keseimbangan
Istirahat / Tidur
 Menyediakan tempat/waktu tidur
yang nyaman
 Mengatur lingkungan yang cukup
ventilasi, bebas dari bau2an
 Melatih lansia untuk melakukan
latihan fisik ringan
 Memberikan minum hangat sebelum
tidur
Meningkatkan Hubungan
Interpersonal melalui Komunikasi

 Berkomunikasi dg lansia dg kontak mata


 Memberikan stimulus/mengingatkan lansia thd
kegiatan yg akan dilakukan
 Menyediakan waktu untuk berbincang2 dg lansia
 Memberikan kesempatan pada lansia untuk
mengekspresikan/tanggap terhadap respon
verbal dan non verbal lansia
 Melibatkan lansia untuk giat t3 ssi dg puan
lansia
 M’hargai pndpt lansia
Implementasi
 Semua tinadakan yang telah
direncanakan dilaksanakan sesuai dg
kebutuhan lansia
 Hal – hal yangn perlu diperhatikan:
- Berbicara dg lembut & sopan
- Memberikan penjelasan dg bahasa yg
mdh dimengerti & dilakukan b’ulang kali
jika perlu dg gambar
- Memberikan kesempatan pada lansia
untuk bertanya
Evaluasi
 Setiap tindakan yang telah dilakukan
perlu dievaluasi/dinilai baik verbal
maupun non verbal untuk
mengetahui sejauh mana lansia atau
keluarga mampu melakukan apa
yang telah dianjurkan

Anda mungkin juga menyukai