Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITAS INDONESIA

MATAKULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN TERINTEGRASI B

TATA RUANG KAWASAN PUNCAK

DISUSUN OLEH:

HOME GROUP 1
Abigail S Glory (1806199285)
Amiril Muqsithin P (1806203130)
M. Raihan Pratama (1806148555)
M. Rais Rahmatullah (1806203055)
Raihan Akmal (1806201371)
Zakia Fitri (1806148611)

FAKULTAS TEKNIK
DEPOK
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, kami dari Home Group 1 dapat menyelesaikan tugas makalah
Matakuliah Pengembangan Kepribadian Terintegrasi B (MPKT B) ini dengan baik, meskipun
masih terdapat banyak kekurangan di dalamnya.

Makalah ini disusun sebagai tugas dari Problem Based Learning tentang kontroversi
kawasan Puncak, Bogor yang tak lagi layak untuk disebut sebagai daerah penyangga bagi kota
Jakarta. Dalam menyusun makalah ini kami mendapatkan referensi dari beberapa hasil diskusi,
sumber-sumber informasi daring, dan ditambah dengan opini kami sendiri.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca mengenai kawasan
Puncak, Bogor sebagai daerah penyangga bagi kota Jakarta. Kami sebagai penulis menyadari
bahwa makalah ini belum sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari dosen untuk perbaikan makalah ini.

Depok, 8 Desember 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 1
1.4 Metodologi Penulisan .......................................................................................... 2

BAB II. ISI


2.1. Dasar Teori .......................................................................................................... 3
2.2. Permasalahan ...................................................................................................... 5
2.3. Pembahasan ......................................................................................................... 5
2.3.1.

BAB III. PENUTUP


3.1. Kesimpulan ......................................................................................................... 9
3.2. Saran ................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:

1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:

1.4. Metodologi Penulisan


Metode yang digunakan penulis dalam makalah ini adalah dalah metode kepustakaan,
yaitu dengan mengambil referensi-referensi dari berbagai media cetak dan elektronik.

1
BAB II
ISI

2.1. Dasar Teori


Puncak, Bogor merupakan kawasan pegunungan yang terletak di provinsi Jawa
Barat, tepatnya di kaki dan lereng pegunungan Gede-Pangrango. Kawasan Puncak
juga terletak pada ketinggian rata-rata 700-1.800 meter di atas permukaan laut. Selain
itu, kawasan Puncak juga memiliki suhu yang cukup dingin serta pemandangan alam
yang asri sehingga kawasan tersebut menjadi destinasi wisata bagi warga ibukota dan
sekitarnya.
Kawasan Puncak tersusun oleh tiga jenis tanah yaitu regosol, andosol, dan
latosol. Tanah regosol terbentuk dari hasil pelapukan abu/pasir vulkanik. Pada
Kawasan Puncak jenis tanah ini terdapat di puncak perbukitan dan pegunungan. Jenis
tanah ini berwarna coklat tua dengan tekstur lempung berliat, gumpal bersudut, plastis
(basah), gembur (lembab) dan keras (kering). Tanah andosol tersusun dari hasil
pelapukan abu/pasir vulkanik pula. Warna tanah coklat kemerahan, kelabu, coklat tua
dan coklat sangat tua kekelabuan. Teksturnya liat berdebu, gumpal, tidak lekat dan
tidak plastis sampai plastis (basah) dan gembur (lembab). Sama dengan kedua jenis
tanah sebelumnya, Latosol terbentuk dari hasil pelapukan abu/pasir vulkanik,
membentuk morfologi dataran tinggi, bergelombang halus dan perbukitan terjal.
Warna tanah ini merah kotor, coklat tua kemerahan dan coklat tua kekuningan, coklat
tua sampai merah tua kekelabuan dan coklat tua. Teksturnya liat, agak remah dan agak
plastis.
Secara hidrologi, Kawasan Puncak terbagi dalam dua Daerah Aliran Sungai
(DAS), yaitu DAS Ciliwung di Kawasan Puncak Bogor yang mengalir ke Teluk
Jakarta di utara dan DAS Citarum di Kawasan Puncak Cianjur yang bermuara di
Waduk Cirata di bagian selatan.
DAS Ciliwung yang berada di Kawasan Puncak Bogor memiliki 19 anak sungai
dengan total panjang anak-anak sungai Ciliwung di Kecamatan Ciawi sepanjang 47
km dan di Kecamatan Cisarua/Megamendung sepanjang 68,5 km. Sungai Ciliwung
mempunyai debit maksimum 42,2 m3/detik sedang debit-debit anak sungainya
mempunyai debit minimum 3,2 m3/detik. Selain untuk keperluan rumah tangga, air

2
Sungai Ciliwung tersebut juga dipakai untuk pengairan persawahan, baik melalui
irigasi tradisional, semi-teknis, maupun teknis.
Oleh karena kondisi geografis dan geologisnya, Kawasan Puncak dijadikan
sebagai daerah penyangga bagi Jakarta dan sekitarnya. Kawasan penyangga ini
dimaksudkan untuk menjamin tetap berlangsungnya konservasi air dan tanah,
menjamin ketersediaan air tanah dan air permukaan, serta menanggulangi banjir.
Secara umum proses resapan air tanah ini terjadi melalui 2 proses berurutan
(Wibowo, 2002), yaitu infiltrasi (pergerakan air dari atas ke dalam permukaan tanah)
dan perkolasi yaitu gerakan air ke bawah dari zona tidak jenuh ke dalam zona jenuh
air. Proses infiltrasi berperan penting dalam pengisian kembali lengas tanah dan air
tanah. Pengisian kembali lengas tanah sama dengan selisih antara infiltrasi dan
perkolasi (jika ada). Pengisian kembali air tanah sama dengan perkolasi dikurangi
kenaikan kapiler (jika ada). Resapan air tanah akan menentukan besarnya aliran dasar
yang merupakan debit minimum sungai di musim kemarau.

2.2. Permasalahan

2.3. Pembahasan

3
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

4
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai