Anda di halaman 1dari 12

Bab 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Zaman sekarang, kebanyakan orang menginginkan segala sesuatunya
dilakukan dengan praktis. Banyak orang yang malas membawa botol minumnya
sendiri karena zaman sekarang botol minuman plastik sudah ada dimana-mana.
Kebanyakan orang lebih suka membeli botol minuman plastik karena ringan dan
juga murah.
Botol PET (Polyethylene Therepthalate) adalah botol dengan tingkat
kejernihan yang tinggi, kaku, dan memiliki sifat sebagai Gas Barrier. Apa itu Gas
Barrier? Karena pori-pori yang kecil pada botol dengan material PET,
membuatnya mampu menyimpan gas dan aroma yang lebih lama dibanding
beberapa material botol plastik lainnya. Sifat material PET yang jernih sangat
disukai orang karena mampu menonjolkan warna-warni produk yang dikemasnya.
Berbeda dengan botol plastik minuman pada umumnya, botol PET memiliki
tekstur yang lebih keras, kuat, dan lebih bening. Banyak yang beredar di Internet
bahwa Botol PET hanya untuk satu kali penggunaan, tidak boleh diisi ulang,
namun dari pernyataan FDA (Food & Drugs Administration) di Amerika Serikat
pada akhir tahhun 2014, botol PET boleh digunakan berulang-ulang selama
dibersihkan dengan baik, sebelum diisi lagi. Hanya saja, sepertinya dari BPOM
Indonesia, masih mengategorikan botol PET sebagai kemasan sekali pakai.
Adapun kelemahan dari botol dengan bahan baku PET adalah jika diisi
produk cairan dalam kondisi panas yang melebihi 60 derajat Celcius, botol tersebut
akan mengalami deformasi atau perubahan bentuk. Hal ini menyebabkan beberapa
pengguna yang menuangkan produknya dalam kondisi panas, sering berpikir ulang
jika hendak menggunakan botol PET. Seperti botol plastik pada umumnya, botol
plastik PET tidak boleh digunakan untuk menaruh minuman atau makanan panas
karena selain dapat membuat botol tersebut leleh/berubah bentuk, bahan-bahan

1
kimia yang ada di botol plastik tersebut juga dapat ikut terlarut dalam makanan
atau minuman tersebut. Oleh karena itu, botol plastik PET lebih sering digunakan
untuk menaruh minuman-minuman dingin.

B. Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah agar kita tahu sejarah dari produk
plastik ini, bagaimana awal mula bisa ada minuman yang dikemas dalam botol
plastik. Lalu yang kedua adalah bagaimana proses pembuatan botol plastik itu
sendiri, di makalah ini akan dijelaskan juga alat-alat pabrik yang diperlukan untuk
membuat botol plastik PET sampai sejarah adanya pabrik botol plastik itu sendiri.
Dan yang terakhir, di makalah ini juga akan dijelaskan deskripsi botol plastik PET
itu sendiri.

2
Bab 2

Pembahasan

A. Deskripsi Alat
Botol plastik adalah produk sintetis kimia yang digunakan sebagai wadah
minuman. Karena digunakan sebagai wadah minuman yang dikonsumsi secara
komersial, maka botol plastik harus dibuat dari bahan yang tidak bersifat racun
saat mengalami kontak dengan isi botol. Bahan yang banyak digunakan untuk
botol plastik adalah PET, HDPE, dan LDPE.
PET atau polyethylene terephthalate adalah polimer termoplastis yang
paling sering digunakan. Polyethylene terephthalate terbuat dari etilen glikol dan
PTA (purified terephthalic acid). Polyethylene terephthalate bersifat transparan
dan semi-kristalin. Polyethylene terephthalate tidak hanya digunakan sebagai
bahan untuk botol plastik, tetapi juga digunakan untuk pembuatan tekstil dan
sering dikenal sebagai polyester di dunia tekstil. PET bersifat anti pecah
(shatterproof), ringan, dan tidak bereaksi dengan air ataupun makanan. Selain itu,
PET tidak langka, gampang didaur ulang, dan bersifat relatif murah. PET adalah
polimer termoplastis sehingga pembentukan plastik dari PET sangat mudah karena
PET meleleh ketika berada di suhu tinggi.
Walaupun begitu, PET mudah mengalami oksidasi sehingga tidak dapat
digunakan untuk menampung alkohol dan minuman beralkohol. Selain itu, PET
menggunakan antimon trioksida (Sb2O3) sebagai katalis dalam pembuatannya.
Antimoni yang digunakan dapat ditemukan di permukaan dan material itu sendiri,
sehingga antimon dapat berpindah dari botol ke air atau makanan. Kontak dengan
suhu tinggi meransang kadar antimon menjadi sangat tinggi. Antimon bersifat
racun. Antimon menyerang sistem pernafasan, kulit, mata, dan jantung. Antimon
dapat menyebabkan dermatitis, kerusakan ginjal dan hati, sampai kematian. Oleh
karena itu, PET bersifat sekali pakai. Penggunaan berkali-kali tidak dianjurkan
untuk konsumen.

3
Botol plastik memiliki kode identifikasi resin yang menunjukkan resin
plastik yang digunakan. Kode resin 1 menunjukkan botol yang terbuat dari PET
sedangkan kode resin 2 menunjukkan botol yang terbuat dari HDPE. Tutup botol
plastik biasa terbuat dari bahan polipropilena karena keras, tahan air, dan dapat
diproses secara autoklaf.
Dewasa ini, jumlah sampah botol plastik mendorong keberadaan bioplastik
dalam manufaktur botol plastik. Bioplastik adalah polimer yang berasal dari bahan
biologis bukan minyak bumi.

B. Cara Pembuatan
Botol PET terbuat dari campuran serpihan PET (polietilen tereftalat) dan
juga biji plastik. PET adalah resin yang merupakan hasil olahan minyak bumi. PET
diperoleh dari reaksi esterifikasi antara etilen glikol dan dimetil tereftalat.
Biasanya, reaksi pembentukan PET ini tidak dilakukan di pabrik botol, tetapi
pabrik tersebut langsung menggunakan PET yang sudah jadi.
Pada tahap pertama, biji plastik dan serpihan PET digabung menjadi satu
dengan perbandingan maksimal 1:9. Setelah itu, campuran ini dipanaskan dengan
menggunakan chopper dryer. Campuran tersebut dipanaskan agar kandungan air
yang terdapat dalam PET hilang dan campurannya dapat berwujud lelehan. Agar
kandungan air dapat hilang, campuran dipanaskan dengan suhu antara 140-170 °C
selama kurang lebih empat jam. Campuran yang telah bebas dari air dimasukkan
ke dalam terowongan dan kemudian diberi pewarna.
Selanjutnya, biji plastik yang berwujud cair akan dibentuk menjadi botol.
Untuk pembentukan botol, ada dua metode yang dapat kita gunakan, yaitu metode
cold perform dan metode hot perform.
1. Metode Cold Perform.
Jika kita memilih metode cold perform, maka ada dua tahapan yang harus
kita lalui untuk memproduksi botol. Kedua tahap itu adalah injection molding
dan blow molding. Metode ini biasanya diterapkan oleh pabrik botol berskala
menengah ke atas karena bersifat lebih efisien dibandingkan dengan metode hot

4
perform. Metode ini disebut cold perform karena di antara kedua tahapan yang
telah disebutkan, terdapat proses pendinginan PET.
Pada tahap pertama, plastik yang telah meleleh sebelumnya akan melalui
tahap injection molding. Pada tahapan ini, botol PET akan dibentuk seperti
tabung, tetapi belum berbentuk seperti botol yang kita ketahui hasil akhirnya.
Botol ini biasa disebut preform. Ukurannya lebih kecil dibanding botol
sesungguhnya dan dinding botolnya lebih tebal.
Untuk dapat membuat preform, PET yang masih dalam bentuk lelehan
diinjeksikan ke dalam cetakan hingga PET-nya memenuhi cetakan. Preform
yang baru saja selesai dicetak harus didinginkan menggunakan air dingin agar
bentuknya tidak berubah saat dilepas dari cetakan.
Selanjutnya, preform akan melalui tahap kedua, yaitu tahap blow
molding. Blow molding adalah sebuah proses pembentukan barang yang
berongga dengan cara meniupkan udara ke dalam benda. Agar benda dapat
dicetak dengan teknik ini, benda tersebut harus dipanaskan terlebih dahulu
hingga materinya berada dalam titik paling elastisnya. Oleh karena itu, sebelum
masuk ke dalam mesin blow molding, preform harus dipanaskan dengan suhu
tertentu. Hal yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai PET dipanaskan
dengan suhu terlalu tinggi sampai berubah wujud kembali menjadi lelehan.
PET dapat dibentuk karena saat PET dipanaskan, rantai-rantai polimer
akan mengendur sehingga bersifat elastis dan memungkinkan untuk meregang.
Udara yang ditiupkan ke dalam preform PET telah dibersihkan sebelumnya
menggunakan air purifier. Udara yang ditiupkan harus dimurnikan karena
udara mengandung partikel-partikel yang dapat mengganggu proses pembuatan
PET.
2. Metode Hot Perform
Sama seperti metode cold preform, metode ini juga melalui dua tahap,
yaitu injection molding dan blow molding. Yang membedakan keduanya adalah
dengan metode ini, lelehan PET hanya melualui satu macam mesin saja, bukan
dua.

5
Metode ini disebut hot perform karena dari awal hingga akhir
pembentukan, PET selalu berada dalam keadaan panas. Pemanasan hanya
dilakukan sekali saja, yaitu sebelum PET melalui tahap injection molding.
Sisanya, panas tetap dibutuhkan untuk mempertahankan kondisi PET agar tetap
elastis. Karena proses pemanasan hanya dilakukan sekali, energi berupa panas
yang dibutuhkan menggunakan metode ini lebih sedikit dibandingkan dengan
metode cool perform.

Untuk membuat tutup botol, PET cukup melalui injection molding saja.
Hal ini disebabkan karena tutup botol memang biasanya bersifat tebal dan
berbentuk tabung sehigga tidak perlu melalui tahap blow molding lagi.

Kendala yang ungkin timbul saat pembuatan botol PET adalah


munculnya astealdehida jika PET dipanaskan dengan suhu yang terlalu tinggi.
Asetaldehida memiliki rasa asam-pahit seperti rasa jeruk. Asetaldehida tidak
berbahaya bagi tubuh, tetapi dapat merusak rasa minuman, terutama jika
minuman yang dikemas dalam botol adalah air.

Asetaldehida dapat muncul ketika PET dipanaskan dengan temperatur di


atas 260°C. Untuk mencegah munculnya asetaldehida, kita dapat mengurangi
suhu dan juga mengurangi waktu pemanasan. Selain munculnya asetaldehida,
kendala lainnya yang dapat timbul adalah PET dapat berekasi dengan zat yang
memiliki gugus -OH dan -COOH.

C. Pabrik Plastik PET


1. Sejarah
Pada permulaannya, penemuan wadah minum masih berupa gelas yang
terbuat dari kaca. Penemuan tersebut terjadi ketika bangsa Venesia berlabuh di
sebuah pulau dan menyalakan tungku perapian untuk menghangatkan diri.
Setelah dimatikan, di bawah tungku yang digunakan di atas pasir pantai itu
ditemukan bongkahan bening. Setelah diteliti, soda abu yang sebelumnya

6
digunakan melebur bersama pasir yang kaya akan sisa kulit kerang. Kaca yang
ditemukan terbuat dari Silika Oksida (SiO2), Kalsium Oksida (CaO), dan
Natrium Oksida (NaO).
Sedikit demi sedikit, pada tahun 3000 SM, kaca mulai dibentuk sebagai
botol sebagai wadah penyimpan air dan anggur. Namun, masyarakat belum
banyak menggunakannya karena alat dan bahan yang masih terbatas. Sampai
titik ini, perkembangan kaca, khususnya botol kaca, menemui titik stagnan.
Masyarakat pada masa itu masih sangat bergantung kepada tembikar. Membuat
tembikar dianggap lebih mudah karena peralatan mengolah tanah liat lebih
banyak tersedia.
Memasuki abad ke-16, perkakas untuk memroses gelas sangat
berkembang perdagangannya. Contohnya Glass Blower, walaupun masih
tradisional tetapi banyak pengrajin Venesia dapat menggunakannya untuk
membuat gelas dari silika murni dengan kualitas yang baik.
Pada tahun 1884, seorang dokter menggagas pembuatan botol dari bahan
kaca. Botol ini dibutuhkan untuk mendistribusikan susu agar tetap steril dan
bersih saat dikonsumsi konsumen. Teknologi yang sudah cukup maju
mendorong realisasi dari ide yang sebelumnya belum bisa tersebarluaskan.
Pada tahun 1892, pembuatan botol kaca pun dilakukan secara besar-besaran.
Bukan hanya susu, botol kaca juga mulai digunakan sebagai wadah anggur.
Bisa dibilang penemuan botol memberikan dampak positif bagi industri
minuman kemasan.
Penggunaan kaca terus meluas bersamaan dengan tahap awal penemuan
plastik. Meskipun dengan satu kekurangannya yang kentara, yaitu kaca mudah
pecah, di sisi lain, kaca sangat tahan lama dan memiliki keindahan tersendiri.
Maka dari itu, nantinya, setelah plastik diproduksi secara luas, penggunaan kaca
mulai tergeser ke industri yang fungsinya lebih dekoratif.
Alexander Parkes, metalurgis, pertama kali menemukan plastik pada
tahun 1862. Bahannya berasal dari selulosa bernama parkesine. Penemuannya
dipamerkan di Great International Exhibition, London. Menurutnya, parkesine

7
lebih murah daripada karet. Namun, penemuannya tidak dapat dikembangkan
karena pada akhir abad 19 harga bahan baku plastik melonjak tinggi.
Dalam waktu yang hampir bersamaan, yakni akhir abad ke-19, John
Wessley Hyatt mengembangkan seluloid dari campuran kertas tisu, asam nitrat
dan asam sulfat sehingga terciptalah termoplastik pertama yang masih
digunakan sampai sekarang untuk film fotografi.
Kemudian, pada 1909, ahli kimia asal Belgia bernama Leo Baekeland
menemukan plastik pertama dari bahan yang sepenuhnya sintesis.
Penemuannya diberi nama Bakelite. Plastik Bakelite sangat tahan panas dan
merupakan insulator listrik sehingga banyak digunakan dalam industri otomotif
pada masanya. Keunggulan Bakelite yang sampai saat ini ada dalam plastik
modern ialah kemudahannya untuk diubah ke berbagai bentuk. Terinspirasi dari
karya Leo, bahan-bahan dengan dasar plastik mulai bermunculan.
Pada 1940-an akrilik, nilon, neoprene, dan polietilene berkembang
semakin luas. Hal tersebut memberi jalan bagi penemuan berbegai jenis plastik,
tak terkecuali PET (polyethylene terephthalate). PET mulai dikembangkan
pada pertengahan tahun 1940 oleh DuPont. Pada awalnya, penelitian ini hanya
diharapkan dapat menemukan plastik yang dapat digunakan sebagai bahan
tekstil fiber (sekarang disebut dakron). Barulah kemudian beberapa penemuan
bahan baku plastik menjadi cikal bakal munculnya ide pembuatan botol plastik
untuk industri makanan dan minuman.
Pada tahun 1970-an, teknologi stretch blow molding PET ditemukan.
Teknologi ini menghasilkan benda berongga, seperti botol yang memiliki
orientasi molekular biaksial (dua sumbu). Hal tersebut meningkatkan sifat fisik,
kejernihan, dan sifat kedap gas yang penting adanya untuk fungsi botol.
Meningkatnya sifat fisik juga membuat botol menjadi kuat, tahan lama, dan
ringan. Sejak saat itu, pasar mulai beralih ke penggunaan plastik sebagai wadah
penyimpan makanan dan minuman dan mulai meninggalkan kaca untuk fungsi
yang sama.

8
PET hingga saat ini paling banyak digunakan di dunia. Permintaan PET
sebagai pembungkus pada tahun 2014 ialah sebanyak 16 juta ton dan
diperkirakan akan terus bertambah mencapai 20 juta ton pada tahun 2019.

2. Peralatan
Alat yang digunakan untuk membuat botol plastik PET dikenal dengan
nama mesin blow molding. Mesin ini mempunyai beberapa bagian yaitu
cavity/mold, screw, head, transer stroke, dry cycle, dan motor.
Dengan alat tersebut botol plastik dibuat dengan berbagai tahapan proses,
yakni:
a. Proses mixing
Pada proses ini material akan dikerjakan oleh operator dengan cara
memasukan bahan material utama (baru) dengan pendukung (daur ulang)
ke dalam mesin pencapur (mixing). Didalam mesin pencapur nantinya
material dicampur, material yang digunakan ialah PP (Polipropilena).
Bagian bagian mesin extruder terdiri dari:
 Hopper
Proses hopper drying adalah proses pengeringan material, pada tahap ini
proses dilakukan oleh mesin dengan cara operator mesin memasukkan
hasil mixing kedalam mesin hopper drying secara manual.
 Barrel /screw
Screw adalah alat yang akan bergerak untuk membawa butiran plastik
menuju barrel untuk melelehkan butiran plastik. Nantinya cetakan
ditutup dan screw didorong maju oleh piston untuk mendorong lelehan
plastik yang akan dikerjakan mulai dari screw chamber melalui nozzle
masuk kedalam cetakan.
b. Proses injection blow molding
Blow molding adalah suatu proses manufaktur benda berongga yang salah
satu ujungnya tertutup, dengan cara mengembungkan preform atau parison
thermoplastic panas di dalam cetakan. Beradasarkan aplikasi dan

9
prosesnya sendiri blow molding terdiri dari beberapa macam proses,
diantaranya sebagai berikut:
 Injection blow molding
Proses injection blow molding diawali dengan proses penginjekan
material thermoplastic yang sudah dilelehkan kedalam cavity dan
mengililingi batang core untuk membentuk parison setengan jadi yang
disebut preform. Proses selanjutnya cetakan lain menutup dan mengapit
preform dan udara ditiupkan sehingga preform membetuk dimensi
terakhir yang diinginkan.
 Extrusion blow molding
Proses pada extrusion blow molding diawali denagn pelelehan materisl
yang kemudian didorong oleh screw menuju die head untuk
menghasilkan bentuk seperti pipa, yang kemudian ditangkap oleh
cetakan dan dilakukan proses peniupan udara bertekan sehingga parison
membentuk bentuk sesuai cetakan.
 Stretch blow molding
Stretch blow molding mengaplikasikan metode pembuatan kemasan
plastik dari sebuah preform yang direntangkan dan ditiup sehingga
membentuk sesuai bentuk terakhir yang diinginkan (Norman C. Lee,
2006).
c. Proses finishing
Proses ini adalah proses dimana pengerjaan hasil jadi produk dengan cara
memotong bagian sisi plastik yang terlebih dan tidak pas dengan ukurannya
sehingga hasil akhir produk bisa lebih baik dan lebih rapi.

10
Bab 3

Penutup

Kesimpulan

Botol plastik PET adalah produk sintesis kimia yang terbuat dari PET
(polyethylene terephthalate) yaitu polimer termoplastis campuran dari etilen glikol dan
PTA (purified terephthalic acid). PET bersifat transfaran, semi-kristalin, anti-pecah,
serta tidak reaktif dengan air maupun makanan, mudah mengalami oksidasi serta
meleleh ketika berada di suhu tinggi.

Botol PET terbuat dari campuran serpihan PET dengan biji plastik. Setelah
campuran kedua bahan tersebut dipanaskan dan berubah wujud menjadi lelehan, dapat
dilakukan dua metode untuk membentuk botol, yaitu metode cold perfom dan hot
perform.

Sejarah botol PET dimulai pada tahun 1940-an, ketika berbagai jenis plastik
ditemukan. Pada tahun 1970-an, botol PET mulai dibuat dengan teknologi stretch blow
molding PET. Sejak itu, pemakaian plastik sebagai wadah penyimpan makan dan
minuman mulai berkembang.

Mesin yang dipakai untuk membuat botol plastik PET disebut dengan blow
molding. Dengan alat tersebut, botol plastik dibuat melalui berbagai proses yaitu:
proses mixing, proses injection blow molding, dan proses finishing.

Botol plastik PET bersifat sekali pakai, karena PET menggunakan antimon
trioksida (Sb2O3) sebagai katalis dalam pembuatannya. Antimon bersifat racun yang
dapat menyerang sistem pernapasan, kulit, mata, ginjal, hati, dan jantung.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bryce, Douglas M. 1997, Plastic Injection Molding, Society of Manufacturing


Engineers, Deaborn

Ullmann, Fritz 1914, Ullmann’s Encyclopedia of Industrial Chemistry, Wiley-


VCH, Hoboken

12

Anda mungkin juga menyukai