Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dennis Chan Dikumpulkan Tgl : 17 September 2019

NPM : 1806207431 CL : 1- DNA


Kelas : Biologi Molekuler Kelompok : FG 7

I. Outline
1.1. Forensik secara general
1.2. RFLP: Aplikasi Analisis DNA pada Forensik
1.3. Identifikasi DNA dalam Forensik
1.4. Implementasi Nyata DNA dalam Forensik

II. Pembahasan
2.1. Forensik secara general
Kata “forensik” berarti “berhubungan dengan ruang sidang”. Forensik
merupakan aplikasi dari disiplin ilmu kedokteran maupun ilmu-ilmu lain yang terkait
dalam suatu penyelidikan untuk memperoleh data-data dalam mengungkap kasus
kriminal baik itu data post mortem berdasar pemeriksaan mayat maupun data dari
pemeriksaan kasus hidup seperti perkosaan, pelecehan seksual dan/ atau kekerasan
dalam rumah tangga. Ilmu forensik merupakan terapan berbagai ranah keilmuan
(multi disiplin) yang penting untuk menentukan identitas korban maupun pelaku,
tanda, sebab dan cara kematian, serta perkiraan waktu kematian

2.2. RFLP: Aplikasi Analisis DNA pada Forensik


RFLP adalah salah satu aplikasi analisis DNA asli pada penelitian forensic,
dimana dengan hasil analisis DNA dengan RFLP sebagai salah satu metodenya kita
dapat mendeteksi kepemilikan DNA yang akan ditindaklanjuti bagian forensic.
Dengan perkembangan dan adanya teknik analisis DNA yang lebih baru dan lebih
efisien. RFLP tidak lagi digunakan karena membutuhkan sampel DNA yang relative
banyak walaupun hasil analisis yang dihasilkan dinilai stabil dibanding teknik
analisis DNA lainnya. Selain itu sampel yang diperoleh juga biasanya sudah
terdegradasi oleh faktor lingkungan, seperti kotoran atau jamur, sehingga tidak dapat
digunakan untuk RFLP. RFLP merupakan teknik sidik DNA berdasarkan deteksi
fragmen DNA dengan panjang yang bervariasi. Proses yang dilalui DNA dalam
RFLP sehingga dapat menghasilkan analisis forensic yang berbeda untuk tiap
individu adalah:
- Mengisolasi DNA dari sampel
- Setelah DNA diisolasi dari sampel, ia akan mengalami restriksi pencernaan
menggunakan enzim restriksi
- Sampel DNA yang dicerna kemudian akan mengalami proses elektroforesis gel,
di mana DNA dipisahkan berdasarkan ukurannya. Pada proses ini, akan
diproduksi banyak fragmen DNA dengan sedikit perbedaan panjang.
- Gel kemudian akan terpapar pada bahan kimia untuk mendenaturasi DNA untai
ganda menjadi untai tunggal.
- Ini diikuti oleh pembekuan selatan di mana DNA ditransfer dari gel ke membran
nilon.
- Membran nilon kemudian diekspos ke larutan dengan probe nukleotida
komplementer radioaktif yang berhibridisasi dengan sekuens DNA yang dipilih
secara spesifik pada membran nilon.
- Membran kemudian ditempatkan terhadap film sinar-X, di mana probe radioaktif
hibridisasi menyebabkan paparan film sinar-X, menghasilkan autoradiogram.
- Analisis RFLP dilakukan untuk mendeteksi perbedaan pola untuk
mengkonfirmasi polimorfisme.

Gambar 1. Proses RFLP (Sumber: microbenetes.com)

2.3. Identifikasi DNA dalam Forensik


Pemeriksaan identifikasi forensik (DNA) merupakan pemeriksaan yang
pertama kali dilakukan, terutama pada kasus tindak kejahatan yang korbannya tidak
dikenal walaupun identifikasi juga bisa dilakukan pada kasus non kriminal seperti
kecelakaan, korban bencana alam dan perang, serta kasus paternitas (menentukan
orang tua). Secara biologis, pemeriksaan identifikasi korban bisa dilakukan dengan
odontologi (gigi-geligi), anthropologi (ciri tubuh), golongan darah serta sidik DNA.
Sidik DNA merupakan gambaran pola potongan DNA dari setiap individu.
DNA yang biasa digunakan dalam tes adalah DNA mitokondria dan DNA inti
sel. DNA yang paling akurat untuk tes adalah DNA inti sel karena inti sel tidak bisa
berubah sedangkan DNA dalam mitokondria dapat berubah karena berasal dari garis
keturunan ibu, yang dapat berubah seiring dengan perkawinan keturunannya. Contoh
pengidentifikasian DNA inti sel adalah pada punting rokok. jika ditemukan puntung
rokok pada TKP, maka yang diperiksa adalah DNA inti sel yang terdapat dalam
epitel bibir karena ketika rokok dihisap dalam mulut, epitel dalam bibir ada yang
tertinggal di puntung rokok. Epitel ini masih menggandung unsur DNA yang dapat
dilacak.
2.4. Implementasi Nyata DNA dalam Forensik
DNA yang digunakan dalam forensik telah menghasilkan manfaat dalam
banyak cara. Sebagai contoh, telah digunakan untuk membangun rekor individu
anggota keluarga yang hilang sebagai akibat dari Holocaust. Perbandingan DNA
telah dilakukan untuk membantu mengidentifikasi korban tak dikenal dimakamkan
di kuburan di seluruh benua Eropa.
Contoh lain implementasi DNA dalam Forensik adalah Analisis DNA
mitokondria telah digunakan untuk tidak hanya mendokumentasikan migrasi
populasi manusia di seluruh dunia, tetapi juga untuk mengidentifikasi hubungan
leluhur. Banyak Afrika-Amerika yang keturunan dari budak Afrika telah
menggunakan proses ini untuk mempersempit wilayah benua Afrika yang
merupakan tempat kelahiran nenek moyang mereka.
2.5. Kesimpulan
DNA memiliki fungsi yang sangat erat dalam Forensik. Forensik tidak akan
dapat bergerak jika DNA daripada sampel yang ingin diuji tidak ditemukan, Seiring
berkembangnya teknologi, sudah terdapat banyak teknik analisis DNA modern yang
digunakan Forensik, seperti CODIS, STR, PCR, dll. Dengan adanya berbagai
teknologi analisis DNA ini membuktikan bahwa DNA memegang andil besar dalam
bidang forensic, terutama untuk identifikasi seorang individu.
III. Daftar Pustaka
Nelson, D.L., Cox, M.M.,. 2008. Principles of Biochemistry Edisi ke 5. New York:
W. H Freeman Company
Kartika, R.P. 2010. Penerapan Teknologi DNA dalam Identifikasi Forensik [Tesis].
Yogyakarta (ID): Universitas Negeri Yogyakarta
Sagar Aryal. 2018. Restriction Fragment Length Polymorphism (RFLP) [Internet].
[diunduh 15 September 2019]. Tersedia pada:
https://microbenotes.com/restriction-fragment-length-polymorphism-rflp/

Anda mungkin juga menyukai