Anda di halaman 1dari 12

UNIVERSITAS INDONESIA

MATAKULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN TERINTEGRASI A

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERKEBUDAYAAN

DISUSUN OLEH:
HOME GROUP 1
Muhammad Raihan Pratama (1806148555)

REKAN KERJA:
Bhujangga Binang Jalantara (1806148391)
Elissa Oktaviana Kusuma Dewi (1806199612)
Muthia Hanun (1806199814)
Tasya Shavana (1806191982)
(180)

FAKULTAS TEKNIK
DEPOK
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah Matakuliah Pengembangan
Kepribadian Terintegrasi A (MPKT A) ini dengan baik, meskipun masih terdapat banyak
kekurangan di dalamnya.

Dalam menyusun makalah ini kami mendapatkan referensi dari hasil diskusi, sumber-
sumber informasi online, dan ditambah dengan opini penulis sendiri. Semoga makalah ini dapat
menambah wawasan para pembaca mengenai manusia sebagai mahluk berkebudayaan. Kami
sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari dosen untuk perbaikan makalah ini.

Depok, 8 Mei 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 2
1.4 Metodologi Penulisan .......................................................................................... 2

BAB II. ISI


2.1. Hakikat Kebudayaan ........................................................................................... 3
2.2. Definisi Kebudayaan ........................................................................................... 4
2.3. Belajar Kebudayaan ............................................................................................ 4
2.4. Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan............................................................... 5
2.5. Kebudayaan dalam Berbagai Aspek Kehidupan Manusia .................................. 6

BAB III. PENUTUP


3.1. Kesimpulan ......................................................................................................... 8
3.2. Saran ................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manusia merupakan satu-satunya makhluk ciptaan Tuhan yang
memilikikelebihan yang luar biasa dibandingkan dengan makhluk yang lainnya. Tuhan
menciptakan manusia dengan bentuk yang sebaik-baiknya dan dengan dilengkapi oleh
akal serta hawa nafsu. Manusia tidak hanya bergerak berdasarkan insting
semata,melainkan mampu menggunakan nalar dan kemampuan berpikirnya dalam
menjalankan hidup serta memecahkan berbagai masalah hidupnya sehingga kualitas
hidup manusia melampaui kualitas hidup makhluk yang lain.
Sebagai mahkluk sosial, individu memiliki kebutuhan yang kuat untuk
hidup bersama dalam kelompok dan melalui hidup berkelompok, individu dapat
mengembangkan kemampuan berinteraksinya. Individu yang ada di dalam suatu
kelompok melakukan interaksi di antara mereka dan melalui interaksinya itu disepakati
aturan-aturan atau norma-norma yang mengatur kehidupan berkelompok.
Kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat tertentu akan membentuk
suatu pola pikir dan kebudayaan yang sama. Oleh sebab itu, aspek masyarakat dan
kebudayaan dibahas sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Masyarakat
merupakan penghasil kebudayaan dan tanpa masyarakat, kebudayaan tidak akan
terbentuk.
Sangat menariknya pembahasan tentang individu, kelompok, masyarakat dan
kebudayaan inilah yang membuat kami tertarik untuk mengulas sedikit tentang
Manusia sebagai Makhluk Berkebudayaan.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
a. Apa pengertian masyarakat dan kebudayaan?
b. Bagaimanakah hubungan antara masyarakat dengan kebudayaan?
c. Apa saja permasalahan kebudayaan di Indonesia?
d. Mengapa permasalahan kebudayaan dapat terjadi?
e. Apa pengaruh permasalahan kebudayaan di Indonesia?
f. Bagaimana cara mempelajari dan mengatasi permasalahan kebudayaan?

1
1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
a. Mengetahui permasalahan budaya-budaya di Indonesia.
b. Mengetahui penyebab terjadinya permasalahan kebudayaan.
c. Mengetahui pengaruh permasalahan kebudayaan di Indonesia.
d. Mengembangkan pengetahuan tentang nilai-nilai budaya.
e. Membuat lebih kita peka terhadap kebudayaan sekitar.

1.4. Metodologi Penulisan


Metode yang digunakan penulis dalam makalah ini adalah dalah metode kepustakaan,
yaitu dengan mengambil referensi-referensi dari berbagai media cetak dan elektronik.

2
BAB II
ISI

2.1. Hakikat Kebudayaan


Sebagai makhluk sosial, keberadaan seseorang senantiasa tergantung kepada
keberadaan orang lain. Pada 2300 SM, seorang filsuf terkenal, Aristoles, menyebutkan
bahwa “man a social animal”, manusia adalah makhluk sosial. Tanpa kehidupan sosial,
tampaknya sulit mengharapkan individu dapat berkembang sepenuhnya, sehingga ada
ungkapan “manusia hanya bisa menjadi manusia bila ia hidup bersama manusia lain”.
Keberadaan seseorang sangat tergantung pada lingkungan sosial, di mana ia berada.
Demikian juga identitas seseorang, ia dikenal melalui keberadaannya dalam
lingkup sosialnya. Di dalam lingkungan sosial itulah dikembangkan suatu kebudayaan,
yaitu keseluruhan kompleks, berupa ilmu pengetahuan, keyakinan, serta kebiasaan yang
didapat manusia sebagai anggota masyarakat (E.B. Tylor, 1871 di dalam Widaghdo,
2001: 19).
Segala tingkah laku manusia, meskipun dalam kadar tertentu sama dengan tingkah
laku tumbuhan dan binatang, namun apa yang dilakukan manusia memiliki derajat
kualitas yang berbeda dengan yang dilakukan oleh makhluk hidup lainnya. Jika tumbuhan
dan binatang memiliki daya hidup sesuai dengan apa yang disediakan oleh alam, maka
manusia memiliki kemampuan daya hidup yang luar biasa. Manusia memiliki
kemampuan untuk mengatasi, mengubah, dan merekayasa alam. Kemampuan ini berbeda
dengan kemampuan yang dimiliki tumbuhan dan binatang. Seperti kita ketahui, tumbuhan
akan mati dalam suatu kondisi yang tidak memungkinkan terjadinya fotosentesis.
Tumbuhan yang berada di tempat gelap dan tidak memungkinkan mendapat sinar
matahari tidak dapat mengupayakan dirinya berjalan menuju tempat lain untuk
mendapatkan sinar matahari. Adapun manusia memiliki daya untuk bertahan hidup dalam
situasi apapun. Manusia dapat kita temukan di suatu tempat yang sangat panas, maupun
di tempat yang sangat dingin.
Selain itu, manusia dapat meniru bentuk rumah dari kelompok masyarakat lainnya.
Dengan akal pikiran yang dimilikinya, manusia tidak sekedar berjalan, makan, berbicara,
melakukan reproduksi, dan aktivitas sebagai mana makhluk hidup lainnya. Manusia dapat
mengekspresikan dan mengkreasikan cara berjalan, sehingga menjadi cara berjalan yang
khas, seperti cara berjalan prajurit, cara berjalan foto model, dan sebagainya. Demikian

3
juga cara makan yang dilakukan manusia, sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan
budaya tempat manusia itu berada, sehingga kita mengenal berbagai ragam cara makan.
Contoh-contoh di atas memperlihatkan bahwa karakter manusia sebagai makhluk
hidup memiliki keunggulan dari karakter makhluk hidup lainnya. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa terdapat suatu kompleksitas cara hidup kelompok manusia, yang
meliputi kebiasaan, keyakinan, dan tata aturan yang berpola, yang dikenal dengan istilah
kebudayaan. Secara singkat, kebudayaan adalah the total way of life of any society,
keseluruhan cara hidup suatu masyarakat (Ember & Ember, 2007: 215).

2.2. Definisi Kebudayaan


Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk
dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana
juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak
orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang
berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya, dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, peristiwa itu membuktikan bahwa budaya
dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosial-budaya ini tersebar, dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan, dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan
kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
semuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.

2.3. Belajar Kebudayaan


Budaya merupkan perilaku yang terbentuk dari lingkungan tempat tinggal,
setiap perilaku manusia ditentukan oleh lingkungannya. Situasi di luar lingkungan

4
manusiadisebut stimulus, situasi di luar lingkungan ini nantinya akan menimbulkan
sebuahdorongan. Dari hasil stimulus dan dorongan akan muncul respon, jika hal ini
berulagkali terjadi maka akan terbentuk sebuah kebiasaan.
Proses belajar kebudayaan dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu:
a) Internalisasi Kebudayaan
Proses Internalisasi adalah proses yang terjadi pertama kali, proses ini telah ada
darikita lahir dan berlangsung hingga saat ini. Proses ini adalah bentuk
penanaman nilaike dalam jiwa seseorang hingga nilai tersebut tercermin pada
perilaku sehari hari.menurut Koentjaraningrat (2009:185) adalah proses panjang
seorang individumenanamkan dalam kepribadiaannya segala perasaan, hasrat,
nafsu, dan emosi yangdiperlukannya, sepanjang hidupnya, sejak ia dilahirkan
sampai menjelang ajalnya.
b) Sosialisasi Kebudayaan
Soerjono Soekanto, “Sosialisasi adalah suatu proses di mana anggota
masyarakat baru mempelajari norma-norma dan nilai-
nilai masyarakat di mana ia menjadi anggota”. Sosialisasi terjadi dimana
seseorang menerima pengaruh, peranan ataupuntindakan dari orang
disekitarnya
c) Eksternalisasi Kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat (2009:189), enkulturasi atau pembudayaan
merupakan suatu proses seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam
pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, sistem, norma, dam peraturan yang
hidup di dalam kebudayaannya. Sejalan degan proses sosialisasi seseorang juga
mengalami proses enkulturasi, yaitu proses penanaman nilai dan norma yang
berlaku.

2.4. Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan


Setiap manusia akan meninggalkan dunia, namun demikian, kebudayaan yang
dimilikinya dapat terus berkembang dan didukung oleh anggota masyarakat lainnya.
Kebudayaan itu diwariskan, baik secara vertikal maupun secara horizontal. Secara
vertikal, kebudayaan dapat diwariskan dari generasi ke generasi; adapun secara
horizontal kebudayaan disebarkan dengan melalui pertemuan antarindividu dan
antarmasyarakat.
a) Difusi dan Migrasi Manusia

5
Beberapa ahli kebudayaan mengemukakan teori difusi, yaitu suatu proses
penyebaran kebudayaan yang dibawa oleh masyarakat yang bermigrasi dari
satu tempat ke tempat yang lain. Migrasi adalah suatu proses perpindahan
sekelompok atau beberapa kelompok manusia dari satu tempat ke tempat
lainnya. Dalam proses berpindah itulah, manusia membawa kebudayaannya dan
ditiru oleh masyarakat yang ditemuinya.
b) Asimilasi dan Akulturasi
Akulturasi adalah pertemuan dua kebudayaan atau lebih yang masing masing
kebudayaan itu melebur membentuk kebudayaan yang baru dan unik. Gejala
akulturasi inilah yang sebenarnya sering terjadi dalam penyebaran kebudayaan
dunia. Jika kebudayaan yang datang bersifat dominan bertemu dengan
kebudayaan masyarakat lokal, dan masyarakat berkebudayaan lokal menerima
kebudayaan yang baru (melalui proses yang panjang), maka terjadilah proses
asimilasi.
c) Inovasi dan Penemuan
Proses inovasi meliputi proses penemuan (discovery) dan penyebaran
(invention). Proses pertama, yaitu discovery, mungkin saja dilakukan oleh
individu maupun individu-individu, secara terpisah maupun suatu rangkaian
penemuan. Discovery ini berkembang menjadi invention setelah diterima,
diakui, dan diterapkan oleh masyarakat (Koentjaraningrat, 2009:210-211)

2.5. Kebudayaan dalam Berbagai Aspek Kehidupan Manusia


Ras mengacu pada pengelompokan berdasarkan ciri biologis dan bukan
cirikebudayaan. Adapun “etnis” yang sering disebut bangsa atau suku bangsa adalah
suatu kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan lain berdasarkan akar dan
identitas kebudayaaan.
Proses pembentukan masyarakat dan perkembangannya tidak terlepas dari
aspek ekonomi. Masyarakat terbentuk karena keinginan untuk secara bersama-sama
(berkooperasi) memenuhi kebutuhannya dengan memanfaatkan sumber daya yang
tersedia. Sistem ekonomi apa pun yang bentuknya yang dianut, meliputi aspek-aspek
berikut:
1) Value system
Sistem nilai yang dipergunakan masyarakat. Sistem nilai ini selanjutnya
merumuskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai, Kepemilikan sumber daya, sistem

6
insentif yang digunakan, serta sistem alokasi yang diberlakukan. Sistem nilai
yang dianut bisa berupa sistem nilai utilitarian, egalitarian, syariah, Pancasila,
atau sistem nilai lainnya.
2) System of objectives
Tujuan yang ingindicapai bisa berupa kesejahteraan (welfare) yang perlu pula
dijelaskan maknanya, keadilan (justice), pemerataan (equality), kebebasan
(liberty), stabilitas (stability), perlindungan terhadap lingkungan hidup, dan
tujuan-tujuan lainnya.
3) System of ownership
Sistem pemilikan sumber daya oleh masyarakat. Pemilikan sumber daya bisa
berupa pemilikan bersama (common ownership), swasta (private ownership),
public (public ownership), dan kooperatif (cooperative ownership).
4) System of incentives
Sistem insentif dalam kegiatan ekonomi masyarakat yangdapat berupa insentif
materi (uang, barang, atau jasa), atau insentif moral, atau insentif berupa
kekuasaan, atau insentif bentuk lainnya.
5) System of coordination/allocation
Sistem alokasi sumber daya dan hasil-hasil kegiatan ekonomi masyarakat, yang
bisa dengan cara yang merupakan tradisi, ataudengan mekanisme pasar bebas,
atau dengan perencanaan baik perencanaan komando,terpimpin atau lainnya.

7
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi, oleh karena itu
sangat diperlukan untuk belajar kebudayaan yang dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu
internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.
Menyadarkan warga Indonesia yang memiliki kebudayaan beragam untuk
mempertahankannya sangat penting dalam perkembangan era globalisasi. Karena
nyatanya meskipun kini banyak generasi muda yang tidak lagi peduli dengan
kebudayaan lokal, justru orang-orang dari luar negeri sangat tertarik. Jika kita mampu
memanfaatkan peluang tersebut, perekonomian dan nama baik Indonesia di mata
dunia akan menjadi semakin baik lagi.

3.2. Saran
Penulis menyadari bahwa masih jauh dari kata sempurna, hingga penulis merasa
masih perlu belajar lagi dalam membuat makalah. Dengan demikian, penulis berharap
kepada pembaca dapat memberikan saran dan kritik terhadap makalah ini. Penulis
juga meminta maaf jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan dalam penulisan
makala ini. Selain itu, penulis berharap makalah ini dapat menjadi referensi bagi para
pembaca.

8
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, D.S.Y. 2011. Penurunan Rasa Cinta Budaya Dan Nasionalisme Generasi Muda
Akibat Globalisasi. Jurnal Sosial Humaniora, Vol 4 No. 2, November 2011.

Tim Revisi. (2017). Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Terintegrasi (MPKT) A .


Depok: Universitas Indonesia.

http://blog.unnes.ac.id/triyuliana/2015/12/20/internalisasi-nilai-nilai-budaya-dalam-

pembentukkan-kepribadian-dan-karakter-antropologi-sma-kelas-x-bab-3/ (diakses pada 7

Mei 2019)

https://nasional.kompas.com/read/2008/11/26/17323361/generasi.muda.kurang.peduli.bud

aya.sendiri (diakses pada 7 Mei 2019)

Anda mungkin juga menyukai