Anda di halaman 1dari 1

Kondisi IGD yang padat dan sulitnya diprediksi sudah menjadi isu global di dunia.

Kepadatan ini
berdampak pada keselamatan pasien, mengancam privasi pasien dan sering menjadi konflik
diantara staff IGD. Sehingga diperlukan suatu sistem pemilihan pasien berdasarkan penyakitnya,
keparahan, prognosis serta sumber daya yang ada. Sistem ini yang dikenal dengan istilah triase.

Triase berasal dari Bahasa perancis “trier” yang artinya menyusun atau memilah. Triase dapat pula
didefinisikan sebagai metode untuk secara cepat menilai keparahan kondisi, menetapkan prioritas,
dan memindahkan pasien ke tempat yang paling tepat untuk perawatan.

Terdapat beberapa sistem triase modern yang telah dikembangkan di dunia, antara lain : Australian
Triage Scale (ATS), Manchester Triage Scale (MTS), Canadian Triage and Acuity Scale (CTAS),
serta Emergency Severity Index (ESI). Berbeda dengan metode triase konvensional (klasik)
dimana masih menggunakan sistem pengelompokan 3 level (merah-kuning-hijau), sistem triase
modern mengelompokkan pasien menjadi 5 level berjenjang.

Sistem triase yang baik harus memenuhi 4 kriteria, yaitu : (1) Utilitas, sistem triase harus mudah
dipahami dan praktis dalam aplikasinya oleh staff di IGD (perawat/bidan/dokter). (2) Valid, sistem
triase harus dapat mengukur urgency suatu kondisi sesuai dengan seharusnya. (3) Reliabel, sistem
triase dapat dilaksanakan oleh seluruh staff medis dan memberikan hasil yang seragam. (4)
Keamanan (safety), keputusan yang diambil melalui sitem triase harus mampu mengarahkan
pasien untuk mendapatkan pengobatan yang seusai kategori triase.

Emergency Severity Index (ESI) merupakan triase yang dikembangkan di Amerika Serikat sejak
akhir tahun sembilan puluhan. ESI cukup mudah diadopsi kedalam sistem triase IGD di Indonesia
karena sistem triase ESI tidak didasari oleh diagnosis untuk penentuan level triasenya. Sehingga
mampu dilakukan tidak hanya oleh dokter tetapi juga dapat dilakukan oleh perawat/bidan.

Oleh karena itu, dalam rangka memenuhi standar akreditasi, maka in house training triase yang
diadopsi dari sistem ESI ini diselenggarakan dengan harapan peserta mampu melakukan triase
berbasis bukti sesuai dengan regulasi rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai